Analisa Pengolahan Limbah Padat Dinding

RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 91 Keterangan Proses pengolahan air limbah cair : air limbah yang dihasilkan dari kegiatan dialirkan menggunakan pipa PVC 4” secara tertutup. Air limnbah yang dihasilkan terlebih dahulu ditampung di dalam bak pengumpul Bak Sum Pit. Bak Sum Pit – 1 mengalir secara gravitasi menuju Bak Sum Pit – 3 sedangkan Bak Sum Pit – 2 menuju Bak Sum Pit – 3 menggunakan pompa Submersible karena letaknya lebih rendah. Air limbah sebelum masuk ke bak Sum Pit – 2 mengalir melalui Bak Kontrol untuk mengangkut benda asing secara manual. Dari Bak Sum Pit – 3 dipompakan ke bak Aerasi atau juga dapat dialirkan secara gravitasi. Bentuk Bak Aerasi bersekat dan alirannya secara zig-zag. Proses pengolahan air limbah menggunakan sistem aerasi dengan bantuan aerator dengan sistem injeksi udara ke dalam bak aerasi. Pada bak aerasi terjadi proses penguraian secara Biologi dengan bantuan oksigen yang disupplaikan ke dalam bak. Pada bak aerasi ini juga ditambahkan mikroba untuk mempercepat proses penguraian. Dari dalam bak aerasi mengalir ke Bak Sum Pit – 4, kemudian dari Bak Sum Pit-4 dipompakan ke Bak Filtering berbentuk bulat yang di dalamnya telah terdapat ijuk dan pasir. Kemudian air limbah mengalir ke bak disinfeksi agar kuman-kuman penyakit musnah atau mati dengan adanya larutan disinfektan yakni larutan kaporit yang diinjeksikan ke dalam bak. Kemudian air mengalir ke Sungai Sibuni-buni melalui pipa PVC 6”.

4.34. Analisa Pengolahan Limbah Padat

Limbah padat Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung berasal dari dua sumber yaitu kegiatan medis di rumah sakit dan klinik, serta kegiatan dapur, kantin dan kantor. Pengolahan limbah padat kegiatan medis RSU Swadana Tarutung akan dikelola secara khusus, dengan cara mengumpulkan limbah-limbah tersebut ke dalam plastik khusus berwarna untuk selanjutnya dibakar dengan Incenerator untuk dimusnahkan. Incenerator ini menggunakan suhu sampai 1200 C. Untuk limbah padat yang bukan bersifat infeksius yang berasal dari kegiatan rumah sakit dan perumahan dokter dikumpulkan pada TPS milik Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung untukm kemudian dibakar pada tungku pembakaran domestik namun juga dilakukan pengangkutan ke TPA Pemda di Siarang-arang. Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 92 Gambar. Diagram Alir Limbah Padat Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung Pengolahan Limbah Padat RSU Swadana Daerah Tarutung Limbah Padat Medis - Jarum - Infus - Wadah-wadah bahan kimia - Sisa-sisa operasi - Darah - Benda-benda yang terkontaminasi infeksius Limbah Padat Medis - Kertas - Plastik - Daun-daun - Sisa makanan - Darah - Benda-benda yang tidak terkontaminasi infeksius Kantong Khusus TPA – Siarang-arang Dimusnahkan dengan Tungku Pembakaran Sampah Dimusnahkan dengan Incinerator 1200 C Diangkut oleh Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kab. Tapanuli Utara Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 93 BAB V KONSEP

5.7. Konsep Bangunan

5.1.5. Sistem Struktur

Sistem struktur utama yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem beton bertulang yang merupakan gabungan beton yang memiliki karakteristik kuat terhadap gaya tekan dan baja yang memiliki kekuatan terhadap gaya tarik. Alasan pemilihan struktur ini adalah karena lebih mudah dan murah dari segi pembuatan, perawatan dan opersionalnya. Sementara konstruksi penutup atap digunakan atap miring, mengingat karakter iklim tropis panas-lembab yang memiliki angka curah hujan yang cukup tinggi 2097 mmtahun.

5.1.6. Spesifikasi Material a. Atap

Atap merupakan bagian bangunan yang paling banyak menerima cahaya metahari. Untuk mengurangi penyerapan panas, diatasi dengan bahan yang berdaya serap rendah dan bidang luar yang memantulkan cahaya.

b. Dinding

Dinding berfungsi untuk melindungi bangunan dari hujan, angin dan sinar matahari langsung, material yang digunakan adalah batu bata setebal 20 cm. Material ini mampu menyerap sekitar 60-75 panas. Untuk mengurangi penyerapan panas, bidang dinding diberi bukaan selebar mungkin. Sementara untuk lapisan dinding sebelah luar digunakan kapur putih yang mampu memantulkan sebesar 80-90 dari panas yang diterima. Khusus ruang operasi, dinding bagian dalam terbuat dari material kedap air. Untuk itu digunakan bahan porselin atau keramik hingga ke langit-langit.

c. Lantai