2. Sikap meliputi instrumen penilaian dalam lembar observasi afektif yaitu:
a. Percaya diri b. Komunikatif
c. Kritis d. Demokratis
e. Santun f. Antusiasme dan rasa ingin tahu
g. Kerjasama h. Tanggung Jawab
i. Toleransi j. Gotong Royong
k. Spiritual l. Teliti
m. Jujur n. Disiplin
o. Damai 3. Keterampilan meliputi penilaian lembar observasi yaitu pada saat
kegiatan presentasi berlangsung.
3.1.5.5.2 Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pengembangan instrumen, karena dari uji coba inilah diketahui
informasi mengenai kualitas instrumen yang digunakan. Uji coba dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan tes kepada kelompok
yang bukan merupakan sampel penelitian.
3.1.5.5.3 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen mempunyai validitas rendah berarti tingkat kevalidannya kurang. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan peneliti. Validitas yang hendak diamati meliputi:
1 Validitas Instrumen
Sebelum instrumen disusun, peneliti menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu berdasarkan kurikulum yang berlaku, selanjutnya
dikonsultasikan dengan kedua dosen pembimbing terlebih dahulu.
2 Validitas Butir Soal
Menurut Arikunto 2013 validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi biserial yaitu sebagai berikut:
r
pbis
= √
Keterangan: r
pbis
= Koefisien korelasi biserial Mp
= Skor rata-rata kelas yang menjawab benar butir yang bersangkutan
Mt = Skor rata-rata total
P = Proporsi peserta yang menjawab benar butir yang
bersangkutan St
= Standar deviasi skor total q
= 1-p Sudjana 2005 menyatakan hasil perhitungan r
pbis
kemudian digunakan untuk mencari signifikansi t hitung dengan rumus:
t hitung =
√ √
Kriteria: Jika t hitung t tab, maka butir soal valid, dengan dk= n-2 dan n adalah jumlah siswa.
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas Soal No
Kriteria Nomor soal
Jumlah 1.
Valid 2,3,5,7,9,10,14,16,17,22,24,27,29,30,
32,35,38,39,40,41,42,45,47,48,50 25
2. Tidak
Valid 1,4,6,8,11,12,13,15,18,19,20,21,23,
25,26,28,31,33,34,36,37,43,44,46,49 25
Jumlah 50
3.1.5.6.5 Daya beda
Analisis daya beda bertujuan untuk melihat kemampuan soal membedakan antara siswa yang kemampuannya di atas rata-rata dengan
siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata, dengan rumus: D =
Keterangan: D
= Daya pembeda BA
= Banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar BB
= Banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar JA
= Banyaknya siswa pada kelas atas JB
= Banyaknya siswa pada kelas bawah Untuk menginterpretasikan daya pembeda dapat digunakan kriteria
sebagai berikut. Tabel 3.3 Kriteria Daya Beda Soal
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00 0,00 DP ≤ 0,20
0,20 DP ≤ 0,40 0,40 DP ≤ 0,70
Sangat jelek Jelek
Cukup baik Baik
0,70 DP ≤ 1,00 Sangat baik
Arikunto, 2012 : 232 Berdasarkan kriteria diatas, hasil perhitungan daya beda soal dapat
dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Daya Beda Soal
No Kriteria
No. Soal Jumlah
1 Sangat Jelek 1,6, 13,15,21,23 ,44,49
7 2
Jelek 4, 8,20, 33,34, 37,43,46,49
8 3
Cukup Baik 16,24,26, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36,
39, 40, 41, 42, 48 15
4 Baik
2,3,5,7,9,10,11,12,14,17, 18,19, 22, 25, 27, 38 45,47, 50.
19 5
Sangat Baik 46
1
Jumlah 50
3.1.5.6.6 Tingkat kesukaran TK