Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009.
5. Strategi Kenaikan Economic Value Added
Menurut Nasser 2003:28 pada jurnalnya, dalam sistem EVA untuk menciptakan nilai pemegang saham, perusahaan harus manghasilkan melebihi
biaya modal disegala unit bisnisnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pihak manajemen memamfaatkan profitabilitas untuk jangka pendek tetapi betul-
betul memperhatikan pertumbuhan EVA untuk waktu yang kan dating sehingga peningkatan EVA secara terus-menerus. Adapun tiga strategi untuk menaikkan
EVA yaitu: a.
Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan profitable growth. Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang
diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian yang tinggi. b.
Strategi penciptaaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi operating efficiency. Dalam hal ini meningkatkan keuntungan tanpa menggunkan
tambahan modal. c.
Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan rationalize and exit unrewarding bisiness, ini berarti menarik
modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktifitas yang menghasilkan return yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak
menjanjikan hasil.
C. Market Value Added
Menurut Nasser 2003:28 MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009.
kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai serta langka. MVA mencerminkan besarnya nilai tambah yang berhasil
dikapitalisasi. MVA mencerminkan seberapa besar manajemen mampu menciptakan atau menambah kekayaan bagi para pemilik kapital atau pemegang
saham, sehingga MVA adalah hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi
akan dilakukan, yang memperlihatkan penilaian pasar modal. Perhitungan MVA dapat dilakukan dengan persamaan dibawah ini:
MVA = Harga pasar saham – Nilai buku perlembar saham x Jumlah saham yang beredar.
Menurut Young O’Byrne 2001:26, MVA adalah perbadaan antara nilai pasar perusahaan ekuitas dan hutang dan modal keseluruhan yang diinvestasikan
dalam perusahaan. Persamaan untuk menghitung nilai MVA adalah sebagai berikut:
MVA = Nilai pasar perusahaan – Modal yang diinvestasikan. Nilai pasar adalah nilai perusahaan, yakni jumlah nilai pasar dari semua
tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu. Lebih sederhana, itu adalah jumlah dari nilai pasar hutang dan ekuitas. Modal
yang diinvestasikan adalah jumlah modal yang yang disediakan penyedia dana pada tanggal yang sama. Penghitungan modal yang diinvestasikan pada MVA
sama dengan penghitungan invested capital pada EVA. Nilai pasar merupakan fungsi dari harapan pasar modal terhadap arus kas bebas masa mendatang,
didiskontokan pada biaya modal, jika melebihi modal yang diinvestasikan maka nilai MVA akan positif.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009.
Investor menyerahkan modal kedalam perusahaan dengan harapan manejer akan menginvestasikannya dengan produktif. Nilai pasar mencerminkan
keputusan pasar mengenai bagaimana manajer yang sukses telah menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya, dalam
mengubahnya menjadi yang lebih besar. Semakin besar MVA semakin baik. MVA negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal
yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal. MVA menigkat hanya jika modal yang diinvestasikan mendapatkan tingkat pengembalian lebih besar
daripada biaya modal. Ketika modal yang baru diperoleh diinvestasikan pada proyek yang menciptakan nilai maka MVA meningkat. Ketika modal
diinvestasilkan pada proyek yang memusnahkan nilai maka MVA berkurang. Menurut Djawahir pada artikelnya yang berjudul “Mengukur Kekayaan
Perusahaan” SWA:2007, MVA mengukur kekayaan wealth yang diakumulasi
perusahaan dari waktu ke waktu untuk pemegang saham. MVA dihitung dari nilai perusahaan enterprise value yang kemudian dikurangi dengan modal yang
ditanamkan invested capital suatu perusahaan. Nilai perusahan diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar saham perusahaan harga saham dikalikan dengan
jumlah saham yang diterbitkan, nilai pasar obligasi, atau surat berharga lainnya. Sementara itu, angka invested capital merupakan penjumlahan dari ekuitas,
pinjaman termasuk dari penerbitan obligasi, kewajiban derifatif, serta dana lainnya yang digunakan untuk operasional perusahaan. Secara sederhana untuk
menghitung nilai MVA dapat dilakukan dengan persamaan dibawah ini: MVA = Enterprise Value – Invested Capital.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009.
Pemegang saham, tentu saja, menginginkan perusahaan terus mampu mengakumulasi kekayaan, sehingga saham-saham yang mereka genggam
harganya terus naik, yang akhirnya juga menggelembungkan pundi-pundi mereka. Akumulasi kekayaan tersebut bersumber pada kemampuan perusahaan
menampilkan kinerja yang bagus, rencana bisnis investasi, serta citra dan reputasi perusahaan yang bagus, misalnya dengan menerapkan good corporate
governance, menciptakan ekuitas merek, serta melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility. Peristiwa di luar kontrol
perusahaan bisa berpengaruh pula terhadap akumulasi kekayaan perusahaan, seperti lingkungan bisnis yang makin baik karena ada kebijakan baru pemerintah
atau kenaikan harga komoditas misalnya minyak di pasar internasional. Maka, pendekatan MVA untuk menilai perusahaan boleh dibilang lebih komprehensif
Dengan melihat MVA, para pengelola perusahaan dapat melihat seperti apa ekspektasi pemegang saham terhadap perusahaannya di masa depan. Karena itu,
angka MVA sudah seharusnya menjadi acuan bagi pengelola perusahaan dalam menjalankan perusahaan agar di masa mendatang dapat menciptakan kekayaan
sesuai dengan harapan investor. Ini menjadi tantangan bagi manajemen perusahaan. Apabila dari waktu ke waktu mereka bisa memenuhi harapan
pemegang saham, nilai perusahaan akan terus naik. Sebaliknya, jika gagal, nilai perusahaan akan turun karena penghargaan investor terhadap sahamnya lebih
rendah. Jadi, dengan adanya pemeringkatan perusahaan yang menggunakan pendekatan MVA ini, para pengelola perusahaan tak semata-mata melihat
posisinya ada di mana, tapi yang lebih penting adalah termotivasi untuk selalu menciptakan nilai tambah di masa-masa mendatang.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik Persero Tbk, 2009.
D. Hubungan EVA dengan MVA