Teori multiple Intelligences Konsep Bermain Sambil Belajar

commit to user II - 5 Melalui pengalaman, anak telah belajar dan memperoleh pengetahuan. Ini berarti, pengetahuan bukanlah wujud informasi yang melekat otomatis pada anak, yang diperoleh tanpa usaha. Pengetahuan merupakan suatu alat untuk menyelesaikan masalah. Kekayaan pengetahuan anak yang diperoleh melalui pengalaman itu dipergunakan anak sebagai materi untuk menyelesaikan masalah. 2. Teori konstruktivisme Belajar, menurut pandangan konstruktivisme merupakan suatu proses mengonstruksi pengetahuan yang terjadi dari dalam diri anak. Artinya, pengetahuan diperoleh melalui suatu dialog oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua sisi kognitif dan afektif. Dengan demikian, belajar harus diupayakan agar anak-anak mampu menggunakan otak mereka secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitif belaka, tetapi terutama juga oleh keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif Semiawan,2002. Konsep-konsep pandangan konstruktivistik menekankan keterlibatan anak dalam proses belajar. Menurut pandangan ini proses belajar haruslah menyenangkan bagi anak dan memungkinkan anak berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya. Bermain merupakan media sekaligus cara terbaik anak untuk belajar. Dalam bermain itulah anak belajar melalui proses berbuat dan menyentuh langsung obyek-obyek nyata. Disini anak tidak belajar banyak melalui interpretasi stimulus verbal kata-kata dari orang yang lebih dewasa.

3. Teori multiple Intelligences

Menurut teori Multiple Intelligences, anak belajar melalui berbagai macam cara. Anak mungkin belajar melalui kata-kata, melalui angka-angka, commit to user II - 6 melalui gambar dan warna, nada-nada suara, melalui interaksi dengan orang lain, melalui diri sendiri, melalui alam dan mungkin melalui perenungan tentang hakikat sesuatu. Meskipun demikian anak pada umumnya belajar melalui kombinasi dari beberapa cara. Setiap anak adalah unik. Setiap anak memiliki kecenderungan cara belajar yang tidak selalu sama. Kegiatan belajarpun dapat dilakukan dengan berbagai aktifitas. Suatu materi pembelajaran dapat dipahami dari berbagai cara. Cara- cara ini menunjukan peran kecerdasan yang berbeda pula. Tabel 2.1 Bermain sambil belajar berdasarkan metode multiple Intelligences. Kecerdasan Cara Belajar Verbal linguistik Melalui kata-kata, tulisan membaca dan menulis, menyimak cerita dan bercerita, berdeklarasi, permainan kartu, dn berdiskusi. Logika matematika Menghitung, mencongak, bermain dengan angka, memecahkan teka-teki, mencoba bereksperimen, dan menelusuri sebab akibat sesuatu. Visual spasial Membangun dan merancang miniatur “bangunan”, mewarnai, mengkombinasikan warna-warna, bermain imajinasi, memetakan pikiran, mencermati bentuk, menggambar, menyusun. Kinestik Memegang dan menyentuh benda, mendramakan, bergerakberaktivitas melompat, meniti, berguling, membaui, mengecap, bermain bongkar-pasang, menari, membentuk sesuatu. Musikal Mengidentifikasi suara dan bunyi, menikmati berbagai suara dan bunyi, menyanyi dan bersiul, bermain alat musik, menikmati irama, mendengarkan lagu. commit to user II - 7 Interpersonal Bekerja kelompok, bekerja sama, berbagi rasa, berbicara dengan orang lain, berbagi peran, bermain peran, bermain tim, simulasi, berinteraksi. Intrapersonal Merefleksi dan merenung, mengaitkan berbagai hal dengan diri sendiri, mencoba sesuatu yang menantang, membuat jadwal diri, menentukan pilihan, mengidentifikasi dan mempergakan emosi serta perasaan, menentukan konsep diri. Naturalis Mencermati alam sekitar, menikmati alam, berjalan- jalan di alam terbuka, memperhatikan cuaca dan benda-benda langit, peduli terhadap waktu bertanya tentang jam, hari, dan bulan, mengamati hewan, memperhatikan tumbuhan, memperhatikan wujud benda batu, gunung, sungai, membahas tumbuhan, memlihara hewan. Eksistensialis Mempertanyakan manfaaat sesuatu, mencari sebab dari sesuatu, mempertanyakan fungsi sesuatu, mempertanyakan hubungan berbagai hal.

B. Batasan Usia