Pada Kehidupan Peribadatan Membaca dan menghafal al-qur’ān di kalangan mahasiswa tafsir hadis UIN Jakarta: studi kasus Mahasiswa Tafsir Hadis semester 3 dan 5 Tahun 2013

kembali. Yang terakhir Ahmad Mahfudz berkata “aktifitas sehari-hari saya serasa lebih mudah ketimbang sebelum saya menghafalkan al- Qur’ān”. Kemudian ketika ditanya mengenai sejak kapan masing-masing memulai atau mengawali niatnya untuk menjadi seorang penghafal al- Qur’ān yang nantinya memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga hafalan mereka. Maka bermacam-macam pula jawaban mereka sepertiini: Pertama, Ahmad Mahfudz menjawab sepertiini, “Saya menempuh 15 juz selama satu setengah tahun. Namun karena ada beberapa kendala jadi saya tidak melanjutkan untuk menambah hafalan dan memilih hanya muraja’ah dulu. Kedua, Arinal Ballamy menjawab “Saya mulai menghafal semenjak kelas 1 satu Madrasa Aliyah. Ketiga, Hafidzah “Sejak kelas 6 enam Sekolah Dasar saya sudah menghafal. Keempat, Listatik “sejak kelas 3 tiga Madrasah Aliyah”. Kelima, Rizkiyah sama seperti Arinal yakni sejak kelas 1 satu Madrasah Aliyah. Keenam, Irfan “saya menghafal semenjak kelas 1 Aliyah”, ketujuh, Nurul “saya mulai menghafal ketika kelas 2 aliyah”. Namun tidak bisa dipastikan bahwa semua responden bisa menahan diri untuk tidak bisa menghindar dari hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam al- Qur’an seperti ketika ditanya mengenai apakah mereka pernah melaksanakan perbuatan yang di larang dalam al- Qur’an? Maka seperti ini jawaban dari masing- masing: Ahmad Mahfudz menjawab “pernah, yaitu: “pacaran”. Sedangkan Hafidzah, Arinal Bellamy dan Listatik memberikan jawaban yang sama yakni “pernah, yaitu berbohong”. Sementara itu lain halnya dengan Rizkiyah yang menjawab “Insya Allah saya selalu berusaha untuk menghindari hal-hal seperti itu dan berusaha menaati perintah al- Qur’an”. Yang terakhir adalah Irfan yang menjawab “sering, yaitu berbohong karena terpaksa”. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa semua informan bisa menemukan ketenangan dan ketentraman jiwa setelah mereka menghafal al- Qur’an, menemukan hal-hal yang tidak mereka dapat sebelumnya misalkan ilmu mereka menjadi lebih bertambah, mendapatkan rezeki yang tak terduga sebelumnya, dan merasa lebih di permudah dalam semua urusan. Selanjutnya kita bisa melihat bahwa mereka memulai hafalan rata-rata ketika sedang duduk di Bangku Madrasah Aliyah MA namun ada juga yang menghafal sejak kelas 6 SD. Tetapi seperti yang sudah diketahui bahwa mereka juga belum bisa meninggalkan dosa-dosa kecil setelah menghafal yakni masih ada yang berpacaran dan ada juga yang berbohong namun terdapat salah satu diantara mereka juga yang selalu berusaha untuk menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut dan berusaha meneladani perintah Allah dalam al- Qur’an.

D. Pada Kehidupan Akademik.

Setelah uraian di atas mengenai pengaruh dampak menghafal al- Qur’ān seperti ketenangan jiwa, pahala yang didapat, pengaruh dampak pada kehidupan peribadatan para responden maka selanjutnya yang akan dibahas pada sub bab ini adalah dampak akademik pada kehidupan para informan. Setiap individu pasti memiliki keinginan untuk menjadi jiwa yang berprestasi. Namun yang membedakan antara individu yang memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi dan rendah adalah keinginan dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan baik. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, di ciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi juga tidak akan bisa dimiliki tanpa ada suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan. Prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Dalam pendapat lain prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar. 15 Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal. 16 Dari hasil penelitian membuktikan bahwa mahasiswaI yang menghafal al- Qur’ān dapat di katakan sebagai mahasiswaI yang berprestasi dalam bidang 15 Naam sahputra, Artike ldiakses pada 30 Januari, 2014 dari http:www.prestasi+akademik_belajarnews235saq8html . 16 Ardi, Artikel diakses pada 30 Januari 2014 dari http:www.pend- tinggi.comnilai098+akademikhtml . akademik karena di samping mereka memiliki nilai atau hasil belajar mereka yang memuaskan mereka juga mendapatkan beasiswa karena hafal al-Q ur’ān. Seperti yang diakui oleh Irfan bahwa “setelah menghafal al-Qur’ān saya jadi sering mendapatkan beasiswa ”. Demikian juga yang diucapkan Hafidzah bahwa Ia juga banyak mendapat beasiswa karena hafal al- Qur’ān, lebih mudah untuk mempelajari ilmu-ilmu lainnya, dan semakin banyak prestasi yang didapat dalam bidang akademik. Sama seperti yang telah banyak disebutkan dalam buku-buku mengenai keutamaan menghafal al- Qur’ān bahwa dalam bidang akademik, orang yang menghafal al- Qur’ān lebih cerdas, teliti dan lebih berprestasi dibandingkan orang yang tidak menghafal al- Qur’ān. Rizkiyah juga menyatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Hafidzah bahwa Ia menjadi lebih dipermudah lagi dan ilmunya menjadi tambah ketika membaca artinya. Sedangkan Ahmad Mahfudz mengatakan bahwa “setelah saya menghafal al-Qur’ān maka semua pelajaran yang dipelajari terasa lebih dipermudah ”. Sementara itu Listatik, Arinal Bellamy, hanya menyebutkan pada dampak peribadatan sajadan tidak menyebutkan dampak pada akademik. Namun hasil atau prestasi akademik mereka sangat bagus. Hal ini juga bisa di buktikan dengan nilai IPK Indeks Prestasi Komulatif yang diperoleh semua mahasiswai penghafal al- Qur’ān yang dijadikan sebagai informan oleh penulis dalam tabel berikut. 17 17 Informasi di peroleh langsung dari para informan. Tabel 5.1 Nilai Indeks Prestasi Komulatif IPK Informan Para Penghafal al- Qur’ān No NamaInforman Semester Nilai Indeks Prestasi Komulatif IPK 1. Arinal Bellamy 3 4,0 2. Mahfudz 3 3,75 3. Listatik 3 3,68 4. Rizkiyah 5 3,50 5. M.Irfan 3 3,64 6. Hafidzah 3 3,75 7. Nurul 3 3,70 Dengan melihat tabel di atas maka bisa diketahui bahwa mahasiswai yang menghafal al- Qur’ān memiliki prestasi yang bagus dan memuaskan yang dibuktikan dengan perolehan dari hasil akhir mereka yang memuaskan. Para informan juga memiliki alasan mengapa mereka bisa mencapai prestasi yang bagus seperti ini. Ketika di Tanya mengenai apa yang membuat mereka berprestasi, maka masing-masing informan pun menjawab sebagai berikut. Rizkiyah menjawab “sejujurnya semenjak ikut menghafal al-Qur’ān saya merasa semuanya di mudahkan termasuk nilai. Bahkan sebenarnya lebih dari nilai, masih banyak lagi sehingga sekarang ini saya yakin bahwa Allah SWT pasti