45
negeri, pegawai swasta, pertukangan, supir, dan jasa lainnya. Dan pada bidang industri dapat kita temukan seperti industri Kilang Padi.
4.1.5 Perekonomian
Desa Pergendangen berada pada dataran tinggi yang subur, hal ini dikarenakan desa ini tidak berada jauh dari gunung berapi Sibayak dan Sinabung.
Sehingga masyarakat Desa Pergendangen lebih banyak bekerja sebagai petani. Sebanyak 625 orang menggantungkan hidupnya terhadap pertanian. Dan
selebihnya bekerja di sektor lainnya. Kegiatan pertanian di desa ini lebih banyak menanam Kakau dan Jagung, di mana dua jenis tanaman ini adalah tanaman
umum pada daerah Tiga Binanga yang terkenal dengan penghasil jagung terbesar di Tanah Karo. Selain dua jenis tanaman utama ini, masyarakat desa Pergendange
juga masih menanam tanaman lainnya, ini bisa ditanam di lahan yang tidak begitu luas. Tanaman yang ditanama ini seperti sayur-sayuran, kemiri, dan tanaman
muda lainnya.
4.1.6 Kondisi Sosial Budaya
Masyarakat Karo yang tinggal di Desa Pergendangen masih melaksanakan upacara-upacara adat istiadat Karo misalnya pada saat upacara perkawinan,
kematian, kelahiran anak, buka kunci, dan acara sakral lainnya. Adat istiadat Karo lainnya dapat juga dilihat dari pelaksanaan perayaan tradisi seperti kerja tahun
pesta tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Juni. Solidaritas masyarakat juga terlihat dengan adanya serikat tolong-menolong yang dinamakan persadan
persatuan untuk setiap marga-marga yang ada disana, misalnya persadan marga ginting, persadan marga tarigan, dan persadan marga lainnya. Anggota persadan
Universitas Sumatera Utara
46
ini bertujuan untuk saling menolong anggotanya terutama dalam mengalami duka cita atau perkawinan.
Sistem sangkep nggeluh yang dianut masyarakat Karo membuat semua warga memiliki hubungan persaudaraan perkade-kaden baik sembunyak dan
senina, anak beru pihak penerima darah, dan kalimbubu pemberi darah. Hasil tersebut terbentuk ketika ada hajatan besar seperti pesta perkawinan maka semua
warga lain akan turut terlibat pada bagiannya masing-masing. Sistem pengelolaan lahan pertanian saat ini pada masyarakat Karo
kebanyakan mengerjakan lahan masing-masing. Namun telah banyak juga para pekerja yang disebut dengan aron. Aron dalam hal ini merupakan orang-orang
yang mengerjakan lahan yang diberi upah oleh pemilik lahan.
4.2 Profil Informan