Pusat Pendapatan Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan

Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.

3. Pusat Pendapatan

Menurut Supriyono 2001:46, “Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut.” Prestasi manajer pusat pendapatan diukur atas dasar satuan moneter pendapatannya. Dalam pusat pendapatan, keluaran output, yaitu pendapatan, diukur dalam ukuran satuan moneter. Pusat pendapatan terkadang diserahi tanggungjawab terhadap biaya yang dapat dikendalikan, yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh pendapatan tersebut, tetapi ukuran prestasi pusat pertanggungjawaban tersebut yang terpenting adalah pendapatan.

4. Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan

Akuntansi pertanggungjawaban dirancang untuk menilai prestasi manajer dengan tolak ukur anggaran. Dengan demikian, jika terjadi hal-hal yang menyimpang dari yang telah dianggarkan, akan mudah ditunjuk siapa yang bertanggungjawab. Untuk memenuhi konsep pertanggungjawaban, penyusun anggaran harus partisipatif, dalam arti melibatkan peran serta para manajer. Namun demikian, anggaran yang partisipatif tersebut tidak akan dengan sendirinya menciptakan tindakan bagi para manajer untuk melaksanakannya. Tindakan para manajer tergantung bagaimana mereka bereaksi terhadap informasi yang tercantum dalam anggaran. Reaksi tersebut dapat bermacam-macam, tergantung pada motivasi masing-masing. Salah satu cara untuk membangkitkan motivasi adalah dengan menerapkan sistem penghargaan dalam perusahaan. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. Dalam hubungannya dengan akuntansi pertanggungjawaban, sistem penghargaan tersebut harus dihubungkan dengan keberhasilan manajer dalam melaksanakan anggaran pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Menurut Mulyadi 2001:488 ”anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun.” ”Anggaran mendesak manajemen untuk merencanakan kegiatan di masa yang akan datang untuk mengembangkan arah keseluruhan organisasi, melihat kemungkinan timbulnya masalah, dan untuk pengembangan kebijakan masa yang akan datang” Hansen dan Mowen, 2004: 714. Dalam prakteknya banyak perusahaan yang beroperasi tanpa membuat suatu anggaran. Namun tanpa penyusunan suatu anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas kerja, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha. Adapun manfaat anggaran menurut Agus Ahyari 2002:5 antara lain sebagai berikut: a. terdapatnya perencanaan terpadu Dengan mempergunakan anggaran, perusahaan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. b. terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan Dengan adanya anggaran perusahaan, maka pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan pasti, karena dapat mendasarkan diri kepada anggaran yang telah ada. c. terdapatnya alat koordinasi dalam perusahaan Penyusunan anggaran meliputi seluruh kegiatan yang ada, dengan demikan pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan anggaran sebagai pedoman menunjukkan koordinasi yang baik. d. terdapatnya alat pengawasan yang baik Anggaran selain berfungsi sebagai alat perncanaan juga dapat mempunyai fungsi ganda sebagai alat pengawasan pelaksanan kegiatan Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. perusahaan. Jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan akan dapat membandingkan pelaksanaan kegiatan tersebut dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan tersebut. e. terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk pelaksanaan kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali selesai melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun sekali manajemen perusahaan akan dapat mengevalusi kegiatan yang telah dilakukan dengan mempergunakan anggaran. Seberapa jauh penyimpangan pelaksanaan kerja dari rencana yang telah disusun serta penyebab apa saja yang menimbulkan penyimpangan kerja tersebut dapat didiskusikan dalam perusahaan dan dicari jalan keluarnya. Anggaran memerlukan proses penyusunan. Proses penyusunan anggaran merupakan perpaduan antara proses akuntansi dan juga proses manajemen. Proses akuntansi berarti penyusunan anggaran merupakan proses mempelajari mekanisme, prosedur untuk merakit data dan membentuk anggaran, sedangkan proses manajemen berarti penyusunan anggaran merupakan proses penetapan peran dan sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan manajer melaksanakan perannya dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam penyusunan anggaran harus disesuaikan dengan karakteristik pusat pertanggungjawaban. Hal ini dikarenakan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Penyusunan anggaran yang tidak sesuai dengan karakteristik pengendalian setiap pusat pertanggungjawaban akan menghasilkan tolak ukur kinerja yang tidak sesuai dengan kegiatan pusat pertanggungjawaban yang diukur kinerjanya dan akan mengakibatkan timbulnya perilaku yang tidak semestinya pada manajer pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan anggarannya. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. Menurut Sofyan Syafri Harahap 2001:83 proses penyusunan anggaran dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut : a. ditinjau dari siapa yang membuatnya. Ditinjau dari siapa yang membuatnya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara : 1 otoriter atau top down Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun anggaran. 2 demokrasi atau bottom up Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses lama dan berlarut. 3 campuran atau top down dan bottom up Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Disini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan. b. ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran, proses penyusunan anggaran terdiri dari : 1 a priori Dalam metode ini dalam menyusun budget dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah laba ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian. Keuntungan metode ini adalah : karena laba ditetapkan terlebih dahulu maka bagian lain yang terlibat dalam penciptaan laba ini diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan itu. Sedangkan kerugiannya adalah cara ini seolah tidak memperdulikan bagian-bagian yang lain, sehingga dapat menimbulkan sikap apatis, stress, frustasi. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. 2 a posteriori Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi. Dalam hal ini misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya. Dari masing –masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang diharapkan dan setelah semua diperhitungkan maka akan dapat diketahui angka laba. Keuntungan metode ini adalah : anggaran menjadi lebih akurat, karena semua bagian terlibat. Kerugian mungkin dalam prosesnya yang lebih lama dan mungkin tidak memenuhi keinginan pemilik. 3 pragmatis Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran ini dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman–pengalaman tahun–tahun sebelumnya. Dalam kegiatan penjualan produk, penganggaran penjualan merupakan ujung tombak dalam memperoleh laba yang maksimal. Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensip perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis atau terlalu percaya diri maka sebagian besar rencana laba secara keseluruhan juga akan ikut tidak realistis. Selain itu, anggaran penjualan juga dapat dijadikan sebagai pedoman dan motivasi bagi setiap individu dalam perusahaan untuk berusaha mengerahkan seluruh sumber daya dan kemampuan yang dimiliki dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah: a. mengurangi ketidakpastian dimasa depan, b. memasukkan pertimbangan keputusan manajemen dalam proses perencanaan, c. memberikan informasi dalam mengawasi perencanaan laba, Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. d. untuk mempermudah pengendalian penjualan. Suatu anggaran penjualan yang lengkap sebaiknya menunjukkan gambaran sebagai berikut : a. penjualan dirinci menurut bulan, kwartalan, semester dan tahunan, b. penjualan dirinci menurut jenis-jenis produk, c. penjualan dilakukan menurut daerah pemasaran. Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik jika taksiran yang termuat cukup akurat, sehingga tidak berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan penaksiran dengan baik dibutuhkan data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun suatu anggaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan anggaran penjualan antara lain faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor-faktor internal, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan. Faktor tersebut antara lain : 1. penjualan tahun-tahun yang lalu kualitas, kuantitas, harga, waktu, tempat penjualan, 2. kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, misalnya: pemilihan saluran distribusi, media promosi, metode penetapan harga, 3. kapasitas produksi serta kemungkinan perluasan, 4. tenaga kerja yang dimiliki : jumlah, keterampilan, modal kerja yang dimiliki serta kemungkinan penambahan di waktu yang akan datang, 5. fasilitas yang dimiliki. Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010. b. Faktor-faktor eksternal yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan tetapi mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan, antara lain : 1. keadaan perekonomian, 2. posisi dalam persaingan di pasar, 3. pertumbuhan penduduk, 4. penghasilan masyarakat, 5. elastisitas permintaan terhadap harga barang, 6. agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, 7. kebijaksanaan pemerintah bidang politik, ekonomi, social, budaya, keamanan. Dalam proses penyusunan anggaran penjualan, langkah awal yang harus dilakukan sebelumnya adalah pembuatan ramalan-ramalan penjualan. Ramalan- ramalan penjualan atau perkiraan penjualan ini biasanya didasarkan dari analisis yang cermat tentang kondisi ekonomi pasar, kapasitas produksi, beban penjualan yang diusulkan dan prediksi unit penjualan. Dalam hal mengestimasi kuantitas penjualan dari produk, volume penjualan beberapa periode yang lalu dapat dipakai sebagai titik awal. Angka-angka tersebut kemudian direvisi untuk faktor-faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi penjualan di masa mendatang. Anggaran penjualan harus disusun paling awal karena setiap angka yang termuat di dalam anggaran penjualan akan mempengaruhi dalam penyusunan anggaran lain seperti anggaran harga pokok penjualan, anggaran beban penjualan Jihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.