39
B. Pembahasan
Penerapan pembelajaran e-learning disertai model pembelajaran TGT Team Game Tournament ini dilakukan di empat kelas XI IPA yaitu XI IPA
1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4. E-learning yang digunakan diterapkan di luar jam sekolah sebagai pemerkaya dan pengayaan materi struktur dan fungsi
sel. TGT yang digunakan diterapkan di dalam jam sekolah untuk mengetahui seberapa besar penguasaan siswa terhadap pembelajaran baik pembelajaran
yang dilakukan di dalam kelas maupun pembelajaran melalui e-learning. Pembelajaran secara umum yaitu dengan mempelajari e-learning di luar jam
sekolah melalui website e-learning sebelum pembelajaran di dalam kelas pada setiap materi yang diajarkan di setiap pertemuan, sedangkan TGT dilakukan di
dalam kelas dengan cara siswa mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru pada kartu jawaban yang dipegang siswa pertemuan 1 dan
2 dengan jumlah pertanyaan 15 soal. TGT pada pertemuan ke-3 dilaksanakan dengan cara siswa dalam kelompoknya masing-masing beradu cepat
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. TGT pada pertemuan ke-4, siswa berkompetisi untuk membuat preparat terbaik struktur dan fungsi sel
yaitu membuat preparat epitelium rongga mulut, epidermis dalam bawang merah, dan preparat irisan membujur daun Rhoe discolor. Skor yang didapat
selanjutnya diakumulasikan menjadi satu menjadi skor akhir TGT yang digunakan sebagai penentu pemenang dari TGT ini.
Aktivitas siswa dalam pembelajar menggunakan e-learning diukur melalui jumlah pengunjung website e-learning yang diambil dari counter
pengunjung website www.elearning-bio.co.cc
. Data counter website e-learning
yang diambil yaitu mulai tanggal 27 Juli 2010 sampai tanggal 9 Agustus 2010, data pengunjung tercatat sebanyak 310 pengakses. Data
aktivitas siswa yang menggunakan e-learning yang diambil dari counter pengunjung website e-learning ini merupakan data yang memiliki tingkat
keakuratan dibawah 100, dikarenakan dalam pembelajaran e-learning sebagaian besar siswa melakukan pembelajaran e-learning bersama kelompok
mereka masing-masing dalam satu komputer internet sehingga counter
40
website e-learning memiliki jumlah pengakses sedikit. Selain itu belum adanya kontrol kepada siswa yang melakukan akses e-learning seperti tidak
adanya absensi online setiap siswa yang mengakses e-learning dimungkinkan orang lain selain siswa kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo juga dapat mengakses
e-learning meskipun website e-learning pada saat penelitian belum terdeteksi
oleh mesin pencari seperti google. Meskipun data counter e-learning tidak 100 akurat, namun data ini tetap dijadikan acuan sebagai data aktivitas siswa
dalam menggunakan e-learning. Dari data ini terlihat bahwa aktivitas siswa dalam menggunakan e-learning selama penelitian ini pada kriteria aktif yaitu
pada skor antara 260 sampai 316. Selain itu data ini juga didukung oleh data dari pengumpulan tugas melealui e-learning. Tugas yang diberikan kepada 24
kolompok ternyata dikumpulkan tepat waktu sesuai batas pengumpulan tugas yang telah ditetapkan mulai tanggal 27 Juli sampai 8 Agustus 2010, dimana
skornya mencapai 24 yang terdapat pada kriteria sangat aktif antara skor 20 sampai 24. Kedua data baik data jumlah pengunjung website maupun data
pengumpulan tugas melalui e-learning menunjukkan bahwa siswa sangat nyaman, termotivasi dan antusias terhadap penggunaan e-learning.
Kenyamanan dalam mengakses e-learning dan adanya motivasi belajar merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan pembelajaran e-learning.
Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Rodriguez 2008 yang menyatakan bahwa kenyamanan menggunakan e-learning dan adanya motivasi untyuk
belajar ada hubungannya dengan keberhasilan dan kualitas dari pembelajaran e-learning.
Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap Aktivitas siswa selama 4 kali pertemuan. Semua hasil yang didapat
dicatat di dalam lembar observasi Aktivitas siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa seluruh kelas yang
dijadikan sampel penelitian telah mencapai kriteria yang telah ditetapkan yaitu sebesar
≥ 70 dimana siswa mencapai kriteria keaktifan tinggi dan sangat tinggi yaitu sebesar 85. Data Aktivitas siswa
lampiran 50 terlihat bahwa
baik kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 aktivitas siswa yang
41
paling tinggi ada pada saat kegiatan TGT. Hal ini disebabkan karena dengan penggunaan TGT siswa akan menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran.
Motivasi dan minat belajar siswa ini muncul karena siswa saling berkompetisi antar kelompok untuk memperoleh skor terbanyak sehingga Aktivitas siswa
dalam pembelajaran meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sardiman 2007 yang menyatakan bahwa motivasi muncul karena terangsangterdorong
oleh adanya tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai oleh siswa adalah untuk memperoleh skor terbanyak dari permainan dan memenangkan
permainan. Motivasi yang timbul dalam diri siswa ini sesuai dengan data angket tanggapan siswa tabel 10 yang menyatakan bahwa 16 dan 81 siswa
sangat setuju dan setuju bahwa belajar menggunakan TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penerapan E-learning disertai TGT dalam pembelajaran ternyata berkontribusi dalam meningkatnya hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa
tabel 9 yang ada menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa dari ke empat kelas yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 yang
dijadikan sampel penelitian adalah 100, 100, 96.9, dan 82.8, yang berarti bahwa semua kelas yang dijadikan sampel penelitian telah memenuhi
kriteria ketuntasan klasikal minimal yaitu 80. Hasil belajar siswa yang rata- rata sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Salah satu faktornya adalah pengaruh dari Penerapan e-learning selama pembelajaran materi struktur dan fungsi sel, dengan penerapan e-learning
siswa dapat belajar dengan mudah dimanapun dan kapanpun tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Materi yang disajikan di dalam e-learning juga
disajikan dengan sangat menarik yang disertai gambar, animasi, video, serta materi yang mudah dipahami oleh peserta didik sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tersampaikan melalui e-learning, ini sesuai dengan pendapat Anitah 2008 yang menyatakan bahwa suatu media dapat dikatakan
sebagai media pembelajaran yang baik apabila segala sesuatunya membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Selain itu, e-learning
juga mempermudah siswa dalam mengumpulkan tugas secara online melalui
42
website e-learning tersebut. Tidak hanya itu saja di dalam e-learning juga terdapat menu latihan soal mengenai materi struktur dan fungsi sel sebanyak
30 soal pilihan ganda yang bisa langsung diketahui berapa skor yang bisa didapat oleh siswa saat mengerjakan soal-soal online tersebut, sehingga dapat
membantu siswa untuk mengukur kemampuan dalam penguasaan konsep materi struktur dan fungsi sel, hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan yang
ada diangket tanggapan siswa terhadap pembelajaran tabel 10 dimana 29 dan 86 siswa dari 124 siswa menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa
e-learning yang digunakan dapat meningkatkan penguasaan materi struktur
dan fungsi sel. Selain penerapan e-learning, TGT yang diterapkan saat pembelajaran
juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Penerapan TGT membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, adanya unsur permainan, kompetisi
antar kelompok, serta penghargaan terhadap kelompok yang memenangkan permainan ternyata memberikan motivasi yang tinggi kepada siswa untuk
saling berkompetisi antar kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin 2008 yang menyatakan bahwa ketika siswa bekerja secara bersama-sama
untuk meraih sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan norma-norma yang baik untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk
keberhasilan kelompok. Pendapat ini juga diperkuat oleh Sanjaya 2006 yang menyatakan bahwa siswa dapat belajar dengan baik bila ada suasana yang
nyaman, aman, dan bebas dari rasa takut selama pembelajaran. Permainan, kerjasama, kompetisi, dan penghargaan kelompok ternyata bisa membuat
siswa lebih bersungguh-sungguh dalam belajar yang pada akhirnya didapatkan hasil belajar yang memuaskan. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar
siswa mendapatkan nilai yang memuaskan diatas KKM yang sudah ditentukan sebesar
≥ 70 yaitu nilai rata-rata hasil belajarnya sebesar 81,85 dengan ketuntasan klasikal
≥80 yaitu mencapai rata-rata ketuntasan klasikalnya 95. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sutarto 2009 yang
menyatakan bahwa penggunaan TGT dalam pembelajaran memiliki dampak positif terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
43
Pada penelitian ini didapatkan data yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan hasil belajar
yang diperoleh. Aktivitas siswa selama pembelajaran dari semua sampel penelitian telah mencapai keaktifan siswa minimal yaitu
≥ 70, dengan rerata keaktifan siswa seleruh kelas mencapai 83.9, sedangkan hasil belajar siswa
rata-rata nilainya mencapai 81,95 dengan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai 95. Aktivitas siswa yang diperoleh dengan hasil belajar
yang diperoleh sama-sama telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal minimal yang sudah ditetapkan. Data ini juga diperkuat dengan data yang
lebih kecil ditingkat individu siswa, ada 2 siswa yang memiliki tingkat aktivitas siswa yang rendah cukup aktif ternyata hasil belajar yang
didapatkan juga mendapatkan nilai dibawah KKM yang telah ditetapkan. Ini berarti terdapat korelasi positif antara aktivitas belajar siswa selama
pembelajaran dengan hasil belajar yang didapatkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Binugraheni 2010 yang menyatakan bahwa
aktivitas belajar siswa mempunyai korelasi terhadap hasil belajar, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran mengakibatkan semakin tinggi
hasil belajar yang akan dicapai. Namun tidak semua siswa yang memiliki aktivitas siswa tinggi
mendapatkan nilai hasil belajar yang tinggi pula, ataupun sebaliknya. Data Aktivitas siswa menunjukkan ada 4 siswa yang memiliki aktivitas belajar
siswa tinggi kategori aktif mendapatkan hasil belajar dibawah KKM. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat intelegensi yang dimiliki masing-masing
siswa berbeda, sehingga meskipun tingkat Aktivitas siswanya tinggi tetap mendapatkan nilai hasil belajar dibawah KKM, apabila tingkat intelegensinya
rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati 2009 yang menyatakan bahwa ada faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang,
salah satunya adalah inteligensi dimana inteligensi merupakan suatu norma umum dalam menentukan keberhasilan belajar. Semakin tinggi inteligensi
yang dimiliki semakin besar keberhasilan belajarnya, begitupun sebaliknya.
44
Hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memiliki ketuntasan klasikal hasil belajar 100 dan 100. Namun pada kelas XI IPA 3 dan XI
IPA 4 memiliki ketuntasan klasikal 96.9 dan 82.8 dengan 1 siswa yang tidak tuntas di kelas XI IPA 3 dan 5 siswa di kelas XI IPA 4. Adanya siswa
yang tidak tuntas ini mungkin di karenakan siswa tersebut memiliki tingkat intelegensi kurang di banding siswa yang lain. Selain itu data dari aktivitas
siswa kelas XI IPA 3 menunjukkan rata-rata aktivitas siswanya 86, yang berarti masih ada 14 siswa ada pada kriteria kurang, sedangkan XI IPA 4
rata-rata aktivitas siswanya 81,1 yang berarti masih ada 18,9 siswa ada pada kriteria kurang. Aktivitas siswa yang ada di kedua kelas ini mungkin
yang menyebabkan masih ada nilai hasil belajar siswa dari XI IPA 3 dan XI IPA 4 yang belum tuntas. Kemungkinan yang lain ketidaktuntasan 6 siswa
tersebut dikarenakan siswa tersebut kurang memiliki motivasi untuk belajar menggunakan e-learning yang menyebabkan materi struktur dan fungsi sel
yang ada di e-learning tidak bisa di pahami semaksimal mungkin. Selama pembelajaran berlangsung tidak hanya hasil belajar akhir siswa
yang dinilai untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan e-learning dan TGT tetapi juga dinilai dari hasil kegiatan
diskusi dan pengumpulan tugas kelompok dimana nilai akhir dari pembelajaran sama dengan satu kali rata-rata hasil diskusi kelompok ditambah
satu kali nilai tugas ditambah dua kali nilai evaluasi dan dibagi empat. Kegiatan diskusi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan
awal sebelum guru menjelaskan materi, dengan begitu siswa akan menjadi lebih siap dalam menerima materi yang akan diajarkan. Dari data yang ada
menunjukkan bahwa hasil diskusi yang dilakukan seluruh siswa yang dijadikan sampel penelitian rata-rata mendapatkan hasil yang memuaskan
dengan nilai rata-rata 86,7 lampiran 43, ini berarti hampir semua siswa siap dengan materi yang akan diajarkan, Selain itu semua kelompok baik kelas XI
IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 telah mengumpulkan tugas lewat e-learning
tepat waktu sesuai batas waktu yang telah ditentukan yaitu mulai tanggal 27 juli - 08 agustus 2010 yang berarti siswa memiliki motivasi dan
45
antusiasme yang tinggi terhadapap penerapan e-learning sehingga materi yang ada di e-learning bisa tersampaikan dengan baik, dengan kesiapan siswa
dalam menghadapi pelajaran, maka yang terjadi adalah hasil belajar siswa akan meningkat, hal ini sesuai dengan data hasil belajar siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM yang sudah ditentukan. Penelitian ini tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang
muncul selama pembelajaran berlangsung. E-learning yang memiliki prinsip belajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa mengenal batasan
ruang dan waktu ternyata belum bisa diakses siswa saat jam-jam efektif di sekolah terutama saat istirahat karena siswa banyak yang tidak memiliki
laptop meskipun di lingkungan sekolah sudah terpasang area wifi. Data angket siswa tabel 10 menunjukkan bahwa masih ada 40 siswa
dan 4 siswa yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju kalau pengoperasian e-learning mudah dan tidak membingungkan, itu berarti masih
ada 35,5 siswa yang menyatakan TS Tidak Setuju ditambah STS Sangat Tidak Setuju. Kemungkinan yang terjadi adalah 40 siswa dan 4 siswa yang
menyatakan TS dan STS itu memiliki motivasi yang kurang pada saat mengakses e-learning sehingga siswa tersebut menjadi bingung dengan apa
yang harus dilakukan saat mengakses e-learning. Anni 2006 menyatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi
kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Kemungkinan yang lainnya adalah siswa tersebut memiliki tingkat penguasaan komputer terutama cara
penggunaan internet yang kurang dibanding siswa yang lainnya. Pada saat penelitian berlangsung memang ada keluhan-keluhan dari siswa mengenai
website e-learning yang sempat tidak bisa di akses selama 3 hari mulai hari Jumat-Minggu sehingga siswa merasa sulit untuk masuk, mengakses, dan
mengunggah tugas yang diberikan pada saat itu. Beberapa siswa juga masih ada yang kesulitan untuk mengoperasikan e-learning dan menelusuri menu-
menu yang ada di dalamnya, meskipun sudah diberikan panduan cara mengakses e-learning. Waktu yang dibutuhkan untuk mengunggah tugas
yang dilakukan siswa juga bervariasi tergantung besarnya file yang harus
46
diunggah ke dalam website e-learning. Kemungkinan-kemungkinan inilah yang menyebabkan masih ada 35,5 siswa yang menyatakan tidak setuju
kalau pengoperasian e-learning mudah dan tidak membingungkan. Data Hubungan Angket Tanggapan Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa tabel 11
dari ke-6 siswa yang tidak tuntas hasil belajarnya, 4 dan 1 siswa diantaranya menyatakan bahwa tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS kalau
pengoperasian e-learning mudah dan tidak membingungkan. Dari data angket tanggapan siswa terlihat bahwa siswa yang cenderung menyatakan tidak setuju
TS dan sangat tidaksetuju STS kalau pengoperasian e-learning mudah dan tidak membingungkan mendapatkan hasil belajar yang tidak tuntas,ini berarti
penguasaan terhadap pembelajaran e-learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Kendala-kendala dalam penggunaan e-learning yang dihadapi ini sebenarnya bisa dikurangi resikonya dengan cara memberikan pelatihan
singkat bagaimana cara untuk mengakses website e-learning. Website yang sempat tidak bisa diakses siswa selama tiga hari mulai hari Jumat-Minggu
kemungkinan disebabkan oleh penggunaan domain co.cc dan hosting 000webhost.com yang merupakan domain dan hosting gratis yang mungkin
menyebabkan website e-learning tidak bisa diakses selama tiga hari tersebut, untuk itu penggunaan domain dan hosting yang tidak gratis mungkin lebih
baik dibandingkan pengunaan domain dan hosting gratis. Kendala yang dihadapi selain dalam penerapan e-learning juga dari
penerapan TGT selama pembelajaran, pelibatan unsur permainan dalam TGT menyebabkan pada saat pertemuan pertama siswa sedikit sulit diatur saat TGT
berlangsung, karena siswa sedikit bingung dengan aturan main TGT meskipun sudah dijelaskan aturan mainnya, sehingga guru harus menerangkan kembali
aturan mainnya, hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan permainan TGT menjadi berkurang, untuk itu siswa perlu
diberikan panduan tatacara dan aturan melakukan permainan TGT satu hari sebelumnya supaya siswa lebih paham aturan main TGT. Kondisi ini pada
pertemuan kedua dan seterusnya tidak terjadi lagi Karena siswa sudah mulai
47
paham dengan aturan main TGT, bahkan siswa menjadi lebih antusias saat melakukan TGT. Kendala dalam penerapan TGT ini juga disampaikan oleh
guru mata pelajaran melalui angket tanggapan guru tabel 12 yang memberi saran supaya penguasaan kelas dan pengelolaan waktu pada saat TGT harus
bisa ditingkatkan lagi untuk bisa mengontrol siswa saat TGT sedang berlangsung.
Salah satu indikator dari keberhasilan
penelitian
ini selain dari Aktivitas siswa dan hasil belajar adalah respon siswa terhadap ketertarikan penerapan
pembelajaran e-learning disertai TGT pada materi struktur dan fungsi sel. Angket siswa yang diberikan kepada siswa setelah semua proses pembelajaran
selesai untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menunjukkan bahwa siswa setuju apabila pembelajaran
e-learning disertai TGT digunakan pada materi struktur dan fungsi sel pada
pembelajaran, ini sesuai
dengan
data angket tanggapan siswa dimana 21 dan 66 siswa menyatakan sangat setuju dan setuju sekali terhadap penggunaan
pembelajaran
e-learning disertai model pembelajaran TGT pada materi struktur dan fungsi sel.
tabel 10. Hasil analisis angket yang diberikan kepada guru tabel 12
menunujukkan bahwa guru memberikan respon positif terhadap pembelajaran e-learning
yang disertai TGT. Guru menyatakan bahwa siswa menjadi lebih antusias saat TGT sedang dilaksanakan, karena ada unsur permainan,
kompetisi, dan penghargaan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran
,
selain itu website e-learning yang digunakan sudah bagus, materi mengenai struktur dan fungsi sel sudah cukup lengkap, materi sudah disajikan secara
urut dan mudah dipahami oleh siswa, dan yang paling menarik dari e-learning ini ada soal-soal latihan online yang bisa langsung diketahui jawabannya,
sehingga siswa bisa langsung mengukur kemampuan mereka. Namun ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki lagi mengenai pengelolan kelas
dan pengelolaan waktu dalam melaksanakan pembelajaran e-learning disertai TGT ini. Hasil analisis ini bisa terlihat bahwa guru memberikan respon yang
baik terhadap penerapan e-learning disertai TGT ini.
48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN