Tingkat Kapasitas Organisasi Lokal

commit to user 78

D. Tingkat Kapasitas Organisasi Lokal

Unsur pokok pemberdayaan yang ketiga menurut Mardikanto 2005 adalah kapasitas organisasi lokal yaitu kaitannya dengan kemampuan bekerjasama, mengorganisir warga masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi. Tingkat kapasitas organisasi lokal dapat dilihat pada Tabel 5.11. di bawah ini: Tabel 5.11. Tingkat Kapasitas Organisasi Lokal di Kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar dari Tahun 1990-2010 No. Kapasitas Organisasi Lokal Median Keterangan 1. Kemampuan organisasi lokal dalam mengajak peserta agroforestri untuk bekerjasama dalam kegiatan agroforestri 2 Pernah 2. Kemampuan organisasi lokal dalam menjalin hubungan baik dengan peserta agroforestri 3 Sering 3. Kemampuan organisasi lokal dalam membagi- bagikan tugaspekerjaan kepada peserta agroforestri 2 Pernah 4. Kemampuan organisasi lokal dalam mendelegasikan wewenang kepada peserta agroforestri 1 Tidak pernah 5. Kemampuan organisasi lokal dalam menerima saran 1 Tidak pernah 6. Kemampuan organisasi lokal dalam menerima kritik 1 Tidak pernah 7. Kemampuan organisasi lokal dalam melakukan kegiatan sesuai prosedur yang berlaku 2 Pernah 8. Kemampuan organisasi lokal dalam mengawasi kinerja peserta agroforestri 2 Pernah 9. Kemampuan organisasi lokal dalam menerima keputusan yang berasal dari luar lembaga 2 Pernah 10. Kemampuan organisasi lokal dalam menolak keputusan yang berasal dari luar lembaga 1 Tidak pernah 11. Kemampuan organisasi lokal dalam menjalankan keputusan yang berasal dari luar lembaga yang ditolak 2 Pernah 12. Kemampuan organisasi lokal dalam berkomunikasi dengan peserta agroforestri 2 Pernah 13. Kemampuan organisasi lokal dalam menyimak informasi yang diberikan peserta agroforestri 2 Pernah 14. Kemampuan organisasi lokal dalam menyimak keluhan yang diberikan peserta agroforestri 2 Pernah 15. Kemampuan organisasi lokal dalam mencari solusi dari permasalahan yang muncul bersama- sama peserta agroforestri 2 Pernah 16. Kemampuan organisasi lokal dalam mencari 1 Tidak pernah commit to user 79 informasi yang valid seputar keadaan peserta agroforestri 17. Kemampuan organisasi lokal dalam mementingkan perbedaan status peserta agroforestri 1 Tidak pernah 18. Kemampuan organisasi lokal dalam menyebarkan informasi kepada peserta agroforestri 2 Pernah 19. Kemampuan organisasi lokal dalam mengidentifikasi masalah 1 Tidak pernah 20. Kemampuan organisasi lokal dalam memberikan solusi dari permasalahan yang ada 1 Tidak pernah 21. Kemampuan organisasi lokal dalam mengevaluasi kinerja lembaganya 1 Tidak pernah 22. Kemampuan organisasi lokal dalam mengevaluasi kinerja peserta agroforestri 1 Tidak pernah 23. Timbul konflik dalam organisasi lokal 1 Tidak pernah 24. Kemampuan organisasi lokal dalam menyelesaikan konflik secara baik dan bersama- sama 1 Tidak pernah Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan tabel di atas, terdapat 24 kemampuan organisasi lokal dimana median dari 11 kemampuan dinyatakan pernah dilakukan, 12 kemampuan dinyatakan tidak pernah dilakukan, dan 1 kemampuan dinyatakan sering dilakukan. Kemampuan organisasi lokal yang dinyatakan sering dilakukan adalah kemampuan organisasi lokal dalam menjalin hubungan baik dengan peserta agroforestri. Hal ini dikarenakan ketua LMDH tinggal berdekatan dengan para peserta agroforestri tetangga satu desa. Jadi, sebagai sesama tetangga ketua LMDH sering mengunjungi dan bertatap muka dengan peserta. Begitu pula dengan mandor. Hanya saja, mandor bersama mantri juga sering bertemu peserta di hutan ketika musim tanam maupun dalam masa perawatan tanaman semusim. Kemampuan dengan median 2 pernah yaitu kemampuan organisasi lokal dalam mengajak peserta agroforestri untuk bekerja sama, membagi- bagikan tugas, melakukan kegiatan sesuai prosedur yang berlaku, mengawasi kinerja peserta, menerima dan menjalankan keputusan yang berasal dari luar lembaga, berkomunikasi dengan peserta, menyimak informasi dan keluhan dari peserta, mencari solusi bersama peserta, serta menyebarkan informasi commit to user 80 dalam kegiatan agroforestri. Hal ini menunjukkan bahwa Perhutani dan beberapa pengurus LMDH masih mengerjakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. Perhutani dan LMDH juga dapat menerima apa yang datangnya dari peserta, baik itu informasi maupun keluhan. Perhutani pernah menerima dan menjalankan keputusan yang berasal dari luar lembaga. Contohnya adalah perintah Bupati Karanganyar dengan tidak menebang pohon utama yang ada di kawasan Hutan Bromo Kabupaten Karanganyar untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan demi melakukan konservasi lahan Kabupaten Karanganyar secara keseluruhan. Kemampuan dengan median 1 tidak pernah meliputi kemampuan dalam mendelegasikan wewenang, menerima kritik dan saran, menolak keputusan yang berasal dari luar lembaga, mencari informasi yang valid, mementingkan perbedaan status, mengidentifikasikan masalah, memberikan solusi, mengevaluasi kinerja lembaga dan kinerja peserta, timbul konflik, serta menyelesaikan konflik dengan baik dan bersama-sama. Kondisi tersebut dikarenakan ketidaktahuan peserta akan kinerja Perhutani dan LMDH selain urusan teknis di lahan agroforestri. Peserta juga enggan berpartisipasi secara kesadaran sendiri dan juga karena tidak diajak untuk berpartisipasi secara langsung. Masalah tidak pernah diselesaikan secara bersama-sama dengan peserta karena masalah maupun konflik tidak pernah muncul. Hal ini dikarenakan interaksi selain teknis dan kunjungan yang tidak pernah dilakukan. Peserta hanya menjalankan pekerjaan teknis saja, karena selain hal tersebut bagi peserta adalah hak dan kewajiban Perhutani dan LMDH. Organisasi lokal yang ada di Hutan Bromo selain Perhutani adalah LMDH. Namun, LMDH di sini tidak aktif lagi dikarenakan kurang jelasnya arahan serta struktur yang pada tahun 2000 pernah terbentuk. Responden sangat menyesali hal ini, terutama responden yang dahulunya pernah ditunjuk menjadi pengurus LMDH. Pada saat ini petani hutan tidak mempunyai lembaga yang dapat menampung aspirasi mereka. Sebenarnya, pemberdayaan dapat berlangsung tanpa adanya organisasi. Namun perlu diketahui bahwa aspek keberdayaan secara politis dan sosial tercermin dari aktivitas organisasi commit to user 81 sosialnya. Oleh karena itu, selain memberdayakan perorangan perlu juga dilakukan pemberdayaan organisasi agar pemberdayaan dapat dilakukan secara optimal.

E. Tingkat Kemanfaatan Agroforestri