Pada Kehidupan Akademik. Membaca dan menghafal al-qur’ān di kalangan mahasiswa tafsir hadis UIN Jakarta: studi kasus Mahasiswa Tafsir Hadis semester 3 dan 5 Tahun 2013

Tabel 5.1 Nilai Indeks Prestasi Komulatif IPK Informan Para Penghafal al- Qur’ān No NamaInforman Semester Nilai Indeks Prestasi Komulatif IPK 1. Arinal Bellamy 3 4,0 2. Mahfudz 3 3,75 3. Listatik 3 3,68 4. Rizkiyah 5 3,50 5. M.Irfan 3 3,64 6. Hafidzah 3 3,75 7. Nurul 3 3,70 Dengan melihat tabel di atas maka bisa diketahui bahwa mahasiswai yang menghafal al- Qur’ān memiliki prestasi yang bagus dan memuaskan yang dibuktikan dengan perolehan dari hasil akhir mereka yang memuaskan. Para informan juga memiliki alasan mengapa mereka bisa mencapai prestasi yang bagus seperti ini. Ketika di Tanya mengenai apa yang membuat mereka berprestasi, maka masing-masing informan pun menjawab sebagai berikut. Rizkiyah menjawab “sejujurnya semenjak ikut menghafal al-Qur’ān saya merasa semuanya di mudahkan termasuk nilai. Bahkan sebenarnya lebih dari nilai, masih banyak lagi sehingga sekarang ini saya yakin bahwa Allah SWT pasti selalu member nilai yang terbaik kepada saya selama saya masih sering menghafal berinteraksi dengan al- Qur’ān walaupun saya aktif dengan kegiatan- kegiatan yang lain. Karena itulah saya merasakan bahwa semua ini merupakan satu keistimewaan untuk saya karena menghafal al- Qur’ān”. 18 Hafidzah menjawab “iktiar, berdoa, dan tawakal”. 19 Sementara itu Listatik menjawab “nilai semester bagus karena ada usaha untuk meraihnya sama seperti menghafal al- Qur’ān juga harus ada usaha dalam menghafal”. 20 Sedangkan Irfan menjawab “sebelumnya nilai saya gak bagus-bagus amat kok’ alasannya pun sederhana saja, saya tidak main-main dalam kuliah saya walaupun sebelumnya gak sesungguh-sungguh sekarang. 21 Lain lagi dengan Mahfudz yang menjawab sebagai berikut “dapat nilai bagus itu tidak lain karena kekuasaan Allah kepada makhluknya. Namun ketika itu juga saya sedang menghafal al- Qur’ān jadi saya lebih mudah ketika belajar dan menjawab soal-soal ujian pada saat itu”. 22 Arinal menjawab “sebenarnya gak juga sih kalau seorang penghafal al- Qur’ān itu memiliki nilai akademis yang bagus, banyak juga kok’ anak yang hafal al- Qur’ān tapi nilai akademisnya biasa saja. Begitupun sebaliknya ada yang tidak menghafal al- Qur’ān tapi memiliki prestasi yang luar biasa. Tapi saya juga mengalami sendiri waktu masih di pesantren dulu kebanyakan yang hafal al- Qur’ān pasti nilai sekolahnya juga bagus”. 23 Sedangkan Nurul juga menjawab 18 Wawancara dengan Rizkiyah, Jakarta, 11 Februari, 2014. 19 Wawancara dengan Hafidzah, Jakarta, 12 Februari, 2014. 20 Wawancara dengan Listatik, Jakarta, 11 Februari 2014. 21 Wawancara dengan Irfan, Jakarta, 11 Februari 2014. 22 Wawancara dengan Mahfudz, Jakarta, 11 Februari 2014. 23 Wawancara dengan Arinal, Jakarta, 11 Februari 2014. “untuk mendapatkan nilai yang bagus itu tentunya selalu berdoa kepada Allah dan belajar yang tekun. 24 Dari semua jawaban ini penulis menyimpulkan bahwasannya ada beberapa di antara mereka yang bisa berprestasi karena merupakan kasih sayang Allah kepada mereka yang dengan menghafal al- Qur’ān maka mereka lebih dipermudah lagi dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Jawaban di atas juga merupakan ungkapan keyakinan atau dalam bahasa lainnya jawaban teologis. Sebagian lagi, menjawab dengan jawaban yang berbasis pada empiris. Mereka berprestasi karena mereka bersungguh-sungguh, dan selalu berdoa kepada Allah dalam belajar. Penulis meyakini, mungkin ada unsur lain, dimana para penghafal memperoleh semangat untuk belajar lebih giat, dari kebiasaan mereka sorogan hafalan. 24 Wawancara dengan Nurur, Jakarta, 08 juli 2014. 61

BAB VI PENUTUP

Alhamduliallah dengan kasih sayang dan petunjuk Allah SWT, pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat di selesaikan. Dalam penutup ini penulis mengutarakan kesimpulan dan beberapa saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah di uraikan dan hasil penelitian, maka sebagai jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa membaca dan menghafal al- Qur’ān merupakan sebuah cita-cita mulia bagi seorang Muslim. Membaca dan menghafal al- Qur’ān memiliki banyak keutamaan, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membuat seseorang ingin menjadi seorang hāfiẓ atau hāfiẓa seperti adanya ketenangan jiwa yang dirasakan setiap penghafal, mendapatkan pahala dari Allah SWT, adanya dukungan dari Guru dan Orang tua atau orang-orang yang bisa memupuk semangat dan memberikan motivasi untuk mewujudkan mimpi seseorang menjadi hāfiẓ atau hāfiẓa. Posisi al- Qur’ān menurut para mahasiswai Tafsir Hadis yang menghafal al- Qur’ān dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat penting karena ibarat orang buta, ia membutuhkan alat dan bantuan untuk menunjukan jalan yang mau di lewati. Maka begitu juga posisi al- Qur’ān dalam kehidupan setiap hari yang berfungsi sebagai pedoman atau petnjuk jalan bagi umat Islam. Dengan berpegang teguh pada ajaran al-Q ur’ān maka kehidupan ini akan terasa lebih terarah dan di berkahi Allah SWT. Banyak sekali manfaat yang di rasakan oleh para informan satelah menghafal al- Qur’ān di antaranya bisa menjaga diri dalam hal-hal yang bersifat negatif, mendapatkan rizki yang melimpah, merasa di permudah dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain, ilmunya akan lebih bertambah, serta memiliki prestasi yang bagus. Namun tidak sekedar menghafal saja tapi memahami makna serta mengamalkan isi kandungan ayat-ayat suci al- Qur’ān. Serta berusaha lebih giat dalam mencapai semuanya karena tidak mungkin bisa mencapai sebuah prestasi apabila tidak belajar. Hal yang paling penting bagi seorang setelah menghafalkan ayat-ayat al- Qur’ān adalah menjaga dengan baik dan mengamalkan ajaran al-Qur’ān karena apabila hanya menghafal dan tidak ada usaha untuk menjaganya maka dengan mudahnya hafalan tersebut akan menghilang dari ingatan. Oleh karena itu ada beberapa metode yang digunakan untuk menjaga dan mempertahankan hafalan yaitu: Pertama, membuat terget muraja’ah mengulang-ulang setiap hari baik ketika shalat 5 waktu dan shalat sunnah, atau mengkhususkan waktu tersendiri di luar shalat. Kedua, di perdengarkan kepada pembimbing atau salah seorang teman yang hafal al- Qur’ān agar membenarkan bacaan ketika salah. Ketiga, selalu beristiqamah dalam menerapkan metode-metode tersebut.

B. Saran-saran

Setelah mencermati beberapa uraian di atas, akhirnya penulis menyarankan sejumlah hal kepada beberapa pihak terkait. Diantaranya adalah: 1. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan bisa menyampaikan dan melakukan penelitian yang berbeda dan lebih menarik mengenai membaca dan menghafal al- Qur’ān. 2. Bagi para pembaca, penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini bisa menambah ilmu pengetahuan dalam menghafal al- Qur’ān serta adanya kemauan untuk belajar dan memahami isi al- Qur’ān. 3. Para penghafal al- Qur’ān dan mahasiswa tafsir Hadis, hendaknya terus mempertahankan semangatnya dalam menjaga hafalan yang ada. Demikian skripsi ini di tulis, meskipun penulis mencurahkan segenap kemampuan, namun penulis yakin masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. 64 DAFTAR PUSTAKA ‘Abd Ra man, Abū. Pedoman Menghayati Dan Menghafal al-Qur´ān. Penerjemah Mohammad Handoko Imam Prakoso. Jakarta: Hadi Press, 1997. Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah al- Qur’ān. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005. Anas, Abū bin Ali bin Husain Abu Luz. Penyimpangan Terhadap Al-Qur’an. Jakarta: Darul Haq, 2002. Asshiddiqie, Muhammad Hasbi. Sejarah pengantar Ilmu al- Qur’an dan Tafsir. Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra, 2000. Ardi. artikel diakses pada Kamis 30 Januari 2014 dari http:www.pend- tinggi.comnilai098+akademikhtml . Buchari, Didin Saefuddin. Pedoman Memahami Kandungan al- Qur’an. Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005. Borang Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hiyatullah UIN Jakarta: 2011. al- Bukhāri, Abĭ Abdullah Muhammad ibn Ismā’ỉl. hahih al-Bukhảri. Beirut: Dảr al-Fikr. 1993 M 1414H . Chairani, Lisya, Subandi. Psikologi Santri Penghafal al- Qur’an. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2010. Emriz. Metodologi Penelitan Pendidikan: Kuantitatif Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Fachrudin, Moh Fuad. al- Qur’an Bahasa dan Agama. Jakarta: Kalam Mulia,1993. Al-Hafidz, Ahsin.W. Bimbingan Praktis Menghafal al- Qur’an. Jakarta: Bimi Aksara, 1994. Khaliq, Abdurrahman Abdul. Bagaimana Menghafal al- Qur’an. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991. al- Mālikī, Mu ammad ibn ‘Alawī. Samudra Ilmu-Ilmu Al-Qur’ān, Penerjemah Tarmana Abdul Qosim. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003. Mustofa, Mahmud. Sekelumit Rahasia Al- Qur’an. Surabaya: Aneka Pustaka Islam, 1991. al- Rifā’i, Muhammad Nasib. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Penerjemah Syihabuddin. Jakarta: Gema Isani Press, 1999. Naim, Rocman. Bacalah al- Qur’an Jangan hijrah darinya. Bogor: Penebar Cahaya Ilmu, 2006.