kembali. Yang terakhir Ahmad Mahfudz berkata “aktifitas sehari-hari saya serasa
lebih mudah ketimbang sebelum saya menghafalkan al- Qur’ān”.
Kemudian ketika ditanya mengenai sejak kapan masing-masing memulai atau mengawali niatnya untuk menjadi seorang penghafal al-
Qur’ān yang nantinya memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga hafalan mereka.
Maka bermacam-macam pula jawaban mereka sepertiini: Pertama, Ahmad Mahfudz menjawab
sepertiini, “Saya menempuh 15 juz selama satu setengah tahun. Namun karena ada beberapa kendala jadi saya tidak melanjutkan untuk
menambah hafalan dan memilih hanya muraja’ah dulu.
Kedua, Arinal Ballamy menjawab “Saya mulai menghafal semenjak kelas
1 satu Madrasa Aliyah. Ketiga, Hafidzah “Sejak kelas 6 enam Sekolah Dasar
saya sudah menghafal. Keempat, Listatik “sejak kelas 3 tiga Madrasah Aliyah”.
Kelima, Rizkiyah sama seperti Arinal yakni sejak kelas 1 satu Madrasah Aliyah. Keenam,
Irfan “saya menghafal semenjak kelas 1 Aliyah”, ketujuh, Nurul “saya mulai menghafal ketika kelas 2 aliyah”.
Namun tidak bisa dipastikan bahwa semua responden bisa menahan diri untuk tidak bisa menghindar dari hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam al-
Qur’an seperti ketika ditanya mengenai apakah mereka pernah melaksanakan perbuatan yang di larang dalam al-
Qur’an? Maka seperti ini jawaban dari masing- masing: Ahmad Mahfudz
menjawab “pernah, yaitu: “pacaran”. Sedangkan Hafidzah, Arinal Bellamy dan Listatik memberikan jawaban yang sama yakni
“pernah, yaitu berbohong”. Sementara itu lain halnya dengan Rizkiyah yang menjawab “Insya Allah saya selalu berusaha untuk menghindari hal-hal seperti itu
dan berusaha menaati perintah al- Qur’an”. Yang terakhir adalah Irfan yang
menjawab “sering, yaitu berbohong karena terpaksa”. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa semua informan bisa
menemukan ketenangan dan ketentraman jiwa setelah mereka menghafal al- Qur’an, menemukan hal-hal yang tidak mereka dapat sebelumnya misalkan ilmu
mereka menjadi lebih bertambah, mendapatkan rezeki yang tak terduga sebelumnya, dan merasa lebih di permudah dalam semua urusan.
Selanjutnya kita bisa melihat bahwa mereka memulai hafalan rata-rata ketika sedang duduk di Bangku Madrasah Aliyah MA namun ada juga yang
menghafal sejak kelas 6 SD. Tetapi seperti yang sudah diketahui bahwa mereka juga belum bisa meninggalkan dosa-dosa kecil setelah menghafal yakni masih ada
yang berpacaran dan ada juga yang berbohong namun terdapat salah satu diantara mereka juga yang selalu berusaha untuk menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut
dan berusaha meneladani perintah Allah dalam al- Qur’an.
D. Pada Kehidupan Akademik.
Setelah uraian di atas mengenai pengaruh dampak menghafal al- Qur’ān
seperti ketenangan jiwa, pahala yang didapat, pengaruh dampak pada kehidupan peribadatan para responden maka selanjutnya yang akan dibahas pada sub bab ini
adalah dampak akademik pada kehidupan para informan.
Setiap individu pasti memiliki keinginan untuk menjadi jiwa yang berprestasi. Namun yang membedakan antara individu yang memiliki keinginan
untuk berprestasi tinggi dan rendah adalah keinginan dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan baik.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, di ciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi juga tidak akan bisa
dimiliki tanpa ada suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan.
Prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya
ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Dalam pendapat lain prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal
kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi
belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat
diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar.
15
Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha belajar telah
dilakukan oleh seseorang secara optimal.
16
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa mahasiswaI yang menghafal al- Qur’ān dapat di katakan sebagai mahasiswaI yang berprestasi dalam bidang
15
Naam sahputra,
Artike ldiakses
pada 30
Januari, 2014
dari http:www.prestasi+akademik_belajarnews235saq8html
.
16
Ardi, Artikel
diakses pada
30 Januari
2014 dari
http:www.pend- tinggi.comnilai098+akademikhtml
.
akademik karena di samping mereka memiliki nilai atau hasil belajar mereka yang memuaskan mereka juga mendapatkan beasiswa karena hafal al-Q
ur’ān. Seperti yang diakui oleh Irfan bahwa
“setelah menghafal al-Qur’ān saya jadi sering mendapatkan beasiswa
”. Demikian juga yang diucapkan Hafidzah bahwa Ia juga banyak mendapat beasiswa karena hafal al-
Qur’ān, lebih mudah untuk mempelajari ilmu-ilmu lainnya, dan semakin banyak prestasi yang didapat dalam
bidang akademik. Sama seperti yang telah banyak disebutkan dalam buku-buku mengenai
keutamaan menghafal al- Qur’ān bahwa dalam bidang akademik, orang yang
menghafal al- Qur’ān lebih cerdas, teliti dan lebih berprestasi dibandingkan orang
yang tidak menghafal al- Qur’ān. Rizkiyah juga menyatakan sebagaimana yang
dikatakan oleh Hafidzah bahwa Ia menjadi lebih dipermudah lagi dan ilmunya menjadi tambah ketika membaca artinya. Sedangkan Ahmad Mahfudz
mengatakan bahwa “setelah saya menghafal al-Qur’ān maka semua pelajaran
yang dipelajari terasa lebih dipermudah ”.
Sementara itu Listatik, Arinal Bellamy, hanya menyebutkan pada dampak peribadatan sajadan tidak menyebutkan dampak pada akademik. Namun hasil atau
prestasi akademik mereka sangat bagus. Hal ini juga bisa di buktikan dengan nilai IPK Indeks Prestasi Komulatif
yang diperoleh semua mahasiswai penghafal al- Qur’ān yang dijadikan sebagai
informan oleh penulis dalam tabel berikut.
17
17
Informasi di peroleh langsung dari para informan.
Tabel 5.1 Nilai Indeks Prestasi Komulatif IPK Informan Para Penghafal al-
Qur’ān
No NamaInforman
Semester Nilai Indeks Prestasi Komulatif IPK
1. Arinal Bellamy
3 4,0
2. Mahfudz
3 3,75
3. Listatik
3 3,68
4. Rizkiyah
5 3,50
5. M.Irfan
3 3,64
6. Hafidzah
3 3,75
7. Nurul
3 3,70
Dengan melihat tabel di atas maka bisa diketahui bahwa mahasiswai yang menghafal al-
Qur’ān memiliki prestasi yang bagus dan memuaskan yang dibuktikan dengan perolehan dari hasil akhir mereka yang memuaskan.
Para informan juga memiliki alasan mengapa mereka bisa mencapai prestasi yang bagus seperti ini. Ketika di Tanya mengenai apa yang membuat
mereka berprestasi, maka masing-masing informan pun menjawab sebagai berikut.
Rizkiyah menjawab “sejujurnya semenjak ikut menghafal al-Qur’ān saya merasa semuanya di mudahkan termasuk nilai. Bahkan sebenarnya lebih dari
nilai, masih banyak lagi sehingga sekarang ini saya yakin bahwa Allah SWT pasti