untuk meningkatkan nilai tambah bagi organisasi, pimpinan, manajer, dan staf.
36
Penilaian kinerja karyawan yang dilakukan secara objektif, tepat dan
didokumentasikan secara baik akan menurunkan potensi penyimpangan yang dilakukan karyawan, sehingga kinerjanya diharapkan harus bertambah baik
sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan Perusahaan. Memang terdapat beberapa penulis yang berpendapat bahwa penilaian kinerja dapat
menimbulkan motivasi negatif para karyawan. Namun sayangnya para karyawan seharusnya merasa lebih bahagia karena dapat lebih produktif,
sehingga keuntungan perusahaan akan dapat dinikmati pula oleh karyawan berupa bonus akhir tahun. Di samping itu penilaian kinerja atas karyawan,
sebenarnya membuat karyawan mengetahui posisi dan peranannya dalam
menciptakan tercapainya tujuan perusahaan.
Hal ini justru akan menambah motivasi karyawan untuk berkinerja semakin baik lagi, karena mereka masing-masing dapat bekerja lebih baik dan
benar
doing right
. Dengan demikian diharapkan, para karyawan bermental juara
champion human resource
. Ingin menjadi yang terbaik tanpa merugikan teman yang lain “
team work
”.
C. Reward dan Punishment dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
Dalam Islam 3.
Pengertian Reward dan Punishment Dalam Ekonomi Islam
Bagaimana Islam memandang penghargaan dan hukuman itu? Dalam Islam ada istilah
baysir
berita gembira dan
nadzir
berita ancaman yang
36
Torang Syamsir, Organisai dan Menejemen, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm:189-190
dianalogikan dalam
penghargaan reward
dan
hukuman punishment.
Rosululloh saw Sendiri adalah seorang pemberi berita gembira dan pemberi berita ancaman
basyira wanadzira
. Kedua hal ini tidak boleh dipisahkan, jika yang di berikan reward saja, maka karyawan akan memiliki semangat
untuk melakukan sesuatu untuk tujuan-tujuan pendek. Jika yang dilakukan hanya aspek peringatan hukuman saja, maka karyawan cenderung menjadi
takut dan tidak berkembang. Oleh karena itu, kedua-duanya, yaitu
reward
dan
punishment
harus di berlakukan
37
.
Mekanisme dalam memberi peringatan hukuman itu pun harus jelas. Misalnya, ada karyawan yang dating terlambat dan langsung diberikan
hukuman tampa menyelidiki terlebih dahulu mengapa ia dating terlambat. Ternyata setelah di selidiki, karyawan itu harus mencuci baju terlebih
dahulukarena istrinya sakit. Ia tidak ingin terus menerus mengingat-ingat kerjaannya di kantor. Ia memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya di
rumahnya dahulu, lalu pergi kekantor dengan maksud agar lebih berkonsentrasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin tidak boleh langsung
member hukuman, tampa memberika teguran terlebih dahulu. Sekarang ini, banyak banyak dijumpai orang-orang di-PHK atau dirotasi pekerjaannya
tampa diberitahu terlebih dahulu. Akibatnya timbul dengan dari diri karyawan yang diindikasikan melalui cara-cara yang tidak baik.
38
Peringatan dan sangsi harus ditegakkan. Sangsi yang terbaik adalah sangsi yang memang sejak awal disepakati dengan adanya kontrak kerja.
37
Didin Hafidhuddin, Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, Gema Insani Press, Jakarta, 2003. hlm.136
38
Ibid, hlm. 136-137