Uji Reliabilitas Pengujian Model Struktural Evaluasi Asumsi SEM

commit to user dianggap memenuhi level minimal, sangat disarankan besarnya factor loading adalah + 0.40, jika factor loading mencapai + 0.50 maka item tersebut sangat penting dalam menginterpretasikan konstruk yang diukur. Dalam CFA kita juga harus melihat pada output dari rotated component matrix yang harus terekstrak secara sempurna. Jika masing- masing item pertanyaan belum terekstrak secara sempurna, maka proses pengujian validitas dengan Factor Analysis harus diulang dengan cara menghilangkan item pertanyaan yang memiliki nilai ganda.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsistensi terhadap instrumen-instrumen yang mengukur konsep. Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu kuesioner dengan tujuan tertentu. Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan software SPSS for Windows versi 19. Reabilitas dari suatu alat pengukuran mencerminkan apakah suatu pengukuran terbebas dari masalah error, sehingga memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda pada masing-masing item dalam instrumen Sekaran, 2006. Menurut Sekaran 2006 penelitian yang baik apabila nilai cronbach alpha sebagai berikut: Tabel III.1 Kriteria Nilai Cronbach Alpha Nilai Cronbach Alpha Keterangan 0.8-1 Reliabillitas baik 0.6-0.799 Reabilitas dapat diterima ≤ 0.6 Reabilitas kurang baik

3. Pengujian Model Struktural

1. Evaluasi Asumsi SEM

commit to user

a. Uji Kecukupan Sampel

Karena teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dengan pendekatan SEM dimana jumlah sampel yang memenuhi tidak dapat ditentukan sebelum dilakukan analisis uji kecukupan sampel, maka peneliti menggunakan jumlah sampel yang disyaratkan yaitu sebanyak minimum 100 sampel atau 5 kali jumlah parameter yang diestimasi Hair, et al., 1998.

b. Uji Normalitas

Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas, yang merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel metrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal Hair et al., dalam Ghozali, 2005. Dalam SEM terutama bila diestimasi dengan tehnik maximum likelihood mensyaratkan sebaiknya asumsi normalitas pada data terpenuhi. . Untuk menguji asumsi normalitas maka digunakan nilai z statistik untuk skewness dan kurtosisnya. Curran et al., dalam Ghozali dan Fuad 2005 membagi distribusi data menjadi 3 bagian, yaitu: 1 Normal jika nilai skewness kurang dari 2 dan nilai kurtosis kurang dari 7. 2 Moderately non-normal, yaitu besarnya data yang tidak normal adalah sedang. Nilai skewness antara 2 sampai 3 dan nilai kurtosis antara 7 sampai 21. commit to user 3 Extremely non-normal, yaitu distribusi data yang tidak normal sangat besar dimana nilai skewness diatas 3 dan nilai kurtosis diatas 21. Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan normalitas tersebut besar, maka akan mengakibatkan hasil uji statistik yang bias. Normalitas dibagi menjadi dua, yaitu: a univariate normality, dapat digunakan untuk menguji data ordinal maupun continous. b multivariate normality, hanya dapat digunakan untuk data continous. Dalam penelitian ini uji normalitas dihitung dengan bantuan program komputer AMOS 4.01.

c. Uji Outliers

Outliers adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk konstruk tunggal maupun konstruk kombinasi. Dalam analisis multivariate adanya outliers dapat diuji dengan statistik Chi Square x 2 terhadap nilai mahalanobis distance square pada tingkat signifikansi 0,001 dengan degree of freedom sejumlah variabel yang digunakan dalam penelitian Hair et al, 1998, dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah jumlah item pengukuran pada model, bila terdapat observasi yang mempunyai nilai mahalanobis distance square yang lebih besar dari commit to user Chi Square maka observasi tersebut dikeluarkan dari analisis. Umumnya perlakuan terhadap outliers adalah dengan mengeluarkannya dari data dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan berikutnya. Bila tidak terdapat alasan khusus untuk mengeluarkan outliers, maka observasi dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

d. Uji Goodness-of-Fit Model Struktural

Setelah pengujian model pengukuran measurement model dilakukan, pengujian berikutnya adalah menguji goodness-of-fit yang mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan. Penjelasan mengenai indeks-indeks kesesuaian tersebut adalah sebagai berikut: a X 2 – Chi Square Statistic. Ukuran fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio Chi-square statistic. Chi- square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Nilai chi-square yang tinggi relatif terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini menghasilkan probabilitas p lebih kecil dari tingkat signifikanasi α. Sebaliknya nilai chi-square yang kecil akan menghasilkan nilai probabilitas p yang lebih besar dari tingkat signifikansi α. Hal ini menunjukkan bahwa input matrik kovarian antara prediksi dengan observasi sesungguhnya tidak berbeda secara signifikan Ghozali, 2005. Tingkat commit to user signifikansi penerimaan yang direkomendasikan adalah apabila p0,05 Hair, et. al., 1998, yang berarti matriks input yang sebenarnya dengan matriks input yang diprediksi secara statistik tidak berbeda. b CMINDF atau Normed Chi-Square. Normed Chi-square adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodness of fit model dan jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima kesesuaian model adalah CMINDF ≤ 2,03,0. c GFI – Goodness of Fit Index. Indeks ini mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Indeks ini mempunyai rentang 0 poor fit sampai dengan 1 perfect fit. Nilai yang lebih mendekati 1 mengindikasikan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik Hair, et al., 1998. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan GFI ≥ 0,090 dapat dikatakan baik. d AGFI – Adjusted Goodness of Fit Index. Indeks ini merupakan pengembangan dari GFI, yaitu indeks GFI yang telah disesuaikan dengan rasio dari degree of freedom model yang diusulkan dengan degree of freedom dari null model. Nilai yang commit to user direkomendasikan adalah AGFI ≥ 0,90. Semakin besar nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian yang dimiliki model. e CFI – Comparative Fit Index. CFI merupakan indeks kesesuaian incremental, yang juga membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai CFI berkisar 0 – 1 dengan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan sebuah model yang baik. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai CFI ≥ 0,90. Indeks ini sangat dianjurkan untuk digunakan, karena indeks- indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi pula oleh kerumitan model. f RMSEA – The Root Mean Square of Approximation. RMSEA merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur fit model menggantikan chi square statistic dalam jumlah sample yang besar. Nilai RMSEA ≤ 0,08 mengindikasikan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model. g RMR - Root Mean Residual merupakan alat uji yang menghitung residua tau selisih kovarians sampel dengan kovarians estimate. Nilai RMR yang disyaratkan adalah sebesar ≤ 0.03 h TLI –Tucker Lewis Index. TLI atau dikenal juga dengan non- normed fit index NNFI, adalah suatu indeks kesesuaian incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji dengan null model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,90. commit to user i NFI – Normed Fit Index merupakan indeks kesesuaian incremental. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 no fit at all sampai 1,0 perfect fit. Nilai yang direkomendasikan ≥0,90.

4. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Terhadap Pelayanan Pembayaran Biaya Pendidikan Online Pada Bank SUMUT (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

1 43 87

Pengembangan Model Penilaian Kerja Pegawai Non Akademik Di Lingkungan Kantor pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

0 41 200

PROFIL GAMBARAN EKG MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

0 8 62

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LEGALISIR ONLINE BERBASIS WEB DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

3 18 96

MODEL BIMBINGAN PENGEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIER MAHASISWA : Penelitian dan Pengembangan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

10 19 62

HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN RESILIENSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

0 0 5

SISTEM ADMINISTRASI BEASISWA BIDIKMISI DI BAGIAN KESEJAHTERAAN MAHASISWA BIRO ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA.

0 0 15

KETERKAITAN ANTARA PENGALAMAN MEMBELI, KEHADIRAN SOSIAL, DAN KEPERCAYAAN DENGAN NIAT MEMBELI DALAM TRANSAKSI ONLINE (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta).

0 0 14

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ABSTRACT - Evaluasi Sistem Penggajian Pada Rsud Dr. Moewardi Surakarta

0 0 70

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET ATAS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD) ONLINE (STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN). - UNS Institutional Repository

0 1 17