Pola Komunikasi Masyarakat Multi Etnis Di Desa Teluk Panji II

79 terjadi kedekatan antar etnis yang membuat masyarakat Teluk Panji II saling memahami.

4.6.1 Pola Komunikasi Masyarakat Multi Etnis Di Desa Teluk Panji II

Berinteraksi dalam masyarakat, pola kamunikasi merupakan syarat utama terjadinya hubungan sosial antara individu dengan individu maupun kelompok dengan kelompok. Komunikasi merupakan suatu proses ketika manusia berinteraksi untuk mencapai tujuan pengintegrasian baik antar individu dalam kelompok maupun di luar kelompok. Maka sebab itu bahasa adalah sebagai perantara dalam memulai suatu hubungan, dengan bahasa inilah manusia dapat berhubungan dalam mencapai tujuan-tujuan hidupnya. Dalam Desa Teluk Panji II Kecamatan Kampung Rakyat, bahasa yang digunakan beragam, lantaran desa tersebut dihuni masyarakat multi etnis. Dengan adanya kemajemukan tersebut, bahasa yang digunakan juga banyak dan berlainan. Untuk mengetahui pola komunikasi dalam berhubungan dalam masyarakat multi etnis di Desa Teluk Panji II perlu adanya observasi. Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, individu-individu dalam masyarakat yang berbeda di Desa Teluk Panji II dalam penggunaan bahasa terdapat 4 bahasa yang berlainan diantaranya adalah bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Mandailing dan bahasa Batak Toba. Sementara itu, dalam pola penggunaan bahasa yang digunakan dalam masyarakat multi etnis di Desa Telik Panji II dapat di klarifikasikan kedalam dua bentuk yaitu: 1. Penggunaan Bahasa pada Sesama Etnis Universitas Sumatera Utara 80 Penggunaan bahasa pada sesama suku dalam masyarakat multi etnis di Desa Teluk Panji II, mereka menggunakan bahasa menurut etnis dan bahasa mereka masing-masing. Bahasa Jawa digunakan dalam setiap berhubungan dengan sesama Etnis Jawa, tetapi dalam berhubungan dengan Etnis Sunda, Mandailing dan batak Toba kami menyesuaikan dengan pola bahasa yang akan kami gunakan. Meskipun pola bahasa setiap mereka berinteraksi disesuaikan dengan keadaan, namun bahasa Jawa Tetap dominan melebihi bahasa Sunda, Mandailing dan Batak Toba di Desa Teluk Panji II sebab 68 dari jumlah seluruh penduduk Teluk Panji II adalah Etnis Jawa. Sedangkan Etnis Sunda dalam berhubungan dengan sesamanya, mereka juga menggunakan bahasa Sunda dan tidak menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa etnis lainnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Pak Dahlan orang Sunda yang tinggal di Desa Teluk Panji II sebagai berikut: Bahwa kami setiap berinteraksi sehari-hari terhadap sesama orang Sunda kami menggunakan bahasa Sunda sebab kami semua paham bahasa Sunda. Demikian pula dengan Etnis Mandailing dan Batak Toba, orang Mandailing dan Batak Toba di Desa Teluk Panji II juga menggunakan pola bahasa yang sama seperti Etnis Sunda dan Etnis Jawa. Dalam berhubungan mereka menggunakan bahasa Mandailing dan Batak toba terhadap sesama Etnis Mandailing dan Batak Toba setiap berinteraksi. Penggunaan bahasa Mandailing di Desa teluk Panji II sama dengan bahasa Mandailing di daerah Tapanuli Selatan sebab, bahasa Mandailing tidak terdapat perbedaan pola penggunaan bahasa yang halus dan kasar. Begitu juga dengan penggunaan bahasa Batak Toba di Desa Teluk Panji II sama dengan bahasa Batak Toba yang ada di daerah Simalungun. 2. Penggunaan Bahasa Pada Berbeda Etnis Universitas Sumatera Utara 81 Mengenai penggunaan bahasa yang berbeda dalam masyarakat, untuk berinteraksi pola yang digunakan tergantung dengan situasi, tempat dan lawan bicara. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Pak Amran sebagai berikut: “saya sudah lama berada di desa ini. Sebagai guru saya tiap hari di sekolah berjumpa dan berkomunikasi dengan etnis lain.Sepertiketika saya berkomunikasi dengan EtnisMandailing ya saya menggunakan bahasa mandailing, ketika saya berkomunikasi dengan Etnis Jawa ya saya menggunakan bahasa Jawa, begitu juga ketika saya berinteraksi dengan EtnisSunda, saya juga menyesuaikan dengan mereka lawan bicara saya yaitu menggunakan bahasa Sunda. Ya walaupun saya tidak terlalu lancar berkomunikasi dengan bahasa suku lain, tapi karena saya sudah lama tinggal di desa ini sehingga sikit banyaknya saya mengerti dan saya sudah terbiasa berkomunikasi dengan masyarakat yang berbeda etnis” Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Amran, Etnik Batak Mandiling Sama halnya dengan apa yang di katakan Pak Mahyuddin Siregar sebagai berikut: “Di desa ini kan banyak orang Jawa, saya sendiri orang Batak Mandailing ada juga orang Sunda, Toba, Nias dll. Sakin dekatnya saya dengan mereka, saya menguasai bahasa mereka semua. Saya bisa berbahasa Jawa bahkan sangat lancar, bisa bahasa Sunda, bahasa Batak Toba apalagi. Saya juga bisa bahasa Sunda bahkan bahasa Nias juga sikit-sikit bisa. Kalausayajumpasama EtnisSunda ya saya akan berbahasa Sunda begitu pula kalausaya bertemu dengan Etnis Jawa ya saya menggunakan bahasa Jawa dan begitu juga terhadap Etnis Batak Toba dan Nias. Terkadang kawan-kawan saya heran melihat saya, termasuk istri saya. Mengapa saya bisa menguasai berbagai bahasa. Pernyataan di atas ditegaskan juga oleh Pak Abdul Wahab Simanjuntak sebagai berikut: “Dalam berinteraksi atau berkomunikasi sehari-hari ya bagusnya pake bahasa nasionallah yaitu bahasa Indonesia. Kita kan disini multi etnis dan tentunya beragam pula bahasanya. Semua ada saatnya. Ketika saya dihadapkan dengan 3 tiga etnis sekaligus, misalnya Jawa, Sunda dan Batak Mandailing nah disinilah saya menggunakan bahasa Indonesia dalam berinteraksi agar menghindari terjadinya kesalahpahaman. Biasanya saya menggunakan bahasa Indonesia pada saat acara resmi seperti ketika undangan pernikahan, rapat, kan rame itu bermacam suku disitu. Namun jika saya sedang berhadapan dengan salah satu Universitas Sumatera Utara 82 warga Teluk Panji II yang besuku Jawa, maka sayapake Bahasa Jawa dan bercampur dengan bahasa Indonesia. Tapi ketika saya sedang berinteraksi dengan salah seorang yang beretnik Batak, maka saya akan menggunakan bahasa Batak”. Dari ungkapan Pak abdul Wahab Simanjuntak di atas, penggunan bahasa persatuan dalam masyarakat multi etnis di Desa Teluk Panji II bukan hanya bicara pada suku yang berbeda saja, tetapi penggunaan bahasa Indonesia juga di pakai ketika ada pertemuan resmi baik dalam rapat maupun khutbah Jum’at, Kebaktian, serta pengajian ibu-ibu. Kemudian ungkapan yang dilontarkan oleh Pak Amran dan Pak Mahyuddin menunjukkan adanya kedekatan antar sesama etnis di Desa Teluk Panji II. Hal ini di buktikan dengan beberapa informan yang beragam etnis masing-masing bisa menguasai bahasa etnis lain. Maka tak heran Etnis Batak Toba, Mandailing, Jawa, dan Sunda sangat lancar berbahasa Etnis lain. Seperti bahasa Jawa misalnya, di kuasai oleh Etnis Mandailing, Sunda dan Batak Toba. Begitu pula sebaliknya Etnis Jawa, Mandailing, Toba dan sunda mereka saling menguasai bahasa masing-masing etnis walaupun sedikit-sedikit. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkomunikasi dengan manusia lain, baik yang berasal dari satu kelompok maupun kelompok, ras, etnis, atau budaya lain. Aksioma komunikasi mengatakan: “Manusia selalu berkomunikasi, manusia tidak dapat menghindari komunikasi.”Liliweri, 2004:5. Hidup bermasyarakat memaksa manusia untuk berkomunikasi baik dengan anggota kelompok maupun dengan manusia di luar kelompok yang dinaunginya.Komunikasi kelompok merupakan komunikasi di antara sejumlah orang. Dalam kenyataannya, komunikasi kelompok bukanlah sekedar bertukar pesan melainkan terjadi pula proses interaksi antarbudaya dari para anggota Universitas Sumatera Utara 83 kelompok baik in group maupun out group yang berbeda latar belakang kebudayaan.Liliweri, 2004:56. Di Desa Teluk Panji II masyarakatnya selalu berkomunikasi dengan baik tanpa membedakan etnis maupun agama yang berbeda, interaksi dengan baik tersebut terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik antar kelompok maupun antar individu. Interaksi antar etnis tersebutlah yang melahirkan kehidupan yang harmonis, menciptakan suatu masyarakat yang bertoleransi dan saling menghargai dengan perbedaan etnis yang ada. Seperti wawancara dengan Pak Juntak, ia mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-harinyabeliau di kelilingi oleh orang- orang yang berbeda etnis. Sehingga menuntun ia untuk mampu memahami dan menghargai perbedaan bahasa maupun adat yang ada di Desa Teluk Panji II. Namun tidak berarti menjadi suatu kendala bagi Pak Juntak untuk berkomunikasi dengan warga disekitar tempat tinggalnya. Pak Juntak dalam kesehariannya jika bertemu dengan Etnis Jawa maupun Sunda ia menggunakan Bahasa Indonesia bahkan ia mampu memahami dan menggunakan bahasa seperti lawan bicaranya yang berbeda etnis dengan Pak Juntak.Namun ketika ia dihadapkan dengan lawan bicara yang beretnis batak sama seperti Pak Juntak, maka ia menggunakan bahasa batak juga. Inilah membuktikan bahwa di Desa Teluk Panji II masyarakat yang berbeda etnismampu menyesuaiakan ketika ia dihadapkan dengan lawan bicara sesama etnis maupun yang berbeda etnis. 4.6.2 Keharmonisan Masyarakat Multi Etnis dalam Mensukseskan Acara-Acara Resmi di Desa Teluk Panji II Universitas Sumatera Utara 84 Suatu hubungan harmonis itu dapat terjadi jika antara satu etnis dengan etnis lainnya dapat saling menghargai, memahami, dan tidak saling mengganggu antara satu etnis dengan lainnya. Kedekatan antar etnis ini juga dikarenakan adanya rasa senasip sepenanggungan yang dulunya sama-sama berjuang datang kedesa ini sehingga mereka sudah seperti keluarga kandung serta keaktifan mereka bermasyarakat sehingga sering berjumpa yang mengakibatkan terjadinya interaksi. Ditambah lagi kondisi rumah yang membaur membuat kami semakin erat. Acara-acara resmi dalam masyarakat Teluk Panji II dalam Hal ini meliputi perayaan pesta pernikahan dan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia yang melibatkan masyarakat umum dan orang banyak. 1. Parayaan pesta pernikahan Pernikahan merupakan kegiatan sakral. Di desa Teluk Panji II setiap tahun ada yang melakukan pernikahan baik antar etnis maupun sesama etnis. Kegiatan ini tentunya membutuhkan bantuan dari berbagai masyarakat guna terselenggaranya parayaan tersebut. Terutama bantuan dari para tetangga-tetangga terdekat dan sanak saudara. Hal tersebut di katakan oleh Ibu Ningsih sebagai berikut: Kegiatan perayaan pesta pernikahan di desa dibantu oleh para tetangga terdekat yang ada di sekitaran rumahnya baik perempuan dan laki-laki yang beragam etnis baik itu Etni Jawa, Sunda, Mandailing dan Batak Toba. Masyarakat yang bekerja pada perayaan ini dilakukan secara suka rela atau tanpa pamrih, dan pesta pernikahan dilakukan selama satu hari satu malam. Dalam kegiatan masak-memasak dilakukan oleh para perempuan sedangkan kegiatan lainnya seperti membelah kayu bakar dan menyembelih hewan dan kegiatan berat lainnya dilakukan oleh laki-laki. Kemudian dalam pelaksanaan pesta pernikahan baik Etnis Jawa, Sunda, Madailing dan Batak Toba di teluk Panji II sistem pelaksanaan mengundang tamu Universitas Sumatera Utara 85 untuk turut membantu perayaan pesta pernikahan Pak Nirbun Simanjuntak mengatakan sebagai berikut: Perayaan pesta pernikahan di Desa teluk Panji II dalam rangka mengundang masyarakat untuk ikut membantu kegiatan perayaan pernikahan, tidak melalui undangan secara tertulis tetapi disampaikan secara lisan dari rumah kerumah dan yang mengundangnya orang tua pengantin dan keluarga terdekat. Lain hal nya dengan tamu undangan yang harus disampaikan melalui undangan tertulis. Sama hal nya apa bila Etni Batak Toba mengadakan perayaan pesta sistem pelaksanaannya tidak berbeda dengan apa yang di lakukan etni lainnya. Tetapi yang membedakan adalah penghidangan makanan dan tempatnya sepeti yang dikatakan Pak Nirbun Simanjuntak yang pernah melakukan hal ini sebagai berikut: Ketika perayaan pesta pernikahan anak saya melakukan didua rumah sekaligus yaitu rumah saya sendiri yang digunakan untuk menyediakan makanan-makanan khusus untuk tamu saya yang beretnik Batak Toba. Kemudian rumah tetanggasaya Etnis Jawa yang berada 2 rumah dari rumah saya ini saya pinjam untuk tamu saya yang beragama muslim seperti Etni jawa, Sunda dan Mandailing.Kemudian makanan yang saya hidangkan mereka saya kasih modal belanja dan mereka yang memasak. Hal ini dilakukan Pak Juntak karena ia sangat memahami dan menghargai perbedaan etnis di Desa Teluk Panji II, pemisahan dalam hal menyediakan makanan tersebut bukan berarti pemisahan antara etnis yang satu dengan yang lainnya, pemisahan dalam memasak makanan tersebut justru membuat warga Desa Teluk panji II dapat berkumpul menjadi satu ketika suatu acara pesta perkawinan dilakukan, tanpa apapun yang menghalangi untuk datang ke pesta pada saat Etnis Batak Toba mengadakan Pesta. Perbedaan-perbedaan antar etnis yang ada di Desa Teluk Panji II, tidak membuat suatu hubungan antar masyarakat menjadi adanya suatu batasan- batasan, melainkan perbedaan-perbedaan etnis itu membuat hubungan masyarakat Universitas Sumatera Utara 86 di Desa Teluk Panji II menjadi semakin erat dan harmonis, karena setiap mayarakat saling melibatkan, bahu membahu dan tolong menolong mensukseskan acara tersebut. 2. Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Perayaan kemerdekaan Republik Indonesiabiasanya dilaksanakan setahun sekali yakni pada tanggal 17 Agustus. Kegiatan ini di laksanakan di tempat yang luas seperti di tanah lapang dan melibatkan instalasi pemerintahan dan pendidikan serta masyarakat. Adapun sistem cara pelaksanaanya yakni mengundang seluruh anggota lapisan masyarakat yang ada di Desa Teluk Panji II untuk hadir dan bermain bersama serta menikmati hiburan yang telah disediakan seperti panjat pinang, bola joget, lari karung dll. Masyarakat Teluk Panji II dalam melaksanankan perayaan keerdekaan Republik Indonesia ada pemandangan yang berbeda seperti yang di ungkapkan oleh Pak Aminuddin sebagai berikut: Semua kegiatan dari awal hingga akhir dilakukan secara bersama- sama baik antar sesama suku maupun antar suku yang berbeda baik kaum ibu-ibu, bapak-bapak maupun kaum muda-mudi. Kemudian dalam pelaksanaan upacara bendera dipimpin oleh 2 doa. Pertama doa dari masyarakat muslim dan kedua doa dari umat kristiani. Dari hasil wawancara di atas tersimpulkan bahwa sikap saling menghargai antar etnis sangat dijaga. Masyarakat di sana duduk bersama dan berfikirnya Indonesia bahwa mereka itu adalah satu. Walaupun warga Teluk Panji II bersifat multi etnis terdiri dari banyak etnis, namun mereka tetap selalu bertoleransi dan saling membantu dalam berbagai kegiatan.

4.6.3 Amalgamasi Merupakan Bentuk Keharmonisan Mayarakat Multi Etnis di Desa Teluk Panji II

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Studi Deskriptif Manghirap Tondi Di Desa Lintong Nihuta Kecamatan Tampahan Dalam Masyarakat Batak Toba Oleh Ibu Rotua Pardede: Kajian Terhadap Tekstual Dan Musikal

2 89 91

Harmonisasi Interaksi Antar Etnis Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kebupaten Deli Serdang

6 86 113

Pengaruh Program Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Teluk Panji Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Teluk Panji Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 42 224

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

PERSEPSI PEREMPUAN ETNIS JAWA TENTANG TATA KRAMA DI DESA PERLABIAN KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

0 5 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial - Harmonisasi Masyarakat Multi Etnis (Etnis Btak Toba, Mandailing, Jawa dan Sunda)” (Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Teluk Panji II, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Harmonisasi Masyarakat Multi Etnis (Etnis Btak Toba, Mandailing, Jawa dan Sunda)” (Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Teluk Panji II, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara)

0 0 11

Harmonisasi Masyarakat Multi Etnis (Etnis Btak Toba, Mandailing, Jawa dan Sunda)” (Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Teluk Panji II, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara)

0 0 12

STEREOTIP MASYARAKAT SUNDA TERHADAP MASYARAKAT PENDATANG JAWA DI KAMPUNG NELAYAN DESA TELUK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN

0 0 144