Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan pembelajaran matematika dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita tidak lagi mempertahankan paradigma lama yaitu teacher center guru memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa yang pasif. Tetapi hal ini nampaknya masih banyak diterapkan diruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu. Bila transfer konsep-konsep matematika berlangsung terus maka pemahaman siswa terhadap konsep matematika akan terbatas pada ranah kognitif sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Pada aspek produk matematika, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep sedangkan pada aspek proses siswa diharapkan mempunyai ketrampilan dalam mengerjakan matematika. Masih banyak pembelajaran matematika di dominasi dengan metode ceramah maka pelajaran ini dapat menjadi pelajaran yang membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak rumus matematika yang harus dihafalkan. Siswa tidak akan dapat menyadari bahwa matematika sangat penting dipahami sebagai pengetahuan dasar untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari–hari. Seorang guru harus memahami dan menyadari bahwa tidak semua siswa mempunyai tingkat intelektual tinggi. Kemampuan setiap siswa menangkap materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda. Menurut Anne Ahira belajar matematika itu memahami konsep bukan menghafal rumus,hal itu dikuatkan pula oleh Seto Mulyadi mengungkapkan bahwa matematika merupakan ilmu pasti yang menuntut pemahaman dan ketekunan berlatih. Menhafal rumus dan cara menngerjakan soal bukan langkah tepat membuat anak cakap dalam ilmu ini. http:ganeca.blogspirit.com 1 commit to user 2 Berdasarkan pengamatan, wawancara, kolaborasi peneliti dengan guru yang mengajar kelas IV yang dilakukan di SD Negeri Jaten 1 khususnya siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi kurang berminat dalam belajar matematika. Hal ini mengakibatkan kemampuan siswa dalam matematika masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil pretest yang dilaksanakan dari 26 siswa hanya 12 siswa yang nilainya ≥60 dan 14 siswa banyak yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 60. Kalau hal itu dibiarkan dampaknya siswa akan kesulitan dalam perkalian dan pembagian. Dari pengamatan yang dilakukan, ternyata hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu, alokasi waktu yang ada tak sebanding dengan materi yang diberikan kepada siswa, alokasi waktu terbatas tetapi materi yang harus disampaikan terlalu banyak. Faktor tersebut akan membuat pemahaman siswa dalam pelajaran matematika menjadi abstrak karena keterbatasan waktu untuk guru dalam menyampaikan materi. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan kurang memaksimalkan proses pembelajaran dengan media atau alat peraga. Faktor yang lain adalah tidak adanya variasi metode, dari tahun ke tahun metode yang digunakan untuk mengajar matematika menggunakan metode ceramah kemudian anak diberi latihan soal terus menerus, ini mengakibatkan siswa menjadi bosan,tegang dan terkesan takut. Dari faktor-faktor tersebut membuat anak menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang membosankan, sulit, dan menakutkan. Guru mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kepada siswa kelas IV di SD Negeri Jaten 1 masih menggunakan metode ceramah. Metode mengajar tersebut membuat siswa beranggapan bahwa berhitung bilangan bulat adalah suatu pelajaran yang membosankan dan hal ini berdampak pada rendahnya keterampilan anak dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru seharusnya memiliki metode mengajar yang dapat menggugah minat dan keaktifan siswanya. Salah satunya dengan metode demonstrasi. Dengan persoalan rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran commit to user 3 dan kualitas hasil belajar,maka proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian penuh. Seorang siswa membutuhkan suatu pemahaman konsep dalam belajar matematika. Tak terkecuali ketika siswa belajar berhitung dalam pembelajaran matematika. Pemahaman konsep behitung dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pemahaman berasal dari kata dasar paham. Pemahaman artinya mengetahui akan sesuatu hal dan mampu mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dalam pikiran tetapi mampu menggunakannya. Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Penjumlahan adalah Penjumlahan adalah operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Pengurangan adalah kebalikan dari penjumlahan. Sedangkat menurut Catur Supatmono 2009:77, bilangan bulat adalah….,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4…Jadi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah suatu pengetahuan akan suatu hal dan mampu menggunakan secara abstrak penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan yang terdiri dari bilangan negatif, bilangan positif atau bilangan asli, dan bilangan cacah. Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat ditingkatkan dengan berbagai cara,diantaranya dengan metode demonstrasi. Dalam Anonim a metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktifitas yang tersistem dari suatu lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tercapainya tujuan pembelajaran. Jadi metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan aturan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin syah 2000. Dengan penggunaan metode ini dapat membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatuproses atau cara kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan dalam metode ceramah dapat diperbaiki melalui commit to user 4 pengamatan dan contoh kongkrit dengan menghadirkan objek yang sebenarnya Syaiful Bahri Djamarah, 2000. Jadi metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar sehingga akan meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang mbbbhhasalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011? 2. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, DAN HASIL BELAJAR TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas I

0 1 14

PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 7 35

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN PENERAPAN METODE GROUP Upaya Meningkatkan Ketrampilan Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Penerapan Metode Group Investigation Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 1 Kemudo Prambanan Klaten Tahun Pel

0 0 13

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR ILUSTRATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 KAMARANG KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON.

0 0 39

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 41

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 31

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KOIN BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 1 47

Peningkatan Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Koin Warna Pada Siswa Kelas IV SD PL Bernardus Semarang.

0 0 1

Penerapan Model Pembalajaran Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD N 2 Mengangkang.

0 0 1