Cerita pendek anak Landasan Teori 1. Hakikat belajar dan pembelajaran

dipengaruhi, mengalah dan tidak emosi. Oleh karena itu jenis kelamin mempengaruhi proses mendengarkan.

4. Cerita pendek anak

a. Pengertian cerita pendek Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 210 “cerita adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang, kejadian dan sebagainya baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang rekaan belaka”. Cerita adalah susunan dari beberapa kalimat yang mengkisahkan atau menjelaskan sesuatu. Dalam cerita terjadi rangkaian kejadian yang dialami seseorang. Cerita ini bisa berupa cerita yang sungguh-sungguh terjadi atau cerita nyata maupun hanya rekaan belaka. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia cerita termasuk dalam karangan fiksi yang salah satunya berupa cerpen atau cerita pendek. Menurut Edgar Allan Poe dalam Nugiyantoro, 2010: 10 menyatakan “cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam satu kali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam, suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan oleh sebuah novel”. Untuk membaca sebuah cerpen hanya diperlukan waktu yang sebentar, karena cerpen berbeda dengan novel. Panjang cerpen hanya sekitar 5000 kata dengan inti konflik dalam cerita yang tidak berlarut-larut. Hal ini didukung oleh pendapat Tarigan 1985: 176 yang mengatakan bahwa “cerita pendek adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok keadaan yang memberikan kesan tunggal pada jiwa pembaca. Cerita pendek tidak boleh di penuhi dengan hal-hal yang tidak perlu”. Sehingga dalam cerita pendek hanya berisi sebuah konflik yang tidak berlarut-larut dan tidak mengandung unsur-unsur yang tidak perlu. Kesimpulanya, cerpen tidak diukur dari jumlah halamanya, tetapi bagaimana ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Sehingga, cerpen tidak dapat dikatakan cerpen apabila ruang lingkup permasalahanya tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh cerpen tersebut. 16 b. Unsur-unsur intrinsik dalam cerpen Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur itulah yang membangun karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur secara faktual dijumpai jika orang membaca karya sastra Nugiyantoro, 2010: 23. Cerita fiksi seperti karya sastra memilki struktur atau unsur-unsur yang membangun. Struktur fiksi juga disebut segi-segi intrinsik yaitu pembangun unsur fiksi dari dalam. Kepaduan antar berbagai unsur inilah yang kemudian membuat karya sastra terwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut pembaca unsur-unsur inilah yang akan dijumpai jika membaca sebuah cerpen. Hal ini di perkuat oleh Harjito 2007: 36 yang menyatakan bahwa “unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur karya sastra”. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang menyusun suatu karya sastra secara faktual yang mewujudkan struktur itu sendiri. Unsur cerita yang akan dipelajari adalah tema, tokoh dan penokohan, latar atau setting situasi, tempat, dan waktu, alur dan amanat dalam sebuah cerita. 1 Tema, menurut Suyatno, dkk 2008: 146 mengatakan bahwa “tema merupakan dasar atau inti cerita”. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung didalam teks sebagai struktur sistematis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema bersifat menjiwai cerita itu. untuk menemukan sebuah tema dalam cerita pendek sebaiknya kita menentukan dan memahami konflik utama yang dihadapi oleh tokoh. 2 Tokoh dan Penokohan, menurut Harjito 2007: 4 “tokoh ialah pelaku rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di berbagai peristiwa. Tokoh biasanya berwujud manusia, namun tidak menutup kemungkinan tokoh berwujud benda”. Sehingga tokoh juga bisa disebut orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping peranannya lebih kecil daripada tokoh utama. 17 3 Latar atau setting, Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai, tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Nurgiyantoro 2010: 227 membagi latar menjadi tiga unsur pokok yaitu: 1 Latar tempat menyarankan pada lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. 2 Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. 3 Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. 4 Amanat, amanat adalah pesan atau ujaran moral yang ingin disampaikan pengarang berupa kata-kata mutiara, firman Tuhan sebagai petunjuk untuk memberikan nasihat yang disampaikan secara implisit maupun eksplisit, karya sastra yang mengandung tema sesungguhnya merupakan suatu pemikiran atau penafsitran serta pemikiran dalam kehidupan. Permasalahan yang terkandung didalam tema atau topik cerita ada kalanya diceritakan secara positif happy ending ada kalanya secara negatif. Tidak sedikit cerita rekaan yang menggantung tanpa penyelesaian, cerita berakhir tanpa pemecahan masalah.

5. Model pembelajaran Quantum Teaching