Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data

commit to user 45

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkan atau menggunakannya Soeratno dam Lincolin, 1995. Data primer yang diambil dan diolah yaitu tentang tingkat keberdayaan masyarakat dalam kegiatan agroforestri meliputi tingkat aksesibilitas informasi, tingkat keterlibatan atau partisipasi, tingkat kapasitas organisasi lokal, tingkat kemanfaatan, tingkat akuntabilitas, dan analisis keragaan. Data ini diperoleh dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner. 2. Data sekunder yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya Soeratno dam Lincolin, 1995. Data ini diperoleh dari instansi pemerintah atau lembaga terkait dengan mencatat secara langsung berupa data dari Badan Pusat Statistik Karanganyar, BKPH Lawu Utara, dan KPH Surakarta. Data yang diambil adalah data tentang keadaan wilayah penelitian secara umum, instansi dan program terkait.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Teknik wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang diteliti Slamet, 2006. Dalam wawancara dilakukan pengumpulan data primer dengan mengajukan pertanyaan yang sistematis dan langsung kepada responden dengan menggunakan alat bantu kuisioner. 2. Pencatatan Pengumpulan data dengan mengutip dan mencatat sumber-sumber informasi dari pustaka-pustaka maupun instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini. Data yang dikumpulkan adalah data tentang keadaan wilayah penelitian secara umum, instansi dan program terkait. commit to user 46

F. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan tahap yang dilakukan setelah pengumpulan data dari lapangan. Data ini diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab prsoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian Soeratno dan Lincolin, 1995. Evaluasi program pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan agroforestri di kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dapat dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi dinyatakan dalam bentuk tabel frekuensi. Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi 2006, tabel frekuensi memuat dua kolom yaitu jumlah frekuensi dan prosentase untuk setiap kategori. Dalam tabel frekuensi, semua kategori tidak perlu selalu dicantumkan. Kategori-kategori yang frekuensinya cukup kecil dapat digabungkan ke dalam kelompok lebih besar agar tabelnya mudah dimengerti dan dianalisa. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis prosentase, yaitu data dibagi dalam beberapa kelompok yang akan dinyatakan atau diukur dalam prosentase. Dengan cara ini dapat diketahui kelompok mana yang paling banyak jumlahnya ditunjukkan oleh prosentase yang tertinggi dan sebaliknya. Menurut Mardalis 2002, langkah pertama yang perlu kita persiapkan dalam tabulasi data adalah tabel-tabel kerja sesuai dengan variabel-variabel pertanyaan dan item-itemnya. Selanjutnya data dari lapangan dimasukkan ke dalam tabel dan peneliti harus mentellynya. Langkah berikutnya adalah memasukkan hasil telly ke dalam tabel lain, yaitu tabel frekuensi dan persentase dimana peneliti harus mengomentari isi tabel tersebut berdasarkan persentasenya. Sejalan dengan itu, Soeratno dan Lincolin 2002 juga mengemukakan bahwa cara menghitung frekuensi yang paling sederhana adalah dengan menggunakan tallying, dimana setiap kasus jawaban yang telah berkode akan diambil dan dimasukkan ke dalam kategorinya yang bersangkutan. Pemasukkan dilakukan secara simbolik, yaitu dengan cara mencoretkan commit to user 47 sebuah tanda tally pada kolom yang telah disediakan untuk kategori yang bersangkutan. Kemudian dilakukan penghitungan frekuensi yang terbilang di dalam masing-masing kategori, proses ini disebut tabulasi. Tabulasi terdiri dari tabulasi sederhana dan tabulasi silang. Tabulasi silang cross tabulation dibuat dengan “memecah” lebih lanjut setiap kesatuan data dalam setiap kategori, menjadi dua atau tiga atau mungkin lebih subkesatuan. Pemecahan data dilakukan dilakukan atas dasar suatu kriterium atau suatu susunan perangkat kategori baru yang lain. Dengan demikian, pemecahan atau perincian data akan berakibat masuknya subkesatuan itu ke dalam dua struktur kategori sekaligus. Uraian di atas menjelaskan bahwa dari tabel orang tidak hanya akan mengetahui jumlah bulat sekelompok responden yang memenuhi kualifikasi satu kategori tertentu, akan tetapi juga akan mengetahui perincian proposinya menurut suatu kategori dari perangkat yang lain. Jadi, peneliti harus mengomentari baik persentase yang tertinggi maupun yang terendah dengan menyertakan alasannya mengapa hal tersebut bisa terjadi agar orang tahu bagaimana kondisi riil dalam lapangan. Untuk menarik kesimpulan pada tingkat aksesibilitas informasi, tingkat keterlibatan atau partisipasi, dan tingkat kapasitas organisasi lokal yang ada di kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar diukur dengan menggunakan Median Skor. Tingkat kemanfaatan yang dirasakan peserta agroforestri terhadap kegiatan agroforestri Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar dapat dikategorikan sangat baik, baik, cukup, buruk dan sangat buruk. Kategori pengukurannya dengan menggunakan rumus lebar interval kelas, yaitu: Kelas kategori = kelas jumlah terendah nilai tertinggi nilai - Untuk menganalisis perbandingan antara yang diharapkan dengan apa yang ada di lapang digunakan analisis keragaan pelaksanaan kegiatan agroforestri sebagai program pemberdayaan masyarakat di kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar. commit to user 48 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam