KEEFEKTIFAN PENERAPAN PEMBELAJARAN E LEARNING DISERTAI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL KELAS XI IPA SMA N 1 JEKULO KUDUS

(1)

KEEFEKTIFAN PENERAPAN PEMBELAJARAN

E-LEARNING

DISERTAI MODEL PEMBELAJARAN TGT

(

TEAM GAME TOURNAMENT

) PADA MATERI STRUKTUR

DAN FUNGSI SEL KELAS XI IPA SMA N 1 JEKULO KUDUS

Skripsi

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Yoga Jiwanjaya

4401406578

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Keefektifan Penerapan Pembelajaran E-learning disertai Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) pada Materi Struktur dan fungsi Sel Kelas XI IPA SMA N 1 jekulo Kudus” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, Februari 2011

Yoga Jiwanjaya NIM4401406578


(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Keefektifan Penerapan Pembelajaran E-Learning disertai Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) pada Materi Struktur dan Fungsi Sel Kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus.

disusun oleh

nama : Yoga jiwanjaya NIM : 4401406578

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 04 Februari 2011.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Dr. Kasmadi Imam S., M.S. Dra. Aditya Marianti, M.Si. NIP. 19511115 197903 1001 NIP. 19671217 199303 2001 Penguji Utama

Ir. Tyas Agung Pribadi, M. Sc. ST. NIP. 19480623 197803 1001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Sigit Saptono, M. Pd Dra. Aditya marianti, M.Si. NIP.19641114 199102 1002 NIP. 19671217 199303 2001


(4)

iv

ABSTRAK

Jiwanjaya, Yoga. 2010. Keefektifan Penerapan Pembelajaran E-learning Disertai Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) pada Materi Strukturdan Fungsi Sel Kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo kudus. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Drs. Sigit Saptono, M. Pd dan Dra. Aditya Marianti, M. Si

Materi struktur dan fungsi sel merupakan materi yang diajarkan di SMA kelas XI IPA. Siswa kelas XI IPA SMA N 1 jekulo tidak semuanya memiliki buku pegangan biologi sehingga siswa tidak bisa belajar setiap saat. Untuk membantu siswa mengurangi keterbatasan sumber belajar dan untuk memahami materi struktur dan fungsi sel maka digunakan pembelajaran e-learning disertai model TGT(Team Game Tournament).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apakah pembelajaran e-learning yang disertai model pembelajaran TGT efektif diterapkan pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi experimental dengan desain One Shot Case Study yang dilaksanakan di empat kelas XI IPA yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 semester gasal tahun 2010/2011,

Hasil penelitian diperoleh aktivitas siswa selama pembelajaran rata-rata keaktifan siswa selama pembelajaran 85%, hal ini telah memenuhi kriteria yang ditetapkan minimal ≥ 70% siswa mencapai kriteria keaktifan sangat tinggi dan tinggi. Hasil belajar siswa memiliki nilai rata-rata 81,95, nilai tersebut berarti sudah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu ≥ 70. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang ddiperoleh sebesar 95%, angka tersebut berarti sudah melebihi kriteria minimal ketuntasan klasikal hasil belajar yaitu ≥ 80%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penerapan pembelajaran e-learning yang disertai model pembelajaran TGT efektif diterapkan pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus.

Kata Kunci: Keefektifan, E-learning, TGT (Team Game Tournament), Struktur dan fungsi sel


(5)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur hanya bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, inayah, dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Keefektifan Penerapan Pembelajaran E-learning Disertai Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) pada Materi Struktur dan Fungsi Sel Kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus”. Segala hambatan, tantangan, dan kemudahan merupakan nikmat tersendiri sebagai pengalaman batin yang tidak akan terlupakan oleh penulis. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat mengikuti ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan daan bantuan dari berbagai pihak penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini

3. Ketua Jurusan Biologi yang telah membantu kelancaran administrasi untuk menyelesaikan skripsi.

4. Drs. Sigit Saptono, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, kritik dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Aditya Marianti, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, kritik dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ir. Tyas Agung Pribadi, M. Sc. ST. selaku dosen penguji utama yang telah memberikan arahan, masukan, saran, dan petunjuk sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini.


(6)

vi

7. Kepala Sekolah SMA N 1 Jekulo Kudus yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis ketika mengadakan penelitian di SMA 1 Jekulo Kudus.

8. Drs. Heru Widodo dan Tri Widayati, S. P selaku guru mitra pada saat penelitian yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian.

9. Ayah dan Ibunda tercinta ( Riyanto dan Siti Bariyah) yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi serta doanya sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

10.Teman-temanku satu angkatan jurusan biologi yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik materiil maupun spiritual sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pembaca yang budiman.

Semarang, Februari 2011


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Penegasan Istilah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. E-learning... 6

2. Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) ... 11

3. Aplikasi Pembuat Website E-learning ... 13

4. Karakteristik Materi Struktur dan Fungsi Sel... 16

B. Kerangka Berpikir ... 17

C. Hipotesis... 17

BAB III. METODE PENELITIAN ... 18

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

C. Variabel Penelitian ... 18


(8)

viii

E. Prosedur Penelitian ... 19

F. Metode Pengumpulan Data ... 23

G. Metode Analisis data ... 24

H. Penentuan Efektifitas Pembelajaran E-learning disertai TGT ... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 37

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Simpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Penempatan pada meja turnamen ... 13 2. Kerangka berpikir pembelajaran e-learning disertai TGT ... 17 3. Grafik jumlah pengakses e-learning setiap hari ... 30  

                                           


(10)

x

DAFTAR

TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil analisis validitas soal ujicoba ... 20

2. Hasil analisis tingkat kesukaran soal ujicoba penelitian ... 21

3. Hasil analisis daya pembeda soal ujicoba penelitian ... 22

4. Data jumlah pengunjung website e-learning setiap hari ... 30

5. Data pengumpulan tugas melalui website e-learning ... 31

6. Data aktivitas siswa selama pembelajaran TGT ... 32

7. Data aktivitas siswa selama TGT praktikum ... 32

8. Data rata-rata siswa selama TGT ... 32

9. Hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi sel ... 33

10. Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran ... 34

11. Hubungan angket tanggapan siswa terhadap hasil belajar siswa ... 34

12. Tanggapan guru terhadap pembelajaran ... 36  

                     


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus materi struktur dan fungsi sel ... 51

2. Rencana pelakasanaan pembelajaran 1 ... 53

3. Lembar diskusi siswa yang dikerjakan siswa pertemuan 1 ... 56

4. Soal TGT 1 ... 58

5. Kartu jawaban TGT 1... 59

6. Rencana pelaksanaan pembelajaran 2 ... 60

7. Lembar diskusi siswa yang dikerjakan siswa pertemuan 2 ... 63

8. Soal TGT 2 ... 65

9. Kartu jawaban TGT 2... 66

10. Rencana peaksanaan pembelajaran 3 ... 67

11. Lembar diskusi siswa yang dikerjakan siswa pertemuan 3 ... 70

12. Soal TGT 3 ... 72

13. Kunci jawaban TGT 3 ... 73

14. Rencana pelaksanaan pembelajaran 4 ... 74

15. Cara kerja praktikum pertemuan 4 ... 77

16. Lembar pengamatan dan diskusi siswa pertemuan 4 ... 79

17. Tugas kelompok 1 ... 81

18. Lembar observasi aktivitas siswa selama TGT ... 83

19. Rubrik penskoran aktivitas siswa selama TGT ... 84

20. Lembar observasi aktivitas siswa selama TGT praktikum... 86

21. Rubrik penskoran aktivitas siswa selama TGT praktikum... 87

22. Tampilan website e-learning besera alamat URL ... 89

23. Kisi-kisi soal evaluasi ... 91

24. Soal evaluasi ... 94

25. Lembar jawab soal ... 99

26. Rekapitulasi TGT kelas XI IPA 1 ... 100

27. Rekapitulasi TGT kelas XI IPA 2 ... 101


(12)

xii

29. Rekapitulasi TGT kelas XI IPA 4 ... 108

30. Analisis validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas soal ... 104

31. Contoh perhitungan validitas butir soal ... 108

32. Contoh perhitungan reliabilitas instrument ... 109

33. Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal ... 110

34. Contoh perhitungan daya pembeda soal... 111

35. Data aktifitas siswa XI IPA 1 ... 112

36. Data aktifitas siswa XI IPA 2 ... 116

37. Data aktifitas siswa XI IPA 3 ... 120

38. Data aktifitas siswa XI IPA 4 ... 124

39. Data aktifitas siswa XI IPA 1 selama TGT praktikum ... 128

40. Data aktifitas siswa XI IPA 2 selama TGT praktikum ... 129

41. Data aktifitas siswa XI IPA 3 selama TGT praktikum ... 130

42. Data aktifitas siswa XI IPA 4 selama TGT praktikum ... 131

43. Data nilai akhir kelas XI IPA 1... 132

44. Data nilai akhir kelas XI IPA 2... 133

45. Data nilai akhir kelas XI IPA 3... 134

46. Data nilai akhir kelas XI IPA 4... 135

47. Data jumlah pengunjung website e-learning ... 136

48. Data pengumpulan tugas e-learning ... 143

49. Data keseluruhan angket siswa ... 145

50. Contoh data angket respon siswa terhadap pembelajaran ... 146

51. Data angket tanggapan guru ... 147

52. Surat keputusan pembimbing skripsi ... 149

53. Surat Keterangan Sudah melakukan penelitian ... 150


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

KTSP merupakan strategi penggunaan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang lebih efektif, produktif, dan berprestasi dengan memberikan otonomi yang seluas-luasnya kepada pihak sekolah. Konsekuensi logis dari penggunaan KTSP ini adalah seorang guru harus mampu mengembangkan suatu model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan berdaya saing dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada siswa, sehingga tugas seorang guru hanyalah menjadi fasilitator untuk mengaktifkan siswa supaya berpikir dan aktif di dalam kelas, membantu dalam pengalaman belajar, serta membantu terjadinya proses belajar yang serasi dengan kebutuhan dan keinginan (Hamalik 2008).

Salah satu materi yang harus dikuasai oleh siswa SMA kelas XI IPA adalah materi struktur dan fungsi sel. Materi struktur dan fungsi sel merupakan materi yang cukup sulit dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan kajian utamanya adalah komponen kimiawi sel, sejarah penemuan sel, serta struktur dan fungsi sel. Hambatan siswa dalam mempelajari materi struktur dan fungsi sel adalah siswa harus mempelajari sesuatu yang sangat kecil dengan berbagai kerumitan dan kompleksitas yang ada di dalamnya, sehingga mempelajari materi struktur dan fungsi sel tidak cukup hanya menjelaskan konsep-konsep secara teoritis tanpa didukung oleh model pembelajaran yang efektif dan inovatif.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua siswa memiliki buku pegangan sebagai sumber belajar sehingga tidak setiap saat peserta didik dapat belajar, untuk itu perlu dicari solusi yang tepat supaya peserta didik dapat belajar kapanpun dan dimanapun tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Banyaknya materi yang diajarkan juga menyebabkan materi


(14)

struktur dan fungsi sel tidak dapat diajarkan di dalam kelas secara keseluruhan dengan alokasi waktu yang terbatas. Peserta didik juga perlu diperkaya materi sel selain yang diajarkan di dalam kelas sebagai materi pengayaan yang disiapkan untuk menghadapi ujian semester dan lebih jauh lagi untuk menghadapi ujian nasional. Salah satu cara untuk mengatasi berbagai masalah tersebut adalah dengan menggunakan pembelajaran e-learning.

E-learning merupakan suatu jenis pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet ataupun intranet. E-learning merupakan sebuah cara efektif dan efisien dalam menyampaikan sebuah informasi yang cepat dan akurat tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Penggunaan e-learning sebagai sumber belajar siswa dimungkinkan dapat mengatasi kurangnya buku pegangan yang dimiliki siswa, keterbatasan waktu dalam mengajar, dan pemerkaya materi struktur dan fungsi sel sebagai pengayaan untuk menghadapi ujian semester dan ujian nasional.

Selain menggunakan e-learning dalam pembelajaran perlu suatu cara untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Salah satu model yang cocok diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa adalah model TGT (Team Game Tournament). TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan penghargaan. Pembelajaran model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan motivasi, tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Penggabungan e-learning dan TGT membuat siswa menjadi lebih paham dan mengerti apa yang diajarkan. E-learning yang digunakan akan membantu siswa dalam memahami materi struktur dan fungsi sel, sedangkan TGT akan menambah semangat motivasi kepada siswa dalam belajar, sehingga dapat menghasilkan hasil akhir pembelajaran yang berkualitas.


(15)

SMA N 1 Jekulo merupakan satu-satunya SMA Negeri yang ada di kecamatan jekulo kabupaten kudus. Siswa SMA N 1 Jekulo sudah mendapatkan mata pelajaran komputer sehingga siswa sudah paham dalam mengoperasikan komputer salah satunya adalah mengoperasikan internet. Tersedianya tempat-tempat yang menyediakan jasa internet di sekitar SMA N 1 Jekulo semakin mempermudah siswa dalam mengakses E-learning melalui internet. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan, hasil belajar siswa pada pembelajaran materi struktur dan fungsi sel sekitar 40% masih mendapatkan nilai di bawah KKM yang sudah ditentukan oleh sekolah yaitu 65.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas maka keefektifan penerapan pembelajaran e-learning disertai model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus perlu diteliti.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah apakah pembelajaran e-learning yang disertai model pembelajaran TGT(Team Game Tournament) efektif diterapkan pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus.

C. Penegasan Istilah

1. Keefektifan, E-learning, dan TGT (Team Game Tournament)

Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya(pengaruhnya, hasilnya, kesannya) terhadap suatu usaha yang dilakukan. Keefektifan dalam penelitaian ini adalah keberhasilan suatu tindakan/usaha yaitu keberhasilan pembelajaran yang dilihat dari hasil belajar siswa dimana ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai ≥ 80% dengan KKM 70 dan keaktifan siswa minimal mencapai 70% dalam kategori aktif ditambah kategori sangat aktif. E-learning merupakan sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan menggunakan media Internet. Model


(16)

pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda seperti prestasi akademik dan jenis kelamin. Selanjutnya diadakan suatu permainan turnamen kelompok dimana yang mendapat skor tertinggi maka kelompok tersebutlah yang menang dan akan diberikan penghargaan atau hadiah.

2. Materi Struktur dan Fungsi Sel

Materi struktur dan fungsi sel merupakan salah satu materi pelajaran biologi yang diajarkan di kelas XI IPA semester gasal dengan standar kompetensi memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan dan mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan sel hewan. Materi struktur dan fungsi sel yang diajarkan mencakup komponen kimiawi sel, sejarah penemuan sel, dan struktur dan fungsi sel, serta perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan.

3. Aktivitas Siswa

Aktifitsa siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama penggunaan e-learning. Aktivitas siswa dalam penggunaan e-learning diukur dari jumlah siswa yang mengunjungi website e-learning

dan data pengumpulan tugas melalui website e-learning. Data aktivitas siswa yang kedua adalah aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan TGT (Team Game Tournament).

4. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diukur dari nilai diskusi, nilai tugas yang dikumpulkan lewat e-learning, dan nilai evaluasi akhir menggunakan tes tertulis pilihan ganda.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apakah pembelajaran e-learning yang disertai model


(17)

pembelajaran TGT (Team Game Tournament) efektif diterapkan pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

1. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi struktur dan fungsi sel

2. Meningkatkan kerjasama antar siswa dalm kelompok

3. Membuat siswa lebih termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi Guru

1. Membantu guru dalam menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang menarik dan tidak monoton.

2. Memberikan alternatif model pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah.

3. Bagi Sekolah

Memberikan kontribusi kepada sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran biologi khususnya materi struktur dan fungsi sel sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.


(18)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. E-learning

a. Pengertian e-learning

E-learning (electronic learning) merupakan sebuah cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik baik melalui internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut: a. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang

memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan atau Internet (ictjogja.net 2009)

b. E-learning adalah pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer (Smaldino 2001, diacu dalam Anitah 2008)

c. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone (LearnFrame.Com 2001).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan dalam arti luas bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut e-learning. Namun, istilah e-learning banyak diartikan sebagai pembelajaran jarak jauh menggunakan internet sebagai media penyampainnya.

b. Filosofis dan karakteristik e-learning

E-learning dalam implementasinya berbeda dengan pembelajaran tradisional. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu


(19)

pada kelas tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah peserta didik. Peserta didik dituntut untuk bisa lebih mandiri pada waktu tertentu dan bertanggungjawab terhadap apa yang dipelajarinya. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning akan membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Menurut Khoe Yao Tung (2000), diacu dalam Suyanto (2005) menyatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di pembelajaran.

Cisco (2001), diacu dalam Suyanto (2005) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut:

1. E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, dan pelatihan secara online.

2. E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

3. E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan.

4. Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antara konten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik pula.

E-learning juga memiliki karakteristik tersendiri dalam dunia pendidikan. Cisco (2001), diacu dalam Suyanto (2005) menjelaskan karakteristik pembelajaran e-learning adalah sebagai berikut:


(20)

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa, atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. 2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan jaringan

komputer).

3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) yang disimpan di komputer sehingga dapat di akses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati.

c. Pengembangan e-learning

E-learning merupkan suatu pembelajaran jarak jauh yang terus disempurnakan dengan tujuan dapat diaplikasikan kedalam dunia pendidikan Indonesia supaya mudah digunakan oleh peserta didik. Haughey (1998), diacu dalam Rengganis (2007) menyebutkan ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran yang berbasis e-learning, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course.

a. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, dimana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.

b. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka. Sebagian materi disampikan melalui internet dan sebagian lagi melalui tatap muka yang fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan


(21)

petunjuk kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui website. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

c. web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain.

d. Fasilitas penunjang e-learning

E-learning merupakan suatu pembelajaran jarak jauh yang membutuhkan suatu interaksi antara guru dan siswa untuk menunjang pembelajaran supaya pembelajaran tidak terkesan menjadi pembelajaran satu arah, sebaliknya e-learning harus bisa menjadi pembelajaran dua arah antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, maupun guru dengan guru.. Oetomo (2007) menjelaskan bahwa Aplikasi yang terdapat di e-learning paling tidak memiliki fasilitas-fasilitas untuk menunjang e-learning itu sendiri antara lain:

a. Silabus berbasis web: digunakan agar peserta didik dapat mengetahui dengan pasti kurikulum yang akan diikuti selama masa pendidikan. b. E-mail: digunakan sebagai sarana peserta didik berkonsultasi secara

elektronik dengan pendidik

c. Forum diskusi elektronik: melalui forum ini, peserta didik dapat berdiskusi mengenai pelajaran yang ada di dalam e-learning.

d. Bahan pelajaran online: merupakan digitalisasi dari materi pelajaran yang disusun oleh pendidik.

e. Buku nilai online: perlu disediakan agar sewaktu-waktu peserta didik dapat melihat hasil belajarnya dan melakukan evaluasi pribadi atas prestasinya.


(22)

f. Ujian berbasis internet: peserta didik dapat memanfaatkan fasilitas ini bilamana ingin menguji seberapa besar peserta didik menguasi materi yang diajarakan.

e. Kelebihan dan kekurangan e-learning a. Kelebihan e-learning

Pemanfaatan E-learning dalam bidang pendidikan menurut Elangoan (1999), Soekartawi (2002), Mulvihil (1997), dan Utarini (1997), diacu dalam Rusman (2007) e-learning memilki kelebihan-kelebihan dibanding dengan pembelajaran lainnya antara lain:

1. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai seberapa jauh bahan ajar dipelajari.

3. Siswa dapat belajar bahan ajar setiap saat dan di mana saja.

4. Siswa yang memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

5. Guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. 7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari

perguruan tinggi atau sekolah konvensional. b. Kekurangan e-learning


(23)

E-learning yang digunakan dalam dunia pendidikan juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan dalam pelaksaannya, antara lain: 1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa

itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.

2. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.

3. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.

4. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

6. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.

7. Kurangnya penguasaan bahasa komputer yang dimiliki siswa maupun guru.

2. Model pembelajaran TGT (Team Game Tournament)

TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penghargaan (Slavin 2008). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar, serta menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.

Motivasi siswa dalam belajar memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil belajar siswa. Prinsip-prinsip pergerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal (Hamalik, 2008). Penelitian yang


(24)

dilakukan Uguroglu dan Walberg (1979), diacu dalam Anni (2006) yang menganalisis 232 korelasi tentang motivasi dengan belajar akademik dengan ukuran sampel terkombinasi sebanyak 637.000 siswa kelas 1 sampai kelas 12 menemukan bahwa 98% terdapat korelasi positif antara motivasi dan prestasi akademik.

TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri dari 4-5 siswa dalam setiap kelompoknya dengan pembagian tugas sesuai dengan aturan yang ditetapkan sebelumnya (Slavin 2008). Di dalam kelompok-kelompok kecil tersebut siswa diberi permainan yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Setiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa dari semua tingkat untuk menyumbangkan skor kelompoknya bila mereka berusaha dengan maksimal. Turnamen ini dapat berperan untuk mengulang materi pelajaran.

Slavin (2008) mengemukakan bahwa ada 5 komponen utama dalam TGT: 1. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah dan diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.


(25)

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa secara kelompok dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

4. Turnamen

Turnamen adalah struktur dimana game berlangsung. Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa siswa kedalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa berprestasi tinggi dikelompokkan pada meja turnamen 1, tiga siswa selanjutnya pada meja turnamen 2, dan seterusnya. Para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan masing-masing meja turnamen tiga peserta.

Kompetisi yang sama ini memungkinkan siswa dari semua tingkatan pada hasil belajar memberi kontribusi pada skor timnya secara maksimal jika mereka melakukannya secara maksimal..

5. Penghargaan kelompok

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang. Kelompok yang menang merupakan kelompok yang mendapatkan skor tertinggi dan akan mendapatkan pengharagaan.

Secara umum skema dari model pembelajaran TGT untuk turnamen adalah tampak seperti gambar berikut:


(26)

Gambar 1: Penempatan pada meja turnamen (Slavin 2008) Keterangan gambar:

A1, B1, C1 : siswa berkemampuan tinggi A(2,3) B(2,3) C(2,3) : siswa berkemampuan sedang A4, B4, C4 : siswa berkemampuan rendah 3. Aplikasi pembuat website e-learning

1. Macromedia dreamwever

Macromedia dreamwever adalah program aplikasi profesional untuk mengedit html secara visual dan mengelola website serta halaman website. Sunyoto (2004) menyatakan bahwa macromedia dreamwever merupakan aplikasi pembuat website yang mudah digunakan karena tampil secara visual sehingga mudah dioperasikan. Program aplikasi macromedia dreamwever menyertakan banyak perangkat yang berkaitan dengan pengkodean dan fitur seperti html, javascript debugger dan javascript reference, selain itu program aplikasi ini juga memungkinkan pengeditan javascript, xml dan dokumen teks lainnya secara langsung, yaitu dengan menggunakan fasilitas code editor. Selain itu, macromedia dreamwever dapat memasukkan elemen-elemen lainnya melalui cara mengimpor dari file yang ada di komputer seperti suara, gambar, movie yang dibuat dengan aplikasi lainnya seperti macromedia flash dan macromedia fireworks.


(27)

PHP dikembangkan pertama kali tahun 1995 oleh Rasmus lerdorf yang merupakan salah satu anggota group Apache. PHP pertama kali didesain sebagai alat tracking pengunjung website Lerdorf. PHP bersifat opensource dan dapat digabungkan dengan berbagai server yang berbeda-beda.

PHP mempunyai kemampuan dapat diintegrasikan dengan HTML. Sunyoto (2007) mengemukakan bahwa PHP adalah bahasa server-side programming yang powerfull untuk membuat halaman web yang dinamis dan interaktif, dan merupakan aplikasi open source yang dapat digunakan secara gratis.

Menurut Matthias (2008) PHP memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut:

a. Banyaknya server web yang mendukung script PHP b. Keamanan kode sumber terjamin

c. Bersifat antar sistem operasi d. Bersifat open source

e. Koneksitas dengan beberapa basis data f. Kemudahan dalam pembuatan web

g. Dapat berintegrasi dengan beberapa Library eksternal h. Bahasa pemrograman web yang bersifat embedded

PHP disisipkan dalam html dengan tag <?php……….?> atau <?...?>

Contoh penulisan PHP adalah sebagai berikut: <?

$a=4; $b=9;

if ($a>$b) {echo (“a lebih besar dari b”); }elseif($a<$b) {echo (“a lebih kecil dari b”); }else{echo (“a sama dengan b”);

} ?>

Apabila di tampilkan di browser maka yang terlihat di browser adalah: a lebih kecil dari b.


(28)

MYSQL adalah salah satu database server opensource yang popular. Sebuah database mendefinisikan struktur untuk menyimpan informasi. Dalam database ada beberapa tabel dan tabel pada html, sebuah tabel berisi baris, kolom dan sel. Sebuah database biasanya berisi lebih dari satu tabel dan mempunyai nama sendiri-sendiri seperti user, admin, anggota, dll dimana masing-masing tabel berisi baris dan data. Sunyoto (2007) mengemukakan bahwa Untuk mempermudah pengelolaan MYSQL lebih baik digunakan XAMPP yang merupakan aplikasi untuk menampilkan database MYSQL dengan mudah. Untuk menyambungkan koneksi antara website dengan MYSQL digunakan perintah-perintah PHP yang akan dikirim ke database MYSQL dengan menggunakan perintah:

<?php

$host="localhost"; $userdb="root"; $passdb="";

$datadb = "pendidikan";

$sambung= mysql_connect($host,$userdb,$passdb)

or die ("Koneksi gagal".mysql_error()); mysql_select_db($datadb,$sambung)

or die ("Baca DB gagal".mysql_error()); ?>

Biasanya disimpan dengan nama sambung.php atau connect.php

Mawan (2008) menyebutkan bahwa beberapa keunggulan MySQL dibanding database lainnya adalah:

a. Mampu menangani jutaan pengguna dalam waktu yang bersamaan. b. Mampu menampung lebih dari 60.000.000 record.

c. Sangat cepat mengeksekusi perintah.

d. Memiliki user privilege system yang mudah dan efisien. e. MySQL juga menyediakan dukungan open source f. Multi Platform


(29)

Materi struktur dan fungsi sel merupakan salah satu materi pelajaran biologi yang diajarkan di kelas XI IPA semester gasal yang membahas pengertian sel, sejarah penemuan sel serta struktur dan fungsi sel.

Standar kompetensi untuk materi struktur dan fungsi sel ini adalah memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Sedangkan kompetensi dasarnya pada poin pertama adalah Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur, dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan (BSNP 2006).

Materi struktur dan fungsi sel merupakan materi yang cukup sulit dimengerti dan dipahami oleh siswa. Dalam mempelajari materi struktur dan fungsi sel, siswa harus mempelajari sesuatu yang sangat kecil dengan berbagai kerumitan dan kompleksitas yang ada di dalamnya, sehingga mempelajari materi struktur dan fungsi sel tidak cukup hanya menjelaskan konsep-konsep secara teoritis tanpa didukung oleh model pembelajaran yang efektif dan inovatif.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian dari latar belakang dan tinjauan pustaka diatas maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut:

Keterbatasan buku pegangan, keterbatasan waktu dalam

mengajar, penyiapan dalam menghadapi US dan UN

40% siswa hasil belajarnya masih dibawah KKM yaitu 65

Guru dituntut untuk bisa lebih kreatif dan inovatif, membuat siswa aktif dan termotivasi dalam belajar


(30)

Gambar 2. Kerangka berfikir pembelajaran e-learning disertai TGT C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir dan tinjauan pustaka maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran e-learning yang disertai model pembelajaran TGT efektif diterapkan pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus.

Tindakan:

Penerapan pembelajaran e-learning disertai model pembelajaran TGT

Output:

Keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat

• Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran • Model pembelajaran menjadi lebih variatif dan

inovatif

• Motivasi siswa dalam belajar meningkat

• Keterbatasan waktu dalam mengajar dapat teratasi • Keterbatasan buku pegangan yang dimiliki siswa


(31)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Jekulo Kudus tahun pelajaran 2010/2011 yang terletak di Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus pada kelas XI IPA semester gasal pada bulan Juli-Agustus 2010 pada mata pelajaran biologi, materi struktur dan fungsi sel.

B. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Sampel dalam penelitian ini adalah 4 kelas XI IPA yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4, dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 124 siswa. Jadi, seluruh kelas dari populasi digunakan sebagai sampel penelitian.

C. Variable Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas : Penerapan pembelajaran e-learning disertai model TGT pada materi struktur dan fungsi sel.

2. Variabel terikat : Hasil belajar dan keaktifan siswa kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu(quasi experimental) dengan desain One-Shot case Study dengan 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengambilan data.

Pola desain One Shot Case Study adalah sebagai berikut:


(32)

20 Keterangan :

X : Perlakuan

O : Hasil observasi setelah perlakuan

Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan penerapan e-learning disertai TGT adalah hasil belajar yang diambil dari nilai LDS, Artikel, dan nilai evaluasi akhir selama pembelajaran, serta dari lembar aktivitas siwa selama pembelajaran.

E. Prosedur Penelitian 1. Persiapan penelitian

Langkah -langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah :

a. Melaksanakan observasi awal untuk identifikasi masalah melalui wawancara dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

b. Menentukan tindakan yang tepat dalam pembelajaran materi struktur dan fungsi sel malalui penerapan e-learning disertai model TGT, dengan pembuatan e-learning selama 3 bulan yaitu bulan April-Juni. c. Peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi untuk menyusun

instrumen penelitian berupa silabus dan RPP.

d. Menyusun lembar observasi siswa, kuesioner tanggapan siswa dan guru dalam mengikuti proses belajar mengajar, dan menguji validitas isinya dengan dosen penguji.

e. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran. f. Menyusun alat evaluasi berupa soal-soal pilihan ganda.

g. Uji coba instrumen penelitian yaitu uji coba alat evaluasi berupa soal-soal pilihan ganda yang diujikan di kelas yang bukan termasuk kelas penelitian.

h. Analisis hasil uji coba instrumen penelitian 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen (Arikunto 2006). Suatu instrumen yang


(33)

21

valid memiliki validitas yang tinggi. Validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan korelasi product moment kasar:

Rxy =

∑ ∑

− − − ) ) ( ( ) ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :

Rxy = koefisien korelasi X = skor tiap soal

Y = skor yang benar dari tiap soal

N = jumlah subyek (Arikunto 2006)

Harga R yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikasi 5 %. Jika harga r hitung ≥ r tabel maka item soal yang diuji bersifat valid. Hasil Analisis validitas soal ujicoba dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1. Hasil analisis validitas soal uji coba.

Kriteria Jumlah Nomor soal

Valid 34

3, 4, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 50 (68%) Tidak

valid 16

1, 2, 5, 6, 11, 12, 14, 20, 26, 29, 30, 32, 36, 41, 45, 49 (32%)

*Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 30 hal. 104 2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data. Arikunto (2006) Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-21 yang rumusnya :

r11 =

(

)

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡

− k-Vt

M -k M -1 1 k k Keterangan :

r11 = reliabilitas soal secara keseluruhan M= rata-rata skor awal

K= jumlah butir soal


(34)

22

Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut : r11 = 0.8000 – 1.000 = Reliabilitas sangat tinggi

0.6000 – 0.799 = Reliabilitas tinggi 0.4000 – 0.599 = Reliabilitas cukup 0.2000 – 0.399 = Reliabilitas rendah

< 0.2000 = Reliabilitas sangat jelek (Arikunto 2006) Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5 %. Jika harga r hitung > r tabel product moment maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel.

Berdasarkan perhitungan reliabilitas terhadap soal uji coba penelitan diperoleh harga r hitung sebesar 0,765 dengan N sebanyak 29, r tabel 0,367. Dari data ini dapat diketahui bahwa r hitung > r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa soal uji coba penelitian reliabel dengan tingkat reliabilitas tinggi.

3. Tingkat kesukaran

Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan mudah dan sukarnya soal. Syarat soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan sukar.

P = Js

B

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Arikunto, 1986) Klasifikasi indeks kesukaran :

Soal dengan P antara 0,00 - 0,30 = sukar Soal dengan P antara 0,31 - 0,70 = sedang Soal dengan P antara 0,71 - 1,00 = mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran soal ujicoba penelitian dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.


(35)

23

Tabel 2. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba penelitian

Kriteria Jumlah Nomor soal

Mudah 19 1, 2, 4, 9, 10, 13, 18, 19, 20, 24,27, 31, 33, 35, 37, 39, 40, 49, 50 (38%)

Sedang 20 7, 8, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 21, 22, 25, 26, 28, 32, 38, 41, 42, 43, 46, 47 (40%)

Sukar 11 3, 5, 6, 23, 29, 30, 34, 36, 44, 45, 48 (22%) *Perhitungan tingkat kesukaran soal ujicoba dapat dilihat pada lampiran 30 hal 104 4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D, yang dinyatakan dengan rumus :

D =

JA BA

- JB BB

= PA – PB Keterangan :

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas BB = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah

PA = Proporsi jawaban benar dari kelompok atas PB = Proporsi jawaban benar dari kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda :

D = 0,00 - 0,20 adalah jelek D = 0,21 – 0,40 adalah cukup D = 0,41 – 0,70 adalah baik D = 0,71 – 1,00 adalah baik sekali

Negatif adalah tidak baik. (Arikunto, 1986) Hasil analisis daya pembeda soal ujicoba penelitian dapat dilihat pada tabel 3.


(36)

24

Tabel 3. hasil analisis daya pembeda soal uji coba penelitian

kriteria jumlah nomor soal

Jelek 16 1, 2, 4, 5, 6, 11, 12, 14, 23, 32, 33, 41, 44, 45, 48, 49 (32%)

cukup 21 3, 7, 9, 10, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 29, 30, 34, 35, 36, 37, 40, 42 (42%)

Baik 13 8, 15, 21, 24, 27, 28, 31, 38, 39, 43, 46, 47, 50 (26%)

*Perhitungan analisis daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 30 hal. 104

2. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian keefektifan penerapan pembelajaran e-learning disertai model pembelajaran TGT pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo adalah sebagai berikut

1. Guru memberikan penugasan (penugasan terlampir) untuk mempelajari e-learning di luar jam pelajaran sebelum diadakan pembelajaran.

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.

3. Siswa melakukan kegiatan TGT yang soal-soalnya sebagian diambilkan dari e-learning, dengan TGT sebagai berikut:

a. TGT pertemuan pertama dan kedua: siswa melakukan TGT dengan cara siswa mencari jawaban yang dibacakan oleh guru pada kartu jawaban yang sudah diberikan kepada siswa.

b. TGT pertemuan ketiga: siswa melakukan TGT dengan siswa adu cepat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

c. TGT pertemuan keempat: siswa melakukan praktikum untuk membuat preparat sementara irisan membujur daun Rhoe discolor, epitelium mukosa mulut, dan epidermis dalam bawang merah. 4. Selama proses pembelajaran, observer melakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 5. Guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran materi struktur dan


(37)

25

6. Memberikan angket tanggapan siswa dan guru pada akhir pembelajaran materi struktur dan fungsi sel.

F. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber data

Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru. 2. Jenis data

a. Data jumlah pengunjung website e-learning

b. Data pengumpulan tugas melalui website e-learning c. Data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung

d. Hasil belajar siswa berupa Lembar Diskusi Siswa (LDS), tugas artikel, dan nilai evaluasi siswa.

e. Data tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran e-learning disertai TGT pada materi struktur dan fungsi sel.

f. Data tanggapan guru terhadap penerapan pembelajaran e-learning disertai TGT pada materi struktur dan fungsi sel.

3. Cara pengambilan data

a.Data jumlah pengunjung website e-learning diambil dari counter pengunjung website www.elarning-bio.co.cc.

b.Data pengumpulan tugas melalui website e-learning diambil dari menu download yang ada di website www.elearning-bio.co.cc.

c.Data aktivitas siswa diambil menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

d.Data hasil belajar siswa diambil dari nilai LDS, tugas artikel, dan nilai evaluasi pembelajaran yang diambil pada akhir pembelajaran.

e.Data tentang tanggapan siswa selama proses pembelajaran e-learning disertai TGT diambil dengan lembar kuesioner tanggapan siswa.

f. Data tanggapan guru tentang pembelajaran e-learning disertai TGT diambil dengan lembar tanggapan guru.


(38)

26 G. Metode Analisis Data

1. Data jumlah pengunjung website e-learning

Data jumlah pengunjung website e-learning pada pembelajaran e-learning disertai TGT diperoleh dari counter pengunjung website

www.elarningbio.co.cc yang digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas

siswa yang menggunakan website e-learning. E-learning di akses selama 3 kali pertemuan yaitu pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3. Sedangkan pada pertemuan ke-4 siswa tidak mengkases e-learning dikarenakan siswa melaksanakan praktikum yang materinya sudah dipelajari di pertemuan sebelumnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan skala lima (modifikasi dari Ridlo, 2005).

SMI = jumlah pertemuan x jumlah siswa keseluruhan = 3 x 124

SMI =372

Batas bawah kriteria Sangat aktif : 85% x 372 = 316,2 Batas bawah kriteria Aktif : 70% x 372 = 260,4 Batas bawah kriteria Cukup aktif : 60% x 372 = 223, 2 Batas bawah kriteria Tidak aktif : 50% x 372 = 186 Batas bawah Kriteria Sangat tidak aktif : skor ≤ 185

Kriteria tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran e-learning adalah sebagai berikut:

Sangat aktif : skor 316-372

Aktif : skor 260-315

Cukup aktif : skor 223-259 Tidak aktif : skor 186-222 Sangat tidak aktif : skor ≤ 185

2. Data pengumpulan tugas melalui website e-learning

Data pengumpulan tugas melalui website e-learning yang diperoleh dianalisis menggunakan skala lima (modifikasi dari Ridlo 2005) dengan jumlah kelompok secara keseluruhan adalah sebanyak 24 kelompok.


(39)

27 SMI = 24

Batas bawah kriteria Sangat aktif : 85% x 24 = 20,4 Batas bawah kriteria Aktif : 70% x 24 = 16,8 Batas bawah kriteria Cukup aktif : 60% x 24 = 14,4 Batas bawah kriteria Tidak aktif : 50% x 24 = 12 Batas bawah Kriteria Sangat tidak aktif : skor ≤ 11

Kriteria tingkat keaktifan siswa selama pengumpulan tugas e-learning adalah:

Sangat aktif : skor 20-24

Aktif : skor 17-19

Cukup aktif : skor 14-16 Tidak aktif : skor 12-13 Sangat tidak aktif : skor ≤ 11 3. Data aktivitas siswa

Penilaian aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Penilaian aktivitas siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan dianalisis menggunakan skala 5 (modifikasi dari Ridlo 2005).

Kategori tingkat keaktifan siswa selama TGT adalah: SMI = skor maksimal per pernyatan x jumlah pernyataan = 4 x 7

SMI = 28

Batas bawah kriteria Sangat aktif : 85% x 28 = 23,8 Batas bawah kriteria Aktif : 70% x 28 = 19,6 Batas bawah kriteria Cukup aktif : 60% x 28 = 16,8 Batas bawah kriteria Tidak aktif : 50% x 28 = 14 Batas bawah Kriteria Sangat tidak aktif : skor ≤ 13

Kriteria tingkat keaktifan siswa selama TGT adalah sebagai berikut: Sangat aktif : skor 24-28


(40)

28 Cukup aktif : skor 17-19 Tidak aktif : skor 14-16 Sangat tidak aktif : skor ≤ 13

Kategori tingkat keaktifan siswa selama TGT praktikum adalah: SMI = skor maksimal per pernyatan x jumlah pernyataan = 4 x 5

SMI = 20

Batas bawah kriteria Sangat aktif : 85% x 20 = 17 Batas bawah kriteria Aktif : 70% x 20 = 14 Batas bawah kriteria Cukup aktif : 60% x 20 = 12 Batas bawah kriteria Tidak aktif : 50% x 20 = 10 Batas bawah Kriteria Sangat tidak aktif : skor ≤ 9

Kriteria tingkat keaktifan siswa selama TGT adalah sebagai berikut: Sangat aktif : skor 17-20

Aktif : skor 14-16

Cukup aktif : skor 12-13 Tidak aktif : skor 10-11 Sangat tidak aktif : skor ≤ 9

Rumus rerata aktivitas siswa yang digunakan adalah:

Keterangan:

: persentase siswa

: jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif : jumlah siswa secara keseluruhan

4. Data hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran diperoleh dari jawaban LDS, makalah, dan nilai tes evaluasi yang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:


(41)

29

100 maksimal

Skor evaluasi

Nilai = Jumlah skor yang diperoleh ×

b. Menghitung nilai akhir hasil belajar Nilai akhir =

(Modifikasi dari arikunto, 1986)

c. Menghitung persentase ketuntasan siswa secara klasikal

5. Data hasil angket tanggapan siswa

Data hasil tanggapan siswa dianalisis dengan menggunakan rumus:

Keterangan: : persentase

: banyaknya responden mendapat skor sangat tinggi dan tinggi : banyaknya responden menjawab kuisioner

Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah dengan menggunakan pernyataan SS (Sangat Setuju, S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju), dengan jumlah pernyataan sebanyak 17 (modifikasi dari Arikunto 1986)

6. Data tanggapan guru

Data tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran e-learning disertai TGT diperoleh melalui lembar tanggapan guru.Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif.

H. Penentuan Efektifitas Pembelajaran E-learning disertai Model TGT Penerapan Pembelajaran E-Learning Disertai model TGT (Team Game Tournament) dikatakan efektif apabila :


(42)

30

b. Keaktifan siswa minimal mencapai 70% dalam kategori aktif ditambah kategori sangat aktif.


(43)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Jekulo Kudus pada bulan Juli-Agustus 2010 tahun ajaran 2010/2011 semester gasal pada kelas XI IPA. Hasil penelitian ini meliputi aktivitas siswa selama penggunaan e-learning diluar jam pelajaran, aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang dinilai dengan tes pilihan ganda sebagai data utama serta tanggapan siswa dan tanggapan guru sebagai data pendukung. Data yang lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Data proses Pembelajaran e-learning

Data aktivitas siswa selama pembelajaran e-learning dilakukan di luar jam pembelajaran yang pembelajarannya diakses siswa melalui website e-learning yaitu www.elearning-bio.co.cc digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan e-learning yang digunakan. Data tersebut berupa data jumlah pengunjung website e-learning yang diakses oleh siswa dan data tugas pengumpulan artikel yang di unggah langsung ke dalam website e-learning. a. Jumlah Pengunjung Website e-learning setiap hari

Data jumlah pengunjung yang menggunakan website e-learning diambil selama 2 minggu mulai tanggal 27 Juli 2010 sampai 09 Agustus 2010. Data jumlah pengunjung website e-learning ini digunakan untuk

mengetahui aktivitas siswa yang melakukan pembelajaran lewat e-learning. Data jumlah pengunjung dapat dilihat pada tabel 4 sebagai


(44)

Tabel 4. Data jumlah pengunjung website e-learning setiap hari No Tanggal Jumlah Pengakses

(orang)

1 27-07-2010 12

2 28-07-2010 24

3 29-07-2010 9

4 30-07-2010 4

5 31-07-2010 0

6 01-08-2010 0

7 02-08-2010 42

8 03-08-2010 29

9 04-08-2010 34

10 05-08-2010 21

11 06-08-2010 36

12 07-08-2010 26

13 08-08-2010 32

14 09-08-2010 41

Total Pengakses 310 Rata-rata pengakses 22.14

*data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 47 hal 136

Gambar 3. Grafik jumlah pengakses e-learning setiap hari

*data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 47 hal. 136

Data jumlah pengakses e-learning selama 2 minggu sebanyak 310 orang dengan rata-rata pengakses sebesar 22,14 orang. Tanggal 31 Juli 2010 dan 1 Agustus 2010 terlihat tidak ada yang mengakses e-learning dikarenakan website e-learning mengalami ganggunan sehingga tidak bisa


(45)

diakses. Jumlah pengakses e-learning terbanyak yaitu pada tanggal 2 agustus 2010, dengan jumlah pengakses sebanyak 42 orang. Aktivitas siswa terdapat pada kriteri aktif yaitu pada skor antara 260-316.

b. Pengumpulan tugas melalui website e-learning

Data pengumpulan tugas melalui website e-learning yaitu dengan cara siswa mengunggah langsung tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing melalui website e-learning yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar antusias siswa untuk mengerjakan tugas secara kelompok dan mengunggah tugas yang diberikan dengan diberi batas pengumpulan tugas mulai tanggal 27 Juli 2010 sampai 8 Agustus 2010. Data pengumpulan tugas melalui e-learning dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5. Data pengumpulan tugas melalui website e-learning No Kelompok Tanggal Pengumpulan Tugas

XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 1 I 29-07-2010 29-07-2010 05-08-2010 30-07-2010 2 II 03-08-2010 02-08-2010 29-07-2010 28-07-2010 3 III 08-08-2010 08-08-2010 03-08-2010 04-08-2010 4 IV 05-08-2010 07-08-2010 29-07-2010 02-08-2010 5 V 08-08-2010 07-08-2010 28-07-2010 06-08-2010 6 VI 29-07-2010 02-08-2010 28-07-2010 06-08-2010 *data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 48 hal 143

Pengumpulan tugas terlihat bahwa semua kelompok mengumpulkan tugas dengan tepat waktu yang berarti bahwa 24 kelompok mengumpulkan tugas tepat waktu dengan kriteria sangat aktif yaitu antara skor 20-24. Pengumpulan tugas tercepat yang dilakukan oleh siswa pada tanggal 28 Juli 2010 yaitu kelompok V dan VI kelas XI IPA 3 dan kelompok II kelas XI IPA 4. Pengumpulan tugas terlama yaitu pada tanggal 8 Agustus 2010 yaitu kelompok III dan V kelas XI IPA 1 dan kelompok III kelas XI IPA 2.


(46)

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas

Data hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Data aktifitas siswa ini ada dua macam yaitu data aktivitas siswa selama TGT dan data aktivitas siswa selama TGT praktikum. Data aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 6, 7 dan 8 sebagai berikut.

Tabel 6. Data aktivitas siswa selama pembelajaran TGT no

Skor aktifi tas

Kriteria

XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 jumlah

siswa %

jumlah siswa %

jumlah siswa %

jumlah siswa % 1 ≤ 13 sngt tdk

aktif 0 0 0 0 0 0 0 0

2 14-16 tidak aktif 0 0 0 0 0 0 0 0

3 17-19 cukup

aktif 4 12.5 5 16.1 6 18.8 5 17.2

4 20-23 aktif 27 84.4 26 83.9 24 75.0 22 75.9

5 24-28 sangat

aktif 1 3.1 0 0 2 6.3 2 6.9

jumlah siswa 32 31 32 29

ketuntasan klasikal 87.5% 83.9% 81.3% 82.8% *data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35 hal. 112

Tabel 7. Aktivitas siswa selama TGT praktikum No

Skor aktivi tas

Kriteria

XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 jumlah

siswa %

jumlah siswa %

jumlah siswa %

jumlah siswa %

1 ≤9 sngt tdk aktif 0 0 0 0 0 0 0 0

2 10-11 tidak aktif 0 0 0 0 1 3.1 1 3.4

3 12-13 cukup aktif 4 12.5 4 12.9 2 6.3 5 17.2

4 14-16 aktif 25 78.1 21 67.7 25 78.1 21 72.4

5 17-20 sangat aktif 3 9.4 6 19.4 4 12.5 2 6.9

jumlah siswa 32 31 32 29

ketuntasan klasikal 87.5% 87.1% 90.6% 79.3% *data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 39 hal. 128

Tabel 8. Data Rata-rata Aktivitas siswa selama TGT

No Aktivitas siswa XI IPA 1 (%) XI IPA 2 (%) XI IPA 3 (%) XI IPA 4 (%)

1 TGT 87.5% 83.9% 81.3% 82.8%

2 TGT Praktikum 87.5% 87.1% 90.6% 79.3%

Rata-rata tiap kelas 87.5% 85.5% 86.0% 81.1%

Rata-rata 85%


(47)

Berdasarkan data perhitungan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dapat diketahui bahwa rata-rata keaktifan siswa dari ke empat kelas tersebut telah memenuhi kriteria keaktifan siswa minimal yang telah ditetapkan yaitu sebesar ≥ 70% siswa mencapai kriteria keaktifan sangat tinggi dan tinggi dengan rata-rata aktivitas siswa pada saat pembelajaran TGT dan TGT praktikum sebesar 85%. Data hasil observasi aktivitas siswa dari keempat kelas baik XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 menunjukkan bahwa keaktifan siswa rata-rata berada pada kriteria aktif.

3. Hasil belajar

Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari nilai LDS, tugas artikel serta nilai hasil belajar diakhir pembelajaran. Rekapitulasi nilai hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi sel disajikan pada tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi sel

No Aspek Kelas XI Rata-rata

IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4

1 Nilai tertinggi 86 93.5 89.8 91.8

2 Nilai terendah 72.9 79.1 60 63.5

3 Nilai rata-rata 81.7 86.3 83.2 76.6 81.95

4 Jumlah siswa yang tuntas 32 31 31 24 5 Jumlah siswa yang tidak

tuntas 0 0 1 5

6 Ketuntasan klasikal 100% 100% 96.9% 82.8% 95% *data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 43 hal 132

Dari tabel 9, dapat diketahui bahwa hasil nilai akhir siswa dari ke empat kelas perlakuan telah mencapai KKM yaitu siswa memperoleh nilai ≥70 dan ketuntasan klasikal seluruh kelas penelitian mencapai ≥ 80%. Data hasil belajar siswa ini menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal tertinggi diperoleh kelas XI IPA 1 dan 2, sedangkan ketuntasan klasikal terendah ada pada kelas XI IPA 4.

4. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran

Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau pendapat siswa terhadap penerapan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 10.


(48)

Tabel 10. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran

No Pernyataan Jumlah Siswa Total

siswa

SS S TS STS

1 E-learning yang digunakan cocok untuk materi struktur dan fungsi sel

35 83 4 2 124

2 Fasilitas E-learningyang digunakan untuk mendukung pembelajaran lengkap

19 86 17 2 124

3 Pengoperasian elearning mudah dan tidak membingungkan

16 64 40 4 124

4 E-learning yang digunakan dapat

meningkatkan penguasaan materi struktur dan fungsi sel

29 86 7 2 124

5 Saya menjadi termotivasi untuk belajar setelah mempelajari materi struktur dan fungsi sel lewat elearning

12 86 21 5 124

6 Model TGT yang digunakan sesuai tpopik yang diajarkan

35 83 4 2 124

7 Belajar menggunakan TGT dapat meningkatkan motivasi belajar saya

26 81 14 3 124

8 Belajar menggunakan TGT dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis saya

30 85 6 3 124

9 Belajar dengan TGT dapat menambah motivasi belajar saya

25 85 8 6 124

10 Pembagian tugas dalam kelompok melatih tanggung jawab dan disiplin saya

36 75 11 2 124

11 Belajar dengan tgt sering dijadikan untuk bercanda

27 91 4 2 124

12 Belajar menggunakan TGT memudahkan untuk memahami pelajaran

31 79 11 3 124

13 Belajar dengan tgt meningkatkan penguasaan konsep

25 84 12 3 124

Jumlah siswa 346 1068 159 39 1612

persentase (%) 21% 66% 10% 2%

* data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 49. Hal 145

Tabel 11. Hubungan Angket Tanggapan Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Siswa Hasil

Belajar Kriteria

Angket pernyataanNo.3

IPA 3 UC-19 60,0 TL TS

IPA 4 UC-06 69 TL TS

UC-13 66,5 TL TS

UC-20 69,8 TL S

UC-23 67,9 TL STS

UC-24 63,5 TL TS


(49)

Berdasarkan data tanggapan siswa terhadap penerapkan pembelajaran e-learning disertai model pembelajaran TGT pada materi struktur dan fungsi sel diketahui bahwa 21% siswa menyatakan sangat setuju dan 66% siswa menyatakan setuju terhadap penerapan pembelajaran e-learning disertai TGT pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus. Tabel 11 terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas belajarnya sebagaian besar merupakan siswa yang menyatakan tidak setuju bahwa pengoperasian e-learning mudah dan tidak membingungkan

5. Tanggapan Guru terhadap Pembelajaran

Data tanggapan guru terhadap pembelajaran diperoleh melalui angket yang diisi oleh guru. Data tanggapan guru terhadap pembelajaran digunakan sebagai data pendukung indicator dari tingkat keberhasilan penelitian ini. Data tanggapan guru terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 12.


(50)

Tabel 12. Tanggapan guru terhadap pembelajaran No Aspek Komentar

1 Tanggapan dan kesan terhadap penerapan e- learning dan TGT pada proses pembelajaran

kombinasi penerapan e-learning dengan TGT meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2 Penerapan e-learning dan TGT

pada pembelajaran

Sangat mendukung, penerapan e-learning dan TGT menjadikan siswa santai, senang dan antusias saat pembelajaran.

3 Materi struktur dan fungsi sel yang tercantum dalam e-learning

mencakup semua indikator yang di capai

1. Website e-learning, materi mengenai struktur dan fungsi sel sudah cukup lengkap.

2. Materi sudah disajikan secara urut dan mudah dipahami oleh siswa,

3. Ada soal-soal latihan online, siswa bisa langsung mengukur kemampuan mereka. 4 Kelebihan penerapan e-learning

dan TGT materi struktur dan fungsi sel

1. Dengan e-learning siswa bisa belajar dimana saja tanpa harus berada di kelas.

2. Soal-soal latihan di e-learning sangat membantu siswa dalam belajar.

3. adanya unsur permainan, kompetisi, dan penghargaan siswa menjadi lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran.

5 Ketertarikan Guru untuk penerapkan e-learning dan TGT dalam pembelajaran

1. Sangat tertarik untuk menerapkan strategi belajar seperti ini selain materi sel

2. Tujuan: supaya ada variasi pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh

6 kekurangan dari penerapan

e-learning dan TGT pada materi

struktur dan fungsi sel

1. E-learning menuntut siswa untuk lebih aktif

diluar jam efektif

2. siswa yang kurang motivasinya cenderung malas untuk mengakses e-learning,

3. Apabila penguasaan kelas oleh guru kurang, menyebabkan suasana ramai dan gaduh 7 Saran Guru terhadap penerapan

pembelajaran agar lebih efektif di banding saat penelitian

1. Penguasaan kelas dan pengelolaan waktu harus bisa di tingkatkan lagi untuk bisa mengontrol siswa saat TGT.

2. E-learning sudah cukup baik dalam

penerapannya. * data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 50 hal 146

Data angket tanggapan guru yang diberikan kepada guru yang di isi secara keseluruhan oleh guru mata pelajaran menyatakan bahwa penerapan pembelajaran e-learning disertai model pembelajaran TGT pada materi struktur dan fungsi sel sudah baik, baik dari segi penerapan e-learning-nya maupung TGT-nya, meskipun demikian masih ada beberapa kekurangan dari penerapan e-learning dan TGT.


(51)

B. Pembahasan

Penerapan pembelajaran e-learning disertai model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) ini dilakukan di empat kelas XI IPA yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4. E-learning yang digunakan diterapkan di luar jam sekolah sebagai pemerkaya dan pengayaan materi struktur dan fungsi sel. TGT yang digunakan diterapkan di dalam jam sekolah untuk mengetahui seberapa besar penguasaan siswa terhadap pembelajaran baik pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas maupun pembelajaran melalui e-learning. Pembelajaran secara umum yaitu dengan mempelajari e-learning di luar jam sekolah melalui website e-learning sebelum pembelajaran di dalam kelas pada setiap materi yang diajarkan di setiap pertemuan, sedangkan TGT dilakukan di dalam kelas dengan cara siswa mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru pada kartu jawaban yang dipegang siswa (pertemuan 1 dan 2) dengan jumlah pertanyaan 15 soal. TGT pada pertemuan ke-3 dilaksanakan dengan cara siswa dalam kelompoknya masing-masing beradu cepat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. TGT pada pertemuan ke-4, siswa berkompetisi untuk membuat preparat terbaik struktur dan fungsi sel yaitu membuat preparat epitelium rongga mulut, epidermis dalam bawang merah, dan preparat irisan membujur daun Rhoe discolor. Skor yang didapat selanjutnya diakumulasikan menjadi satu menjadi skor akhir TGT yang digunakan sebagai penentu pemenang dari TGT ini.

Aktivitas siswa dalam pembelajar menggunakan e-learning diukur melalui jumlah pengunjung website e-learning yang diambil dari counter

pengunjung website www.elearning-bio.co.cc. Data counter website e-learning yang diambil yaitu mulai tanggal 27 Juli 2010 sampai tanggal 9

Agustus 2010, data pengunjung tercatat sebanyak 310 pengakses. Data aktivitas siswa yang menggunakan e-learning yang diambil dari counter pengunjung website e-learning ini merupakan data yang memiliki tingkat keakuratan dibawah 100%, dikarenakan dalam pembelajaran e-learning sebagaian besar siswa melakukan pembelajaran e-learning bersama kelompok mereka masing-masing dalam satu komputer internet sehingga counter


(52)

website e-learning memiliki jumlah pengakses sedikit. Selain itu belum adanya kontrol kepada siswa yang melakukan akses e-learning seperti tidak adanya absensi online setiap siswa yang mengakses e-learning dimungkinkan orang lain selain siswa kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo juga dapat mengakses e-learning meskipun website e-learning pada saat penelitian belum terdeteksi oleh mesin pencari seperti google. Meskipun data counter e-learning tidak 100% akurat, namun data ini tetap dijadikan acuan sebagai data aktivitas siswa dalam menggunakan e-learning. Dari data ini terlihat bahwa aktivitas siswa dalam menggunakan e-learning selama penelitian ini pada kriteria aktif yaitu pada skor antara 260 sampai 316. Selain itu data ini juga didukung oleh data dari pengumpulan tugas melealui e-learning. Tugas yang diberikan kepada 24 kolompok ternyata dikumpulkan tepat waktu sesuai batas pengumpulan tugas yang telah ditetapkan mulai tanggal 27 Juli sampai 8 Agustus 2010, dimana skornya mencapai 24 yang terdapat pada kriteria sangat aktif antara skor 20 sampai 24. Kedua data baik data jumlah pengunjung website maupun data pengumpulan tugas melalui e-learning menunjukkan bahwa siswa sangat nyaman, termotivasi dan antusias terhadap penggunaan e-learning. Kenyamanan dalam mengakses e-learning dan adanya motivasi belajar merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan pembelajaran e-learning. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Rodriguez (2008) yang menyatakan bahwa kenyamanan menggunakan e-learning dan adanya motivasi untyuk belajar ada hubungannya dengan keberhasilan dan kualitas dari pembelajaran e-learning.

Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap Aktivitas siswa selama 4 kali pertemuan. Semua hasil yang didapat dicatat di dalam lembar observasi Aktivitas siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa seluruh kelas yang dijadikan sampel penelitian telah mencapai kriteria yang telah ditetapkan yaitu sebesar ≥ 70% dimana siswa mencapai kriteria keaktifan tinggi dan sangat tinggi yaitu sebesar 85%. Data Aktivitas siswa (lampiran 50) terlihat bahwa baik kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 aktivitas siswa yang


(53)

paling tinggi ada pada saat kegiatan TGT. Hal ini disebabkan karena dengan penggunaan TGT siswa akan menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi dan minat belajar siswa ini muncul karena siswa saling berkompetisi antar kelompok untuk memperoleh skor terbanyak sehingga Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sardiman (2007) yang menyatakan bahwa motivasi muncul karena terangsang/terdorong oleh adanya tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai oleh siswa adalah untuk memperoleh skor terbanyak dari permainan dan memenangkan permainan. Motivasi yang timbul dalam diri siswa ini sesuai dengan data angket tanggapan siswa (tabel 10) yang menyatakan bahwa 16 dan 81 siswa sangat setuju dan setuju bahwa belajar menggunakan TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Penerapan E-learning disertai TGT dalam pembelajaran ternyata berkontribusi dalam meningkatnya hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa (tabel 9) yang ada menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa dari ke empat kelas yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 yang dijadikan sampel penelitian adalah 100%, 100%, 96.9%, dan 82.8%, yang berarti bahwa semua kelas yang dijadikan sampel penelitian telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal minimal yaitu 80%. Hasil belajar siswa yang rata-rata sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah pengaruh dari Penerapan e-learning selama pembelajaran materi struktur dan fungsi sel, dengan penerapan e-learning siswa dapat belajar dengan mudah dimanapun dan kapanpun tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Materi yang disajikan di dalam e-learning juga disajikan dengan sangat menarik yang disertai gambar, animasi, video, serta materi yang mudah dipahami oleh peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tersampaikan melalui e-learning, ini sesuai dengan pendapat Anitah (2008) yang menyatakan bahwa suatu media dapat dikatakan sebagai media pembelajaran yang baik apabila segala sesuatunya membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Selain itu, e-learning juga mempermudah siswa dalam mengumpulkan tugas secara online melalui


(54)

website e-learning tersebut. Tidak hanya itu saja di dalam e-learning juga terdapat menu latihan soal mengenai materi struktur dan fungsi sel sebanyak 30 soal pilihan ganda yang bisa langsung diketahui berapa skor yang bisa didapat oleh siswa saat mengerjakan soal-soal online tersebut, sehingga dapat membantu siswa untuk mengukur kemampuan dalam penguasaan konsep materi struktur dan fungsi sel, hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan yang ada diangket tanggapan siswa terhadap pembelajaran (tabel 10) dimana 29 dan

86 siswa dari 124 siswa menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa e-learning yang digunakan dapat meningkatkan penguasaan materi struktur

dan fungsi sel.

Selain penerapan e-learning, TGT yang diterapkan saat pembelajaran juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Penerapan TGT membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, adanya unsur permainan, kompetisi antar kelompok, serta penghargaan terhadap kelompok yang memenangkan permainan ternyata memberikan motivasi yang tinggi kepada siswa untuk saling berkompetisi antar kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (2008) yang menyatakan bahwa ketika siswa bekerja secara bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan norma-norma yang baik untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk keberhasilan kelompok. Pendapat ini juga diperkuat oleh Sanjaya (2006) yang menyatakan bahwa siswa dapat belajar dengan baik bila ada suasana yang nyaman, aman, dan bebas dari rasa takut selama pembelajaran. Permainan, kerjasama, kompetisi, dan penghargaan kelompok ternyata bisa membuat siswa lebih bersungguh-sungguh dalam belajar yang pada akhirnya didapatkan hasil belajar yang memuaskan. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa mendapatkan nilai yang memuaskan diatas KKM yang sudah ditentukan sebesar ≥ 70 yaitu nilai rata-rata hasil belajarnya sebesar 81,85 dengan ketuntasan klasikal ≥80% yaitu mencapai rata-rata ketuntasan klasikalnya 95%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sutarto (2009) yang menyatakan bahwa penggunaan TGT dalam pembelajaran memiliki dampak positif terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik.


(55)

Pada penelitian ini didapatkan data yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan hasil belajar yang diperoleh. Aktivitas siswa selama pembelajaran dari semua sampel penelitian telah mencapai keaktifan siswa minimal yaitu ≥ 70%, dengan rerata keaktifan siswa seleruh kelas mencapai 83.9%, sedangkan hasil belajar siswa rata-rata nilainya mencapai 81,95 dengan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai 95%. Aktivitas siswa yang diperoleh dengan hasil belajar yang diperoleh sama-sama telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal minimal yang sudah ditetapkan. Data ini juga diperkuat dengan data yang lebih kecil ditingkat individu siswa, ada 2 siswa yang memiliki tingkat aktivitas siswa yang rendah (cukup aktif) ternyata hasil belajar yang didapatkan juga mendapatkan nilai dibawah KKM yang telah ditetapkan. Ini berarti terdapat korelasi positif antara aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan hasil belajar yang didapatkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Binugraheni (2010) yang menyatakan bahwa aktivitas belajar siswa mempunyai korelasi terhadap hasil belajar, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran mengakibatkan semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai.

Namun tidak semua siswa yang memiliki aktivitas siswa tinggi mendapatkan nilai hasil belajar yang tinggi pula, ataupun sebaliknya. Data Aktivitas siswa menunjukkan ada 4 siswa yang memiliki aktivitas belajar siswa tinggi (kategori aktif) mendapatkan hasil belajar dibawah KKM. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat intelegensi yang dimiliki masing-masing siswa berbeda, sehingga meskipun tingkat Aktivitas siswanya tinggi tetap mendapatkan nilai hasil belajar dibawah KKM, apabila tingkat intelegensinya rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati (2009) yang menyatakan bahwa ada faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, salah satunya adalah inteligensi dimana inteligensi merupakan suatu norma umum dalam menentukan keberhasilan belajar. Semakin tinggi inteligensi yang dimiliki semakin besar keberhasilan belajarnya, begitupun sebaliknya.


(56)

Hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memiliki ketuntasan klasikal hasil belajar 100% dan 100%. Namun pada kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4 memiliki ketuntasan klasikal 96.9% dan 82.8% dengan 1 siswa yang tidak tuntas di kelas XI IPA 3 dan 5 siswa di kelas XI IPA 4. Adanya siswa yang tidak tuntas ini mungkin di karenakan siswa tersebut memiliki tingkat intelegensi kurang di banding siswa yang lain. Selain itu data dari aktivitas siswa kelas XI IPA 3 menunjukkan rata-rata aktivitas siswanya 86%, yang berarti masih ada 14% siswa ada pada kriteria kurang, sedangkan XI IPA 4 rata-rata aktivitas siswanya 81,1% yang berarti masih ada 18,9% siswa ada pada kriteria kurang. Aktivitas siswa yang ada di kedua kelas ini mungkin yang menyebabkan masih ada nilai hasil belajar siswa dari XI IPA 3 dan XI IPA 4 yang belum tuntas. Kemungkinan yang lain ketidaktuntasan 6 siswa tersebut dikarenakan siswa tersebut kurang memiliki motivasi untuk belajar menggunakan e-learning yang menyebabkan materi struktur dan fungsi sel yang ada di e-learning tidak bisa di pahami semaksimal mungkin.

Selama pembelajaran berlangsung tidak hanya hasil belajar akhir siswa yang dinilai untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan e-learning dan TGT tetapi juga dinilai dari hasil kegiatan diskusi dan pengumpulan tugas kelompok dimana nilai akhir dari pembelajaran sama dengan satu kali rata-rata hasil diskusi kelompok ditambah satu kali nilai tugas ditambah dua kali nilai evaluasi dan dibagi empat. Kegiatan diskusi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan awal sebelum guru menjelaskan materi, dengan begitu siswa akan menjadi lebih siap dalam menerima materi yang akan diajarkan. Dari data yang ada menunjukkan bahwa hasil diskusi yang dilakukan seluruh siswa yang dijadikan sampel penelitian rata-rata mendapatkan hasil yang memuaskan dengan nilai rata-rata 86,7 (lampiran 43), ini berarti hampir semua siswa siap dengan materi yang akan diajarkan, Selain itu semua kelompok baik kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 telah mengumpulkan tugas lewat e-learning tepat waktu sesuai batas waktu yang telah ditentukan yaitu mulai tanggal 27 juli - 08 agustus 2010 yang berarti siswa memiliki motivasi dan


(1)

Angket tanggapan guru tentang penggunaan e-learningdisertai TGT dalam pembelajaran struktur dan fungsi sel

No Pertanyaan Komentar

1 Bagaimana tanggapan dan kesan Bapak guru terhadap penerapan E- learning dan TGT pada proses belajar mengajar materi struktur dan fungsi sel?

Sangat bagus, kombinasi penerapan e-learning dengan TGT ternyata bisa meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa

2 Apakah penerapan E-learning dan TGT pada pembelajaran materi struktur dan struktur sel dapat mendukung dalam proses pembelajaran?

Sangat mendukung, dengan penerapan e-learning dan TGT siswa merasa lebih santai, senang dan antusias saat pembelajaran

3 Apakah materi struktur dan fungsi sel yang tercantum dalam E-learning sudah mencakup semua indikator yang ingin di capai?

Sudah, website e-learning dikemas dengan tampilan yang menarik, materi mengenai struktur dan fungsi sel sudah cukup lengkap, gambar-gambar mengenai sel juga bagus dan mudah dipahami, materi sudah disajikan secara urut dan mudah dipahami juga oleh siswa, dan yang paling menarik di e-learning ini ada soal-soal latihan online yang bisa langsung diketahui jawabannya, sehingga siswa bisa langsung mengukur kemampuan mereka

4 Apakah ada kelebihan dari penerapan e-learning dan TGT materi struktur dan fungsi sel jika dibandingkan dengan media dan model pembelajar yang lain?

Ada, dengan penerapan e-learning siswa bisa belajar dimana saja,tanpa harus berada di kelas. Soal-soal latihan yang ada di e-learning juga sangat membantu siswa dalam belajar. TGT yang diterapkan juga sangat membantu siswa dalam belajar, siswa menjadi lebih antusias saat TGT sedang dilaksanakan, mungkin karena ada unsur permainan, kompetisi, dan penghargaan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran

5 Apakah Bapak/ibu guru tertarik untuk menerapkan e-learning dan TGT materi struktur dan fungsi sel dalam pembelajaran?

Sangat tertarik untuk menerapkan strategi belajar seperti ini, dan mungkin tidak hanya di materi stuktur dan fungsi sel saja tapi di materi yang lain, dengan tujuan supaya siswa tidak jenuh dengan metote yang selama ini saya gunakan, dengan begitu ada variasi dalam mengajar.


(2)

6 Apakah ada kekurangan dari penerapan e-learning dan TGT pada

materi struktur dan fungsi sel? Ada, aktif diluar jam efektif, siswa yang kurang e-learning menuntut siswa untuk lebih motivasinya cenderung malas untuk mengakses e-learning ini, TGT juga demikian, apabila penguasaan kelas yang dilakukan guru kurang, suasana rame dan gaduh tidak mungkin bisa dihindari lagi

7 Apa saran bapak terhadap penerapan pembelajaran e-learning disertai TGT supaya penerapannya bisa lebih efektif di banding saat penelitian ini

Penguasaan kelas yang harus bisa di tingkatkan lagi untuk bisa mengontrol siswa saat TGT dilangsungkan, juga pengelolan waktu dalam mengajar yang harus di kelola dengan baik.untuk e-learning sudah cukup baik penerapannya.


(3)

(4)

(5)

FOTO SELAMA PENELITIAN

Gambar 1. Guru sedang menerangkan

Gambar 2. Guru sedang menerangkan

Gambar 6. Suasana saat TGT

Gambar 5. Siswa mempresentasika hasil diskusi

Gambar 4. Suasana saat Siswa berdiskusi

Gambar 3. Suasana saat Siswa


(6)

Gambar 7. Suasana saat TGT

Gambar 8. Suasana saat TGT

Gambar 9. Suasana saat TGT

berlangsung


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT BERVISI SETS PADA PEMBELAJARAN IPA YANG MENGINTEGRASIKAN MATERI KEBENCANAAN

0 18 224

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT BERBANTUAN MEDIA NUMBER CARD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA N 9 SEMARANG

2 83 243

Kualitas Pembelajaran Materi Struktur dan Fungsi Sel di SMA Negeri 1 Bumiayu menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

1 15 164

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM CHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 PANCURBATU TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DIKOMBINASIKAN DENGAN SLIDE ANIMASI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI SMA N 2 UNGARAN.

0 0 1

(ABSTRAK) KEEFEKTIFAN PENERAPAN PEMBELAJARAN E-LEARNING DISERTAI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL KELAS XI IPA SMA N 1 JEKULO KUDUS.

0 0 2