Analisa pengolahan site Analisa Pemilihan dan Pengolahan Tata Site 1. Analisa pemilihan sampel site

commit to user IV - 9 73,75 m 32 m 87,80 m 152 m 90 m 155 m Pedaringan Lahan Kosong Solo Techno Park Kampus ISI Surakarta Kawasan Ruko Jl. Ki Hajar Dewantoro Gambar 4.3 Ukuran site Sumber: sketsa pribadi Luas dari site terpilih adalah + 15.000 m².

2. Analisa pengolahan site

a. Analisa pencapaian Ø Tujuan: Mendapatkan analisa yang tepat dalam hal pencapaian terhadap site. Pengaturan akses menuju sitepencapaian sangat diperlukan mengingat site dilalui oleh jalan utama yang memiliki percabangan jalan dan berpotensi menyebabkan crowded area. U commit to user IV - 10 Ø Prises analisa Gambar 4.4 Analisa pencapaian Sumber: sketsa pribadi Jalan utama yang melewati site merupakan jalan yang memiliki intensitas lalu lintas cukup padat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan terhadap area pencapaian utama sitemain entrance agar pengunjung dapat dengan mudah menuju site. Salah satunya adalah dengan memberikan space tersendiri sebelum masuk ke dalam site atau yang sering disebut sebagai area transisi. Area transisi merupakan area penghubung antara jalan utama dan site. Area ini yang akan menjadi space bagi pengendara untuk memudahkan mereka menuju site dan menghindari crowded area. commit to user IV - 11 Gambar 4.5 Sketsa ide analisa pencapaian Sumber: sketsa pribadi Ø Hasil analisa Gambar 4.6 Hasil analisa pencapaian Sumber: sketsa pribadi Berdasarkan hasil analisa pencapaian, didapatkan tiga area pencapaian yaitu area pencapaian bus, kendaraan bermotor, dan pejalan kaki. Pembedaan area pencapaian ini dimaksudkan agar commit to user IV - 12 setiap pengunjung baik berkendata pribadi, umum, maupun pejalan kaki dapat memiliki jalur pencapaian yang nyaman dan aman. b. Analisa orientasi Ø Tujuan: menentukan arah hadaporientasi bangunan yang paling tepat terhadap lingkungan sekitar.. Ø Proses analisa Gambar 4.7 Sketsa ide analisa orientasi Sumber: sketsa pribadi Site yang digunakan dalam pembangunan Istana anak termasuk dalam kategori jenis site yang berkontur. Oleh karena itu, proses analisa pun juga harus mempertimbangkan kontur tanah pada site. Hal ini dikarenakan, potensi kontur dalam site merupakan salah satu commit to user IV - 13 poin penting dalam pengolahan site terutama dalam hal penentuan arah hadaporientasi bangunan Ø Hasil analisa Gambar 4.8 Hasil analisa orientasi Sumber: sketsa pribadi Sebagian besar arah hadap bangunan mengarah ke area Solo Techno Park. Selain itu, terdapat pula beberapa area yang jika disesuaikan dengan arah kontur tanahnya, maka bangunan idealnya menghadap ke arah kawasan ruko dan lahan kosong yang berada di sebelah barat daya site. Hasil analisa ini selanjutnya dapat ditindaklanjuti dengan peletakan area bangunan dalam site, dimana bangunan utama memiliki orientasi ke arah Solo Techno Park dan bangunan penunjang dapat memiliki orientasi ke arah kawasan rukolahan kosong. commit to user IV - 14 c. Analisa view Ø Tujuan: mendapatkan view yang tepat dengan pertimbangan aspek motorik, kognitif, dan afektif anak. · Aspek motorik : menghendaki view yang terbuka dan lapang. · Aspek kognitif : menghendaki view yang mengarah ke Solo Techno Park. Hal ini dikarenakan, terdapat kesinambungan antara Istana Anak dan Solo Techno Park yang sama-sama mengangkat misi proses pembelajaran. · Aspek afektif : menghendaki view yang bersifat semi terbuka. Ø Proses analisa commit to user IV - 15 Gambar 4.9 Sketsa ide analisa view Sumber: sketsa pribadi Analisa ini digunakan untuk menentukan area mana saja yang harus terbuka, semi terbuka, dan tertutup untuk menghalangi view yang mungkin dapat mengganggu kegiatan di dalam site. Selain itu, ada beberapa penanganan terhadap lahan kosong yang terletak persis di dekat site. Penanganan ini dapat berupa pembatasan lahan antara site Istana Anak dengan lahan kosong melalui penanaman barier yang berupa pohon ataupun penataan taman. Ø Hasil analisa commit to user IV - 16 Gambar 4.10 Hasil analisa view Sumber: sketsa pribadi d. Analisa penanganan noise Ø Tujuan: menganalisa kondisi kebisingan di sekitar site, sehingga didapatkan strategi desain yang dapat meminimalisir kebisingan. · Zona motorik : noise tidak terlalu dipermasalahkan. · Zona kognitif : membutuhkan ketenangan, sehingga perlu penanganan terhadap noise.. · Zona afektif : noise tidak terlalu dipermasalahkan. Ø Proses analisa commit to user IV - 17 Keterangan: Intensitas noise tinggi Intensitas noise rendah Gambar 4.11 Sketsa analisa penanganan noise Sumber: sketsa pribadi Dalam hal penanganan noise, selain penggunaan barier juga diperlukan adanya penataan zona bangunan yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan akan penanganan noise. Penataan zona ini dapat memanfaatkan kontur lahan, dimana zona yang membutuhkan tingkat ketenangan paling tinggi diletakkan di area dengan kontur paling rendahpaling jauh dari sumber noise. Ø :Hasil analisa commit to user IV - 18 Gambar 4.12 Hasil analisa penanganan noise Sumber: sketsa pribadi Kesimpulan hasil analisa: ü Sumber noise utama berasal dari arah Jl. Ki Hajar Dewantoro. Penanganan noise dari arah jalan raya ini berupa penataan tamanpepohonan yang diletakkan di area dekat main entrance atau lebih tepatnya di area transisi. ü Sumber noise selanjutnya berasal dari area parkir. Penanganan noise yang dapat dilakukan untuk menghalangi masuknya noise ke area bangunan dilakukan dengan cara penempatan plaza di antara area parkir dan area bangunan. Plaza yang dibuat cukup luas diharapkan mampu mengurangi intensitas kebisingan dari arah area parkir. commit to user IV - 19 ü Penanganan noise dapat juga dilakukan dengan cara penataan zona, dimana zona yang membutuhkan ketenangan paling tinggi diletakkan di area terjauhberkontur paling rendah dari sumber kebisingan. e. Analisa pengolahan kontur Ø Tujuan: mendapatkan bentuk kontur yang ideal untuk mendukung kegiatan di dalam Istana Anak Surakarta dengan pertimbangan berupa hasil analisa-analisa sebelumnya. · Zona motorik : membutuhkan area yang terbuka, tidak terlalu bermasalah dengan penanganan noise, memiliki arah orientasi yang mengerah ke area Solo Techno Park. · Zona kognitif : membutuhkan view dan arah orientasi ke arah Solo Techno Park serta membutuhkan penanganan terhadp noise. · Zona afektif : membutuhkan view yang semi terbuka, tidak terlalu bermasalah dengan penanganan noise, dan berorientasi ke arah Solo Techno Park. · Zona pengelola : berorientasi ke arah kawasan rukolahan kosong dan tidak terlalu bermasalah dengan penanganan noise. commit to user IV - 20 Ø Proses analisa Gambar 4.13 Sketsa analisa pengolahan kontur Sumber: sketsa pribadi Pada site Istana Anak yang berkontur ini banyak dilalukan pengurugan tanahfill terutama pada zona bangunan utama. Hal ini dikarenakan adanya penerapan metode bermain sambil belajar pada konsep bangunan. Metode ini menghendaki adanya keamanan dan kenyamanan bagi anak saat berada di dalam area Istana Anak. Oleh karena itu, kontur yang terlalu curam pada site ini diberikan penanganan dengan cara melakukan pengurugan tanah. Ø Hasil analisa commit to user IV - 21 Gambar 4.14 Hasil analisa pengolahan kontur Sumber: sketsa pribadi Berdasarkan analisa pengolahan kontur, didapatkan hasil bahwa kontur yang masih memenuhi tingkat keamanan dan kenyamanan bagi anak tetap dipertahankan. Sedangkan, kontur yang terlalu curam dan berbahaya bagi anak diberikan penanganan berupa pegurugan tanahfill. Proses pengurugan tanah pada site ini juga memperhatikan konsep bermain sambil belajar yang menghendaki anak dapat bebas bergerak kemana pun, namun dengan wilayah yang tetap dibatasi. Hal ini dimaksudkan agar ketika anak sampai pada zona yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi, anak-anak tetap memiliki tenaga yang cukup dan tidak terlalu lelah akibat bergerak di area berkontur curam. f. Zoning commit to user IV - 22 Ø Tujuan: mendapatkan penempatan area-area yang tepat di dalam site. Area-area tersebut meliputi area penerima, area kognitif, area motorik, area afektif, area pengelolaan, dan area parkir. Ø Hasil penzoningan Gambar 4.15 Hasil penzoningan Sumber: sketsa pribadi Zoning merupakan hasil kesimpulan akhir dari proses analisa- analisa yang dilakukan sebelumnya. Zoning ini selanjutnya akan diproses lebih lanjut melalui proses penggabungan antara hasil penzoningan dengan pola peruangan. Proses penggabungan ini selanjutnya akan menghasilkan ploting ruang yang dapat menjadi acuan dalam mengolah site plan. commit to user IV - 22

B. Analisa Program dan Bentuk Ruang