commit to user 3
Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar adalah satu-satunya hutan produksi yang dimiliki Kabupaten Karanganyar dengan luas area 208,3
hektar di bawah kekuasaan dan wilayah kerja BKPH Lawu Utara Sumber: Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH Lawu Utara, juga melakukan
kegiatan agroforestri demi keberlangsungan fungsi hutan dan mensejahterakan masyarakat di desa sekitar hutan. Seluruh rangkaian dari suatu kegiatan
membutuhkan evaluasi untuk mengukur dan menilai seberapa jauh kegiatan tersebut telah dilakukan. Adanya evaluasi ini akan diketahui apakah program
pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan agroforestri di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dapat diterima baik atau tidak. Evaluasi
terhadap program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan agroforestri merupakan umpan balik yang sangat berguna bagi pelaksanaan untuk
mengevaluasi kembali kekurangan-kekurangan yang ada sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan petani setempat.
B. Perumusan Masalah
Pemberdayaan masyarakat penting untuk dilakukan bila dilihat dari tujuannya yaitu untuk memandirikan masyarakat dalam mengelola potensi
yang dimilikinya dengan masyarakat itu sendiri sebagai pelaku utama pemberdayaan subyek bukan obyek. Begitu pula yang harus dilakukan
dalam memberdayakan masyarakat desa hutan, karena masyarakat tersebut berdomisili dekat sekali dengan hutan. Namun kondisi mayarakat desa hutan
ternyata bertolak belakang dengan kondisi hutan yang kaya raya akan hasil hutan. Jadi, pemberdayaan ini dimaksudkan agar apa yang dilakukan adalah
dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Agroforestri adalah salah satu bentuk terpenting dari penerapan konsep
perhutanan sosial. Agroforestri dapat dipahami sebagai suatu sistem penggunaan lahan dengan tujuan yang spesifik. Melalui agroforestri, peserta
perhutanan sosial diberi lahan garapan andil untuk ditanami tanaman pertanian di sepanjang lajur diantara tanaman kehutanan. Sebagai timbal balik
dari lahan garapan yang diterima, peserta perhutanan sosial wajib ikut
commit to user 4
berpartisipasi dalam penanaman kembali pohon hutan dan pengamanan hutan. Namun sebaik apapun fasilitas yang diberikan akan tidak berguna apabila
tidak ada partisipasi dari sasaranpetani. BKPH Lawu Utara memiliki banyak hutan, namun hanya Hutan Bromo
yang dijadikan hutan produksi dengan luas area 208,3 hektar. Agroforestri di Hutan Bromo sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat dari dahulu secara
turun menurun untuk menambah pendapatan keluarga. Namun karena masyarakat seringkali mengambil hasil hutan berupa kayu-kayuan, maka
Perhutani melakukan agroforestri bersama masyarakat dengan membentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH.
Ada atau tidaknya permasalahan dalam suatu kegiatan bukan merupakan indikator penentu bahwa kegiatan tersebut baik atau buruk, namun tetap perlu
dievaluasi sejauh mana kegiatan tersebut telah berjalan. Dari penjelasan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana tingkat aksesibilitas informasi peserta agroforestri selama program pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan agroforestri di
kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar? 2. Bagaimana tingkat keterlibatan atau partisipasi peserta agroforestri selama
program pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan agroforestri di kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar?
3. Bagaimana tingkat kapasitas organisasi lokal peserta agroforestri selama program pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan agroforestri di
kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar? 4. Bagaimana tingkat kemanfaatan ekonomi, sosial dan ekologi yang
dirasakan peserta agroforestri selama program pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan agroforestri di kawasan Hutan Bromo Kabupaten
Karanganyar? 5. Bagaimana analisis keragaan pelaksanaan kegiatan agroforestri sebagai
program pemberdayaan masyarakat di kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar?
commit to user 5
C. Tujuan Penelitian