Lokasi Dan Waktu Penelitian Populasi Dan Sampel Variable Penelitian Rancangan Penelitian Prosedur Penelitian

19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Jekulo Kudus tahun pelajaran 20102011 yang terletak di Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus pada kelas XI IPA semester gasal pada bulan Juli-Agustus 2010 pada mata pelajaran biologi, materi struktur dan fungsi sel.

B. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Sampel dalam penelitian ini adalah 4 kelas XI IPA yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4, dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 124 siswa. Jadi, seluruh kelas dari populasi digunakan sebagai sampel penelitian.

C. Variable Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas : Penerapan pembelajaran e-learning disertai model TGT pada materi struktur dan fungsi sel. 2. Variabel terikat : Hasil belajar dan keaktifan siswa kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo Kudus.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semuquasi experimental dengan desain One-Shot case Study dengan 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengambilan data. Pola desain One Shot Case Study adalah sebagai berikut: X O 20 Keterangan : X : Perlakuan O : Hasil observasi setelah perlakuan Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan penerapan e-learning disertai TGT adalah hasil belajar yang diambil dari nilai LDS, Artikel, dan nilai evaluasi akhir selama pembelajaran, serta dari lembar aktivitas siwa selama pembelajaran.

E. Prosedur Penelitian

1. Persiapan penelitian Langkah -langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah : a. Melaksanakan observasi awal untuk identifikasi masalah melalui wawancara dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. b. Menentukan tindakan yang tepat dalam pembelajaran materi struktur dan fungsi sel malalui penerapan e-learning disertai model TGT, dengan pembuatan e-learning selama 3 bulan yaitu bulan April-Juni. c. Peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi untuk menyusun instrumen penelitian berupa silabus dan RPP. d. Menyusun lembar observasi siswa, kuesioner tanggapan siswa dan guru dalam mengikuti proses belajar mengajar, dan menguji validitas isinya dengan dosen penguji. e. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran. f. Menyusun alat evaluasi berupa soal-soal pilihan ganda. g. Uji coba instrumen penelitian yaitu uji coba alat evaluasi berupa soal- soal pilihan ganda yang diujikan di kelas yang bukan termasuk kelas penelitian. h. Analisis hasil uji coba instrumen penelitian 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen Arikunto 2006. Suatu instrumen yang 21 valid memiliki validitas yang tinggi. Validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan korelasi product moment kasar: R xy = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − − 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : R xy = koefisien korelasi X = skor tiap soal Y = skor yang benar dari tiap soal N = jumlah subyek Arikunto 2006 Harga R yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikasi 5 . Jika harga r hitung ≥ r tabel maka item soal yang diuji bersifat valid. Hasil Analisis validitas soal ujicoba dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1. Hasil analisis validitas soal uji coba. Kriteria Jumlah Nomor soal Valid 34 3, 4, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 50 68 Tidak valid 16 1, 2, 5, 6, 11, 12, 14, 20, 26, 29, 30, 32, 36, 41, 45, 49 32 Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 30 hal. 104 2. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data. Arikunto 2006 Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-21 yang rumusnya : r 11 = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − Vt - k M - k M - 1 1 k k Keterangan : r 11 = reliabilitas soal secara keseluruhan M= rata-rata skor awal K= jumlah butir soal Vt= variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total 22 Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut : r 11 = 0.8000 – 1.000 = Reliabilitas sangat tinggi 0.6000 – 0.799 = Reliabilitas tinggi 0.4000 – 0.599 = Reliabilitas cukup 0.2000 – 0.399 = Reliabilitas rendah 0.2000 = Reliabilitas sangat jelek Arikunto 2006 Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5 . Jika harga r hitung r tabel product moment maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel. Berdasarkan perhitungan reliabilitas terhadap soal uji coba penelitan diperoleh harga r hitung sebesar 0,765 dengan N sebanyak 29, r tabel 0,367. Dari data ini dapat diketahui bahwa r hitung r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa soal uji coba penelitian reliabel dengan tingkat reliabilitas tinggi. 3. Tingkat kesukaran Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan mudah dan sukarnya soal. Syarat soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan sukar. P = Js B Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto, 1986 Klasifikasi indeks kesukaran : Soal dengan P antara 0,00 - 0,30 = sukar Soal dengan P antara 0,31 - 0,70 = sedang Soal dengan P antara 0,71 - 1,00 = mudah Hasil analisis tingkat kesukaran soal ujicoba penelitian dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut. 23 Tabel 2. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba penelitian Kriteria Jumlah Nomor soal Mudah 19 1, 2, 4, 9, 10, 13, 18, 19, 20, 24,27, 31, 33, 35, 37, 39, 40, 49, 50 38 Sedang 20 7, 8, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 21, 22, 25, 26, 28, 32, 38, 41, 42, 43, 46, 47 40 Sukar 11 3, 5, 6, 23, 29, 30, 34, 36, 44, 45, 48 22 Perhitungan tingkat kesukaran soal ujicoba dapat dilihat pada lampiran 30 hal 104 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D, yang dinyatakan dengan rumus : D = JA BA - JB BB = PA – PB Keterangan : JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas BB = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah PA = Proporsi jawaban benar dari kelompok atas PB = Proporsi jawaban benar dari kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda : D = 0,00 - 0,20 adalah jelek D = 0,21 – 0,40 adalah cukup D = 0,41 – 0,70 adalah baik D = 0,71 – 1,00 adalah baik sekali Negatif adalah tidak baik. Arikunto, 1986 Hasil analisis daya pembeda soal ujicoba penelitian dapat dilihat pada tabel 3. 24 Tabel 3. hasil analisis daya pembeda soal uji coba penelitian kriteria jumlah nomor soal Jelek 16 1, 2, 4, 5, 6, 11, 12, 14, 23, 32, 33, 41, 44, 45, 48, 49 32 cukup 21 3, 7, 9, 10, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 29, 30, 34, 35, 36, 37, 40, 42 42 Baik 13 8, 15, 21, 24, 27, 28, 31, 38, 39, 43, 46, 47, 50 26 Perhitungan analisis daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 30 hal. 104 2. Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian keefektifan penerapan pembelajaran e-learning disertai model pembelajaran TGT pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA N 1 Jekulo adalah sebagai berikut 1. Guru memberikan penugasan penugasan terlampir untuk mempelajari e-learning di luar jam pelajaran sebelum diadakan pembelajaran. 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian. 3. Siswa melakukan kegiatan TGT yang soal-soalnya sebagian diambilkan dari e-learning, dengan TGT sebagai berikut: a. TGT pertemuan pertama dan kedua: siswa melakukan TGT dengan cara siswa mencari jawaban yang dibacakan oleh guru pada kartu jawaban yang sudah diberikan kepada siswa. b. TGT pertemuan ketiga: siswa melakukan TGT dengan siswa adu cepat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. c. TGT pertemuan keempat: siswa melakukan praktikum untuk membuat preparat sementara irisan membujur daun Rhoe discolor, epitelium mukosa mulut, dan epidermis dalam bawang merah. 4. Selama proses pembelajaran, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 5. Guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran materi struktur dan fungsi sel. 25 6. Memberikan angket tanggapan siswa dan guru pada akhir pembelajaran materi struktur dan fungsi sel.

F. Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT BERVISI SETS PADA PEMBELAJARAN IPA YANG MENGINTEGRASIKAN MATERI KEBENCANAAN

0 18 224

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT BERBANTUAN MEDIA NUMBER CARD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA N 9 SEMARANG

2 83 243

Kualitas Pembelajaran Materi Struktur dan Fungsi Sel di SMA Negeri 1 Bumiayu menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

1 15 164

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM CHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 PANCURBATU TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DIKOMBINASIKAN DENGAN SLIDE ANIMASI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI SMA N 2 UNGARAN.

0 0 1

(ABSTRAK) KEEFEKTIFAN PENERAPAN PEMBELAJARAN E-LEARNING DISERTAI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL KELAS XI IPA SMA N 1 JEKULO KUDUS.

0 0 2