PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011

(1)

commit to user

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh :

Ervi Trias Wati

X 7107026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user

iii

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011

Oleh:

ERVI TRIAS WATI

NIM X7107026

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


(3)

(4)

commit to user

v


(5)

commit to user

ABSTRAK

ERVI TRIAS WATI. NIM X7107026.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Bulat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011.

Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. 2011.

Tujuan penelitian adalah meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas

IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011, meningkatkan keaktifan siswa

dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo

Ngawi Tahun 2011.

Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1

Jogorogo Ngawi Tahun 2011 yang terdiri dari 26 siswa. Sedangkan objeknya adalah

pemahaman konsep siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model

siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari 4

tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi langsung, tes dan

dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi dan trianggulasi data.

Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini terbukti pada kondisi awal

sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 62,31 dengan prosentase

ketuntasan sebesar 46,15% meningkat menjadi 71,15 dengan prosentase ketuntasan

73,08% pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80,58

dengan prosentase ketuntasan 84,61%. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 88,26 dengan prosentase ketuntasan 96,15%. Peningkatan

ketuntasan siswa dari prasiklus sampai siklus III sebesar 50%. Melalui metode

demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini terbukti pada siklus I skor

rata-rata 50,5 atau sebesar 52,57% menjadi 56,14 atau sebesar 57,7% pada siklus II dan

pada siklus III skor rata-rata meningkat menjadi 72,86 atau 83,33%. Peningkatan

keaktifan siswa dari sikus I sampai siklus III sebesar 30,76%.


(6)

commit to user

vii

ABSTRACT

ERVI TRIAS WATI. NIM X7107026. The application of Demonstration method

to Improve the Understanding of Integer Number Addition and Subtraction

Concept in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011.

Skripsi.

Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret

University. 2011.

The objective of this classroom action research is to improve the

understanding of integer number addition and subtraction concept by applying

demonstration method in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011,

to improve the liveliness of integer number addition and subtraction concept by

applying demonstration method in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi

in 2011.

The subject of research was the IV graders of Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi

in 2011, consisting of 26 students. Meanwhile the object was the student’s concept

understanding in Integral Number Addition and Subtraction. This study belongs to a

classroom action research using cycle model. The research was carried out in three

cycles. Each cycle consists of 4 stages: planning, acting, observing, reflecting.

Techniques of collecting data used were interview, direct observation, test and

documentation. Data validity used was content validity and data triangulation.

Technique of data analysis used was an interactive analysis mode.

Considering the result of research, it can be concluded that the mathematics

learning using demonstration method can improve the concept understanding of the

IV graders of Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011 in integer number addition and

subtraction. It can be seen from the prior condition before the treatment was done in

which the students’ mean value is 62.31 with the passing percentage of 46.15%

increases to 71.15 with passing percentage of 73.08% in cycle I. In cycle II the mean

value of class increases to 80.58 with passing percentage of 84.61%. Meanwhile in

cycle III the mean value of class increases to 88.26 with passing percentage of

96.15%. The students’ passing improvement from pre

-cycle to cycle III is 50%.

Using demonstration method can improve the liveliness of integer number addition

and subtraction concept understanding. It can be seen in cycle I the mean value is

50.5 with passing percentage 52.57% increases to 56.14 with passing percentage of

57.7% in cycle II and cycle III the mean value increases to 72.86 with passing

percentage of 83.33%. improve the liveliness of the students from cycle I to cycle III

is 30.76%


(7)

commit to user

MOTTO

” Letakkan diri kita sebagai layaknya orang lain, jika kita merasa hal yang

kita lakukan akan menyakiti diri kita hal tersebut

tentu akan menyakiti orang

lain pula”

( Penulis)

”Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan”

(Penulis)


(8)

commit to user

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengharap kehadirat Allah SWT dan dengan segenap hati yang

paling dalam, kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Sunardi dan Ibu Sutini, yang telah

memberikan kasih sayang yang begitu besar. Sampai kapanpun aku

akan mencintai Bapak dan Ibu serta akan selalu mengenang

pengorbanan Bapak dan Ibu di hatiku.

2. Kakakku Erma Susanti dan Adikku Ega Budi S atas kebersamaan

yang kurindukan. Aku sangat menyayangi kalian.

3. Suamiku Dedy Suhendro tersayang yang selalu memberikan

dukungan dan setia menemaniku.

4. Sahabat-sahabatku atas motivasi dan persahabatan yang begitu

indah.

5. Rekan-rekan Mahasiswa SI PGSD angkatan 2007 khususnya S1

BO7.


(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

”Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa kelas IV SD Negeri Jaten

I Jogorogo Ngawi Tahun 2011.

Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalammendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam

menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan, namun berkat bimbingan dan

pengarahan dari bapak ibu dosen dan kerja sama dari berbagai pihak akhirnya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Usada, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah sabar membimbing dan

mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Drs. Djaelani., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah sabar membimbing dan

mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Keluarga Besar SD Negeri Jaten 1 yang telah membantu dan menyediakan tempat

untuk melaksanakan penelitian serta bantuannya dalam memperoleh data.


(10)

commit to user

xi

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dr kesempurnaan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi guru maupun calon guru

atau pihak yang bersangkutan pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Surakarta, April 2011


(11)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN... ii

PERSETUJUAN... ... ii

PENGESAHAN... ... iii

ABSTRAK... ... iv

ABSTRACK... v

HALAMAN MOTTO... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GRAFIK... ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... ... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 4


(12)

commit to user

xiii

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI, PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Hakikat Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ... 7

a. Pengertian Pemahaman... 7

b. Pengertian Konsep………... 7

c. Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan... 8

d. Pengertian Bilangan Bulat……….. 9

e. Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan………... 11

2. Hakikat Metode Demonstrasi……….. 11

a. Pengertian Metode……… 11

b. Metode Demonstrasi………. . 15

B. Penelitian yang Relevan ...… 21

C. Kerangka Berpikir ...… 23

D. Hipotesis……….. 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 29

B. Subjek Penelitian ... 27


(13)

commit to user

D. Sumber Data………... 28

E. Teknik Pengumpulan Data………... 28

F. Validitas Data………... 30

G. Teknik Analisis Data……….. 30

H. Indikator Kinerja………... 31

I. Prosedur Penelitian………... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1………... 35

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian………... 36

C. Pembahasan Hasil Penelitian………... 61

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan……….... 64

B. Implikasi……….... 66

C. Saran………... 67

DAFTAR PUSTAKA………. 68


(14)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1

Garis bilangan………

17

Gambar 3.1

Kerangka berpikir………..……... 23

Gambar 3.2

Bagan analis data………..……….. 31


(15)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1

Jadwal Kegi

atan Penelitian………

28

Tabel 4.1

Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat

Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada kondisi awal……

...

35

Tabel 4.2

Observasi aktifitas siswa pembelaj

aran siklus I……….. 40

Tabel 4.3

Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan

Bulat siswa kelas

……….. 43

Tabel 4.4

Lembar observasi aktifitas siswa pe

mbelajaran siklus II……. 48

Tabel 4.5

Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat

Siswa kelas IV SD Negeri Jaten

1 pada siklus II………. 51

Tabel 4.6

Lembar observasi aktifitas siswa p

embelajaran siklus III……. 55

Tabel 4.7

Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat

Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada siklus III………

. 58

Tabel 4.8

Perbandingan rata-rata nilai matematika, jumlah siswa tuntas

Dan prosentase ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1

Materi bilangan bulat pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan

Siklu

s III……… 61

Tabel 4.9

Perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa pada pra


(16)

commit to user

xvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1.

Grafik nilai matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV

SD Jaten 1 pada kondisi awal………..

36

Grafik 4.2

Grafik nilai matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV

SD Negeri Jaten 1 pada siklus I………..

44

Grafik 4.3

Hasil penilaian matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV

SD Negeri Jaten 1 pada siklus II………

52

Grafik 4.4

Hasil penilaian Matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV

SD Negeri Jaten 1 pada s

iklus III………..

60

Grafik 4.5

Grafik peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan

Pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1... 62

Grafik 4.6

Grafik perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa pada pra

siklus, siklus I, siklus II, dan sikl

us III……… 63


(17)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Wawancara dengan Guru sebelum diterapkan Metode

Dem

onstrasi……….

70

Lampiran 2 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi

Pra

siklus………..

71

Lampiran 3 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi

Si

klus I………

72

Lampiran 4 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi

Sikl

us II………..

73

Lampiran 5 Kisi-kisi soal bilangan bulat dengan Metode Demonstrasi

Siklus III………...

...

74

Lampiran 6 LKS

……….………...

75

Lampiran 7 Kunci Jawaban L

KS……… 76

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelaj

aran Siklus I……….

77

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan P

embelajaran Siklus I……….

84

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II……….

100

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II………..

107


(18)

commit to user

xix

Lampiran 13

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III………..

123

Lampiran 14 Lembar Observasi Guru

Siklus I………..

134

Lampiran 15 Lembar Observasi Guru Siklus II

………...

136

Lampiran 16 Lembar Observasi Guru Siklus II

I……….

138

Lampiran 17 Hasil Wawancara Dengan Guru Sebelum Diterapkan Metode

Demonstrasi Dalam Pembelajaran

Matemtika………. 140

Lampiran 18 Hasil Wawancara Dengan Guru Setelah Diterapkan Metode

Demonstrasi Dalam Pembelajara

n Matematika……… 142

Lampiran 19 Hasil Wawancara Siswa Sebelum Diterapkan Metode Demonstrasi

Dalam Pembelajaran Mate

matika……… 144

Lampiran 20 Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Diterapkan Metode

Demonstrasi Dalam Pembelajaran M

atematika……… 146

Lampiran 21 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas

IV SD Negeri Jaten 1 Pada Kondisi Awal……….

147

Lampiran 22 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas

IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus I

……..………. 149

Lampiran 23 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas

IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus I

I…….……….

151


(19)

commit to user

Lampiran 24 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas


(20)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan pembelajaran matematika dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita tidak lagi mempertahankan paradigma lama yaitu teacher center (guru memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa yang pasif). Tetapi hal ini nampaknya masih banyak diterapkan diruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu.

Bila transfer konsep-konsep matematika berlangsung terus maka pemahaman siswa terhadap konsep matematika akan terbatas pada ranah kognitif sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Pada aspek produk matematika, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep sedangkan pada aspek proses siswa diharapkan mempunyai ketrampilan dalam mengerjakan matematika. Masih banyak pembelajaran matematika di dominasi dengan metode ceramah maka pelajaran ini dapat menjadi pelajaran yang membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak rumus matematika yang harus dihafalkan. Siswa tidak akan dapat menyadari bahwa matematika sangat penting dipahami sebagai pengetahuan dasar untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari–hari.

Seorang guru harus memahami dan menyadari bahwa tidak semua siswa mempunyai tingkat intelektual tinggi. Kemampuan setiap siswa menangkap materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda. Menurut Anne Ahira belajar matematika itu memahami konsep bukan menghafal rumus,hal itu dikuatkan pula oleh Seto Mulyadi mengungkapkan bahwa matematika merupakan ilmu pasti yang menuntut pemahaman dan ketekunan berlatih. Menhafal rumus dan cara menngerjakan soal bukan langkah tepat membuat anak cakap dalam ilmu ini. (http://ganeca.blogspirit.com)


(21)

Berdasarkan pengamatan, wawancara, kolaborasi peneliti dengan guru yang mengajar kelas IV yang dilakukan di SD Negeri Jaten 1 khususnya siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi kurang berminat dalam belajar matematika. Hal ini mengakibatkan kemampuan siswa dalam matematika masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil pretest yang dilaksanakan dari 26 siswa hanya 12 siswa yang nilainya ≥60 dan 14 siswa banyak yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Kalau hal itu dibiarkan dampaknya siswa akan kesulitan dalam perkalian dan pembagian.

Dari pengamatan yang dilakukan, ternyata hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu, alokasi waktu yang ada tak sebanding dengan materi yang diberikan kepada siswa, alokasi waktu terbatas tetapi materi yang harus disampaikan terlalu banyak. Faktor tersebut akan membuat pemahaman siswa dalam pelajaran matematika menjadi abstrak karena keterbatasan waktu untuk guru dalam menyampaikan materi. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan kurang memaksimalkan proses pembelajaran dengan media atau alat peraga. Faktor yang lain adalah tidak adanya variasi metode, dari tahun ke tahun metode yang digunakan untuk mengajar matematika menggunakan metode ceramah kemudian anak diberi latihan soal terus menerus, ini mengakibatkan siswa menjadi bosan,tegang dan terkesan takut. Dari faktor-faktor tersebut membuat anak menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang membosankan, sulit, dan menakutkan.

Guru mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kepada siswa kelas IV di SD Negeri Jaten 1 masih menggunakan metode ceramah. Metode mengajar tersebut membuat siswa beranggapan bahwa berhitung bilangan bulat adalah suatu pelajaran yang membosankan dan hal ini berdampak pada rendahnya keterampilan anak dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru seharusnya memiliki metode mengajar yang dapat menggugah minat dan keaktifan siswanya. Salah satunya dengan metode demonstrasi. Dengan persoalan rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran


(22)

commit to user

dan kualitas hasil belajar,maka proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian penuh.

Seorang siswa membutuhkan suatu pemahaman konsep dalam belajar matematika. Tak terkecuali ketika siswa belajar berhitung dalam pembelajaran matematika. Pemahaman konsep behitung dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pemahaman berasal dari kata dasar paham. Pemahaman artinya mengetahui akan sesuatu hal dan mampu mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dalam pikiran tetapi mampu menggunakannya. Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Penjumlahan adalah Penjumlahan adalah operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Pengurangan adalah kebalikan dari penjumlahan. Sedangkat menurut Catur Supatmono (2009:77),

bilangan bulat adalah….,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4…Jadi pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah suatu pengetahuan akan suatu hal dan mampu menggunakan secara abstrak penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan yang terdiri dari bilangan negatif, bilangan positif atau bilangan asli, dan bilangan cacah.

Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat ditingkatkan dengan berbagai cara,diantaranya dengan metode demonstrasi. Dalam Anonima metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktifitas yang tersistem dari suatu lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tercapainya tujuan pembelajaran. Jadi metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan aturan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin syah (2000). Dengan penggunaan metode ini dapat membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatuproses atau cara kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan dalam metode ceramah dapat diperbaiki melalui


(23)

pengamatan dan contoh kongkrit dengan menghadirkan objek yang sebenarnya ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Jadi metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar sehingga akan meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV

SD Negeri Jaten 1Jogorogo Ngawi Tahun 2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang mbbbhhasalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011?

2. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraiakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011.


(24)

commit to user

2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Manfaat teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, bagi yang akan menulis hal yang sama atau hampir sama.

b. Sebagai kajian yang dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika.

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

1) Meningkatnya ketertarikan siswa dalam belajar matematika dengan metode demonstrasi sehingga nilai siswa menjadi lebih baik.

2) Meningkatnya pemahaman konsep siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

3) Sebagai sarana memotivasi siswa agar ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran matematika.

b. Bagi guru

1) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran

2) Meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar 3) Guru akan terbiasa menggunakan metode yang bervariasi

dalam pembelajaran.

4) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan mrnyenangkan. 5) Bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dalam


(25)

menggunkan bilangan terutama penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

c. Bagi sekolah

1) Sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan sekolah yang bercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru dalam usaha-usaha yang mengarah pada meningkatnya kualitas pembelajaran matematika dengan digunakan metode dalam pembelajaran.


(26)

commit to user

BAB II

PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE DEMONSTRASI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

a. Pengertian Pemahaman

Pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan (Gardner, 1999). Pemahaman merupakan landasan bagi peserta didik untuk membangun insight dan wisdom

(Longworth, 1999:91). Pemahaman merupakan indikator unjuk kerja yang siap direnungkan, dikritik, dan digunakan oleh orang lain(Gardner, 1999). Pemahaman merupakan perangkat baku program pendidikan yang merefleksikan kompetensi (Yulaelawaty, 2002). Pemahaman muncul dari hasil evaluasi dan refleksi diri sendiri (Wenning, 2006).

Pemahaman adalah suatu titik temu antara 2 pola yang terdapat didalam diri manusia yaitu pola akal dan pola rasa, jika disetiap/suatu pembelajaran dimulai dan didasari oleh suatu pemahaman terlebih dahulu maka akan lebih berharga dan bermaknalah suatupembelajarantersebut. (http://mrperspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman)

Menurut Nana Sudjana (2005 : 24) pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori(Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, mengerti prinsip-prinsip, (2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok, (3) Pemahaman tingkat ketiga atau tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman artinya tahu akan sesuatu hal dan mampu


(27)

mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dalam pikiran tetapi mampu menggunakannya dan tidak hanya mengerti saja tapi mampu menerapkannya.

b. Pengertian Konsep

Pengertian konsep menurut www.wikepedia.com adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Sedangkan menurut Fredd Soritua adalah suatu strategi sebagai pendekatan dalam berkarya. Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: keadaan, kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (singarimbun:2006)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas konsep adalah sesuatu yang abstrak yang menunjuk pada suatu kejadian atau hubungan.

c. Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan

Dalam operasi berhitung matematika ada salah satu operasi penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan adalah Penjumlahan adalah operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Penjumlahan merupakan operasi matematika yang menjumlahkan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Symbol untuk operasi penjumlah (+).

(http://opi.110mb.com/ faraidweb/2_Dasar Matematika.htm).

Menurutwww.wikepedia.com penjumlahan adalah salah satu operasi aritmatika dasar,penjumlahan merupakan penambahan sekelompok bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang merupakan jumlah. Penjumlahan adalah operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan.

Pengurangan adalah salah satu dari empat dasar aritmatika dan pada prinsipnya merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan (www.wikipedia.com). Pengurangan merupakan operasi matematika yang mengurangkan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan


(28)

commit to user

minus (-) (http://opi.110mb.com/faraidweb/2_DasarMatematika.htm). Pengurangan Jika pada suatu penjumlahan diketahui jumlahnya dan salah satu sukunya, maka penjumlahan itu di tulis a + … = c atau … + a = c

Suku a adalah salah satu suku yang ditambah, sedangkan suku c adalah jumlahnya. Misalnya a = 5 dan c = 12 maka 5 + … = 12 atau … + 5 = 12

Mencari suku yang belum diketahui merupakan suatu operasi. Dan operasi itu disebut pengurangan.Jadi 5 + … = 12 dapat ditulis 12-5 = …Kerena

pengurangan diperoleh dari penjumlahan maka pengurangan disebut kebalikan dari penjumlahan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas,dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah penambahan dua bilangan menjadi bilangan tertentu dan pengurangan adalah pengurangan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu.

d. Pengertian Bilangan Bulat

Matematika adalah suatu pelajaran yang selalu berkaitan dengan angka-angka. Menurut Jonson dan Rising dalam Aji Apriyanto (http://www.ajiapriyanto.co.cc ) Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori dibuat secara deduktif berdasarkan pada unsure yang didefinisikan, aksioma,teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Dengan kata lain matematika merupakan suatu bahasa yang dilikiskan dengan bilangan atau simbola tertentu yang didefinisikan dengan cermat dan jelas. Jadi berdasarkan etimologi (Elea Tinggih, 1972

:5). Perkataan matematika berarti “Ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.

“James dan James (1976) dalam kamus matematikanya

mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sebagai contoh, adanya pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang


(29)

terbagi menjadi empat wawasan yang luas yaitu aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis dengan aritmetika mencakup teori bilangan dan satistika. Kelompok matematikawan ini berpendapat bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, matematika itu adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Ada atau tidak adanya kegunaan matematika, bukanlah urusannya. Menurut pendapatnya, matematika itu adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat, dan sebagainya.

Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula, bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu pengetahuan yang terorganisasi meliputi sifat-sifat, teori, dan symbol yang didefinisikan, aksioma, teorinya sudah dibuktikan kebenarannya serta dipergunakan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika yang dipelajari di SD/MI mencakup: a). bilangan, b).geometri dan pengukuran, dan c).pengolahan data.


(30)

commit to user

Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Menurut Wikipedia (2010:1) bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Ada berbagai jenis bilangan. Bilangan yang paling dikenal adalah bilangan bulat 0, 1, -1, 2, -2,…dan bilangan-bilangan asli 1, 2, 3,…, keduanya

sering digunakan untuk berhitung dalam aritmatika.

Bilangan bulat adalah bilangan yang bukan pecahan, misalnya 1, 2,

3,…dst. (Kamus Bahasa Indonesia/Pusat Bahasa Depdiknas.2008.

Halaman 200). Sedangkan menurut Catur Supatmono (2009:77) bilangan

bulat adalah…., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4,….Dapat dikatakan juga

bilangan bulat terdiri dari:

1). Bilangan bulat negative: ….-4, -3, -2, -1.

2). Bilangan nol: 0

3). Bilangan bulat positif atau bilangan asli: 1, 2, 3, 4, 5, ….

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan bulat negative, bilangan bulat positif atau bilangan asli,dan bilangan cacah yang meliputi

bilangan….-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4,….

e. Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah merupakan pengetahuan dan mampu mengimplikasikan sesuatu yang abstrak tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan yang terdiri dari bilangan negative, bilngan positif atau bilangan asli, dan bilangan cacah.

2. Hakikat Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode


(31)

Metode adalah “a way in achieving something” (wina

sanjaya:2008) jadi metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. (http://smacepiring.wordpress.com) Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.

Jadi Metode adalah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Beberapa metode mengajar:

1) Metode Ceramah (Preaching Method)

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000).

2) Metode diskusi ( Discussion method )

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving).

3) Metode demontrasi ( Demonstration method )


(32)

commit to user

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah,( 2000).

4) Metode ceramah plus

Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.

5) Metoderesitasi (Recitationmethod)

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).

6) Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000). Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali, MisalnyadiLaboratorium.

7) Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau


(33)

menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

8) Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

9) Metode mengajar beregu (Team teaching method)

Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10) Metode mengajar sesame teman ( Peer teaching method )

Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11) Metode pemecahan masalah (Problemsolvingmethod)

Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.

12) Metode perancangan ( projeck method )

Yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. 13) Metode Bagian ( Teileren method )

Yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.


(34)

commit to user

Yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15) Metode Discovery

Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi. Suryosubroto (2002:193)

16) Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas.

b. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. (http://www.papantulisku.com/2010/01/metode-demonstrasi.html). Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Menuruthttp://www.semeru.or.id Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan


(35)

memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat,melakukan, dan merasakan sendiri.

Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode Demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain. (Cecep, 2005). Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode demonstrasi merupakan tehnik mengajar yang memperagakan suatu barang atau alat yang menggambarkan suatu proses atau kejadian berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari. Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil media yaitu:


(36)

commit to user

Penjumlahan bilangan bulat sebagai perpindahan sepanjang suatu garis bilangan.suatu bilangan bulat positif menggambarkan gerakan kearah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif menggambarkan gerakan kearah kiri. Titik permulaan selalu dimulai pada titik yang mewakili bilangan nol.

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Gambar 2.1 Garis bilangan

Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser ke kanan 1 satuan, maka ia berada di titik 1. Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser ke kiri sejauh 1 satuan, maka ia berada di titik -1. Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser kekiri 2 satuan, maka ia berada di titik -2. Sebaliknya jika seseorang berada di titik 0 dan bergeser ke kanan 2 satuan maka I berada di titik 2. Bilangan -1 disebut lawan dari 1 dan 1 disebut lawan dari -1.Demikian juga -2 adalah lawan dari 2 dan 2 adalah lawan dari -2.

2) Menggunakan manik-manik

Menggunakan manik-manik bilangan yang berisi:

• Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

• Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

• Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

• Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

• Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif


(37)

3) Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi 1. Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda

b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.

c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

d. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain.

e. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca di dalam buku, karena siswa telah mempenoleh gambaran yang jelas dan hasil pengamatannya. f. Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka siswa akan memperoleh

pengalaman-pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari teman-teman dan gurunya.

g. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi/eksperimen. h. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat

dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

i. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

j. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi


(38)

commit to user

2. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

d. Daya tangkap setiap siswa berbeda, sehingga guru harus mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar siswa dapat mengikuti pelajaran.

e. Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah.

f. Demonstrasi akan menjadi metode yang kurang baik apabila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasan-penjelasan yang tidak jelas.

g. Demonstrasi menjadi tidak efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktivitas itu pengalaman yang berharga.

h. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang sangat besar atau yang berada di tempat lain yang jauh dari kelas, atau bahan-bahan yang tidak berwujud misalnya gas freon.

i. Kadang-kadang, bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, siswa melihat suatu proses yang berlainan dengan proses jika berada dalam situasi yang sebenarnya.

j. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu


(39)

proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

k. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

4) Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir.

b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

c. Lakukan uji coba demonstrasi. 2. Tahap Pelaksanaan:

Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:

a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

3. Langkah pelaksanaan demonstrasi:

a). Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan


(40)

commit to user

yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

b). Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

c). Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.

d). Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

4. Langkah mengakhiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

B. Penelitian Relevan

1. Kusmiati H dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD N Sukoharjo Malang memperoleh hasil bahwa dengan pemberian pendekatan realistik berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV. Penelitian Kusmiati H ini memiliki persamaan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Perbedaanya adalah dengan pendekatan realistik.

2. Khofidlotur Rofiah dalam penelitiannya Peningkatan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui


(41)

Media Roda Bilangan pada Siswa Tunarungu Kelas VI SLB-B Pertiwi Mojokerto. Khofidlotur R menyimpulkan bahwa dengan media roda bilangan dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian Khofidlotur ini memiliki persamaan dengan penelitian ini adalah pokok bahasan sama yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dan faktor yang ingin ditingkatkan yaitu pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan. Perbedaannya adalah media yang digunakan.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi, guru masih menggunakan metode ceramah membuat anak lebih cepat bosan, terkesan antusias dan suasana kelas pasif serta materi yang disampaikan secara singkat karena keterbatasan waktu membuat pemikiran anak terhadap matematika menjadi abstrak. Guru lebih menekankan pada terselesainya materi pelajaran daripada tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi, komunikasi hanya atu arah sehingga kurang adanya timba balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya, siswa masih merasa malu untuk bertanya pada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga siswa enggan mempelajarinya. Akibat dari permasalahan tersebut dapat mempengaruhi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah.

Dengan adanya metode baru selain metode ceramah akan dapat memahami dengan jelas jalannya suatu proses kerja suatu benda sehingga memudahkan berbagai jenis penjelasan, perhatian siswa dapat dipusatkan. Salah satu metode yang dapat Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya


(42)

commit to user

Kelebihan metode ini adalah Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan, akan lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa akan aktif dalam pembelajaran, dan siswa akan lebih paham bagaimana suatu proses kerja suatu benda.

Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada kondisi akhir pembelajaran, partisipasi, kreatifitas dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat meningkat sehingga pembelajaran dapat bermakna dan pada akhirnya pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat akan meningkat.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini pada gambar 2.2 :

Gambar 2.2 Kerangka berpikir Diduga dengan penerapan metode

demonstrasi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat meningkat

Siklus III Target 90% Metode

konvensional

Guru mendominasi proses pembelajaran

Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah dan

siswa kurang aktif

Metode Demonstrasi

Guru sebagai fasilitator pembelajaran

Siklus I Target 70%

Siklus II Target 80%


(43)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut: “Dengan penerapan metode demonstrasi

maka pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat


(44)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Jaten 1, Kecamatan jogorogo, Kabupaten Ngawi. Adapun alasan peneliti memilih SD Negeri Jaten 1 sebagai tempat penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Sekolah tersebut mengijinkan tempatnya digunakan untuk kegiatan penelitian. b. Sekolah bersedia memberikan data yang penulis perlukan.

c. Belum pernah diadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Jaten 1 Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi.

d. Kondisi sekolah dan kelas beserta materi pelajaran telah dipahami dan diketahui penulis sebelumnya.


(45)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan 5 bulan ,yaitu mulai bulan Desember 2010 sampai April 2011. Jadwal penelitian akan ditulis pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1 Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

No JENIS KEGIATAN BULAN

Desember Januari Februari Maret April

A Tahap persiapan

1 Penyusunan proposal XXX

2 Perbaikan proposal X

3 Menyusun instrumen

a. RPP XX

b. Lembar observasi XX

c. Panduan wawancara XX

d.soal-soal XX

4 Perijinan, koordinasi dengan guru, dan menyiapkan peralatan

X

B Aplikasi Tindakan

5 Siklus I X

6 Siklus II X

7 Siklus III X

C Pasca Tindakan

8 Analisis Data XX

9 Menyusun Laporan X X

10 Pengajuan Laporan X

11 Seminar untuk validasi hasil

X

12 Perbaikan Laporan X X

13 Penggandaan, penjilidan dan Pengiriman Laporan


(46)

commit to user

3. Lokasi Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Jaten 1 terletak di desa Jaten Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. SD Negeri 1 Jaten terdiri dari 6 kelas yaitu kelas I sampai kelas VI. Memiliki 11 tenaga pendidik dengan 7 orang berstatus PNS dan 7 orang berstatus Non PNS.

4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Jaten 1, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi yang berjumlah 26 siswa, 10 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.

5. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Karena data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2007: 2) mengungkapkan bahwa ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK yaitu:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok sisayang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang diambil adalah tindakan kelas model siklus. Rancangan penelitiannya adalah:

a) Perencanaan (Planing) b) Tindakan (Acting) c) Pengamatan (Observing)


(47)

d) Refleksi (Reflecting)

Menurut Suharsimi Arikunto (2007:16), bagan strategi penelitian ditunjukkan pada gambar 3.1 :

Gambar 3.1 Bagan Strategi Penelitian

6. Sumber Data

Penelitian ini memerlukan berbagai informasi data yang akan digali dari berbagai sumber data. Data dan informasi yang paling utama dikumpulkan dan dikaji diperoleh dari data kualitatif. Sumber data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari guru kelas IV SD Negeri Jaten 1. 2. Arsip nilai mid semester siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1. 3. Informasi dari siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1.

4. Hasil evaluasi pembelajaran matematika menggunakan metode demonstrasi.

Refleksi Siklus I

perencanaan

pengamatan

perencanaan

Siklus II

Pengamatan Refleksi

pelaksanaan

pelaksanaan


(48)

commit to user

7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dengan menggunakan : 1. Teknik Wawancara Langsung

Merupakan daftar pertanyaan yang ditanyakan kepada seseorang. Suharsimi arikunto (2006 :227), secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara yaitu pedoman wawancara tidak terstruktur dan wawancara struktur. Tehnik ini dipergunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari guru mengenai pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebelum menggunakan metode demonstrasi maupun setelah menggunakan metode demonstrasi.

2. Teknik Observasi Langsung

Supardi (2007: 127) observasi langsung adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data ) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Teknik ini dipergunakan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan observasi meliputi proses dan hasil tindakan pembelajaran serta peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya. Lembar observasi digunakan untuk mengamati tentang aktifitas siswa dan kegiatan pembelajaran guru ketika pembelajaran berlangsung.

3. Tes

Suharsimi arikunto (2006 :150) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok

Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011 sebelum dan sesudah tindakan..

4. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang betupa responden penelitian. Dalam penelitian ini dipergunakan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan, rpp, dan nilai saat penelitian berlangsung.


(49)

8. Validitas Data

Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Triangulasi penelitian ini menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode untuk mengkaji kesahihan data.

1. Triangulasi data (sumber) adalah data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data atau informasi tertentu dari sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini salah satunya yaitu membandingkan data pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dari wawancara guru dengan data dari wawancara siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa.

2. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan).http://file.upi.edu/Direktori. Menurut Nana Sudjana (2005 : 13) validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya, artinya tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Tes yang terdapat dalam penelitian ini mempunyai tujuan khusus tertentu yang sesuai dengan materi dan isi pelajaran. Pada penelitian ini, data yang diukur dengan menggunakan validitas isi adalah tes yang digunakan untuk mengukur konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV. Soal yang dibuat disesuaikan dengan indikator pada silabus sehingga isi dari tes tersebut sesuai dengan kurikulum yang ditentukan. Tes dilakukan pada awal tindakan dan akhir setiap tindakan.

9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Bogdan dan taylor dalam Iskandar (2008: 254) mendefinisikan


(50)

commit to user

tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu. Menurut gay dalam iskandar

(2008: 255) “analysis of data can investigated by comparing responses on one data with responses on other data.” Analisis data dilakukan dengan menguji

kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain. Tahapan yang terdapat pada anlisis interaktif menurut Iskandar (2008: 222) yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan atau diverifikasi. Penyajian data merupakan penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang di dapat dan biasanya disajikan dalam bentuk teks naratif. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, akhir siklus II dan akhir siklus III. Simpulan pertama sampai dengan ketiga harus berkaitan. Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif digambarkan pada gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.2 Bagan Analisis Data

10. Indikator Kinerja

Rumusan ketercapaian kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo, Ngawi

Pengumpulan data

Reduksi data

Sajian data


(51)

melalui metode demonstrasi. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60. Siklus ini akan berakhir apabila sudah memenuhi target yaitu 90%. Pada setiap siklus, peneliti menargetkam siklus pertama 70%, siklus kedua 80% siswa pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangannya meningkat atau nilainya ≥ 60.Pada siklus ketiga atau terakhir 90% mencapai KKM.

11. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklusnya meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.

1. Siklus I

a) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan. Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan persepsi tentang permasalahan yang ditemui dan menjabarkannya serinci mungkin.

Bentuk rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a) membuat skenario pembelajaran. b) mempersiapkan media atau peralatan yang digunakan. c) membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika di ajarkan dengan metode demonstrasi. d) menyiapkan sumber pelajaran meliputi LKS yang diperlukan dalam membuat siswa memahami materi pelajaran yang akan diajarkan. e) membuat alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan berhitung siswa pada pelajaran matematika siswa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat ditingkatkan.

b) Tindakan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu pada skenario dan langkah kegiatan pembelajaran. dalam pelaksanaan guru harus mengingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan berlaku secara wajar.


(52)

commit to user

Pada pertemuan I, kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi: a) guru menentukan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b) guru mempersiapkan media garis bilangan dan rumah bilangan. c) guru memberikan apersepsi dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Pada kegiatan ini guru memberikan materi tentang bilangan bulat, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan media garis bilangan dan rumah bilangan. untuk garis bilangan siswa diberikan contoh bagaimana menggunakan garis bilangan, untuk suatu bilangan bulat positif menggambarkan gerakan kearah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif menggambarkan gerakan kearah kiri. Titik permulaan selalu dimulai pada titik yang mewakili bilangan nol. Setelah siswa mengetahui bagaimana media ini diberikan latihan soal dengan menggunakan media garis bilangan mapun rumah bilangan untuk dikerjakan satu persatu. Guru bersama siswa membahas hasil jawaban. Guru memberikan evaluasi kepada siswa untuk mengetahui pemahamab konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan metode demonstrasi. siswa dengan guru menyimpulkan konsep penjumlahan dan pengurangan dengan metode demonstrasi.

Sebagai kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada yang kurang jelas. Guru menutup pelajaran matematika materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

c) Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan, keaktifan siswa, maupun akibat dari tindakan-tindakan tersebut.


(53)

Refleksi meliputi beberapa komponen yakni: menganalisa, mensintesa, dan menerangkan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk tindakan yang akan datang karena hasil yang diperoleh belum maksimal.

2. Siklus II

a) Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut: a) merencanakan pembelajaran dengan metose demonstrasi. b) menentukan pokok bahasan. c) mengembangkan scenario pembelajaran. d) menyusun lembar kerja (LKS). e) menyiapkan sumber belajar dan media. f) mengembangkan format evaluasi. g) mengembangkan format observasi pembelajaran.

b) Tindakan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasrkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau proses peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa.

c) Observasi

Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus pertama dan memonitor serta membantu siswa jika mengalami kesulitan.

d) Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang maksimal.


(54)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Jaten I

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Jaten 1 Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. Sekolah Dasar Negeri Jaten 1 berada di desa Jaten, kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, propinsi Jawa Timur. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi di kelas IV untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di tempat penelitian.

Dari hasil pretest yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten I dengan materi bilangan bulat, hampir setengah jumlah siswa belum mencapai KKM. Dari 26 siswa, sebanyak 14 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Sedangkan yang mendapat nilai ≥60 (KKM) hanya 12 siswa. Untuk lebih

jelasnya, perolehan hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 21 Tabel frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada kondisi Awal

No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Ket

1 χ ≤ 49 4 15,39 Belum Tuntas

2 50–59 10 38,46 Belum Tuntas

3 60–69 0 0

-4 70–79 3 11,54 Tuntas

5 80–89 6 23,07 Tuntas

6 χ ≥ 90 3 11,54 Tuntas

Jumlah 26 100

-Prosentase Belum Tuntas = (14 : 26) x 100% = 53,85% Prosentase Telah Tuntas = (12 : 26) x 100% = 46,15


(55)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Matematika yang dicapai siswa pada kondisi awal atau sebelum tindakan diperoleh nilai rata-rata 62,31. Dari 26 siswa, yang memperoleh nilai ≤49 ada 4 siswa,yang memperoleh nilai 50-59 ada 10 siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 60-69 ada 0 siswa, yang memperoleh 70-79 ada 3 siswa, yang memperoleh 80-89 ada 6 siswa dan siswa yang memperoleh nilai ≥90 ada 3 siswa. Dari perincian di atas dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 14 siswa atau 53,85% sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 12 siswa atau 46,15%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai Matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada kondisi awal sebanyak 46,15%. Hasil tersebut dapat disajikan dalam grafik 4.1 sebagai berikut:

Grafik 4.1 Grafik Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Kondisi Awal

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Siklus I


(56)

commit to user

a. Tahap Perencanaan Pembelajaran

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2010 diruang kelas IV SD Negeri Jaten 1. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Dan diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Kamis, 27 Januari 2011 dan Sabtu, 29 Januari 2011.

Berdasarkan hasil pretest pada lampiran yang telah dilaksanakan sebelumnya, nilai matematika materi bilangan bulat kelas IV dari 26 siswa, hanya 12 siswa atau 46,15% yang mampu mencapai KKM. Sedangkan 14 siswa atau 53,85% belum mencapai KKM. Hal ini menandakan bahwa kemampuan berhitung bilangan bulat siswa masih rendah. Oleh karena itu peneliti menerapkan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan bilangan bulat siswa kelas IV. Menggunakan model pembelajaran kooperatif learning, media yang digunakan adalah manik-manik stik warna.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 kelas IV, peneliti menyusun langkah-langkah perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

1) Mempelajari Silabus Matematika SD kelas IV semester 2 tentang materi bilangan bulat dan menentukan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang sesuai.

Standar Kompetensi

5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar

5.2 Menjumlahkan bilangan bulat. 5.3 Mengurangkan bilangan bulat.

2) Indikator berdasarkan no dalam silabus yaitu siswa mampu: 1.1 Menjelaskan bilangan bulat

1.2 Membedakan bilangan bulat positif dan negatif 1.3 Menjumlahkan dua bilangan positif.


(57)

1.4 Menjumlahkan dua bilangan negatif. 1.5 Menjumlahkan bilangan positif dan negatif. 2.1 Mengurangkan dua bilangan bulat positif. 2.2 Mengurangkan dua bilangan negatif.

2.3 Mampu mengurangkan bilangan positif dan negatif 2.4 Mampu mengurangkan bilangan nergatif dengan positif.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP dilaksanakan dua kali pertemuan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.

4) Menyiapkan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian sesuai dengan metode demonstrasi yang digunakan berupa manik-manik stik warna.

5) Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa. 6) Peneliti bersama dengan guru membuat lembar evaluasi untuk melihat

apakah pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan metode demonstrasi yang digunakan dapat meningkat.

7) Membuat lembar observasi siswa dan guru untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas.

b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap pelaksanan ini terdiri dari 2 pertemuan. Peneliti menggunakan metode demonstrasi.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan pertama materi pembelajaran adalah bilangan bulat, membandingkan dua bilangan bulat dan penjumlahan bilangan bulat. Peneliti bertindak sebagai guru dan bapak Nurwanto, S.Pd yang merupakan guru kelas bertindak sebagai observer.

Kelemahan dalam indikator:

a) Anak mengira bilangan bulat itu sama dengan bilangan yang terdiri dari bilangan genap. Analisisnya ada kesalahan dalam istilah.


(1)

pada siklus III 96,15%. Perbandingan Nilai rata-rata siswa dapat disajikan pada grafik 4.5 berikut:

Grafik 4.5 Grafik peningkatan Pemahaman konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten I

pada Pra siklus, Siklus I, Siklus II, siklus III

Dari data di atas dapat dibuat perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa seperti tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9 Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada Pra siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

No Keterangan

Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III

Jml % Jml % Jml % Jml %

1. Tuntas 12 46,15

%

19 73,08% 22 84,61

%

25 96,15%

2. Tidak

tuntas

14 53,85

%

7 26,92% 4 15,38

%


(2)

commit to user

Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas ada 19 siswa atau 73,08% dan yang tidak tuntas ada 7 siswa atau 26,92%. Pada siklus II jumlah siswa yang lulus 22 siswa atau 84,61% dan yang tidak tuntas ada 4 siswa atau 15,38%.Pada siklus III, dari 26 siswa sebanyak 25 siswa atau 96,15% dapat mencapai ketuntasan KKM dan yang tidak dapat mencapai KKM hanya 1 siswa atau sebesar 3,85%. Hasil ini dapat dilihat lebih jelas pada grafik 4.6 berikut:

Grafik 4.6

Grafik perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Berdasarkan pengolahan data dan uraian hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran Matematika Materi Bilangan Bulat melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten I, Jogorogo, Ngawi yang dilaksanakan peneliti dinyatakan berhasil.


(3)

BAB V

SIMPULAN,IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten I Jogorogo Ngawi tahun 2011 tersebut diatas,maka dapat peneliti simpulkan bahwa:

1. Hipotesis yang dirumuskan dapat dibuktikan kebenarannya yaitu pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten I Jogorogo Ngawi tahun 2011. Hal ini terbukti pada prasiklus atau sebelum tindakan, nilai rata-rata siswa 62,31 menjadi 71,15 pada siklus I, 80,58 pada siklus II dan 88,26 pada siklus III. Selain itu, berdasarkan ketuntasan dan ketercapaian KKM, terdapat peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Pada prasiklus dari 26 siswa yang dapat mencapai KKM hanya 12 atau sebesar 46,15%. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 19 siswa atau sebesar 73,08%. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM ada 22 siswa atau sebesar 84,61% Sedangkan pada siklus yang terakhir atau III siswa yang mencapai KKM ada 25 siswa atau sebesar 96,15%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 26,93% dari siklus I ke siklus II sebesar 11,53%, demikian pula dari siklus II ke siklus III sebesar 11,54%. Dan peningkatan ketuntasan dari prasiklus sampai siklus III sebesar 50%.

2. Dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011. Hal ini terbukti pada siklus I skor rata-rata 50,5 atau sebesar 52,57% menjadi 56,14 atau


(4)

commit to user

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 5, 13%, demikian pula dari siklus II ke siklus III sebesar 25,63%. Dan peningkatan keaktifan siswa dari sikus I sampai Siklus III sebesar 30,76%.

Dengan demikian penerapan metode demonstrasi dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas IV salah satunya untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa.


(5)

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas terbukti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten I, Jogorogo, Ngawi. Sehubungan dengan hal tersebut maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa. Hal itu dapat ditinjau dari hasil seperti dibawah ini:

b. Dalam menyajikan materi pembelajaran, guru harus dapat menggunkan metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami konsep penjumlahan dan pengurangan dengan baik. Pembelajaran dengan menggunkan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pada materi bilangan bulat karena pembelajaran ini menjadikan siswa dapat memahami suatu proses atau cara kerja suatu benda.

c. Penerapan metode demonstrasi secara tepat maka pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat meningkat.

2. Implikasi praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan metode dan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV di atas, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa.


(6)

commit to user

C. SARAN

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.

2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna.

b. Guru hendakanya mengupayakan tindak lanjut terhadap penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, keaktifan, motivasi belajar dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan prestasi belajar.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahn yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan metode demonstrasi guna melengkapi kekurangan dengan ada serta sebagai salah satu alternative dalam meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan penguran bilangan bulat siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, DAN HASIL BELAJAR TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas I

0 1 14

PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 7 35

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN PENERAPAN METODE GROUP Upaya Meningkatkan Ketrampilan Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Penerapan Metode Group Investigation Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 1 Kemudo Prambanan Klaten Tahun Pel

0 0 13

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR ILUSTRATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 KAMARANG KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON.

0 0 39

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 41

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 31

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KOIN BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 1 47

Peningkatan Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Koin Warna Pada Siswa Kelas IV SD PL Bernardus Semarang.

0 0 1

Penerapan Model Pembalajaran Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD N 2 Mengangkang.

0 0 1