Biaya hutang Cost of debt Biaya ekuitas Cost of equity

Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. 2. Biaya modal adalah biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa. Menurut Brigham dan Houston 2001:427 dalam menghitung biaya modal terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu: 1. Faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan. a. Tingkat suku bunga b. Tarif pajak 2. Faktor yang dapat dikendalikan perusahaan a. Kebijakan struktur modal b. Kebijakan dividen c. Kebijakan investasi Berikut ini perhitungan biaya dari setiap komponen modal yang dapat digunakan oleh perusahaan:

1. Biaya hutang Cost of debt

Utang merupakan salah satu dari komponen modal. Beban yang dibayar perusahaan atas utangnya berupa bunga. Biaya hutang dihitung dengan persamaan dibawah ini: K dt = K d 1 – T K i merupakan biaya utang setalah pajak, K d merupakan biaya utang sebelum pajak. Alasan penggunaan biaya hutang setelah pajak adalah karena, nilai saham perusahaan, yang ingin kita maksimumkan, bergantung pada arus kas setelah pajak. Karena bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan , maka bunga menghasilkan penghematan pajak yang mengurangi biaya utang bersih, yang membuat biaya utang setelah pajak lebih kecil daripada biaya utang sebelum Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. pajak. Disisi lain hutang memiliki kekuatan hukum, apabila terjadi kebangkrutan pada perusahaan peminjam maka hasil penjualan asset-aset perusahaan lebih diutamakan untuk membayar hutang. Menurut Van Horme dan Warchowicz dalam Sjarief dan Wirjolukito, 2004:47, “cost of debt is the required rate of return on investment of the lenders of the company.” Pinjaman disini dapat berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, dan juga meliputi kewajiban lancar current leabilities serta biaya-biaya yang masih harus dibebankan accrued expense. Adapun rumus cost of debt adalah interest 1 - tax.

2. Biaya ekuitas Cost of equity

Menurut Young and O’Byrne 2001:150 “biaya ekuitas adalah pengembalian yang diminta investor untuk membuat investasi ekuitas dalam perusahaan” Kebutuhan pengembalian biaya ini tidak dapat diamati secara langsung, seperti biaya utang yang terdapat syarat-syarat pembayaran kembali yaitu tingkat bunga. Sedangkan menurut Sjarief dan Wirjolikito 2004:47, cost of equity adalah biaya yang dibayarkan dalam menarik investor untuk menamkan uangnya dalam saham perusahaan dan mempertahankan investor tersebut. Bila perusahaan tidak mampu menyediakan cost of equity yang layak, maka investor akan melepas investasinya dan beralih keperusahaan lain dan hal ini menyulitkan perusahaan dalam mengumpulkan modal untuk keperluan operasi. Perhitungan biaya ekuitas dapat dilakukan dengan pendekatan CAMP. CAMP merupakan singkatan dari Capital Asset Pricing Model. Metode CAMP pertama kali dikembangkan oleh Profesor William Sharpe. Menurut Van Horme dan Wachowicz 1998:107, CAMP menggambarkan hubungan antara resiko dan Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. pengembalian yang diharapkan dibutuhkan. Dalam model ini, pengembalian surat berharga yang diharapkan dibutuhkan adalah tingkat bebas resiko ditambah premium yamg didasarkan pada resiko sistematis surat berharga. Persamaan untuk menghitung nilai CAMP adalah: K e = ER = R f + Beta [ER m – R f ] ERK e merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi terhadap aktiva beresiko. Nilai ERK e merupakan nilai pengembalian minimum yang diharapkan oleh invetor. Dari sisi perusahaan ini merupakan suatu biaya. R f adalah tingkat pengembalian atas aktiva bebas resiko. Instrument yang tepat digunakan untuk mengestimasi nilai R f tingkat suku bunga SBI bulanan atau triwulan yang dirata-ratakan selama satu tahun. Beta adalah pengukuran dari resiko. ER m adalah tingkat pengembalian pasar, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini: ER m = 1 1 − − − t t t IHSG IHSG IHSG Keterangan: IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan periode t-1 Pada pendekatan CAMP hal yang tersulit dilakukan adalah menghitung nilai Beta. Beta merupakan kecenderungan saham untuk bergerak naik atau turundalam pasar. Menurut defenisinya saham yang mempunyai nilai Beta sebesar 1,0 mengindikasikan bahwa secara umum jika pasar bergerak keatas 10, maka saham juga akan naik sebesar 10, sementara jika pasar turun 10, maka saham juga akan turun sebesar 10. Portfolio saham dengan b = 1,0 akan bergerak naik Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. dan turun sesuai dengan rata-rata pasar, dan akan memiliki resiko yang sama dengan rata-rata pasar. Jika b = 0.5, maka perubahan saham hanya separuh dari perubahan pasar, saham itu akan naik dan turun hanya separuh dari perubahan pasar. Dan saham seperti ini akan memiliki setengah resiko portfolio dengan b = 1. Disamping itu, jika b = 2,0 maka perubahan saham akan dua kali lipat dari perubahan rata-rata saham. Nilai portfolio seperti itu dapat menjadi dua kali lipat dalam jangka pendek. Jika anda mengantongi portfolio seperti itu, maka anda yang sebelumya milyoner dapat menjadi pakir miskin dengan cepat. Menurut Young and O’Byerne 2001:154, untuk mencari nilai beta suatu perusahaan, data yang dibutuhkan adalah data pengembalian pemegang saham suatu perusahaan yang hendak diteliti dan data pengembalian pasar saham selama 1 tahun atau 12 bulan. Misalnya jika kita ingin meneliti nilai beta PT X pada tahun Y, PT X listing di Bursa Efek Indonesia. Maka untuk memcari beta PT X data yang kita butuhkan adalah data pengembalian saham PT X selama 12 bulan dan data pengembalian pasar saham IHSG selama 12 bulan. Kemudian dari data-data tersebut kemudian dijabarkan kedalam sebuah grafik yang didalamnya terdapat 12 titik dimana pengembalian perusahaan pada sumbu Y dan pengembalian pasar pada sumbu X. dengan melakukan regresi pengembalian perusahaan pada pengembalian pasar akan menghasilkan suatu garis trend. Regresi ini mencerminkan persamaan Y = a + bX dimana Y adalah variabel yang tergantung perusahaan dan X adalah variabel tidak tergantung pasar, a adalah perpotongan Y dan b adalah koefisien kemiringan yang menetapkan hubungan antara variabel X dan Y. Untuk selanjutnya nilai a dan b Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. dikonversikan menjadi alpa dan beta, sehingga nilai b menunjukkan besarnya beta. Sehingga nilai beta dapat dicari dengan persamaan dibawah ini: Beta = 2 2 x x n y x xy n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan: n = jumlah observasi x = tingkat pengembalian pasar R m y = tingkat keuntungan individu saham R i Untuk R i dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini: R i = 1 1 − − + − t t t t Pi Di Pi Pi Keterangan: Pi t = Harga saham penutupan pada periode t Pt t-1 = Harga penutupan saham pada periode t-1 Di t = Deviden yang dibayarkan pada periode t Menurut Young and O’Byerne 2001:151, pengembalian yang diharapkan atas aktiva beresiko sama dengan pengembalian aktiva tanpa resiko ditambah suatu premi resiko. Premi resiko itu sama dengan suatu premi resiko pasar market risk premium, yang mencerminkan harga yang dibayar oleh pasar saham untuk seluruh investor ekuitas, disesuaikan untuk beta, suatu faktor resiko. Young and O’Byerne mengasumsikan nilai premi resiko sebesar 5 untuk setiap perusahaan yang hendak ditelitinya. Sementara itu, menurut Singgih 2003:3, menghitung cost equity menggunakan berprinsip bahwa tingkat pengembalian suatu investasi beresiko Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. sama dengan tingkat pengembalian investasi bebas resiko risk free ditambah suatu risk premium mengunakan prinsip model CAMP, sehingga: Cost equity = Risk premium + Risk free Risk premium mencerminkan resiko yang timbul sebagai akibat perusahaan melakukan investasi dalam ekuitas perusahaan. Semakin beresiko suatu perusahaan maka semakin besar Risk premium-nya. Tabel 2.1 menunjukkan besar risk premium untuk berbagai jenis resiko investasi yang berbeda. Roztocki, 2000. Tabel 2.1 Jenis-jenis Risk Premium Range RP Jenis Resiko Investasi Kurang dari 6 Resiko sangat rendah, perusahaan berkembang dengan cash flow yang sangat stabil 6 - 12 Resiko rendah, perusahaan berkembang dengan cash flow yang berfluktuasi sedang 12 - 18 Resiko cukup tinggi, perusahaan berkembang dengan cash flow yang berfluktuasi cukup tinggi Lebih dari 18 Perusahaan dengan tingkat resiko tinggi Sumber: Singgih 2003 Setelah menghitung biaya komponen individual dari pendanaan perusahaan, selanjutnya adalah menghitung WACC. WACC merupakan Weighted Average Cost Of Capital. Dengan menghitung WACC kita akan mengetahui berapa perbandingan biaya modal sesuai dengan komposisinya pada modal secara keseluruhan. Hal itu dilakukan karena setiap bentuk pembiayaan memiliki resiko yang berbeda-beda. Menurut Brigham dan Houston 2001:405 Weighted Average Cost Of Capital WACC merupakan biaya modal rata-rata tertimbang. WACC merefleksikan biaya Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. rata-rata dari berbagai sumber dana jangka panjang yang digunakan, tidak hanya biaya ekuitas perusahaan. WACC juga menggambarkan setiap komponen modal yang digunakan oleh perusahaan, dimana komponen modal tersebut terdiri dari utang, saham preferen, laba ditahan, dan penerbitan saham biasa yang baru. Perhitungan WACC tergantung pada komponen modal yang digunakan perusahaan. Apabila komponen modalnya terdiri dari hutang, saham preferen, dan ekuitas laba ditahan dan penerbitan saham yang baru, maka perhitungan WACC dilakukan dengan persamaan: WACC = W d K d 1- T + W e K e W d dan W e menunjukkan bobot setiap komposisi modal pada total modal, misalnya untuk hutang, maka bobotnya adalah hutang dibagi total modal.K d merupakan biaya hutang Cost of debt. K e merupakan biaya ekuitas Cost of equity. Perhitungan WACC tergantung dari komponen modal yang dugunakan perusahaan. Ada perusahaan yang modalnya hanya terdiri dari utang saja atau utang dan ekuitas, atau yang lainnya. Menurut Sjarief dan Warjolukito 2004:46, WACC adalah tingkat return minimum yang dibobot berdasarkan proforsi masing-masing instrument pembiayaan dalam struktur modal perusahaan yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi harapan kreditur dan pemodal atau pemegang saham. Pembobotan dilakukan karena setiap bentuk pembiayaan yang berbeda mengandung resiko yang berbeda bagi investor, karena itu, tiap-tiap bentuk pembiayaan yang dipilih perusahaan mengandung cost yang berbeda.

3. Manfaat Economic Value Added