Hambatan-hambatan Dalam Menghafal Membaca dan menghafal al-qur’ān di kalangan mahasiswa tafsir hadis UIN Jakarta: studi kasus Mahasiswa Tafsir Hadis semester 3 dan 5 Tahun 2013

disebutkan oleh para responden y ang lain dan Ia berkata seperti ini “hambatan dalam menghafal adalah malas dan cara mencegahnya dengan pergi melihat teman-teman yang menghafal al- Qur’ān dan memaksa diri untuk mencegah malas, sulit menghafal tidak fokus,cara menghafalnya selalu berusaha fokus .” Yang terakhir adalah Irfan, “hambatan dan solusi: yang saya rasakan, semakin tambah hafalan saya, semakin tambah pula hasrat negatif saya, alhamdulillāh, karena diawali dengan niat yg tinggi, hambatan itu bisa terlewati .” Abu „Abd „Rahman mengemukakan pendapatnya mengenai hambatan- hambatan yang menyebabkan seorang yang menghafal al- Qur’ān merasa kesulitan dalam menghafal sebagai berikut 8 : Pertama, banyak berbuat dosa dan maksiat, Hal ini akan membuat seseorang mudah melupakan al- Qur’ān dan membuat hatinya buta dari mengingat Allah, membaca dan menghafal al- Qur’ān. Kedua, tidak sering mengulang hafalannya. Ketiga, terlalu banyak memikirkan urusan duniawi, yang ini akan membuat hati sangat tergantung kepadanya, yang pada akhirnya tidak dapat menghafal dengan mudah. Keempat, memperbanyak hafalan dalam waktu singkat, kemudian melanjutkan hafalan ke ayat berikutnya sebelum memantapkan hafalan ayat-ayat sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semua informan merasakan hambatan-hambatan yang bervariasi dan mereka juga mempunyai cara-cara untuk mencegahnya hingga mereka bisa menghafalkan 8 Abu „Abd Rahman, Pedoman Menghayati dan Menghafal al-Qur’ān Jakarta: Hadi Press, 1997, h. 62. seluruh isi al- Qur’ān yakni 30 juz walaupun tidak semua responden hafal hingga 30 juz. 47

BAB V PENGARUH ATAU DAMPAK HAFALAN

Menurut para Ulama, di antara faedah menghafal al- Qur’ān adalah: Jika disertai dengan amal Shaleh dan keikhlasan maka ini merupakan kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Orang-orang tersebut akan mendapatkan anugerah dari Allah berupa ingatan yang kuat dan pikiran yang cemerlang. Dari hasil penelusuran penulis ditemukan bahwa para penghafal lebih teliti. Beberapa temuan lainnya adalah: 1 Dengan menghafal al- Qur’ān biasanya seseorang akan lebih berprestasi tinggi dari pada orang yang tidak hafal al- Qur’ān, 2 Akan menjadi pribadi yang berakhlaq baik. dalam al- Qur’ān banyak sekali ayat-ayat hukum maka tentu seorang penghafal al- Qur’ān akan dengan cepat pula menjawab suatu permasalahan yang bersangkutan dengan hukum. 1 Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian penulis yang dilakukan terhadap para mahasiswa Tafsir Hadis yang menghafal al- Qur’ān mengenai dampak atau hal-hal yang dialami setelah menghafal baik ketenangan jiwa, mendapatkan pahala, dampak pada kehidupan akademik dan peribadatan.

A. Ketenangan Jiwa

Membaca al- Qur’ān merupakan obat hati bagi umat Islam, sebab ada lima perkara yang menjadikan hati seorang menjadi tentram. Salah satunya adalah membaca al- Qur’ān dan merenungi maknanya. Makna yang terkandung di dalam ayat al- Qur’ān berisi tentang pengetahuan yang begitu banyak, dalam hal ini al- 1 Sa’dullah, 9 Cara Cepat Menghafal al-Qur’ān, Jakarta: Gema Insani, 2008, h. 21. Qur’ān juga dijadikan sebagai rujukan bagi umat Islam dalam memecahkan suatu masalah. Ketenangan jiwa merupakan salah satu manfaat yang diperoleh seseorang dalam menghafal al- Qur’ān. 2 Hal ini berdasarkan firman Allah Ar- ra’d 13 28:              Artinya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kebanyakan para penghafal al- Qur’ān merasakan menjadi orang yang berbeda setelah menghafal. Hidupnya lebih terarah, tenang, aman, merasa lebih baik dari sebelumnya dan merasa selalu dijaga sama Allah SWT. misalnya, jika sebelum menghafal seringkali terbesit keinginan untuk berbuat tidak baik tetapi setelah menghafal mereka merasakan seperti ada sebuah alarm di hati sebagai pengingat untuk tidak berbuat hal-hal yang melanggar syar’i 3 . Sama halnya juga dengan jawaban-jawaban para informan yang dijadikan objek oleh peneliti seperti yang dikatakan oleh Arinal Bellamy sebagai berikut “Setelah menghafal al-Qur’ān yang pastinya jadi jarang galau lagi, setelah itu juga hati kita akan tenang” 4 . Listatik juga berkata demikian, “saya juga merasakan 2 Haya ar-Rasyid, Kiat mengatasi kendala membaca menghafal al- Qur’ān Jakarta: Pustaka al-Sofwa, 2004, h.17. 3 Lisya Chairani, M.A.Subandi, Psikologi Santri Penghafal al- Qur’an Yogyakarta: Penerbit: Pustaka Pelajar, 2010, hal.216. 4 Wawancara pribadi dengan Arinal Bellamy, Jakarta, 23 Desember 2013. ketenangan dan ketentraman dalam hidup”. 5 Sementara itu Rizkiyah mengaku seperti ini, “hati saya menjadi tenang, dan saya merasa di permudah dalam kehidupan ini, dan saya merasa mendapatkan ilmu di kala membaca artinya” 6 Ahmad Mahfudz pun berkata demikian pada hari Kamis, 02 Januari 2014, “al- Qur’ān di dalam kehidupan saya sangat penting, dikarenakan padatnya kegiatan dan aktivitas yang saya lakukan setiap hari membuat saya mengharuskan adanya refresing dan al- Qur’ān sangat pas ketika di jadikan sebagai penenang fikiran saya ketika sudah beraktifitas .” Sedangkan Irfan 7 , Nurul 8 , dan Hafidzah 9 , mereka tidak menyebutkan akan ketenangan hati atau jiwa namun mereka menjawab bahwa setelah mereka hafal al- Qur’ān hidup mereka jadi lebih terarah dan merasakan hal-hal yang baik dan positif.

B. Pahala Yang Didapat

Membaca dan menghafal al- Qur’ān merupakan ibadah kepada Allah SWT karena dengan itu kita akan mendapatkan pahala dari-Nya. Al- Qur’ān adalah kitab suci yang tidak hanya mengandung tuntunan hidup bagi manusia baik dalam berhubungan dengan Allah sang pencipta maupun dalam berhubungan dengan sesama manusia dan mahluk ciptaan Allah lainnya. Membaca al- Qur’ān 5 Wawancara pribadi dengan Listatik, Jakarta, l 7 Januari, 2014. 6 Wawancara pribadi dengan Rizkiyah, Jakarta, 23 Desember 2013. 7 Wawancara pribadi dengan Irfan, Jakarta, 23 Desember 2013. 8 Wawancara pribadi dengan Nurul, Jakarta, 25 Desember 2013. 9 Wawancara pribadi dengan Hafidzah, Jakarta, 23 Desember 2013. merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Walaupun tanpa disertai dengan pemahaman adalah suatu ibadah 10 . Setiap huruf yang dibaca akan berbuah kebaikan yang setiap kebaikan diberikan sepuluh pahala. 11 Membaca huruf-huruf al- Qur’ān, di samping berbuah pahala juga mendatangkan ketenangan, kelezatan dan obat dihati sebagaimana yang diungkapkan oleh para penghafal yang dijadikan objek penelitian oleh penulis. Pahala juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang untuk menghafal al- Qur’ān karena seperti yang dikatakan juga dalam hadis berikut: ِنْب َبويَأ ْنَع َناَمْثُع ُنْب ُكاحضلا اَنَ ثدَح يِفَنَْْا ٍرْكَب وُبَأ اَنَ ثدَح ٍراشَب ُنْب ُدمَُُ اَنَ ثدَح ُاوُ َ ي ٍووُ ْ َ َنْب ِ للا َدْ َع ُ ْ َِ ااَ يِ َرُ ْلا ٍ ْ َ َنْب َدمَُُ ُ ْ َِ ااَ َووُ : َ لَوَ ِ ْ َلَع ُ للا لَ ِ للا ُاوُوَر َااَ : ِ للا ِباَ ِ ْنِ اً ْرَح َأَرَ ْنَ ِرْشَ ِب ُةَنَ َْْاَ ٌةَنَ َح ِ ِب ُ َلَ ٌ ْرَح ٌ ِ َ ٌ ْرَح ٌ َ َ ٌ ْرَح ٌ ِلَأ ْنِكَلَ ٌ ْرَح اا ُاوُ َأ َ اَِااَثْ َأ . Artinya: “„Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan meriwayatkan bahwa Rasulullahi Ṣhalallahi „alaihi wa salam bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah al- Qur’ān, maka dengan bacaannya itu dia berhak mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kalinya. Aku tidak mengatakan „Alif lam mim’ itu dihitung satu huruf.Akan tetapi, alif satu huruf, dan mim satu huruf.”HR. al-Turmuzī. 12 Dari semua para Informan juga ada salah satu orang yang menghafal al- Qur’ān karena tahu akan hadis ini yaitu Arinal Bellamy. Ia menyatakan bahwa mendapat pahala juga menjadi sebuah alasan yang membuat saya menghafal al- 10 Haya ar-Rasyid, Kiat Mengatasi Kendala Membaca Menghafal al- Qur’ān Jakarta: Pustaka al-Sofwa, 2004, h. 15 11 Muhammad Shohib, ed., Keutamaan al- Qur’ān dalam Kesaksian Hadis Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al- Qur’ān, 2002 , h.xvii. 12 Abū „Isa Muḥammad bin „Isa bin Saurat al-Turmuzi disebut sebagai al-Turmuzi, Sunan al-Turmuzi wa huwa al- Jami’ al-Ṣaḥih, Beirut: Dār al-Fikr, 1980 M, juz 5, h. 175.