RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 32
2.7. Tinjauan Umum Terhadap Rumah Sakit Umu Swadana Tarutung
2.3.3. Data Non Fisik 2.3.1.6. Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung
Rumah Sakit Umum RSU Swadana daerah Tarutung berdiri tahun 1918 oleh Zending Jerman. Pada masa itu, di
seluruh wilayah Tapanuli bahkan di seluruh Sumatera Utara belum ada pelayanan kesehatan melalui rumah sakit. Pelayanan
yang diberikan oleh petugas Zending Jerman bersifat murni sosial. Tahun 1952, rumah sakit ini dikelola oleh Pemerintah
Propinsi Sumatera Utara walaupun sebagian tenaga masih disumbangkan oleh Zending Jerman, sebagai rumah sakit tipe D.
Mulai era tahun 1980-an, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara memberikan beban target Pendapatan Asli Daerah PAD bagi
RSUD Tarutung yang berakibat pelayanan demi pelayanan diatur dengan Peraturan Daerah PERDA.
Pada tahun 1984, RSUD ditetapkan menjadi RSUD Kelas C dengan pelayanan oleh empat dokter spesialis dasar, di samping
dokter umum dan dokter gigi. Pada tanggal 26 Desember 2000, status RSUD Tarutung disahkan menjadi Rumah Sakit Kelas B
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Republik Indonesia
Nomor :
1809Menkes- KessosSKXII2000. Pada tahun 2003, melalui perda No. 07
tahun 2003 sistem pengelolaan keuangan RSU Tarutung berubah dari sistem pengelolaan secara APBD menjadi sistem pengelolaan
secara Swadana. Dengan demikian sejak tahun 2003, nama RSU Tarutung berubah menjadi RSU Swadana Daerah Tarutung.
2.3.1.7. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung
a. Kedudukan
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 33
RSU. Swadana
Daerah Tarutung
merupakan pelayanan pusat rujukan kesehatan di Kabupaten Tapanuli
Utara dan salah satu Rumah Sakit Swadana yang ada di Indonesia setelah diberlakukannnya Peraturan Daerah
Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 07 Tahun 2003 tentang Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung. Dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 07 Tahun 2003 menetapkan diantaranya Kedudukan, Tugas
Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi RSU Swadana Daerah Tarutung.
b. Tugas
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 07 Tahun 2003, Rumah Sakit Umum
Swadana Daerah Tarutung mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
c. Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 07 Tahun 2003 tentang Rumah Sakit Umum
Swadana Daerah Tarutung yang mengemban tugas membantu Bupati Tapanuli Utara dalam menyelenggarakan
pemerintah daerah kesehatan dengan fungsi sebagai berikut : -
Menyelenggarakan Pelayanan Medis
- Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis Dan
Non Medis
- Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan
Askep
-
Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan
-
Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 34
-
Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan
- Menyelenggarakan Administrasi Umum, Keuangan dan
Kepegawaian
2.3.1.8. Jumlah tempat tidur pelayanan rawat inap
Jumlah tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit Umum Swadana tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.4. Jumlah Tempat Tidur rawat inap Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Tahun 2010
N o
Ruang Perawatan
JUMLAH TEMPAT TIDUR Super
VIP VIP
Uta ma
Kelas I
Kelas II
Kelas III
TO- TAL
1 Melati -
12 -
- -
- 12
2 Dahlia -
10 -
- -
- 10
3 Mawar -
10 -
- -
- 10
4 Anggrek Bedah
1 8
- -
- -
9 5 Cemara
- -
- -
8 4
12 6 Flamboyan
- -
- -
12 -
12 7 Aster Bedah
- -
- -
- 20
20 8 Neurologi
1 -
- -
8 6
15 9 Kebidanan
- -
- 4
4 8
16 10 Neonaty
Perinatal -
- 6
- -
- 6
11 ICU -
- 8
- -
- 8
12 ICCU -
- 4
- -
- 4
13 Anak -
- -
- -
6 6
TOTAL 2
40 18
4 32
44 140
Sumber. Tarutung Dalam Angka Tahun 2010
2.3.1.9. Jenis-Jenis penyakit dan Jumlah Penderita
Jenis-jenis penyakit yang pernah ditangani di Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 35
Tabel 2.5. Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan yang berobat di Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung menurut jenis penyakit.
No Jenis Penyakit
Rawat Inap
Rawat Jalan
TOTAL
1 Dyspepsia gangguan pencernaan
248 1.770
2.018 2 Bronchitis radang cabang
tenggorokan 73
1.768 1.841
3 Hypertensi tekanan darah tinggi
149 1.500
1.649 4 Chronic Obstructive
Pulmonary Disease penyakit peru-paru
96 1.440
1.536
5 Vulnus Laceratum luka akibat goresan dan agak
dalam 87
1.300 1.387
6 Typhoid tipus 216
840 1.056
7 V. Excoriatie 78
964 1.042
8 Gastroenteritis radang pencernaan
157 798
955 9 Jantung Koroner
penyumbatan pembuluh darah
92 689
781
10 Trauma Kapitis cedera kepala
89 670
759 11 Khock Pul Molum
73 503
576 12 Apendisitis usus buntu
65 178
243 13 Hepatitis radang hati
76 118
194
TOTAL 1.499
12.538 14.037
Sumber. Tapanuli dalam angka tahun 2010
2.3.1.10. Jenis-Jenis penyakit dan Jumlah Penderita
Jumlah tenaga kerja yang terdaftar di Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 36
Tabel 2.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Tarutung No Profesi Tenaga Kesehatan
Jumlah
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Spesialis -
3 Dokter Gigi 1
4 Medis 3
5 Paramedis Perawatan 78
6 Paramedis Non Perawatan 3
7 Non Kesehatan 6
8 Bidan 46
9 Akbid Academy of Obstctrics 20
10 Akper Academy of Nursing -
TOTAL 159
Sumber. Tapanuli Dalam Angka 2010
2.3.4. Data Fisik 2.3.2.3. Eksisting Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 37
Gambar2.1. Site Plan Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung
2.3.2.4. Foto-Foto Suasana Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung
Gambar 2.2. Foto Gedung ICCU
Gambar 2.3. Foto Gedung Apotik
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 38
Gambar 2.4. Foto Gedung Instalasi Gizi
Gambar 2.5. Foto ruang rawat inap neurologie
Gambar 2.6. Foto Gedung Ibu dan Bayi
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 39
Gambar 2.7. Foto gedung instalasi bedah sentral
Gambar 2.8. Foto gedung rawat inap bedah
Gambar 2.9. Foto gedung radiologi
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 40
Gambar 2.10. Foto gedung transfusi darah
Gambar 2.12. Foto koridor rumah sakit
Gambar 2.11. Foto gedung poliklinik
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 41
2.3.2.3. Keadaan Umum Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung
Bangunan Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung sudah sangat tua dan sudah banyak kerusakan. Fasilitasnya juga tidak
memadai.
Gambar 2.13. Bekas rumah penduduk yang dijadikan sebagai kamar jenazah atas dan bangunan yang sudah rusak bawah
Rumah Sakit Umum Swadana RSUD Tarutung ternyata juga kurang diminati oleh masyrakat Tarutung, terutama golongan
menengah ke atas. Pelayanan kesehatan RSU Tarutung, tidak asing lagi bagi masyarakat dengan sebutan dan tudingan miring.
Beberapa masyarakat Tarutung berpendapat bahwa pelayanan RSU Tarutung tidak prima, alat-alat kesehatannya tidak lengkap,
tenaga medis seperti dokter-dokter speialis sangat minim, dan kebersihan yang tidak menampilkan keindahan. Suasana rumah
sakit umum Swadana Tarutung dapat kita lihat pada gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 42
Gambar 2.14. Tanaman yang kurang dari segi perawatan dan penataannya
2.8. Tinjauan Khusus
2.4.5. Deskripsi Proyek
Lokasi :
Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara Judul proyek :
Rumah Sakit Umum Tarutung Tema
: Arsitektur Fungsional
Sifat Proyek : Fiktif
Pemilik :
Swasta Luas Lahan
: ± 8 ha
Peraturan KLB: 1-4 lantai
Peraturan KDB: 60
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 43
2.4.6. Batas-Batas Site
Batas-batas site adalh sebagai berikut : - Batas sebelah Utara :
Desa Siwaluompu - Batas sebelah Timur :
Jalan Sisingamangaraja Tarutung - Batas sebelah Selatan:
Gedung Sekolah SMU HKBP Tarutung - Batas sebelah Barat :
Kompleks Akademi Keperawatan Tarutung
2.4.7. Lokasi Site
Gambar 2.15. Lokasi Site Gambar. Peta Provinsi Sumater
Utara
Gambar. Peta Kecamatan Tarutung
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 44
2.4.8. Kriteria Site
Kriteria pemilihan lokasi untuk Rumah Sakit Umum Tarutung yang akan direncanakan antara lain lokasi sesuai dengan arah pengembangan
daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah, lokasi terletak dekat dengan pusat pemerintahan, berada pada lokasi yang prasarana kotanya lengkap
seperti telepon, air, listrik dan saluran pembuangan kota, terletak jauh dari pemukiman padat dan terletak di perbukitan sehingga udara yang diperoleh
sejuk dan lokasi site terletak jauh dari jalan ramai sehingga dapat menghindari polusi udara karena sifat udara di rumah sakit harus bersih
2.9. Studi Banding Proyek Sejenis
2.5.3. Rumah sakit St. Carolus Salemba, Jakarta
Gambar 2.16. Fasad Rumah Sakit St. Carolus Salemba, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 45
Lokasi : Jln. Salemba Raya 41 Jakarta Pusat
Tahun Pengerjaan : 2008
Pemilik Proyek : St. Carolus Salemba Jakarta
Kapasitas Bed : 420 TT
Luas Bangunan : 10.812 m2
Sumber : google.com
Luas Lahan : 11.347 m2
Partner Struktur : PT. Metromedia Elmeka Engineering
Konsep perancangan Masterplan RS St. Carolus Salemba ini ditekankan pada konsep pengembangan fasilitas dan fungsi di atas lahan
yang terletak di tengah kawasan ibukota. Konsep ini juga diarahkan pada maksimalisasi pemanfaatan lahan yang ada, optimalisasi fungsi-fungsi dan
penyesuaian zonasi, serta pentahapan pembangunan secara inkremental tanpa mengganggu pelayanan.
Konsep pengembangan dibagi menjadi dua aksis utama yaitu symbolic spine berupa ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-
paru rumah sakit. Dan juga functional spine berfungsi sebagai aksis pelayanan dan sirkulasi rumah sakit. Sebagai jawaban atas berbagai
tantangan yang berkaitan dengan kepadatan area urban metropolitan, strategi penataan lahan ditujukan untuk mempertahankan ruang hijau
dengan luasan yang sangat memadai. lingkungan terbuka dengan ragam vegetasi ini berfungsi sebagai buffer zone, penahan dan peredam berbagai
aktivitas kota yang berdampak pada beragam polusi. Mengikuti arus perkembangan kebutuhan masyarakat urban
metropolitan dengan segala aspek dan urgensinya, gugus gugus bangunan tampil saling bertaut dalam citra modern, bersih serta efisien sebagai bagian
dari misi dari sebuah lembaga penyedia layanan kesehatan. Citra bangunan yang modern terlihat dari permainan double facade, dengan penggunaan
material kaca dan metal, namun tetap memperhatikan sisi-sisi tropis bangunan dengan adanya penggunaan shading.
Meski demikian, konsep yang digunakan dalam pengolahan massa bangunan tetap memberikan ruang dan mempertahankan citra klasik
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 46
kawasan Salemba kawasan memorabilia kebanggaan Jakarta, sehingga diantara penyelesaian modern itu masih ditampilkan gagasan asli kompleks
lama yang bisa dirasakan misalnya pada gerbang sirkulasi dan penyelesaian bentuk atap, sehingga memberikan memori kepada warga akan keberadaan
salah satu rumah sakit terkemuka di Jakarta.
2.5.4. Women and Childrens Hospital
Gambar 2.17. Fasad Rumah Sakit St. Carolus Salemba, Jakarta
Sumber : google.com
Lokasi : Jln. Golf Gading Boulevard Jakarta
Tahun Pengerjaan : 2008
Pemberi Tugas : PT. Bhakti Karya Vita
Kapasitas Bed : 55 TT
Luas Bangunan : 1.024 m2
Luas Lahan : 11.347 m2
Jumlah Lantai : 4
Partner Struktur : PT. Metromedia Elmeka Engineering
Partner ME : PT. Metromedia Elmeka Engineering
Partner Interior Designer : Sindhu Leni andAssociates
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 47
Woman and Childrens Health Care St. Carolus Summarecon merupakan rumah sakit dengan target pelayanan khusus dimana seluruh
fasilitas fungsi dan ruang diwadahi dalam sebuah gugus bangunan 4 lantai. Bangunan utama 4 lantai ini dikembangkan dengan menitikberatkan pada
aspek efisiensi lahan. Luasan bangunan hanya memakai kurang dari 10 dari luas
keseluruhan lahan. Pendekatan ini menghasilkan ruang hijau yang berfungsi sebagai sarana parkir dan sirkulasi kendaraan yang cukup luas, serta
memberikan kemungkinan pengembangan kapasitas bangunan di masa yang akan datang dengan menggunakan lahan yang masih tersedia tersebut.
Kelancaran sirkulasi kendaraan dan nuansa hijau menjadi fokus berikutnya dalam pengembangan RS St Carolus Summarecon Serpong ini.
Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah parkir on ground serta pepohonan yang berada pada area parkir tersebut. Penampilan modern minimalis yang
dipadu dengan pengolahan tekstur disertai oleh material dimaksudkan untuk menyampaikan sitra profesionalisme serta stndar pelayanan yang
disediakan. Di lantai dasar merupakan zona diagnostik dan pediatrik. Lantai 1
menjadi area untuk poliklinik, VK, dan OK. IRNA menempati lantai 2 dan 3, terdiri dari IRNA kelas VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Fasilitas
ini dilengkapi pula dengan ruang bermain untuk anak serta ruang bayi.
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 48
BAB III TINJAUAN TEMA
3.6. Pengertian Arsitektur Fungsional
3.1.3. Pengertian Arsitektur a.
Menurut W.J.S. Porwadarminta “Kamus Bahasa Indonesia”
Arsitektur adalah suatu lingkungan binaan yang dibuat oleh manusia dan menjadi tempat manusia untuk melakukan segala aktivitaskegiatannya.
Arsitektur juga merupakan seni bangunangaya bangunan.
b. Menurut Le Corbusier
Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam
suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya
penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.
c. Menurut Louis I Khan
Arsitektur adalah
pemikiran-pemikiran yang
matang dalam
pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.
d. Menurut Y.B. Mangunwijaya
Berarsitek berarti berbahasa dengan ruang dan gatra, serta dengan garis dan bidang
3.1.4. Pengertian Fungsi
Dalam dunia arsitektur, fungsi memiliki arti dan posisi amat penting. Fungsi sering dipakai oleh arsitek untuk mengukuhkan perancangannya,
meski kedengarannya aneh karena kita sering menemukan suatu fungsi yang dapat menghasilkan berbagai bentuk yang berbeda.
Kata fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang berarti penginerjaan suatu tugas. Kata itu pertama kali dipopulerkan dalam bidang
arsitektur oleh Horatio Greenough ini mempengaruhi Lois Sullivan yang mengeluarkan dictum form follows function yang bila kita terjemahkan ke
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 49
dalam bahasa Indonesia akan berbunyi bentuk mengikuti fungsi. Dengan mengutamakan fungsi, proses perancangan bangunan tidak lagi dari luar ke
dalam, tetapi dari dalam ke luar sesuai pernyataan Greenough tersebut. Maka fungsional menurut Lois Sullivan terdiri dari segala sesuatu
dalam rancangan bangunan harus terjadi dari kegunaannya, kegunaan- kegunaan terhadap suatu bangunan yang akan diajukan terdiri dari
pertimbangan-pertimbangan dasar dan utama, bedakan bagian-bagian bangunan menurut maksudnya, sesuaikan strukturnya dengan kegunaan,
rancang bangunan untuk kebutuhan-kebutuhan manusia, bentuk harus berasal dari permintaan-permintaan.
Fungsi adalah suatu hubungan yang komplek antara 6 unsur yaitu kebutuhan needs, kegunaan use, metode, asosiasi, estetik dan
konsekuensi. Unsur-unsur fungsi dan penjelasannya sebagai berikut: a.
Kebutuhan Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu syarat yang perlu
dipenuhi oleh semua perancangan adalah kebutuhan yang untuknya suatu rancangan dibuat. Bila kebutuhan itu tidak
terpenuhi, maka rancangannya tidak berkinerja. Kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Di
luar itu, kita akan menambahkan kebutuhan masa kini seperti pendidikan misalnya. Daftar kebutuhan sekunder akan
bertambah terus termasuk di situ keinginan untuk mencapai tujuan. Namun demikian, perancangan perlu meletakkan
tuntutan-tuntutan tertentu sebagai syarat untuk dipenuhi oleh hasil rancangan.
b. Kegunaan
Kegunaan akan menyusul sebagai syarat yang perlu dipenuhi oleh suatu rancangan. Semua hasil rancangan akan ada
kegunaannya apabila ditinjau dari segi tertentu. Oleh sebab itu, setiap rancangan perlu menampilkan kinerjanya agar menjadi
berguna. Dia perlu menunjukkan bagaimana pemakai dapat memakainya. Rancangan dapat kita gunakan sebagai alat,
sebagai komunikasi dan sebagai simbol.
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 50
c. Metode
Metode adalah sutu proses yang melibatkan alat dan bahan. Konteks ini lebih sesuai dengan dunia rancangan produk atau
kerajinan. Dalam arsitektur, alat dan bahan akan memiliki arti yang berbeda. Suatu rancangan yang tidak memenuhi kinerja
dalam segi alat dan bahan akan sia-sia belaka. d.
Asosiasi Asosiasi adalah suatu keadaan yang menghubungkan kita
dengan keadaan atau gejala lain yang sebelumnya telah dikenal baik.
Rancangan yang
baik adalah
rancangan yang
membangkitkan asosiasi yang tidak menimbulkan penolakan dari pemakainya.
e. Estetik
Estetik merupakan suatu unsur dalam kompleks fungsi dalam kaitan rancangan yang berhubung dalam daya tarik. Keterkaitan
terhadap mata atau indra lain yang dituju oleh suatu hasil buatan kita perlu menarik. Bila tidak, dia tidak akan memuaskan orang
yang memakainya. f.
Konsekuensi Rancangan yang dilaksanakan selalu berkonsekuensi
terhadap sekitarnya. Pemakai rancangan maupun lingkungan akan menerima konsekuensi tersebut. Dari segi pemakai,
rancangan yang baik adalah yang mampu mencerminkan makna sosial dan budaya dalam zaman yang menghasilkannya. Dari
segi lingkungan rancangan perlu mencerminkan pemikiran penghematan sumber daya alam dan pemudahan penyembuhan
bagi kerusakan di tapak. Dari pengertian-pengertian diatas, maka Arsitektur Fungsional
berarti suatu lingkungan binaan yang dibuat oleh manusia yang secara tidak langsung menjelaskan “apa yang akan ada di dalam bangunan” beserta
fungsi yang menyangkut kegiatan, hubungan antar ruang dan kegiatan,
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 51
hubungan antar ruang dan manusia, jumlah dan karakteristiknya William Caudil dan John Focke.
3.7. Interpretasi Tema Arsitektur Fungsional
Arsitektur fungsional adalah suatu bidang ilmu yang menerapkan disiplin ilmunya untuk mewujudkan bangunan yang lebih menekankan kepada kegunaan
dan kebutuhan-kebutuhan manusia sehingga dapat beroperasi sebagaimana mestinya tanpa ada hambatan. Mempunyai ciri-ciri antara lain : kebutuhan pemakai
harus diprioritaskan, bentuk berasal dari tuntutan fungsi atau penggunaannya, bagian-bagian bangunan dibedakan sesuai dengan tujuannya, struktur disesuaikan
dengan fungsi dan penekanan pada penggunaannya. Terlepas dari bentuk-bentuk yang diambil ada 5 jenis utama fungsionalisme
yang tidak jauh berbeda satu sama lain, bahkan cenderung saling tumpah tindih: a.
Fungsional sebagai ulitarian bentuk mengikuti fungsi b.
Fungsional sebagai Konstruktifisme bentuk mengikuti struktur c.
Fungsional sebagai ekspresif mempertontonkan kegunaan d.
Fungsional sebagai geometric bentuk mendahului fungsi e.
Fungsional sebagai organik bentuk dan fungsi adalah identik Karakteristik-karakteristik dari fungsional :
a. Fungsi adalah proses
Berpikir dari segi fungsional adalah berpikir dari segi proses. Adalah lebih baik memandangnya sebagai serangkaian kejadian. Ditinjau dalam
cara ini, bangunan dirancang dan dievaluasi menurut pertimbangan- pertimbangan atas persoalan-persoalan seperti anggota-anggota struktu
berhubungan timbal balik satu sama lain, bahan-bahan bangunan terkena pangaruh cuaca, bangunan berhubungan timbal balik dengan alam dan
buatannya, orang-orang terlibat dengan transaksi-tansaksi perceptual dengan bangunan.
b. Fungsi adalah maksud
Memandang sesuatu dari segi fungsi adalah memandangnya dari segi tujuan terhadap ke mana tujuan tersebut diarahkan. Jadi masing-
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 52
masing dari fungsi jasmaniah memiliki sasaran-sasaran khusus sendiri terhadap kemana tujuan tersebut diarahkan.
c. Fungsi adalah keseluruhan
Suatu fungsi ada beberapa jenis keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan dari suatu fungsi terletak di dalam suatu proses. Apabila
memperlihatkan keseragaman yang cukup untuk diasingkan dan dapat dikatakan berlangsung, maka itu adalah suatu totalitas atau kesatuan.
Kesatuan fungsional ini meliputi keberadaan itu sendiri, cara operasinya dan tujuan terhadap mana ia diarahkan.
d. Fungsi adalah perilaku
Memandang dari segi fungsional adalah memandang caranya berprilaku. Hampir tidak mungkin memandang sebuah bangunan dari segi
fungsional tanpa memikirkan bagaimana bangunan tersebut berfungsi dan berprilaku. Dari sudut fungsional tidak diperdulikan apakah sebuah
bangunan terbuat dari kayu, baja atau beton. Bahkan atribut-atribut dari bahan-bahan ini hanya penting sepanjang bahan-bahan tersebut
menentukan bagaimana bahan-bahan tersebut berprilaku. e.
Fungsi adalah pertalian Suatu fungsi baik suatu proses ataupun sutu rangkaian, bukanlah
suatu keseluruhan yang tidak dibedakan tetapi sesuatu yang kompleks, diperlihatkannya suatu derajat keterkaitan timbal balik yang tinggi.
Sebuah bangunan tersusun dari bahan-bahan bangunan dari berbagai jenis yang dihubungkan sedemikian rupa dengan maksud memberikan
komponen-komponen bangunan dan bahan-bahan tersebut sebaliknya bersama untuk membentuk ruang.
f. Fungsi adalah keperluan
Untuk suatu fungsi agar beroperasi menurut caranya, fungsi harus memiliki beberapa atribut, kualitas dan karakteristik tertentu dan hal-hal
tersebut harus dipertalikan menurut suatu cara tertentu. Tiap perubahan dan pertalian-pertalian ini akan mengubah operasi dan maka dari itu
fungsi sifat-sifat tersebut harus berlangsung dan demikian pula pertalian tersebut. Sekiranya fungsi harus dipertahankan. Keperluan untuk pertalian
tidaklah dalam wujud benda-benda tetapi pada wujud fungsi, Itu bukanlah
Universitas Sumatera Utara
RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG
[Pick the date]
ARSITEKTUR FUNGSIONAL
Page 53
suatu keperluan mutlak melainkan suatu keperluan bersyarat terhadap dan terikat kepada suatu fungsi.
3.8. Tokoh Teori Tema Arsitektur Fungsional dan Penerapan pada Bangunan