commit to user 58
2. Lembaga Perekonomian Keadaan lembaga perekonomian di Desa Gedong dapat dilihat pada
tabel berikut ini: Tabel 4.7. Keadaan Lembaga Perekonomian di Desa Gedong
No. Jenis Lembaga
Jumlah Unit
1. 2.
3. 4.
Koperasi simpan pinjam Lumbung Desa
Badan-Badan Kredit Lain-lain
1 1
2 2
Jumlah 6
Sumber : Data Monografi Desa Gedong Tahun 2010 Jenis lembaga perekonomian di Kabupaten Karanganyar banyak
ragamnya, namun yang ada di Desa Gedong hanya berupa Koperasi Simpan Pinjam 1 unit, Lumbung Desa 1 unit, Badan-badan Kredit 2 unit,
dan lain-lain 2 unit. Lembaga perekonomian di Desa Gedong dapat dikatakan cukup berkembang mengingat ini adalah sebuah desa yang
ditunjang dengan jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, sehingga menunjang kegiatan perekonomian di daerah
tersebut. Penduduk setempat juga lebih dimudahkan karena hanya perlu menempuh jarak yang cukup dekat untuk memenuhi kebutuhan
perekonomian. Desa Delingan yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit dan
tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan Desa Gedong tidak memiliki lembaga perekonomian. Hal ini bukan dikarenakan penduduk
tidak membutuhkan lembaga perekonomian tersebut, namun karena jarak Desa Delingan dengan pusat pemerintahan hanya 5 Km sehingga lembaga
perekonomian yang ada di pusat pemerintahan bisa dicapai dengan mudah.
E. Gambaran Umum Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar
Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar terletak di dua kecamatan, yaitu kecamatan Karanganyar dan Matesih. Luas Keseluruhan Hutan Bromo adalah
208,3 hektar dengan rincian hutan lindung 24,3 hektar, hutan produksi 178,1 hektar, dan Lapangan Dengan Tujuan Istimewa LDTI 5,9 hektar. Hutan
commit to user 59
produksi seluas 178,1 hektar sebagian besar berada di Kecamatan Matesih, dimana desa terdekat dengan hutan produksi tersebut adalah Desa Delingan
dan Desa Gedong. Topografi Hutan Bromo Kecamatan Karanganyar adalah landai kurang
dari 40,00 persen dengan jenis tanah podsolik. Tumbuhan yang terdapat di Hutan Bromo sebagai potensi sumber daya alam adalah sonokeling, maoni,
jarak pagar dan pinus serta palawija yang diusahakan masyarakat sekitar hutan dengan sistem agroforestri atau tumpangsari kacang, jagung dan ketela
pohon.
F. Profil Program Agroforestri Hutan Bromo Karanganyar
Prinsip dasar dalam program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar adalah berbagi yang meliputi berbagi dalam pemanfaatan lahan dan atau
ruang, pemanfaatan waktu, pemanfaatan hasil dalam pengelolaan sumberdaya hutan dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling
mendukung. Program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar dimaksudkan untuk memberikan arah pengelolaan sumberdaya hutan dengan memadukan
aspek-aspek ekonomi, ekologi, dan sosial secara proporsional. Dengan tujuan: 1 Meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, kemampuan dan kapasitas
ekonomi dan sosial masyarakat; 2 Meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan
terhadap pengelolaan sumber daya hutan; 3 Meningkatkan mutu sumber daya hutan, produktivitas dan keamanan hutan; serta 4 Mendorong dan
menyelaraskan pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan dinamika sosial masyarakat desa hutan.
Jenis Kegiatan Pengusahaan program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar meliputi kegiatan perencanaan, penanaman, pemeliharaan,
perlindungan dan pemanenan hasil usaha produktif berbasis lahan Agroforestry, Silvofishery Silvopastural dan Agrosilvopastural. Perencanaan
di sini yaitu merencanakan kegiatan dalam hal ini kegiatan agroforestri, baik itu luas wilayah bukaan, apa saja tanaman kayu yang akan ditanam, rencana
anggaran, siapa saja peserta agroforestrinya, penentuan lokasi, dan
commit to user 60
sebagainya. Kegiatan penanaman dilakukan oleh peserta agroforestri yang telah mendapatkan lahan garapannya di bawah pengawasan Perhutani.
Penanaman yang dilakukan adalah penanaman tanaman kayu yang telah ditentukan dan disediakan oleh Perhutani dan penanaman tanaman semusim
sesuai keinginan peserta dengan anjuran dari Perhutani. Kegiatan pemeliharaan dan perlindungan dilakukan oleh masing-masing pemilik lahan
garapan secara khusus dan oleh Perhutani secara umum. Pemeliharaan dilakukan dengan cara merawat tanaman kayu agar dapat tumbuh dengan baik
sesuai anjuran dari Perhutani dan melakukan penyulaman bila ada tanaman yang hilang atau mati, sedangkan perlindungan dilakukan dengan cara
berpatroli di sekitar kawasan hutan tersebut. Pemanenan tanaman kayu dilakukan oleh Perhutani karena hal tersebut merupakan hak dan tanggung
jawab Perhutani, sedangkan untuk tanaman semusim dilakukan sendiri oleh pemilik lahan garapan saat itu.
Ketentuan kemitraan dalam program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar adalah secara proposional, antara kemitraan sejajar yang
masing-masing pihak mempunyai peran, tanggung jawab dan hak. Pihak- pihak yang bekerjasama adalah Perum Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa
Hutan LMDH, dan pihak lain yang berkepentingan seperti Pemerintah, LSM, Lembaga Ekonomi Masyarakat, Lembaga Sosial Masyarakat, Usaha
Swasta, Lembaga Pendidikan serta Lembaga Donor. Pihak lain yang berkepentingan dapat berperan langsung sebagai investor maupun tidak
langsung sebagai motivator, dinamisator dan fasilitator untuk bekerjasama dalam kegiatan agroforestri Hutan Bromo Karanganyar.
Pola kerjasama dalam program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar adalah Perhutani bersama LMDH yang bekerjasama dalam pengelolaan hutan
diutamakan yang telah berbadan hukum, dan direkomendasikan serta diajukan oleh pemerintah desa dengan surat permohonan kerjasama kepada Perhutani.
Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Administratur dan Ketua LMDH, diketahui oleh Kepala Desa dan atau pejabat pemerintah yang lebih tinggi
dengan dikuatkan oleh notaris setempat. Tahap Pelaksanaan program
commit to user 61
agroforestri Hutan Bromo Karanganyar adalah meliputi pengenalan program sosialisasi, Persiapan Prakondisi Sosial PPS, pembentukan kelembagaan
baik kelompok maupun forum, pelaksanaan program baik teknis maupun non teknis, pengembangan ekonomi kerakyatan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan. Hak LMDH dalam program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar
adalah bersama Perhutani dan pihak yang berkepentingan menyusun rencana,
melaksanakan, memantau, dan menilai pelaksanaan program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar, serta memperoleh manfaat dari hasil kegiatan
sesuai dengan
nilai dan
proporsi serta
faktor produksi
yang dikontribusikannya. Sedangkan kewajiban LMDH adalah bersama Perhutani
dan pihak yang berkepentingan melindungi dan melestarikan sumberdaya hutan untuk keberlanjutan fungsi dan manfaatnya. Serta memberikan
kontribusi faktor produksi sesuai dengan kemampuannya. Hak Perhutani adalah memperoleh manfaat dari hasil kegiatan sesuai
dengan nilai dan proporsi serta faktor produksi yang dikontribusikannya, memperoleh dukungan masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan
dalam perlindungan sumberdaya hutan untuk keberlanjutan fungsi dan manfaatnya. Sedangkan kewajiban Perhutani adalah bersama LMDH dan
pihak yang berkepentingan menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan menilai pelaksanaan program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar,
memberikan kontribusi
faktor produksi
sesuai dengan
rencana, mempersiapkan sistem, struktur dan budaya perusahaan yang kondusif.
Bekerjasama dengan masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan dalam rangka mendorong proses optimalisasi dan berkembangnya kegiatan.
Hak pihak yang berkepentingan adalah bersama Perhutani menyusun rencana, melaksanakan, memantau, dan menilai pelaksanaan program
agroforestri Hutan Bromo Karanganyar, memperoleh manfaat dari hasil kegiatan sesuai dengan nilai dan proporsi serta faktor produksi yang
dikontribusikannya. Kewajiban pihak yang berkepentingan adalah bersama Perhutani melindungi dan melestarikan sumberdaya hutan untuk keberlanjutan
commit to user 62
fungsi dan manfaatnya, serta memberikan kontribusi faktor produksi sesuai dengan kemampuannya.
Pemantauan proses program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar dilakukan oleh Perum Perhutani, Masyarakat Desa Hutan dan pihak yang
berkepentingan dalam program agroforestri Hutan Bromo Karanganyar. Evaluasi terhadap program agroforestri hutan Bromo Karanganyar dilakukan
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali, dengan sasaran: 1 Perkembangan program; 2 Tingkat kesejahteraan LMDH; 3 Tingkat kelestarian sumberdaya
hutan; 4 Peran dan tanggungjawab Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan dalam program agroforestri hutan Bromo
Karanganyar; 5 Dampak program agroforestri hutan Bromo Karanganyar terhadap masyarakat serta lingkungannya Sumber: BKPH Lawu Utara Tahun
2010.
commit to user
63
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Responden