Model pembelajaran Quantum Teaching

3 Latar atau setting, Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai, tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Nurgiyantoro 2010: 227 membagi latar menjadi tiga unsur pokok yaitu: 1 Latar tempat menyarankan pada lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. 2 Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. 3 Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. 4 Amanat, amanat adalah pesan atau ujaran moral yang ingin disampaikan pengarang berupa kata-kata mutiara, firman Tuhan sebagai petunjuk untuk memberikan nasihat yang disampaikan secara implisit maupun eksplisit, karya sastra yang mengandung tema sesungguhnya merupakan suatu pemikiran atau penafsitran serta pemikiran dalam kehidupan. Permasalahan yang terkandung didalam tema atau topik cerita ada kalanya diceritakan secara positif happy ending ada kalanya secara negatif. Tidak sedikit cerita rekaan yang menggantung tanpa penyelesaian, cerita berakhir tanpa pemecahan masalah.

5. Model pembelajaran Quantum Teaching

a. Model pembelajaran Dalam dunia pendidikan tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan istilah model pengajaran. Model-model pengajaran juga sebenarnya bisa dianggap sebagai model-model pembelajaran. Mills berpendapat dalam Suprijono, 2009: 45 bahwa ”model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”. sehingga model dapat digunakan sebagai acuan dalam bertindak. Dengan demikian model pembelajaran merupakan model yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran ini merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran disusun berdasarkan teori psikologi pendidikan dan teori-teori belajar dan disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Sehingga model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru dikelas. 18 Semakin berkembangnya pendidikan semakin banyak pula model pembelajaran yang digunakan. Mulai dari model pembelaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah sampai yang terbaru adalah model Quantum Teaching yang berbasis ramah otak. Dalam menilai penelitian kita perlu memperhatikan pengaruh pendidikan dari setiap model pengajaran. Khususnya pengaruh yang sesuai dengan perancangan model tersebut pertama kali. Jadi kedudukan model dalam penelitian ini adalh sebagai variabel yang mempengaruhi hasil belajar. diharapkan dengan penggunaan model dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Pengertian Quantum Teaching Menurut Deporter 2007: 5, “Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching dengan demikian adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan diluar moment belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa”. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Dengan Quantum Teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Sedangkan otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik. c. Asas utama Quantum Teaching Seorang guru haruslah mampu memahami peserta didik. Sebagai guru hendaknya paham bahwa dunia peserta didik sangat berbeda dengan dunia kita, oleh karena itu kita harus memasuki dunia peserta didik sebagai langkah awal, sehingga kita akan lebih memahaminya. Seperti yang dikemukakan Deporter 2007: 6, asas utama Quantum Teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu 19 mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru. d. Prinsip-prinsip Quantum Teaching Dalam penerapan sebuah model pengajaran hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai landasan. Dalam Quantum Teaching juga memiliki prinsip-prinsip seperti yang dikemukakan Deporter 2007: 7 sebagai berikut: 1 segalanya berbicara, 2 segalanya bertujuan, 5 pengalaman sebelum pemberian nama, 6 akui setiap usaha, 7 jika layak dipelajari, maka layak juga dirayakan. Dengan demikian, segalanya berbicara seperti yang ada dari lingkungan kelas dan bahasa tubuh, serta rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar. Sedangkan segalanya bertujuan dapat digambarkan melalui segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan tertentu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang mereka pelajari. Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik, maka pengakuan dari setiap usaha akan berperan menciptakan perasaan nyaman dan percaya diri, serta dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan. Pengakuan tersebut akan lebih lengkap dengan dibuktikan melalui sebuah perayaan sebab perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh dan juga dengan perayaan akan memberikan umpan 20 balik mengenai kemajuaan dan akan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar . e. Model Quantum Teaching Salah satu cara untuk menciptakan membelajaran yang menyenangkan adalah menerapkan Quantum Teaching di lingkungan kelas. Seperti yang telah dijabarkan diatas, Quantum Teaching mengandung unsur-unsur belajar efektif yang memanfaatkan segala interaksi yang ada di dalam ruang belajar untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang bermakana. Deporter 2007: 8 mengungkapkan “Quantum Teaching mempunyai dua bagian penting yaitu dalam seksi konteks dan dalam seksi isi”. Dalam seksi konteks, akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah: suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan dalam seksi isi, akan menemukan keterampailan penyampaian untuk kurikulum apapun, disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari: penyanjian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup. f. Sintaks pembelajaran Quantum Teaching Sintaks pembelajaran Quantum Teaching adalah tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan TANDUR. Deporter 2007: 10 menjelaskan maksud dari TANDUR sebagai berikut: 1 Tumbuhkan: Menumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku pelajar” dan memanfaatkan kehidupan pelajar. 2 Alami: Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua pelajar.3 Namai: Menamai kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar dengan menyediakan kata kunci, konser, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”.4 Demonstrasikan: Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan mendemonstrasikan bahwa mereka tahu. 5 Ulangi: Menunjuk beberapa pelajar untuk mengulangi materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. 6 Rayakan: Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar sebagai pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Dalam model pembelajaran ini hal pertama yang dilakukan oleh guru adalah menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar. setelah peserta didik tertarik dengan pembelajaran kemudian seorang guru menuntun peserta didik 21 untuk mengalami pembelajaran, misalnya dalam pembelajaran cerita biarkan peserta didik memerankan tokoh-tokoh cerita tersebut. Kemudian peserta didik memberi nama tentang konsep pembelajaran yang baru saja dialaminya. Guru juga harus menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk mendemonstrasikan untuk menunjukan bahwa mereka tahu. Kemudian siswa diminta untuk mengulangi pembelajaran yang telah mereka lakukan dan merayakan keberhasilan belajar.

6. Media gambar seri