Analisa Pendekatan Bentuk Pendenahan Konsep Pemilihan dan Pengolahan Site

commit to user IV - 62 Gambar 4.30 Penataan perabot pada kelompok ruang afektif Sumber: sketsa pribadi Selain mengajarkan kemampuan bersosialisi, pada area ini anak-anak juga diajarkan beberapa ketrampilan yang turut mengasah kemampuan gerakmotorik dan kognitif mereka. Ketrampilan yang dimaksud seperti ketrampilan membuat gerabah, origami, membuat kue, dan permen. Gambar 4.31 Contoh kegiatan pemacu kemampuan afekti Sumber: http:theunstopableme.blogspot.com

D. Analisa Pendekatan Bentuk Pendenahan

Analisa pendekatan bentuk pendenahan merupakan kelanjutan dari hasil analisa pola peruangan yang digabungkan dengan hasil analisa ekspresi ruang. Denah yang muncul merupakan bentuk denah yang mendukung ekspresi ruang yang diharapkan. Hal ini dikarenakan, pendekatan analisa menggunakan perspektif mata manusia. Selain itu, ekspresi ruang merupakan poin penting untuk menimbulkan mood dan perasaan ruang tertentu sehingga mampu memicu anak untuk siap menerima metode bermain sambil belajar. commit to user IV - 63 1. Kelompok ruang kognitif Kelompok ruang kognitif memiliki pola peruangan linier yang berfungsi mengarahkan anak-anak dan memiliki ekspresi kebebasan yang tidak mengekang. Bentuk pendenahan pada kelompok ruang kognititf yang didapatkan yakni, sebagai berikut: Pola peruangan Ekspresi ruang Pendenahan + = P E R U A N G A N S I R K U L A S I S E P E R + commit to user IV - 64 2. Kelompok ruang motorik Kelompok ruang motorik memiliki pola peruangan organisbebas yang berfungsi membebaskan anak-anak unutk dapat bergerak kesegala arah dan tanpa adanya pembatasan. Kelompok ruang motorik memiliki ekspresi bebas yang lapang dan menyatu dengan alam. Bentuk pendenahan pada kelompok ruang motorik yang didapatkan yakni, sebagai berikut: + Keterangan : Gazebo: commit to user IV - 65 3. Kelompok ruang afektif Kelompok ruang afektif memiliki pola peruangan radialmenyebar dan memiliki ekspresi yang hangat dan intim. Bentuk pendenahan pada kelompok ruang afektif yang didapatkan yakni, sebagai berikut: Pohon Barier beratap polycarbonat dan tanaman rambat Jalan setapak: + PERUANGAN commit to user IV - 66 commit to user V - 1 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ISTANA ANAK

A. Konsep Pemilihan dan Pengolahan Site

1. Konsep pemilihan sampel site Berdasarkan analisa pemilihan site didapatkan site terpilih berada di Jl. Ki Hajar Dewantoro. Site pada area ini sangat memenuhi kebutuhan site yang harus berada di area pariwisata dan edukasi, yang diwadahi oleh Istana Anak di Surakarta. Selain itu, site juga didukung oleh wadah-wadah aktivitas lain yang sama-sama mengusung tema pendidikan seperti Solo Techno Park, Universitas Sebelas Maret, dan Institut Seni Indonesia. Gambar 5.1 Kondisi eksisting site Sumber: sketsa pribadi SITE PEDARINGAN SOLO TECHNO PARK KAMPUS ISI KAWASAN RUKO LAHAN KOSONG LAHAN KOSONG KAMPUS UNS commit to user V - 2 73,75 m 32 m 87,80 m 152 m 90 m 155 m Pedaringan Lahan Kosong Solo Techno Park Kampus ISI Surakarta Kawasan Ruko Jl. Ki Hajar Dewantoro Gambar 5.2 Ukuran site Sumber: sketsa pribadi Luas tota lahan = + 15.000 m² 2. Konsep pengolahan site a. Konsep pencapaian site Berdasarkan analisa pencapaian site, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: · Site Istana Anak membutuhkan akses pencapaian dengan penambahan area transisi yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya crowded area. · Site hanya dilalui oleh sebuah jalan utama, sehingga entrance baik akses masuk in maupun keluar out harus berada pada satu area. U commit to user V - 3 · Dilakukan pemisahan area antara akses pencapaian bus dengan kendaraan roda dua dan empat. Hal ini dikarenakan, bus memiliki akses pencapaian yang lebih rumit dan sulit sehingga harus diletakkan terpisah agar sirkulasi kendaraan dapat berjalan nyaman dan aman. · Disediakan pula akses pencapaian tersendiri bagi pejalan kaki yang nyaman dan aman dari lalu lalang kendaraan bermotor. Gambar 5.3 Sketsa ide pencapaian site Sumber: sketsa pribadi b. Konsep orientasi site Berdasarkan analisa orientasi site, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: · Orientasi bangunan pada Istana Anak di Surakarta disesuaikan dengan arah kontur tanah, mengingat site yang digunakan merupakan jenis site yang berkontur. commit to user V - 4 · Sebagaian besar kontur tanah mengarah ke area Solo Techno Park. Oleh karena itu, orientasi utama dari Istana Anak adalah kawasan Solo Techno Park. Gambar 5.4 Sketsa ide orientasi site Sumber: sketsa pribadi c. Konsep penanganan view Berdasarkan analisa penanganan view, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: · Arah view yang perlu mendapatkan barier adalah arah dari jalan utama, yakni, Jl. Ki Hajar Dewantoro. Barier dapat berupa penataan pohon ataupun taman. · Mengingat area site yang sebagian besar berbatasan langsung dengan lahan kosong, maka dibutuhkan pembatas yang commit to user V - 5 memberikan ketegasan antara area Istana Anak dengan lahan kosong tersebut agar tidak terjadi kerancuan. Selain itu, view berupa lahan kosong juga kurang mendukung kegiatan yang diwadahi oleh Istana Anak. Oleh karena itu, barier cukup dibutuhkan untuk menghalangi view ini dari arah pandang di dalam site. Gambar 5.5 Sketsa ide penanganan view Sumber: sketsa pribadi d. Konsep penanganan noise Berdasarkan analisa penanganan noise, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: · Selain menggunakan pepohonan sebagai barier terhadap kebisingan, penanganan noise pada area Istana Anak juga commit to user V - 6 dilakukan melalui penataan zona dengan memanfaatkan kontur lahan. Zona yang membutuhkan tingkat ketenangan paling tinggi diletakkan di area dengan kontur paling rendahpaling jauh dari sumber noise. · Penanganan noise yang berasal dari area parkir dilakukan dengan penambahan plaza. Plaza ditempatkan di antara area parkir dengan area kognitif, motorik, maupun afektif. Plaza berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan yang dapat didengar dari ketiga area ini, namun tetap dapat menyatukan ketiganya dengan arah datangnya pengunjungarea parkir. Gambar 5.6 Sketsa ide penanganan noise Sumber: sketsa pribadi commit to user V - 7 e. Konsep pengolahan kontur Berdasarkan analisa pengolahan kontur, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: · Kontur tanah pada site banyak yang mengalami penguruganfill, terutama pada kontur tanah yang akan menjadi area bangunan utama Istana Anak. Hal ini dimaksudkan agar metode penerapan bermain sambil belajar dapat berlangsung secara aman dan nyaman. · Kontur tanah yang semula curam diurug hingga mendapatkan ketinggian yang sesuai, sehingga anak-anak tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga ketika bermain di area Istana Anak. Hal ini merupakan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kelelahan pada anak, sehingga akan berakibat pada ketidakmaksimalan anak dalam menyerap esensi pembelajaran. Gambar 5.7 Sketsa ide pengolahan kontur Sumber: sketsa pribadi commit to user V - 8 f. Konsep penzoningan Berdasarkan hasil dari analisa pencapaian, orientasi, view, penanganan noise, dan pengolahan kontur didapatkan hasil akhir berupa penzoningan. Gambar 5.8 Sketsa penzoningan Sumber: sketsa pribadi commit to user V - 9

B. Konsep Peruangan