commit to user
II - 13 tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan
membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi,
keseimbangan dan
stamina secara
perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat
yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini. Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak
menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain
permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis.
2. Kemampuan kognitif
Menurut teori Piaget, pemikiran anak–anak usia sekolah dasar disebut pemikiran operasional konkrit Concret Operational Thought, artinya
aktivitas mental yang difokuskan pada objek–objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu
mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata
dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam keadaan normal, pada usia 6-12 tahun ini pikiran anak
berkembang secara berangsur–angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia ini
daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar
berada pada stadium belajar.
commit to user
II - 14 Dalam masa ini, anak telah mengembangkan tiga macam proses yang
disebut dengan operasi–operasi, yaitu: a. Negasi negation, yaitu pada masa konkrit operasional, anak
memahami hubungan–hubungan antara benda atau keadaan yang satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b. Hubungan Timbal Balik resiprok, yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operas-operasii yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut
ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia
sendiri bertindak secara nyata. Hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information
and Verbal Analogies, Jones dan Conrad Loree dalam Abin Syamsuddin M, 2001 menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung
sangat pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun. Puncak perkembangan pada umumnya tercapai di penghujung
masa remaja akhir. Perubahan-perubahan amat tipis sampai usia 50 tahun, dan setelah itu terjadi plateau mapan sampai dengan usia 60 tahun
selanjutnya berangsur menurun. Berikut ini merupakan prosentase taraf perkembangan pada anak usia 6-
12 tahun yang merupakan hasil tes IQ, Bloom 1964.
Usia Perkembangan
commit to user
II - 15 1 tahun
Sekitar 20 4 tahun
Sekitar 50 8 tahun
Sekitar 80 13 tahun
Sekitar 92
Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa usia sekolah dasar yaitu usia 6-12 tahun merupakan masa perkembangan kognitif yang
paling baik. Pada usia ini laju pertumbuhan intelegensi anak berkembang pesat, sehingga kemampuan berpikirnya juga berpotensi untuk meningkat
tajam.
3. Kemampuan afektif