Pembatasan Masalah Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

commit to user 36

C. Pembatasan Masalah

1. Tingkat keberdayaan masyarakat yang diteliti adalah tingkat aksesibilitas informasi, tingkat keterlibatan atau partisipasi, tingkat kapasitas organisasi lokal, dan tingkat kemanfaatan. 2. Responden penelitian adalah peserta agroforestri di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Tingkat keberdayaan masyarakat dalam kegiatan agroforestri adalah seberapa jauh pelibatan masyarakat desa hutan dalam kegiatan agroforestri yang meliputi tingkat aksesibilitas informasi, tingkat keterlibatan atau partisipasi, tingkat kapasitas organisasi lokal, dan tingkat kemanfaatan yang diukur selama periode 1990-2010. a. Tingkat aksesibilitas informasi adalah keterjangkauan informasi oleh peserta agroforestri. 1 Banyaknya sumber informasi yang dimanfaatkan adalah kuantitas sumber informasi yang diakses peserta untuk memperoleh informasi mengenai agroforestri. Diukur dengan banyaknya sumber informasi yang diakses oleh peserta agroforestri untuk mendapatkan informasi mengenai agroforestri, baik dari sesama peserta, penyuluh, LMDH, maupun Perhutani. 2 Frekuensi pemanfaatan sumber informasi adalah frekuensi peserta dalam mengakses sumber informasi untuk mendapatkan informasi mengenai agroforestri. Diukur dengan seberapa sering peserta agroforestri memperoleh informasi melalui sesama peserta, penyuluh, LMDH, maupun Perhutani. 3 Kemanfaatan informasi adalah manfaat informasi yang dirasakan peserta agroforestri. Diukur dengan seberapa besar manfaat yang dirasakan peserta dari informasi yang didapat melalui sesama peserta, penyuluh, LMDH, maupun Perhutani. 4 Jenis informasi yang diperoleh adalah ragam dan jumlah informasi yang diterima peserta agroforestri dari sumber informasi. Diukur commit to user 37 dengan seberapa banyak informasi yang diterima peserta agroforestri dari sesama peserta, penyuluh, LMDH, maupun Perhutani. b. Tingkat keterlibatan atau partisipasi adalah tingkat keikutsertaan peserta agroforestri dalam setiap kegiatan agroforestri. Diukur dari keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan penentuan lokasi, persiapan lahan, persiapan benih dan bibit, pemeliharaan tanaman pokok, patroli hutan, penanaman tanaman pokok, pemeliharaan tanaman pokok, panen tanaman pokok, dan evaluasi. c. Tingkat kapasitas organisasi lokal adalah tingkat kemampuan organisasi lokal yang mewadahi peserta agroforestri untuk bekerjasama, mengorganisir serta memobilisasi anggota sumberdaya dalam kegiatan agroforestri. Diukur dengan seberapa jauh kemampuan yang dimiliki organisasi lokal dalam bekerjasama, mengorganisir serta memobilisasi peserta agroforestri dilihat dari struktur dan proses organisasi yang ada. d. Tingkat kemanfaatan adalah tingkat manfaat yang dirasakan peserta agroforestri dari segi ekonomi, sosial dan ekologi. Tingkat kemanfaatan ini diukur dengan menggunakan pernyataan-pernyataan positif dan negatif. Tingkat kemanfaatan terhadap masing-masing aspek meliputi apa yang dirasakan peserta agroforestri terhadap: 1 Tingkat kemanfaatan dari segi ekonomi 2 Tingkat kemanfaatan dari segi sosial 3 Tingkat kemanfaatan dari segi ekologi Selanjutnya responden diminta memberikan jawaban atau respon terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada mereka. 1 Pernyataan positif · Sangat Setuju SS : skor 5 · Setuju S : skor 4 · Tidak tahuRagu-ragu TT : skor 3 commit to user 38 · Tidak Setuju TS : skor 2 · Sangat Tidak Setuju : skor 1 2 Pernyataan negatif · Sangat Setuju SS : skor 1 · Setuju S : skor 2 · Tidak tahuRagu-ragu TT : skor 3 · Tidak Setuju TS : skor 4 · Sangat Tidak Setuju : skor 5 Tingkat kemanfaatan pada aspek ekonomi diukur dari 4 pernyataan dengan skor tertinggi 20 dan skor terendah 4, sehingga didapat distribusi skor pada aspek ekonomi adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Distribusi Skor Tingkat Kemanfaatan dari Aspek Ekonomi Kategori Distribusi skor Sangat Baik 20-23 Baik 16-19 Cukup 12-15 Buruk 8-11 Sangat Buruk 4-7 Tingkat kemanfaatan pada aspek sosial diukur dari 1 pernyataan dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1, sehingga didapat distribusi skor pada aspek sosial adalah sebagai berikut: Tabel 2.2. Distribusi Skor Tingkat Kemanfaatan dari Aspek Sosial Kategori Distribusi skor Sangat Baik 4,2-5 Baik 3,4-4,1 Cukup 2,6-3,3 Buruk 1,8-2,5 Sangat Buruk 1-1,7 Tingkat kemanfaatan pada aspek ekologi diukur dari 7 pernyataan dengan skor tertinggi 35 dan skor terendah 7, sehingga didapat distribusi skor pada aspek ekologi adalah sebagai berikut: commit to user 39 Tabel 2.3. Distribusi Skor Tingkat Kemanfaatan dari Aspek Ekologi Kategori Distribusi skor Sangat Baik 31-36 Baik 25-30 Cukup 19-24 Buruk 13-18 Sangat Buruk 7-12 Tingkat kemanfaatan total yang dirasakan peserta agroforestri terhadap tiap aspek ini diukur dengan 12 pernyataan dengan skor tertinggi 60 dan skor terendah 12, sehingga didapat distribusi skor total sebagai berikut: Tabel 2.4. Distribusi Skor Tingkat Kemanfaatan Total dari Aspek Sosial, Ekonomi dan Ekologi Kategori Distribusi skor Sangat Baik 52-61 Baik 42-51 Cukup 32-41 Buruk 22-31 Sangat Buruk 12-21 2. Keragaan adalah kondisi riil yang terjadi di lapang. Diukur dengan membandingkan data potensial dengan data aktual yang ada. Berdasarkan definisi operasional, dapat disimpulkan dalam Tabel 2.5. di bawah ini: Tabel 2.5. Pengukuran Variabel No. Variabel Sub Variabel Parameter 1. Tingkat Aksesibilitas Informasi a. Banyaknya sumber informasi kuantitas sumber informasi yang diakses peserta untuk memperoleh informasi mengenai agroforestri dari: 1 sesama peserta 2 penyuluh 3 LMDH 4 Perhutani 5 Media massa b. Frekuensi seberapa sering peserta agroforestri memperoleh commit to user 40 informasi melalui: 1 sesama peserta 2 penyuluh 3 LMDH 4 Perhutani 5 Media massa c. Kemanfaatan seberapa besar manfaat yang dirasakan peserta agroforestri dari informasi yang didapat melalui: 1 sesama peserta 2 penyuluh 3 LMDH 4 Perhutani 5 Media massa d. Jenis seberapa banyak informasi yang diterima peserta agroforestri dari sumber informasi. 2. Tingkat keterlibatan atau partisipasi a. Tingkat partisipasi dalam penentuan lokasi seberapa jauh keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan penentuan lokasi meliputi: 1 kehadiran dalam rapat 2 keaktifan dalam forum b. Tingkat partisipasi dalam persiapan lahan seberapa jauh keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan persiapan lahan meliputi: 1 kehadiran dalam rapat dan selama kegiatan berlangsung 2 keaktifan dalam forum c. Tingkat partisipasi dalam persiapan benih dan bibit seberapa jauh keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan persiapan benih dan bibit meliputi: 1 kehadiran dalam rapat dan selama kegiatan berlangsung 2 keaktifan dalam forum d. Tingkat partisipasi dalam penanaman tanaman pokok seberapa jauh keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan penanaman tanaman pokok meliputi: 1 kehadiran dalam rapat penanaman dan selama commit to user 41 kegiatan penanaman berlangsung 2 keaktifan dalam forum e. Tingkat partisipasi dalam pemeliharaan tanaman pokok seberapa jauh keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan pemeliharaan tanaman pokok meliputi: 1 kehadiran dalam rapat pemeliharaan dan selama kegiatan penanaman berlangsung 2 keaktifan dalam forum f. Tingkat partisipasi dalam patroli hutan seberapa jauh keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan patroli hutan meliputi: 1 kehadiran dalam rapat penentuan petugas dan selama kegiatan patroli hutan berlangsung 2 keaktifan dalam forum g. Tingkat partisipasi dalam panen tanaman pokok seberapa jauh keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan panen tanaman pokok meliputi: 1 kehadiran dalam rapat panen dan selama kegiatan panen berlangsung 2 keaktifan dalam forum h. Tingkat partisipasi dalam evaluasi seberapa jauh keikutsertaan peserta agroforestri dalam kegiatan evaluasi meliputi: 1 kehadiran dalam rapat 2 keaktifan dalam forum 3. Tingkat kapasitas organisasi lokal a. Berdasarkan struktur organisasi seberapa jauh kemampuan yang dimiliki organisasi lokal untuk bekerjasama, mengorganisir, dan memobilisasi peserta agroforestri meliputi: 1 struktur organisasi 2 desain pekerjaan 3 desain organisasi b. Berdasarkan proses organisasi seberapa jauh kemampuan yang dimiliki organisasi lokal untuk bekerjasama, mengorganisir, dan memobilisasi peserta agroforestri meliputi: commit to user 42 1 proses komunikasi 2 proses pengambilan keputusan 3 proses penilaian prestasi 4. Tingkat kemanfaatan a. Tingkat kemanfaatan ekonomi seberapa besar manfaat yang dirasakan peserta agroforestri dilihat dari: 1 perbedaan pendapatan antara sebelum dan setelah mengikuti kegiatan agroforestri. 2 tabungan b. Tingkat kemanfaatan sosial seberapa besar manfaat yang dirasakan peserta agroforestri dilihat dari kesejahteraan dan keamanan hutan. c. Tingkat kemanfaatan ekologi seberapa besar manfaat yang dirasakan peserta agroforestri dilihat dari kelestarian hutan. 5. Keragaan Perbandingan antara data aktual dengan data potensial. commit to user 43 III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian