Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal inilah yang akan membawa
pengaruh besar bagi siswa pada keadaan lingkungan belajar sekolah. Upaya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada materi oksidasi-reduksi maka diterapkannya model Inquiry dan model PBL untuk mengetahui
keefektifan dari kedua jenis model pembelajaran tersebut.
2.5 Kerangka Berpikir
Seorang pendidik berperan sebagai fasilitator dalam setiap proses pembelajaran. Mengiringi peran guru sebagai fasilitator perlu dilakukan
berbagai inovasi model pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik dan lebih mendapatkan kebermanfaatan dari ilmu yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka beranggapan bahwa penggunaan model pembelajaran yang bervariasi membuat siswa tidak jenuh dalam proses
pembelajaran dikelas
dan menciptakan
suasana belajar
yang menyenangkan sesuai dengan yang diharapkan oleh kurikulum 2013
yang meneka nkan pada “student-centered” sehingga siswa memiliki
keterampilan yang lebih tinggi dalalm memecahkan persoalan dalam materi secara diskusi kelompok.
Jika konsep baru tidak dikaitkan dengan konsep yang telah diketahui siswa maka akan terjadi belajar hafalan. Mempelajari kimia lebih
membutuhkan pemahaman dan penerapan daripada penghafalan. Banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap pelajaran kimia,
salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan guru. Untuk itu, diperkenalkan suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran
PBL dan inquiry. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan
PBL dan inquiry maka siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif karena siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, karena
dilakukan presentasi yang membuat siswa terlibat aktif dalam diskusi kelas.
Melalui penelitian ini akan dibuat mekanisme pembelajaran dengan menggunakan dua model pembelajaran pada dua kelas yaitu kelas
eksperimen 1 menggunakan model PBL dan kelas eksperimen 2 menggunakan model inquiry dimana nantinya hasil belajar kedua model
pembelajaran akan dibandingkan.
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian yang relevan maka hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: Terdapat perbedaan hasil belajar penerapan model PBL dan Inquiry
pada siswa kelas X IPA materi reaksi oksidasi-reduksi SMAN 1 Wiradesa Pekalongan.
Metode konvensional
Ketercapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran rendah, Pembelajaran kimia sulit dipahami, pengetahuan terhadap aplikasi materi rendah
Inovasi Pembelajaran Model PBL dan Inquiry
Analisis kompetensi pengetahuan materi reaksi oksidasi-reduksi
Analisis Kompetensi afektif, dan psikomotorik
Hipotesis
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Subyek Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMAN 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 20152016.
3.1.2 Sampel Penelitian
Pemilihan kelas sebagai sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Hal ini dilakukan setelah
memperhatikan hasil uji homogenitas dari populasi yang memiliki varians yang sama.
3.1.3 Variabel Penelitian
3.1.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang diselidiki pengaruhnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
PBL dan inquiry.
3.1.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa.
3.1.3.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol untuk penelitian ini yaitu kurikulum, guru yang sama peneliti, materi dan jam pelajaran yang sama.
3.1.4 Desain Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen. Kelas dipilih secara acak random dari lima kelas. Kelas
eksperimen ini masing-masing mendapatkan pembelajaran dengan