Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi

commit to user 69 4. Penyuluh Menurut peserta agroforestri, penyuluh kehutanan tidak berperan aktif dalam memberdayakan peserta, walaupun ada 1 responden yang mengatakan terdapat penyuluh kehutanan yang mengunjungi peserta. Itu pun dilakukan hanya satu kali, dimana menurut peserta lain hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sebuah penyuluhan dan frekuensi informasi mengenai agroforestri tidak terlalu banyak diberikan pada saat itu.

C. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi

Unsur pokok pemberdayaan yang kedua menurut Mardikanto 2005 adalah keterlibatan atau partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan. Sebenarnya, tahap pelaksanaan program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar adalah meliputi pengenalan program sosialisasi, Persiapan Prakondisi Sosial PPS, pembentukan kelembagaan baik kelompok maupun forum, pelaksanaan program baik teknis maupun non teknis, pengembangan ekonomi kerakyatan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Tetapi dalam keberjalanannya, peserta agroforestri lebih banyak berpartisipasi pada kinerja teknis saja, yaitu meliputi penentuan lokasi, persiapan lahan, persipan benih dan bibit, penanaman tanaman pokok, pemeliharaan tanaman pokok, patroli hutan, dan panen tanaman pokok. Hal ini dikarenakan kegiatan agroforestri telah berlangsung lama pada saat penelitian dilakukan dan peserta dianggap sudah paham mengenai kegiatan agroforestri, sehingga kegiatan awal seperti sosialisasi dan PPS tidak dilakukan secara terus menerus. commit to user 70 Tabel 5.3. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi Responden yang Pernah dan Masih Menjadi Peserta Agroforestri di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari Tahun 1990-2010 No. Keterlibatan Jumlah Responden Orang Prosentase 1. Penentuan lokasi 38 95.00 2. Persiapan lahan 40 100.00 3. Persiapan benih 40 100.00 4. Penanaman tanaman pokok 40 100.00 5. Pemeliharaan tanaman pokok 40 100.00 6. Patroli hutan 5 12.50 7. Panen tanaman pokok 4 10.00 8. Evaluasi 0.00 Sumber: Analisis Data Primer 1. Penentuan Lokasi Penentuan lokasi dilakukan dengan cara lotre. Semisal pada tahun 2007 bukaan terakhir pada periode ini dibuka lahan garapan sebesar 4,1 hektar, maka jumlah lahan tersebut dibagi kepada peserta yang mendaftar. Peserta yang mendaftar pada saat itu sebanyak 14 orang, sehingga masing- masing mendapatkan 0,25 hektar untuk 10 orang, 0,3 hektar untuk 2 orang dan 0,5 hektar untuk 2 orang. Peserta yang mendaftar biasanya adalah petani-petani yang dekat dengan petak-petak bukaan baru tersebut, dengan alasan menghemat tenaga dan biaya. Terdapat 2 orang yang menyatakan tidak mengikuti kegiatan penentuan lokasi. Seperti yang telah disebutkan pada tingkat aksesibilitas informasi dari Perhutani, bahwa dua peserta tersebut menyatakan tidak pernah bertemu atau berinteraksi dengan pihak Perhutani dengan alasan bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai lahan bukaan untuk agroforestri ataupun mengenai bercocok tanam di hutan dari sesama teman maupun dari perantara. commit to user 71 Tabel 5.4. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi Responden yang Pernah dan Masih Menjadi Peserta Agroforestri dalam Kegiatan Penentuan Lokasi Agroforestri di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari Tahun 1990-2010 38 Responden No. Partisipasi dalam Penentuan Lokasi Median Keterangan 1. Kehadiran dalam rapat penentuan lokasi 2 Pernah 2. Memberikan saran 1 Tidak pernah 3. Memberikan kritik 1 Tidak pernah 4. Bertanya 2 Pernah Median Total 2 Pernah Sumber: Analisis Data Primer Secara keseluruhan, meliputi aspek kehadiran dalam rapat penentuan lokasi, pemberian saran, kritik, dan pertanyaan pada Tabel 5.4. median totalnya adalah 2 pernah. Hal ini dikarenakan tidak semua peserta mengikuti kegiatan penentuan lokasi secara resmi dan peserta enggan untuk memberi saran maupun kritik. Kegiatan penentuan lokasi dianggap telah memenuhi kebutuhan peserta, jadi peserta hanya sesekali bertanya bila memang diperlukan. 2. Persiapan Lahan Seluruh responden atau sebesar 100 persen menyatakan mengikuti kegiatan persiapan lahan karena wajib dilakukan oleh seluruh peserta agroforestri, karena dengan mempersiapkan lahan tersebut barulah mereka dapat memanfaatkan lahan yang ada. Dapat dilihat pada Tabel 5.5. median untuk kehadiran dalam kegiatan persiapan lahan adalah 4 selalu. Secara keseluruhan, meliputi aspek kehadiran dalam rapat dan kegiatan persiapan lahan, pemberian saran, kritik, serta pertanyaan median totalnya adalah 2. commit to user 72 Tabel 5.5. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi Responden yang Pernah dan Masih Menjadi Peserta Agroforestri dalam Kegiatan Persiapan Lahan Agroforestri di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari tahun 1990-2010 40 Responden No. Partisipasi dalam Persiapan Lahan Median Keterangan 1. Kehadiran dalam rapat persiapan lahan 2 Pernah 2. Kehadiran dalam kegiatan persiapan lahan 4 Selalu 3. Memberikan saran 1 Tidak pernah 4. Memberikan kritik 1 Tidak pernah 5. Bertanya 2 Pernah Median Total 2 Pernah Sumber: Analisis Data Primer Rapat persiapan lahan tidak harus selalu dilakukan, karena persiapan lahan dirasakan peserta tidak perlu dirapatkan tetapi langsung pada aplikasinya saja. Persiapan lahan juga dilakukan sendiri oleh peserta agroforestri dan keluarganya tanpa dibantu oleh pihak Perhutani, karena selama menjadi peserta agroforestri lahan yang bersangkutan adalah milik peserta, tentu saja tanpa memanfaatkan tanaman pokok yang ada. Hal ini berhubungan dengan pemberian saran dan kritik bagi pihak Perhutani maupun LMDH. Karena hampir tidak pernah melakukan rapat persiapan lahan, maka pemberian kritik dan saran tidak pernah dilakukan, namun sesekali peserta bertanya langsung di lahan bila mendapatkan kesulitan. Kegiatan persiapan lahan meliputi pembengkalan lahan atau pembersihan lahan dari bebatuan hutan dan akar-akar mati sisa tanaman sebelumnya serta penggemburan. Seluruh kegiatan persiapan lahan dilakukan oleh peserta sendiri. 3. Persiapan Benih Kegiatan persipan benih adalah kegiatan dimana benih untuk menanam di lahan hutan dipersiapkan. Untuk tanaman pokok, peserta mengakui tidak mengetahui bagaimana cara mempersiapkan benihnya, namun benih tanaman semusim dipersiapkan sendiri oleh peserta. commit to user 73 Tabel 5.6. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi Reswponden yang Pernah dan Masih Menjadi Peserta Agroforestri dalam Kegiatan Persiapan Benih Tanaman Agroforestri di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari Tahun 1990-2010 40 Responden No. Partisipasi dalam Persiapan Benih Median Keterangan 1. Kehadiran dalam rapat persiapan benih 1 Tidak pernah 2. Kehadiran dalam kegiatan persiapan benih 2 Pernah 3. Memberikan saran 1 Tidak pernah 4. Memberikan kritik 1 Tidak pernah 5. Bertanya 2 Pernah Median Total 1 Tidak pernah Sumber: Analisis Data Primer Pada kehadiran dalam kegiatan persiapan benih termasuk median 2 pernah. Hal ini dikarenakan benih tanaman pokok disediakan sendiri oleh Perhutani dan diberikan secara gratis kepada peserta. Hanya beberapa peserta saja yang pernah mengikuti kegiatan pengadaan benih bersama Perhutani. Namun peserta jarang hadir bila dilakukan rapat persiapan lahan dan benih, karena peserta merasa tidak diajak untuk berpartisipasi. Peserta juga kurang mengetahui bila ada rapat tidak ada informasinya. Seperti pada kegiatan persiapan lahan, peserta tidak pernah memberikan kritik dan saran, namun sesekali bertanya bila mengalami kesulitan. 4. Penanaman Tanaman Pokok Seluruh responden atau sebesar 100 persen menyatakan mengikuti kegiatan penanaman tanaman pokok karena wajib dilakukan oleh seluruh peserta agroforestri, karena dengan menanam tanaman tersebut mereka baru dapat menanam tanaman semusim mereka. Pada kegiatan penanaman tanaman pokok, peserta hanya menjalani saja apa yang telah diatur oleh Perhutani. Peserta hanya menjalani kegiatan penanaman saja, karena itu merupakan salah satu kewajiban peserta. Peserta juga tidak pernah memberikan kritik maupun saran, namun dapat bertanya sesekali bila mengalami kesulitan. commit to user 74 Tabel 5.7. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi Responden yang Pernah dan Masih Menjadi Peserta Agroforestri dalam Kegiatan Penanaman Tanaman Pokok di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari Tahun 1990-2010 40 Responden No. Partisipasi dalam Penanaman Tanaman Pokok Median Keterangan 1. Kehadiran dalam rapat penanaman tanaman pokok 1 Tidak pernah 2. Kehadiran dalam kegiatan penanaman tanaman pokok 4 Selalu 3. Memberikan saran 1 Tidak pernah 4. Memberikan kritik 1 Tidak pernah 5. Bertanya 2 Pernah Median Total 1 Tidak pernah Sumber: Analisis Data Primer Untuk tanaman pokok yang biasanya ditanam adalah maoni dan pinus. Untuk tanaman pengisi biasanya adalah kacang, tanaman tepi singkong, dan tanaman sisipan salam. Jarak yang dianjurkan oleh Perhutani untuk antar tanaman pokok adalah 5x5 meter atau antar tanaman sela dengan tanaman pokok adalah 2x3 meter. Apabila tanaman pokok telah menaungi lahan, biasanya petani enggan untuk menanam karena kurangnya sinar matahari dan terjadi perebutan unsur hara dengan tanaman pokok, selain itu juga dikarenakan prosedur yang berlaku. 5. Pemeliharaan Tanaman Pokok Sama seperti pada kegiatan penanaman tanaman pokok, pemeliharaan tanaman pokok tidak harus selalu dirapatkan. Pengarahan dilakukan hanya ketika bukaan baru dan penentuan lokasi dilakukan. Selain itu, pemeliharaan tanaman pokok sangat mudah karena semua yang dibutuhkan telah tersedia dari alam. commit to user 75 Tabel 5.8. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi Responden yang Pernah dan Masih Menjadi Peserta Agroforestri dalam Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Pokok di Kawsan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari Tahun 1990-2010 40 Responden No. Partisipasi dalam Pemeliharaan Tanaman Pokok Median Keterangan 1. Kehadiran dalam rapat pemeliharaan tanaman pokok 1 Tidak pernah 2. Kehadiran dalam kegiatan pemeliharaan tanaman pokok 4 Selalu 3. Memberikan saran 1 Tidak pernah 4. Memberikan kritik 1 Tidak pernah 5. Bertanya 2 Pernah Median Total 1 Tidak pernah Sumber: Analisis Data Primer Kehadiran dalam pemeliharaan tanaman pokok tentu saja selalu dilakukan oleh peserta, karena hal ini berkaitan dengan salah satu kewajiban peserta sekaligus memelihara tanaman semusim milik pribadi. Pemeliharaan tanaman pokok meliputi pengawasan, pelaporan dan penyulaman. Pengawasan dilakukan dengan cara meneliti ada tidaknya tanaman yang hilang atau mati. Bila ada yang hilang atau mati, maka peserta berkewajiban untuk melaporkan kepada Perhutani sesegera mungkin untuk dilakukan penyulaman. Pelaporan yang segera dapat berdampak pada kepercayaan Perhutani terhadap peserta tersebut. Hal ini akan menjadi pertimbangan apakah peserta tersebut dapat menjadi peserta kembali pada bukaan lahan berikutnya. Penyulaman dapat dilakukan oleh peserta sendiri maupun dari Perhutani dengan bibit pengganti yang disediakan Perhutani. 6. Patroli Hutan Pada kegiatan patroli hutan sudah ada polisi hutan yang khusus menjaga keamanan kondisi hutan. Terdapat 5 orang responden yang pernah mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini karena biasanya jadwal patroli yang bertepatan dengan ketika responden sedang berada di hutan. Jadi, commit to user 76 peserta membantu Perhutani secara sukarela menjaga dan mengelilingi hutan. Tabel 5.9. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi Responden yang Pernah dan Masih Menjadi Peserta Agroforestri dalam Kegiatan Patroli Hutan di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari Tahun 1990-2010 5 Responden No. Partisipasi dalam Patroli Hutan Median Keterangan 1. Kehadiran dalam rapat patroli hutan 1 Tidak pernah 2. Kehadiran dalam kegiatan patroli hutan 2 Pernah 3. Memberikan saran 1 Tidak pernah 4. Memberikan kritik 1 Tidak pernah 5. Bertanya 2 Pernah Median Total 1 Tidak pernah Sumber: Analisis Data Primer Secara keseluruhan, meliputi aspek kehadiran dalam rapat dan kegiatan patroli hutan, pemberian saran, kritik, dan pertanyaan pada Tabel 5.9. median totalnya adalah 1 tidak pernah. Hal ini dikarenakan peserta yang mengikuti kegiatan patroli hutan hanya sekedar mengikuti saja kegiatan yang sudah dirancang dan dilakukan sendiri oleh Perhutani. Dalam kegiatan ini, peserta yang ikut tidak terlalu berperan aktif dalam kegiatan selain ikut mengelilingi hutan. 7. Panen Tanaman Pokok Pada kegiatan panen tanaman pokok, tidak semua peserta dapat mengikutinya, karena penguasaan hasil tanaman pokok adalah hak dan kewajiban dari Perhutani. Peserta yang pernah mengikuti kegiatan panen biasanya adalah peserta yang dekat dengan Perhutani atau memang merupakan pekerja Perhutani, dimana dalam penelitian ini terdapat 4 responden yang pernah mengikuti kegiatan panen tanaman pokok tersebut. commit to user 77 Tabel 5.10. Tingkat Keterlibatan atau Partisipasi Responden yang Pernah dan Masih Menjadi Peserta Agroforestri dalam Kegiatan Panen Tanaman Pokok di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari Tahun 1990-2010 4 Responden No. Partisipasi dalam Panen Tanaman Pokok Median Keterangan 1. Kehadiran dalam rapat panen tanaman pokok 2 Pernah 2. Kehadiran dalam kegiatan panen tanaman pokok 2 Pernah 3. Memberikan saran 1 Tidak pernah 4. Memberikan kritik 1 Tidak pernah 5. Bertanya 1 Tidak pernah Median Total 1 Tidak pernah Sumber: Analisis Data Primer Secara keseluruhan, meliputi aspek kehadiran dalam rapat dan kegiatan panen tanaman pokok, pemberian saran, kritik, dan pertanyaan pada Tabel 5.10. median totalnya adalah 1 tidak pernah. Hal ini dikarenakan responden yang pernah mengikuti kegiatan panen ini sifatnya hanya sebagai pekerja saja yang hanya mengikuti apa yang telah ditentukan oleh Perhutani. Responden yang pernah mengikuti kegiatan tersebut juga mendapat upah sebagai imbalan atas kerja mereka. 8. Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang penting dilakukan agar para stakeholders yang berhubungan dengan program yang ada dapat mengetahui sudah sejauhmana kegiatan yang dilakukan berlangsung. Namun, responden mengaku tidak pernah diajak ataupun ikut secara sukarela pada kegiatan evaluasi. Peserta hanya tahu bahwa mereka hanya harus menanam dan merawat tanaman pokok yang ada. Peserta juga tidak merasa harus ada kegiatan evaluasi, karena hal tersebut merupakan hak dan kewajiban Perhutani. Hanya beberapa peserta saja yang menginkan adanya kegiatan evaluasi, karena peserta tersebut dahulu adalah salah satu pengurus LMDH yang saat ini tidak aktif. commit to user 78

D. Tingkat Kapasitas Organisasi Lokal