Kedudukan Tugas Menurut Le Corbusier Menurut Louis I Khan Interpretasi Tema Arsitektur Fungsional

RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 32

2.7. Tinjauan Umum Terhadap Rumah Sakit Umu Swadana Tarutung

2.3.3. Data Non Fisik 2.3.1.6. Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung

Rumah Sakit Umum RSU Swadana daerah Tarutung berdiri tahun 1918 oleh Zending Jerman. Pada masa itu, di seluruh wilayah Tapanuli bahkan di seluruh Sumatera Utara belum ada pelayanan kesehatan melalui rumah sakit. Pelayanan yang diberikan oleh petugas Zending Jerman bersifat murni sosial. Tahun 1952, rumah sakit ini dikelola oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara walaupun sebagian tenaga masih disumbangkan oleh Zending Jerman, sebagai rumah sakit tipe D. Mulai era tahun 1980-an, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara memberikan beban target Pendapatan Asli Daerah PAD bagi RSUD Tarutung yang berakibat pelayanan demi pelayanan diatur dengan Peraturan Daerah PERDA. Pada tahun 1984, RSUD ditetapkan menjadi RSUD Kelas C dengan pelayanan oleh empat dokter spesialis dasar, di samping dokter umum dan dokter gigi. Pada tanggal 26 Desember 2000, status RSUD Tarutung disahkan menjadi Rumah Sakit Kelas B sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor : 1809Menkes- KessosSKXII2000. Pada tahun 2003, melalui perda No. 07 tahun 2003 sistem pengelolaan keuangan RSU Tarutung berubah dari sistem pengelolaan secara APBD menjadi sistem pengelolaan secara Swadana. Dengan demikian sejak tahun 2003, nama RSU Tarutung berubah menjadi RSU Swadana Daerah Tarutung.

2.3.1.7. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung

a. Kedudukan

Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 33 RSU. Swadana Daerah Tarutung merupakan pelayanan pusat rujukan kesehatan di Kabupaten Tapanuli Utara dan salah satu Rumah Sakit Swadana yang ada di Indonesia setelah diberlakukannnya Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 07 Tahun 2003 tentang Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 07 Tahun 2003 menetapkan diantaranya Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi RSU Swadana Daerah Tarutung.

b. Tugas

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 07 Tahun 2003, Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

c. Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 07 Tahun 2003 tentang Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung yang mengemban tugas membantu Bupati Tapanuli Utara dalam menyelenggarakan pemerintah daerah kesehatan dengan fungsi sebagai berikut : - Menyelenggarakan Pelayanan Medis - Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis Dan Non Medis - Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan Askep - Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan - Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 34 - Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan - Menyelenggarakan Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian

2.3.1.8. Jumlah tempat tidur pelayanan rawat inap

Jumlah tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit Umum Swadana tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.4. Jumlah Tempat Tidur rawat inap Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Tahun 2010 N o Ruang Perawatan JUMLAH TEMPAT TIDUR Super VIP VIP Uta ma Kelas I Kelas II Kelas III TO- TAL 1 Melati - 12 - - - - 12 2 Dahlia - 10 - - - - 10 3 Mawar - 10 - - - - 10 4 Anggrek Bedah 1 8 - - - - 9 5 Cemara - - - - 8 4 12 6 Flamboyan - - - - 12 - 12 7 Aster Bedah - - - - - 20 20 8 Neurologi 1 - - - 8 6 15 9 Kebidanan - - - 4 4 8 16 10 Neonaty Perinatal - - 6 - - - 6 11 ICU - - 8 - - - 8 12 ICCU - - 4 - - - 4 13 Anak - - - - - 6 6 TOTAL 2 40 18 4 32 44 140 Sumber. Tarutung Dalam Angka Tahun 2010

2.3.1.9. Jenis-Jenis penyakit dan Jumlah Penderita

Jenis-jenis penyakit yang pernah ditangani di Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 35 Tabel 2.5. Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan yang berobat di Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung menurut jenis penyakit. No Jenis Penyakit Rawat Inap Rawat Jalan TOTAL 1 Dyspepsia gangguan pencernaan 248 1.770 2.018 2 Bronchitis radang cabang tenggorokan 73 1.768 1.841 3 Hypertensi tekanan darah tinggi 149 1.500 1.649 4 Chronic Obstructive Pulmonary Disease penyakit peru-paru 96 1.440 1.536 5 Vulnus Laceratum luka akibat goresan dan agak dalam 87 1.300 1.387 6 Typhoid tipus 216 840 1.056 7 V. Excoriatie 78 964 1.042 8 Gastroenteritis radang pencernaan 157 798 955 9 Jantung Koroner penyumbatan pembuluh darah 92 689 781 10 Trauma Kapitis cedera kepala 89 670 759 11 Khock Pul Molum 73 503 576 12 Apendisitis usus buntu 65 178 243 13 Hepatitis radang hati 76 118 194 TOTAL 1.499 12.538 14.037 Sumber. Tapanuli dalam angka tahun 2010

2.3.1.10. Jenis-Jenis penyakit dan Jumlah Penderita

Jumlah tenaga kerja yang terdaftar di Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 36 Tabel 2.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Tarutung No Profesi Tenaga Kesehatan Jumlah 1 Dokter Umum 2 2 Dokter Spesialis - 3 Dokter Gigi 1 4 Medis 3 5 Paramedis Perawatan 78 6 Paramedis Non Perawatan 3 7 Non Kesehatan 6 8 Bidan 46 9 Akbid Academy of Obstctrics 20 10 Akper Academy of Nursing - TOTAL 159 Sumber. Tapanuli Dalam Angka 2010

2.3.4. Data Fisik 2.3.2.3. Eksisting Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung

Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 37 Gambar2.1. Site Plan Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung

2.3.2.4. Foto-Foto Suasana Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung

Gambar 2.2. Foto Gedung ICCU Gambar 2.3. Foto Gedung Apotik Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 38 Gambar 2.4. Foto Gedung Instalasi Gizi Gambar 2.5. Foto ruang rawat inap neurologie Gambar 2.6. Foto Gedung Ibu dan Bayi Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 39 Gambar 2.7. Foto gedung instalasi bedah sentral Gambar 2.8. Foto gedung rawat inap bedah Gambar 2.9. Foto gedung radiologi Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 40 Gambar 2.10. Foto gedung transfusi darah Gambar 2.12. Foto koridor rumah sakit Gambar 2.11. Foto gedung poliklinik Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 41

2.3.2.3. Keadaan Umum Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung

Bangunan Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung sudah sangat tua dan sudah banyak kerusakan. Fasilitasnya juga tidak memadai. Gambar 2.13. Bekas rumah penduduk yang dijadikan sebagai kamar jenazah atas dan bangunan yang sudah rusak bawah Rumah Sakit Umum Swadana RSUD Tarutung ternyata juga kurang diminati oleh masyrakat Tarutung, terutama golongan menengah ke atas. Pelayanan kesehatan RSU Tarutung, tidak asing lagi bagi masyarakat dengan sebutan dan tudingan miring. Beberapa masyarakat Tarutung berpendapat bahwa pelayanan RSU Tarutung tidak prima, alat-alat kesehatannya tidak lengkap, tenaga medis seperti dokter-dokter speialis sangat minim, dan kebersihan yang tidak menampilkan keindahan. Suasana rumah sakit umum Swadana Tarutung dapat kita lihat pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 42 Gambar 2.14. Tanaman yang kurang dari segi perawatan dan penataannya

2.8. Tinjauan Khusus

2.4.5. Deskripsi Proyek

Lokasi : Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara Judul proyek : Rumah Sakit Umum Tarutung Tema : Arsitektur Fungsional Sifat Proyek : Fiktif Pemilik : Swasta Luas Lahan : ± 8 ha Peraturan KLB: 1-4 lantai Peraturan KDB: 60 Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 43

2.4.6. Batas-Batas Site

Batas-batas site adalh sebagai berikut : - Batas sebelah Utara : Desa Siwaluompu - Batas sebelah Timur : Jalan Sisingamangaraja Tarutung - Batas sebelah Selatan: Gedung Sekolah SMU HKBP Tarutung - Batas sebelah Barat : Kompleks Akademi Keperawatan Tarutung

2.4.7. Lokasi Site

Gambar 2.15. Lokasi Site Gambar. Peta Provinsi Sumater Utara Gambar. Peta Kecamatan Tarutung Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 44

2.4.8. Kriteria Site

Kriteria pemilihan lokasi untuk Rumah Sakit Umum Tarutung yang akan direncanakan antara lain lokasi sesuai dengan arah pengembangan daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah, lokasi terletak dekat dengan pusat pemerintahan, berada pada lokasi yang prasarana kotanya lengkap seperti telepon, air, listrik dan saluran pembuangan kota, terletak jauh dari pemukiman padat dan terletak di perbukitan sehingga udara yang diperoleh sejuk dan lokasi site terletak jauh dari jalan ramai sehingga dapat menghindari polusi udara karena sifat udara di rumah sakit harus bersih

2.9. Studi Banding Proyek Sejenis

2.5.3. Rumah sakit St. Carolus Salemba, Jakarta

Gambar 2.16. Fasad Rumah Sakit St. Carolus Salemba, Jakarta Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 45 Lokasi : Jln. Salemba Raya 41 Jakarta Pusat Tahun Pengerjaan : 2008 Pemilik Proyek : St. Carolus Salemba Jakarta Kapasitas Bed : 420 TT Luas Bangunan : 10.812 m2 Sumber : google.com Luas Lahan : 11.347 m2 Partner Struktur : PT. Metromedia Elmeka Engineering Konsep perancangan Masterplan RS St. Carolus Salemba ini ditekankan pada konsep pengembangan fasilitas dan fungsi di atas lahan yang terletak di tengah kawasan ibukota. Konsep ini juga diarahkan pada maksimalisasi pemanfaatan lahan yang ada, optimalisasi fungsi-fungsi dan penyesuaian zonasi, serta pentahapan pembangunan secara inkremental tanpa mengganggu pelayanan. Konsep pengembangan dibagi menjadi dua aksis utama yaitu symbolic spine berupa ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru- paru rumah sakit. Dan juga functional spine berfungsi sebagai aksis pelayanan dan sirkulasi rumah sakit. Sebagai jawaban atas berbagai tantangan yang berkaitan dengan kepadatan area urban metropolitan, strategi penataan lahan ditujukan untuk mempertahankan ruang hijau dengan luasan yang sangat memadai. lingkungan terbuka dengan ragam vegetasi ini berfungsi sebagai buffer zone, penahan dan peredam berbagai aktivitas kota yang berdampak pada beragam polusi. Mengikuti arus perkembangan kebutuhan masyarakat urban metropolitan dengan segala aspek dan urgensinya, gugus gugus bangunan tampil saling bertaut dalam citra modern, bersih serta efisien sebagai bagian dari misi dari sebuah lembaga penyedia layanan kesehatan. Citra bangunan yang modern terlihat dari permainan double facade, dengan penggunaan material kaca dan metal, namun tetap memperhatikan sisi-sisi tropis bangunan dengan adanya penggunaan shading. Meski demikian, konsep yang digunakan dalam pengolahan massa bangunan tetap memberikan ruang dan mempertahankan citra klasik Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 46 kawasan Salemba kawasan memorabilia kebanggaan Jakarta, sehingga diantara penyelesaian modern itu masih ditampilkan gagasan asli kompleks lama yang bisa dirasakan misalnya pada gerbang sirkulasi dan penyelesaian bentuk atap, sehingga memberikan memori kepada warga akan keberadaan salah satu rumah sakit terkemuka di Jakarta.

2.5.4. Women and Childrens Hospital

Gambar 2.17. Fasad Rumah Sakit St. Carolus Salemba, Jakarta Sumber : google.com Lokasi : Jln. Golf Gading Boulevard Jakarta Tahun Pengerjaan : 2008 Pemberi Tugas : PT. Bhakti Karya Vita Kapasitas Bed : 55 TT Luas Bangunan : 1.024 m2 Luas Lahan : 11.347 m2 Jumlah Lantai : 4 Partner Struktur : PT. Metromedia Elmeka Engineering Partner ME : PT. Metromedia Elmeka Engineering Partner Interior Designer : Sindhu Leni andAssociates Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 47 Woman and Childrens Health Care St. Carolus Summarecon merupakan rumah sakit dengan target pelayanan khusus dimana seluruh fasilitas fungsi dan ruang diwadahi dalam sebuah gugus bangunan 4 lantai. Bangunan utama 4 lantai ini dikembangkan dengan menitikberatkan pada aspek efisiensi lahan. Luasan bangunan hanya memakai kurang dari 10 dari luas keseluruhan lahan. Pendekatan ini menghasilkan ruang hijau yang berfungsi sebagai sarana parkir dan sirkulasi kendaraan yang cukup luas, serta memberikan kemungkinan pengembangan kapasitas bangunan di masa yang akan datang dengan menggunakan lahan yang masih tersedia tersebut. Kelancaran sirkulasi kendaraan dan nuansa hijau menjadi fokus berikutnya dalam pengembangan RS St Carolus Summarecon Serpong ini. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah parkir on ground serta pepohonan yang berada pada area parkir tersebut. Penampilan modern minimalis yang dipadu dengan pengolahan tekstur disertai oleh material dimaksudkan untuk menyampaikan sitra profesionalisme serta stndar pelayanan yang disediakan. Di lantai dasar merupakan zona diagnostik dan pediatrik. Lantai 1 menjadi area untuk poliklinik, VK, dan OK. IRNA menempati lantai 2 dan 3, terdiri dari IRNA kelas VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Fasilitas ini dilengkapi pula dengan ruang bermain untuk anak serta ruang bayi. Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 48 BAB III TINJAUAN TEMA

3.6. Pengertian Arsitektur Fungsional

3.1.3. Pengertian Arsitektur a.

Menurut W.J.S. Porwadarminta “Kamus Bahasa Indonesia” Arsitektur adalah suatu lingkungan binaan yang dibuat oleh manusia dan menjadi tempat manusia untuk melakukan segala aktivitaskegiatannya. Arsitektur juga merupakan seni bangunangaya bangunan.

b. Menurut Le Corbusier

Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.

c. Menurut Louis I Khan

Arsitektur adalah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.

d. Menurut Y.B. Mangunwijaya

Berarsitek berarti berbahasa dengan ruang dan gatra, serta dengan garis dan bidang

3.1.4. Pengertian Fungsi

Dalam dunia arsitektur, fungsi memiliki arti dan posisi amat penting. Fungsi sering dipakai oleh arsitek untuk mengukuhkan perancangannya, meski kedengarannya aneh karena kita sering menemukan suatu fungsi yang dapat menghasilkan berbagai bentuk yang berbeda. Kata fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang berarti penginerjaan suatu tugas. Kata itu pertama kali dipopulerkan dalam bidang arsitektur oleh Horatio Greenough ini mempengaruhi Lois Sullivan yang mengeluarkan dictum form follows function yang bila kita terjemahkan ke Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 49 dalam bahasa Indonesia akan berbunyi bentuk mengikuti fungsi. Dengan mengutamakan fungsi, proses perancangan bangunan tidak lagi dari luar ke dalam, tetapi dari dalam ke luar sesuai pernyataan Greenough tersebut. Maka fungsional menurut Lois Sullivan terdiri dari segala sesuatu dalam rancangan bangunan harus terjadi dari kegunaannya, kegunaan- kegunaan terhadap suatu bangunan yang akan diajukan terdiri dari pertimbangan-pertimbangan dasar dan utama, bedakan bagian-bagian bangunan menurut maksudnya, sesuaikan strukturnya dengan kegunaan, rancang bangunan untuk kebutuhan-kebutuhan manusia, bentuk harus berasal dari permintaan-permintaan. Fungsi adalah suatu hubungan yang komplek antara 6 unsur yaitu kebutuhan needs, kegunaan use, metode, asosiasi, estetik dan konsekuensi. Unsur-unsur fungsi dan penjelasannya sebagai berikut: a. Kebutuhan Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu syarat yang perlu dipenuhi oleh semua perancangan adalah kebutuhan yang untuknya suatu rancangan dibuat. Bila kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka rancangannya tidak berkinerja. Kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Di luar itu, kita akan menambahkan kebutuhan masa kini seperti pendidikan misalnya. Daftar kebutuhan sekunder akan bertambah terus termasuk di situ keinginan untuk mencapai tujuan. Namun demikian, perancangan perlu meletakkan tuntutan-tuntutan tertentu sebagai syarat untuk dipenuhi oleh hasil rancangan. b. Kegunaan Kegunaan akan menyusul sebagai syarat yang perlu dipenuhi oleh suatu rancangan. Semua hasil rancangan akan ada kegunaannya apabila ditinjau dari segi tertentu. Oleh sebab itu, setiap rancangan perlu menampilkan kinerjanya agar menjadi berguna. Dia perlu menunjukkan bagaimana pemakai dapat memakainya. Rancangan dapat kita gunakan sebagai alat, sebagai komunikasi dan sebagai simbol. Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 50 c. Metode Metode adalah sutu proses yang melibatkan alat dan bahan. Konteks ini lebih sesuai dengan dunia rancangan produk atau kerajinan. Dalam arsitektur, alat dan bahan akan memiliki arti yang berbeda. Suatu rancangan yang tidak memenuhi kinerja dalam segi alat dan bahan akan sia-sia belaka. d. Asosiasi Asosiasi adalah suatu keadaan yang menghubungkan kita dengan keadaan atau gejala lain yang sebelumnya telah dikenal baik. Rancangan yang baik adalah rancangan yang membangkitkan asosiasi yang tidak menimbulkan penolakan dari pemakainya. e. Estetik Estetik merupakan suatu unsur dalam kompleks fungsi dalam kaitan rancangan yang berhubung dalam daya tarik. Keterkaitan terhadap mata atau indra lain yang dituju oleh suatu hasil buatan kita perlu menarik. Bila tidak, dia tidak akan memuaskan orang yang memakainya. f. Konsekuensi Rancangan yang dilaksanakan selalu berkonsekuensi terhadap sekitarnya. Pemakai rancangan maupun lingkungan akan menerima konsekuensi tersebut. Dari segi pemakai, rancangan yang baik adalah yang mampu mencerminkan makna sosial dan budaya dalam zaman yang menghasilkannya. Dari segi lingkungan rancangan perlu mencerminkan pemikiran penghematan sumber daya alam dan pemudahan penyembuhan bagi kerusakan di tapak. Dari pengertian-pengertian diatas, maka Arsitektur Fungsional berarti suatu lingkungan binaan yang dibuat oleh manusia yang secara tidak langsung menjelaskan “apa yang akan ada di dalam bangunan” beserta fungsi yang menyangkut kegiatan, hubungan antar ruang dan kegiatan, Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 51 hubungan antar ruang dan manusia, jumlah dan karakteristiknya William Caudil dan John Focke.

3.7. Interpretasi Tema Arsitektur Fungsional

Arsitektur fungsional adalah suatu bidang ilmu yang menerapkan disiplin ilmunya untuk mewujudkan bangunan yang lebih menekankan kepada kegunaan dan kebutuhan-kebutuhan manusia sehingga dapat beroperasi sebagaimana mestinya tanpa ada hambatan. Mempunyai ciri-ciri antara lain : kebutuhan pemakai harus diprioritaskan, bentuk berasal dari tuntutan fungsi atau penggunaannya, bagian-bagian bangunan dibedakan sesuai dengan tujuannya, struktur disesuaikan dengan fungsi dan penekanan pada penggunaannya. Terlepas dari bentuk-bentuk yang diambil ada 5 jenis utama fungsionalisme yang tidak jauh berbeda satu sama lain, bahkan cenderung saling tumpah tindih: a. Fungsional sebagai ulitarian bentuk mengikuti fungsi b. Fungsional sebagai Konstruktifisme bentuk mengikuti struktur c. Fungsional sebagai ekspresif mempertontonkan kegunaan d. Fungsional sebagai geometric bentuk mendahului fungsi e. Fungsional sebagai organik bentuk dan fungsi adalah identik Karakteristik-karakteristik dari fungsional : a. Fungsi adalah proses Berpikir dari segi fungsional adalah berpikir dari segi proses. Adalah lebih baik memandangnya sebagai serangkaian kejadian. Ditinjau dalam cara ini, bangunan dirancang dan dievaluasi menurut pertimbangan- pertimbangan atas persoalan-persoalan seperti anggota-anggota struktu berhubungan timbal balik satu sama lain, bahan-bahan bangunan terkena pangaruh cuaca, bangunan berhubungan timbal balik dengan alam dan buatannya, orang-orang terlibat dengan transaksi-tansaksi perceptual dengan bangunan. b. Fungsi adalah maksud Memandang sesuatu dari segi fungsi adalah memandangnya dari segi tujuan terhadap ke mana tujuan tersebut diarahkan. Jadi masing- Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 52 masing dari fungsi jasmaniah memiliki sasaran-sasaran khusus sendiri terhadap kemana tujuan tersebut diarahkan. c. Fungsi adalah keseluruhan Suatu fungsi ada beberapa jenis keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan dari suatu fungsi terletak di dalam suatu proses. Apabila memperlihatkan keseragaman yang cukup untuk diasingkan dan dapat dikatakan berlangsung, maka itu adalah suatu totalitas atau kesatuan. Kesatuan fungsional ini meliputi keberadaan itu sendiri, cara operasinya dan tujuan terhadap mana ia diarahkan. d. Fungsi adalah perilaku Memandang dari segi fungsional adalah memandang caranya berprilaku. Hampir tidak mungkin memandang sebuah bangunan dari segi fungsional tanpa memikirkan bagaimana bangunan tersebut berfungsi dan berprilaku. Dari sudut fungsional tidak diperdulikan apakah sebuah bangunan terbuat dari kayu, baja atau beton. Bahkan atribut-atribut dari bahan-bahan ini hanya penting sepanjang bahan-bahan tersebut menentukan bagaimana bahan-bahan tersebut berprilaku. e. Fungsi adalah pertalian Suatu fungsi baik suatu proses ataupun sutu rangkaian, bukanlah suatu keseluruhan yang tidak dibedakan tetapi sesuatu yang kompleks, diperlihatkannya suatu derajat keterkaitan timbal balik yang tinggi. Sebuah bangunan tersusun dari bahan-bahan bangunan dari berbagai jenis yang dihubungkan sedemikian rupa dengan maksud memberikan komponen-komponen bangunan dan bahan-bahan tersebut sebaliknya bersama untuk membentuk ruang. f. Fungsi adalah keperluan Untuk suatu fungsi agar beroperasi menurut caranya, fungsi harus memiliki beberapa atribut, kualitas dan karakteristik tertentu dan hal-hal tersebut harus dipertalikan menurut suatu cara tertentu. Tiap perubahan dan pertalian-pertalian ini akan mengubah operasi dan maka dari itu fungsi sifat-sifat tersebut harus berlangsung dan demikian pula pertalian tersebut. Sekiranya fungsi harus dipertahankan. Keperluan untuk pertalian tidaklah dalam wujud benda-benda tetapi pada wujud fungsi, Itu bukanlah Universitas Sumatera Utara RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 53 suatu keperluan mutlak melainkan suatu keperluan bersyarat terhadap dan terikat kepada suatu fungsi.

3.8. Tokoh Teori Tema Arsitektur Fungsional dan Penerapan pada Bangunan