Hal Yang Mendukung Keberhasilan Menghafal

atau mengulang hafalan, mengkaji makna dari ayat-ayat yang di hafal, mempelajari tajwid perbaikan bacaan dan hukumnya dan menggunakan terjemahan al- Qur’ān untuk menghafal. 9 Abū Anas bin „Alī bin Ḥusain Abū Luz dalam bukunya yang berjudul Penyimpangan Terhadap al- Qur’ān 10 menyebutkan beberapa metode yang baik juga dalam menghafal al- Qur’ān di antaranya: pertama ikhlas, orang yang mau menghafal al- Qur’an wajib berniat dengan ikhlas dan memperbaiki tujuan, menjadikan hafalan al- Qur’ān hanya untuk Allah semata, mencapai ridha-Nya serta mendapat pahala dari Allah. Kedua, memperbaiki ucapan dan bacaan, hal ini tidak bisa dilakukan kecuali dengan seorang yang baik dan lancar bacaannya serta hafalannya. Ketiga, membuat target atau membatasi hafalan setiap hari, misalnya menargetkan 1 atau 2 halaman, 18 juz dan seterusnya semampu kita. Setelah itu memulai hafalan setelah memberi batasan dan memperbaiki dengan mengulang- ulang bacaan. Keempat, tidak menambah hafalan sebelum hafalan yang sebelumnya benar-benar sempurna. Kelima, pergunakan satu jenis muṣḥaf dalam menghafal, hal ini disebabkan manusia itu menghafal dengan penglihatan sebagaimana ia menghafal dengan mendengar. Sesungguhnya bentuk dan letak- letak ayat dalam muṣḥaf itu akan dapat terekam dalam ingatan disebabkan sering membaca dan melihatnya. Sedangkan apabila menghafal dengan sering mengganti 9 Mahmud Mustofa, Sekelumit Rahasia al- Qur’ān, h.50. 10 Abū Anas bin „Alī bin Husain Abu Luz, Penyimpangan Terhadap al-Qur’ān. Penerjemah Ahmad Amin Sjihab, Muraja’ah, Aman Abdurrahman Jakarta: Darul Haq, 2002, h. 98-111. muṣḥaf maka jelas akan menjadi sulit untuk mengingat ayat-ayat yang di hafalkan. Keenam, memahami makna ayat, hal terbesar yang bisa membantu seseorang dalam menghafal adalah memahami ayat-ayat yang sedang dihafalkan dan mengerti hubungan antara satu ayat dengan lainya. Karena itu hendaklah membaca tafsir dari ayat yang ingin di hafalkan. Ketujuh, jangan pindah ke surat lain sebelum lancar, maksudnya tidak boleh melanjutkan hafalan ke surat lain sebelum surat yang dihafalkan benar-benar lancar. Kedelapan, memperdengarkan hafalan, hendaknya seseorang yang sedang menghafal tidak boleh terlalu percaya diri akan kebenarannya dalam menghafal. Oleh karena itu, setelah menghafal ia harus memperdengarkan hafalannya kepada orang yang sudah hafal atau kepada orang yang bisa menyimaknya menggunakan m uṣhaf. Kesembilan, berupaya untuk terus menjaga hafalan karena ayat-ayat al- Qur’ān tidak seperti hafalan- hafalan lain seperti syair, puisi, atau karangan karena al- Qur’ān sangat cepat hilang dari ingatan. Kesepuluh, memperhatikan ayat-ayat yang serupa atau mirip. Kita tahu bahwa bayak terdapat dalam al- Qur’ān yang serupa oleh karena itu seorang penghafal harus memberikan perhatian khusus terhadap ayat-ayat yang serupa. Kesebelas, menentukan usia yang baik untuk menghafal, sungguh beruntung orang yang mempergunakan usia paling baik dalam menghafal yaitu mulai dari lima tahun sampai dua puluh tiga tahun. Usia-usia ini merupakan usia yang paling baik dalam menghafal karena setelah usia dua puluh tiga kekuatan daya ingat