Hubungan EVA dengan MVA

Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009.

D. Hubungan EVA dengan MVA

Menurut Sartono 2001:105, ada hubungan antara EVA dan MVA namun sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu perusahaan memiliki EVA yang negatif, maka MVA mungkin saja akan bernilai negatif atau sebaliknya jika EVA positif maka belum tentu MVA perusahaan akan positif. Harga saham sebagai salah satu komponen MVA akan lebih banyak ditentukan oleh kinerja masa depan dan bukan kinerja masa lalunya. Sehingga perusahaan dengan EVA negatif dapat saja memiliki MVA positif jika investor memiliki harapan akan perubahan yang lebih baik pada perusahaan dimasa depan EVA secara umum lebih bermamfaat dibanding MVA untuk mengevaluasi untuk mengevaluasi kinerja manejerial sebagai bagian dari incentif compensation program dangan alasan: 1. EVA menunjukkan nilai tambah atau value added yang terjadi pada tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahan selama hidupnya. 2. EVA dapat saja diterapkan pada tingkat divisi atau unit dari perusahaan besar secara individual, MVA harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan ini MVA lebih bayak digunakan untuk mengevaluasi kinerja top manajemen selama jangka waktu yang panjang. Menurut Fardiansyah pada artikelnya yang berjudul “ Betulkah EVA Mengukur Penciptaan Nilai” SWA:2003, menyatakan bahwa Present value nilai EVA secara periodik di masa depan dikenal dengan Market Value Added MVA. Berdasarkan teori tersebut, dengan meningkatnya EVA dari tahun ke tahun, berarti suatu perusahaan telah meningkatkan MVA, atau dengan kata lain perusahaan Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. telah meningkatkan nilai pasar perusahaan terhadap nilai bukunya. Hal ini mengimplikasikan bahwa EVA mengendalikan nilai pasar saham perusahaan. Lebih dalam, konsep ini sangat didukung perusahaan yang telah mengadopsi EVA, bahwasanya penerapan EVA akan memperbaiki kinerja sahamnya. MVA merupakan net present value dari seluruh EVA yang akan datang. Maka, EVA disebut sebagai metrik kinerja performance metric, sedangkan MVA lebih merupakan metrik kekayaan wealth metric yang mengukur nilai perusahaan dari waktu ke waktu. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

1. Sekilas PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. INTP adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus. Berdasarkan situs resmi perusahaan, INTP didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 227. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2- 2876HT.01.01.TH.85 tanggal 17 Mei 1985, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16 Juli 1985. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70- 71, Jakarta. Saat ini perusahaan mengoperasikan 12 pabriknya secara terpadu dengan total kapasitas produksi sebesar 17,1 juta ton semen per tahun. Jika dilihat lebih mendalam lagi, INTP erat kaitannya dengan Sudono Salim alias Liem Sioe Liong, seorang konglomerat pemilik Salim Group. Awalnya perusahaan ini didirikan dengan dana yang dipinjam dari pemerintah. Pada masa pemerintahan Soeharto etnis Cina pada khususnya diberi kebebasan bergerak dalam bidang ekonomi, dalam menjalankan usahanya mereka mendapat suntikan dana dari pemerintah, misalnya INTP pada awal berdirinya memperoleh suntikan dana dari pemerintah sebesar US 250 juta. Contoh lain pada masa krisis tahun 1998 Salim Group dituntut pemerintah atas utang sebesar Rp. 54 triliyun.