Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. pertanggungjawaban dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya. Selisih-selisih yang timbul dari analisis tersebut dapat menunjukkan prestasi dari manajer bagian penjualan. Pada PT. Yasa Mitra Perdana , selisih-selisih tersebut dapat membantu manajer dalam mengidentifikasi persoalan-persoalan pokok dan kesempatan yang penting dalam hal pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan suatu penelitian mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Yasa Mitra Perdana Cabang Medan dan bagaimana pelaksanaannya dengan melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penyusunan skripsi ini yaitu: bagaimana peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat pendapatan pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat pendapatan pada PT. Yasa Mitra Perdana Cabang Medan. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan untuk memperdalam pengetahuan mengenai akuntansi pertanggungjawaban khususnya dalam menilai pertanggungjawaban pusat pendapatan. 2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dalam hal penilaian prestasi pusat pendapatan. 3. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian yang sejenis ataupun melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai akuntansi pertanggungjawaban. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Akuntansi Pertanggungjawaban

Dalam upaya mencapai tujuannya, setiap perusahaan akan terdiri dari berbagai sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi, termasuk sumber daya manusia. Semakin banyak tenaga kerja yang terlibat dan semakin besar ukuran organisasi suatu perusahaan, akan semakin kompleks pula pekerjaan dan persoalan yang dihadapi. Suatu sistem pendelegasian wewenang yang baik memerlukan pertanggungjawaban dari anggota organisasi yang menerima wewenang dari tingkatan manajemen yang lebih tinggi, untuk menjamin bahwa setiap fungsi dan tingkatan manajemen melaksanakan semua tugas yang diberikan sesuai dengan rencana yang telah disusun sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang manajer harus dibebani tanggungjawab atas kinerjanya sendiri dan kinerja bawahannya. Konsep akuntansi pertanggungjawaban merupakan pedoman untuk mengumpulkan, mengukur, dan melaporkan kinerja sesungguhnya, kinerja yang diharapkan dan selisih yang timbul dalam setiap pusat pertanggungjawaban. Definisi akuntansi pertanggungjawaban Menurut Mulyadi 2004:218 adalah: Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan. Menurut Rudianto 2006:293, Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab pada keseluruhan organisasi itu dan mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat tanggung jawab itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab yang bersangkutan. Menurut Garrison 2000:380 ”akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem pertanggungjawaban yang menentukan tanggung jawab manajer atas pendapatan dan biaya yang ada di dalam kendalinya atau manajer bertanggungjawab atas perbedaan antara anggaran dan hasil aktual,” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pusat-pusat pertanggungjawaban sehingga apabila terjadi penyimpangan, maka pihak manajemen dapat mencari orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan tersebut. Model akuntansi pertanggungjawaban didefinisikan dengan empat elemen inti yaitu: a. menugaskan tanggung jawab, b. membuat ukuran kinerja, c. mengevaluasi kinerja, d. memberikan penghargaan. Untuk membangun suatu akuntansi pertanggungjawaban yang baik diperlukan serangkaian persyaratan yang saling terkait satu dengan lainnya. Beberapa hal yang menjadi syarat untuk membentuk dan mempertahankan Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. akuntansi pertanggungjawaban yaitu: a. alokasi dan pengelompokan tanggung jawab, b. sesuai bagan organisasi, c. anggaran yang jelas. a. Alokasi dan pengelompokan tanggung jawab Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus didasarkan atas alokasi dan pengelompokkan tanggungjawab manajerial pada berbagai unit dan tingkatan di dalam organisasi perusahaan dengan tujuan untuk membentuk anggaran bagian masing-masing unit kerja. b. Sesuai bagan organisasi Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan dimana ruang lingkup telah ditentukan. Wewenang mendasari pertanggungjawaban tertentu. c. Anggaran yang jelas. Anggaran yang disusun harus menunjukkan secara jelas biaya yang terkendali oleh personel unit kerja yang bersangkutan, sehingga setiap unit kerja yang diberikan wewenang mengelola unit kerjanya, mengetahui dengan jelas tingkat tanggungjawab yang menjadi bebannya. Adapun manfaat dari informasi akuntansi pertanggungjawaban ini adalah: a. akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan anggaran, Informasi akuntansi pertanggungjawaban bermanfaat untuk memperjelas peran seorang manajer sebab dalam penyusunan anggaran, ditetapkan siapa atau pihak mana yang bertanggungjawab ata pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan perusahaan, juga ditetapkan sumber daya yang disediakan bagi pemegang tanggungjawab tersebut untuk melaksanakan. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. b. akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat prestasi manajer pusat pertanggungjawaban, Penilaian kinerja merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka miliki dalam organisasi, jika informasi akuntansi merupakan salah satu dasar penilaian kinerja maka informasi itu terkait dengan akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peran dalam organisasi yang merupakan informasi akuntansi manajemen. c. akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat untuk memotivasi manajer, Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melakukan tibdakan secara sadar dan bertujuan. Dalam sistem penghargaan perusahaan, informasi akuntansi merupakan bagian yang penting. Mulyadi 2001:418 mengatakan, “seseorang akan termotivasi untuk bekerja jika ia yakin kinerjanya akan mendapat penghargaan”, pemberian penghargaan atas kinerja akan berpengaruh langsung pada motivasi manajer untuk meningkatkan kinerja.

2. Pusat Pertanggungjawaban

a. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban

Pada saat perusahaan berkembang menjadi besar, pimpinan biasanya menciptakan berbagai wilayah tanggungjawab yang disebut sebagai pusat-pusat pertanggungjawaban, dan menegaskan manajer dibawahnya untuk menangani wilayah tersebut. Pusat-pusat ini merupakan suatu segmen atau bagian yang dipimpin oleh seorang dan diberi wewenang dan tanggungjawab terhadap Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. kegiatan tertentu. Setiap pusat pertanggungjawaban dapat dipandang senagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Setiap pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan aktivitasnya memerlukan masukan yang berasal dari sumber daya dan keluaran yang berasal dari masukan dengan bantuan lain. Menurut Anthony dan Govidarajan 2005:171, Pusat tanggungjawab merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Menurut Hansen dan Mowen 2005:818, “Pusat pertanggungjawaban merupakan segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab atas hasil kegiatan unit bisnisnya”. Supriyono 2001:22 mengemukakan bahwa “Pusat Pertanggungjawaban digunakan untuk menunjuk unit organisasi yang dikelola oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Esensi pusat pertanggungjawaban dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Pusat Pertanggungjawaban Masukan Keluaran Sumber yang dipakai Modal Barang dan Jasa Diukur dengan biaya AktivaInvestasi Gambar 2.1. Pusat pertanggungjawaban Sumber: Supriyono 2001:22 Suatu pusat pertanggungjawaban menggunakan masukan input, misalnya bahan, jasa tenaga kerja, dan berbagai macam barang dan jasa lainnya yang Proses Pengerjaan Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. dikonsumsi sebagai masukan. Proses atau pengolahan atau pengerjaan masukan yang memerlukan modal atau investasi yang ditanamkan ke dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Dari pengolahan tersebut, pusat pertanggungjawaban menghasilkan suatu keluaran output yang digolongkan ke dalam; barang dan jasa. Keluaran atau pusat pertanggungjawaban menghasilkan suatu pusat pertanggungjawaban lainnya. Menurut Supriyono 2001:24, “Penentuan prestasi suatu pusat pertanggungjawaban biasanya digunakan dua kriteria yaitu efisiensi dan efektivitas.” Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang bertanggungjawab atas serangkaian kegiatan tertentu yang menyebabkan terjadinya biaya, perolehan pendapatan atau investasi. Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan dengan mengelompokkan organisasi ke dalam pusat-pusat pertanggungjawaban, wewenang dan tanggungjawab setiap personil perusahaan dari jenjang teratas sampai jenjang terendah.

b. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban

Dalam akuntansi pertanggungjawaban, laporan prestasi disiapkan unutk setiap segmen. Segmen dapat berupa departemen, bagian-bagian yang lebih kecil daripada departemen, atau sekelompok departemen yang beroperasi di bawah kendali dan wewenang seorang manajer yang bertanggungjawab. Menurut Sugiri dan Sulistianingsih 2004:135, “Untuk tujuan evaluasi prestasi keuangan, pusat- Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.” 1. Pusat biaya Menurut Rudianto 2006:294, “Pusat biaya cost center adalah bagian terkecil dari kegiatan atau bidang tanggung jawab untuk mana biaya diakumulasikan.” Biasanya pusat biaya berbentuk suatu depertemen tersendiri. Tetapi, tidak menutup kemungkinan, suatu pusat departemen terdiri dari beberapa pusat biaya. Misalnya, sebuah perusahaan produsen elektronik, memiliki departemen penelitian dan pengembangan. Jika departemen semacam ini tidak diberikan wewenang untuk menjual hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukannya maka departemen ini hanya akan mengeluarkan biaya untuk berbagai keperluan penelitian dan pengembangan yang dilakukannya. Departemen semacam inilah yang disebut pusat biaya. 2. Pusat pendapatan Menurut Sugiri dan Sulistianingsih 2004:135, “Pusat pendapatan bertanggungjawab atas timbulnya pendapatan, baik dari penjualan barang dagangan , dari barang jadi, maupun dari jasa.” Pada prestasi pusat pendapatan, laporan prestasi pusat pendapatan lebih menekankan pada penjualan, pusat-pusat pendapatan dapat pula dibebani tanggung jawab terhadap kos terkendali yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut. 3. Pusat laba Menurut Supriyono 2001: 68, “Unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap laba disebut pusat laba.” Pusat laba Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. profit center adalah salah satu bagian dari suatu perusahaan yang seringkali disebut sebagai suatu divisi, yang bertanggungjawab atas laba yaitu selisih antara pendapatan dan biaya. 4. Pusat investasi Menurut Rudianto 2006:295, “Pusat investasi investment center adalah salah satu bagian dari organisasi perusahaan yang bertanggungjawab atas pendapatan dan biaya sekaligus dihubungkan dengan modal yang digunakan oleh bagian tersebut.” Pusat investasi bertanggung jawab terhadap hubungan antara laba dan seluruh investasi. Manajer pusat investasi dinilai berdasarkan pada kemampuannya dalam menggunakan seluruh sumber daya yang dipercayakan kepada pusat tersebut untuk memperoleh laba.

c. Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban

Tanggung jawab tidak mungkin dibebankan kepada siapapun yang tidak diberi wewenang untuk melakukan tugas-tugas dalam rangka mengemban tanggung jawab tersebut. Oleh karena itu, sebelum menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban, seluruh bidang wewenang dan tanggung jawab di dalam organisasi harus ditetapkan lebih dahulu secara jelas. Bagan organisasi dan dokumen-dokumen harus diuji untuk menentukan struktur wewenang dan tanggung jawab organisasi. Kedua hal tersebut memang sulit karena terkadang kita menjumpai tugas-tugas yang saling tumpang tindih. Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kepada lower manajer agar Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. pembagian kerja bermanfaat. Kerangka pusat pertanggungjawaban harus dirancang secara seksama, karena pusat pertanggungjawaban merupakan dasar untuk sistem akuntansi pertanggungjawaban. Struktur organisasi harus dianalisis mengenai kemungkinan adanya kelemahan dalam pendelegasian wewenang. Pusat pertanggungjawaban dapat menjadi alat yang efektif untuk mengendalikan organisasi, merupakan syarat utama dalam penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban. Menurut Supriyono 2001:16, “Struktur organisasi yang berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban ada dua tipe yaitu tipe organisasi fungsional dan tipe organisasi divisional.” 1. Organisasi fungsional Organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memiliki pengetahuan khusus. Dalam organisasi fungsional, pembagian pusat pertanggungjawaban didasarkan atas fungsi, yaitu: fungsi produksi, fungsi penjualan pemasaran, dan fungsi administrasi. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. Gambar 2.2 Organisasi Fungsional Sumber: Edy Sukarno 2002:74 2. Organisasi divisional Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisi-divisi, sedangkan di bawah setiap divisi dibagi atas dasar fungsi. Manajer perusahaan bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan dan berwenang penuh mengambil keputusan investasi, selanjutnya kepala setiap divisi bertanggungjawab hanya untuk divisinya masing-masing. Pada tipe organisasi ini, setiap divisi merupakan pusat laba dan mungkin sekaligus sebagai pusat investasi, sedangkan fungsi-fungsi yang dimilikinya merupakan pusat biaya dan atau pusat pendapatan. Direktur Pusat Investasi Fungsi Produksi Fungsi Penjualan Pemasaran Fungsi administrasi umum Pusat Pendapatan Pusat Biaya Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. Pusat Laba Pusat Pendapatan Pusat Biaya Gambar 2.3 Organisasi Unit Bisnis Divisional Sumber: R.A. Supriyono 2001:17 Dalam hubungannya dengan pusat pertanggungjawaban, struktur organisasi harus dianalisis untuk mengetahui kemungkinan adanya kelemahan dalam pendelegasian wewenang. Jaringan pusat pertanggungjawaban dapat menjadi alat yang efektif untuk mengendalikan organisasi jika struktur organisasi yang melandasinya disusun secara rasional. Struktur organisasi yang sesuai dengan konsep akuntansi pertanggungjawaban adalah struktur yang memberikan peluang bagi bawahan untuk menjalankan otonomi desentralisasi dan yang memisahkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada. Kondisi demikian merupakan kebutuhan pokok pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban sebagai realisasi adanya pusat-pusat pertanggungjawaban. Divisi A Divisi B Divisi C Fungsi Penjualan Fungsi Pembelian Fungsi Administrasi Fungsi Penjualan Fungsi Pembelian Fungsi Administrasi Fungsi Penjualan Fungsi Pembelian Fungsi Administrasi Direktur Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.

3. Pusat Pendapatan

Menurut Supriyono 2001:46, “Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut.” Prestasi manajer pusat pendapatan diukur atas dasar satuan moneter pendapatannya. Dalam pusat pendapatan, keluaran output, yaitu pendapatan, diukur dalam ukuran satuan moneter. Pusat pendapatan terkadang diserahi tanggungjawab terhadap biaya yang dapat dikendalikan, yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh pendapatan tersebut, tetapi ukuran prestasi pusat pertanggungjawaban tersebut yang terpenting adalah pendapatan.

4. Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan

Akuntansi pertanggungjawaban dirancang untuk menilai prestasi manajer dengan tolak ukur anggaran. Dengan demikian, jika terjadi hal-hal yang menyimpang dari yang telah dianggarkan, akan mudah ditunjuk siapa yang bertanggungjawab. Untuk memenuhi konsep pertanggungjawaban, penyusun anggaran harus partisipatif, dalam arti melibatkan peran serta para manajer. Namun demikian, anggaran yang partisipatif tersebut tidak akan dengan sendirinya menciptakan tindakan bagi para manajer untuk melaksanakannya. Tindakan para manajer tergantung bagaimana mereka bereaksi terhadap informasi yang tercantum dalam anggaran. Reaksi tersebut dapat bermacam-macam, tergantung pada motivasi masing-masing. Salah satu cara untuk membangkitkan motivasi adalah dengan menerapkan sistem penghargaan dalam perusahaan. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. Dalam hubungannya dengan akuntansi pertanggungjawaban, sistem penghargaan tersebut harus dihubungkan dengan keberhasilan manajer dalam melaksanakan anggaran pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Menurut Mulyadi 2001:488 ”anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun.” ”Anggaran mendesak manajemen untuk merencanakan kegiatan di masa yang akan datang untuk mengembangkan arah keseluruhan organisasi, melihat kemungkinan timbulnya masalah, dan untuk pengembangan kebijakan masa yang akan datang” Hansen dan Mowen, 2004: 714. Dalam prakteknya banyak perusahaan yang beroperasi tanpa membuat suatu anggaran. Namun tanpa penyusunan suatu anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas kerja, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha. Adapun manfaat anggaran menurut Agus Ahyari 2002:5 antara lain sebagai berikut: a. terdapatnya perencanaan terpadu Dengan mempergunakan anggaran, perusahaan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. b. terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan Dengan adanya anggaran perusahaan, maka pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan pasti, karena dapat mendasarkan diri kepada anggaran yang telah ada. c. terdapatnya alat koordinasi dalam perusahaan Penyusunan anggaran meliputi seluruh kegiatan yang ada, dengan demikan pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan anggaran sebagai pedoman menunjukkan koordinasi yang baik. d. terdapatnya alat pengawasan yang baik Anggaran selain berfungsi sebagai alat perncanaan juga dapat mempunyai fungsi ganda sebagai alat pengawasan pelaksanan kegiatan Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. perusahaan. Jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan akan dapat membandingkan pelaksanaan kegiatan tersebut dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan tersebut. e. terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk pelaksanaan kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali selesai melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun sekali manajemen perusahaan akan dapat mengevalusi kegiatan yang telah dilakukan dengan mempergunakan anggaran. Seberapa jauh penyimpangan pelaksanaan kerja dari rencana yang telah disusun serta penyebab apa saja yang menimbulkan penyimpangan kerja tersebut dapat didiskusikan dalam perusahaan dan dicari jalan keluarnya. Anggaran memerlukan proses penyusunan. Proses penyusunan anggaran merupakan perpaduan antara proses akuntansi dan juga proses manajemen. Proses akuntansi berarti penyusunan anggaran merupakan proses mempelajari mekanisme, prosedur untuk merakit data dan membentuk anggaran, sedangkan proses manajemen berarti penyusunan anggaran merupakan proses penetapan peran dan sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan manajer melaksanakan perannya dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam penyusunan anggaran harus disesuaikan dengan karakteristik pusat pertanggungjawaban. Hal ini dikarenakan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Penyusunan anggaran yang tidak sesuai dengan karakteristik pengendalian setiap pusat pertanggungjawaban akan menghasilkan tolak ukur kinerja yang tidak sesuai dengan kegiatan pusat pertanggungjawaban yang diukur kinerjanya dan akan mengakibatkan timbulnya perilaku yang tidak semestinya pada manajer pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan anggarannya. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. Menurut Sofyan Syafri Harahap 2001:83 proses penyusunan anggaran dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut : a. ditinjau dari siapa yang membuatnya. Ditinjau dari siapa yang membuatnya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara : 1 otoriter atau top down Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun anggaran. 2 demokrasi atau bottom up Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses lama dan berlarut. 3 campuran atau top down dan bottom up Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Disini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan. b. ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran, proses penyusunan anggaran terdiri dari : 1 a priori Dalam metode ini dalam menyusun budget dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah laba ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian. Keuntungan metode ini adalah : karena laba ditetapkan terlebih dahulu maka bagian lain yang terlibat dalam penciptaan laba ini diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan itu. Sedangkan kerugiannya adalah cara ini seolah tidak memperdulikan bagian-bagian yang lain, sehingga dapat menimbulkan sikap apatis, stress, frustasi. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. 2 a posteriori Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi. Dalam hal ini misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya. Dari masing –masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang diharapkan dan setelah semua diperhitungkan maka akan dapat diketahui angka laba. Keuntungan metode ini adalah : anggaran menjadi lebih akurat, karena semua bagian terlibat. Kerugian mungkin dalam prosesnya yang lebih lama dan mungkin tidak memenuhi keinginan pemilik. 3 pragmatis Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran ini dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman–pengalaman tahun–tahun sebelumnya. Dalam kegiatan penjualan produk, penganggaran penjualan merupakan ujung tombak dalam memperoleh laba yang maksimal. Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensip perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis atau terlalu percaya diri maka sebagian besar rencana laba secara keseluruhan juga akan ikut tidak realistis. Selain itu, anggaran penjualan juga dapat dijadikan sebagai pedoman dan motivasi bagi setiap individu dalam perusahaan untuk berusaha mengerahkan seluruh sumber daya dan kemampuan yang dimiliki dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah: a. mengurangi ketidakpastian dimasa depan, b. memasukkan pertimbangan keputusan manajemen dalam proses perencanaan, c. memberikan informasi dalam mengawasi perencanaan laba, Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. d. untuk mempermudah pengendalian penjualan. Suatu anggaran penjualan yang lengkap sebaiknya menunjukkan gambaran sebagai berikut : a. penjualan dirinci menurut bulan, kwartalan, semester dan tahunan, b. penjualan dirinci menurut jenis-jenis produk, c. penjualan dilakukan menurut daerah pemasaran. Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik jika taksiran yang termuat cukup akurat, sehingga tidak berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan penaksiran dengan baik dibutuhkan data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun suatu anggaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan anggaran penjualan antara lain faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor-faktor internal, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan. Faktor tersebut antara lain : 1. penjualan tahun-tahun yang lalu kualitas, kuantitas, harga, waktu, tempat penjualan, 2. kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, misalnya: pemilihan saluran distribusi, media promosi, metode penetapan harga, 3. kapasitas produksi serta kemungkinan perluasan, 4. tenaga kerja yang dimiliki : jumlah, keterampilan, modal kerja yang dimiliki serta kemungkinan penambahan di waktu yang akan datang, 5. fasilitas yang dimiliki. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. b. Faktor-faktor eksternal yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan tetapi mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan, antara lain : 1. keadaan perekonomian, 2. posisi dalam persaingan di pasar, 3. pertumbuhan penduduk, 4. penghasilan masyarakat, 5. elastisitas permintaan terhadap harga barang, 6. agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, 7. kebijaksanaan pemerintah bidang politik, ekonomi, social, budaya, keamanan. Dalam proses penyusunan anggaran penjualan, langkah awal yang harus dilakukan sebelumnya adalah pembuatan ramalan-ramalan penjualan. Ramalan- ramalan penjualan atau perkiraan penjualan ini biasanya didasarkan dari analisis yang cermat tentang kondisi ekonomi pasar, kapasitas produksi, beban penjualan yang diusulkan dan prediksi unit penjualan. Dalam hal mengestimasi kuantitas penjualan dari produk, volume penjualan beberapa periode yang lalu dapat dipakai sebagai titik awal. Angka-angka tersebut kemudian direvisi untuk faktor-faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi penjualan di masa mendatang. Anggaran penjualan harus disusun paling awal karena setiap angka yang termuat di dalam anggaran penjualan akan mempengaruhi dalam penyusunan anggaran lain seperti anggaran harga pokok penjualan, anggaran beban penjualan Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. dan administrasi, dan lain-lain, atau dengan kata lain anggaran lain tidak dapat disusun sebelum anggaran penjualan disusun. Pada umumnya setelah anggaran penjualan selesai disusun, maka akan diadakan review atau pemeriksaan ulang anggaran. Review ini akan dilakukan oleh komite anggaran. Sebagai dewan evaluasi, komite anggaran bertugas untuk menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang terjadi, melakukan modifikasi antara anggaran penjualan yang disusun dengan perbedaan yang ada jika dianggap perlu, dan melakukan rekonsiliasi antara anggaran yang diajukan dengan perbedaan yang telah ditelaah. Pada tahapan akhir, komite anggaran akan menyusun ulang anggaran penjualan yang telah direkonsiliasi. Anggaran akhir ini, akan diserahkan kepada direktur utama atau dewan direksi untuk persetujuan.

5. Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan

Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan prilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan prilaku yang tidak semestinya dirugikan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan. Menurut Rudianto 2006:293, “Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.” Prestasi manajer pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang dicapai oleh unit organisasi yang dipimpinnya. Penilaian prestasi manajer tersebut dilakukan dengan cara membandingkan anggaran pendapatan dengan realisasinya. Selisih antara anggaran dengan realisasinya dapat dibagi kedalam selisih yang Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. menguntungkan atau favorable variance dan selisih tidak menguntungkan atau unfavorable variance. Selisih antara anggaran dengan realisasinya dianalisis untuk mengetahui penyebab timbulnya selisih tersebut. Selisih tersebut dapat dianalisis penyebabnya kedalam: 1. Selisih harga jual Selisih harga jual menunjukkan dampak perubahan harga jual terhadap pendapatan pada volume penjualan sesungguhnya. Selisih harga jual ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Harga Harga jual Volume Selisih harga jual = jual - yang x penjualan sesungguhnya dianggarkan sesungguhnya 2. Selisih volume penjualan. Selisih volume penjualan menunjukkan dampak perubahan volume penjualan terhadap pendapatan, dengan anggapan tidak terjadi perubahan harga jual. Selisih volume penjualan ini dihitung dengan rumus: Selisih Volume Volume Harga jual volume = penjualan - penjualan x yang penjualan sesungguhnya dianggarkan dianggarkan Bagaimanapun juga, selisih-selisih tersebut merupakan pertanda bahwa hasil sesungguhnya tidak sesuai dengan rencana. Selisih-selisih tersebut membantu manajer mengidentifikasi persoalan-persoalan pokok dan kesempatan- kesempatan yang penting. Analisis lebih lanjut terhadap sebab-sebab timbulnya selisih, bahkan dapat menunjukkan bahwa seorang manajer yang selisih pendapatannya menguntungkan ternyata melakukan pekerjaan yang tidak baik. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. Sebaliknya, prestasi manajer yang selisihnya tidak menguntungkan justru melakukan pekerjaan yang baik. Penilaian kinerja ini juga dilakukan untuk menyediakan umpan balik bagi karyawan dengan memberikan penghargaan khusus reward terhadap hasil kerja yang baik, dan memberikan hukuman punishment bagi yang lalai. Penghargaan tersebut dapat berupa kenaikan gaji, pemberian bonus, insentif, atau fasilitas lainnya yang dapat memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka. Hukuman yang diberikan bagi karyawan yang lalai dapat berupa pemotongan gaji, mutasi, dan hal lainnya yang dapat membuat karyawan tidak kan mengulangi kesalahan yang sama.

6. Pelaporan Kinerja Pusat Pendapatan

Langkah pertama dalam sistem pelaporan pertanggungjawaban adalah pembentukan garis dan bidang pertanggungjawaban. Elemen–elemen yang terdapat pada struktur organisasi mewakili segmen organisasi yang membuat atau menerima laporan sesuai fungsi dan tanggungjawabnya. Untuk dapat memantau hasil kerja pusat pertanggungjawaban, diperlukan sebuah sistem pelaporan. Dalam laporan pertanggungjawaban harus ditunjukkan hasil kerja pusat pertanggungjawaban beserta anggarannya agar dapat diketahui besarnya penyimpangan yang terjadi. Oleh karena itu, agar laporan pertanggungjawaban lebih bermanfaat harus disertai dengan analisis tentang penyebab timbulnya penyimpangan. Laporan pertanggungjawaban biasanya dibuat secara berkala Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. dengan dasar bentuk dan format yang tetap dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan tingkat manajemen yang menerimanya. Selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya dilaporkan kepada manajemen melalui sistem pelaporan pertanggungjawaban atau sistem pelaporan kinerja. Menurut Supriyono 2001:124 sistem pelaporan yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut : a. laporan menyajikan selisih antara anggaran dan realisasinya, faktor- faktor penyebab selisih, dan manajer yang bertanggungjawab, b. laporan mencakup ramalan tahunan, c. laporan mencakup penjelasan mengenai penyebab selisih, tindakan koreksi atas selisih dan waktu yang dperlukan untuk melaksanakan tindakan koreksi secara efektif. Laporan kinerja keuangan untuk pusat pendapatan pada umumnya disajikan dalam bentuk perbandingan antara penghasilan sesungguhnya dan penghasilan yang dianggarkan, dimana selisih antara keduanya inilah yang dianggap sebagai penyimpangan. Laporan ini dijadikan sebagai sarana pertanggungjawaban atas hasil yang telah dicapai kepada manajer yang lebih tinggi. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Faradila Sari 2008 Judul skripsi “Peranan Pusat Pendapatan Dalam Proses Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah Pada PT. BTN Persero Cabang Medan”. Perumusan masalah dalam skripsi ini adalah: apakah struktur organisasi pada PT. BTN Persero Cabang Medan telah menunjukkan wewenang dan tanggung jawab dalam penerapan pusat pendapatan, dan apakah pusat pendapatan telah melaksanakan proses pemberian kredit sesuai dengan prosedur yang ada. Kesimpulan dari perumusan masalah diatas adalah bahwa PT. BTN Cabang Medan telah menunjukkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang mendukung penerapan pusat pertanggungjawaban dan pusat pendapatan telah melaksanakan proses pemberian kredit sesuai dengan prosedur yang ada dalam menilai kelayakan permohonan kredit pada PT. BTN Persero Cabang Medan . Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bahwa penelitian dalam skripsi ini hanya meneliti mengenai peranan pusat pendapatan dalam menilai prestasi manajer bagian penjualan, sedangkan penelitian terdahulu meneliti mengenai bagaimana peranan pusat pendapatan pada PT. BTN sehingga proses dalam pemberian kredit kepada pelanggan sesuai dengan prosedur yang ada. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.

C. Kerangka Konseptual