30 5. wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah.
b. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah dari ayah atau ibunya;
c. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah dicukupi, maka atas
permintaan kerabat yang bersangkutan Pengadilan Agama dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula;
d. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dapat
mengurus diri sendiri 21 Tahun e. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak, Pengadilan
Agama memberikan putusannya berdasarkan huruf a, b, dan d; f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya menetapkan
jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut padanya.
Namun apabila diurai lebih lanjut mengenai akibat-akibat dari perceraian yaitu:
1. Akibat Terhadap Anak
Suami yang menjatuhkan thalak pada istrinya wajib membayar nafkah untuk anak-anaknya, yaitu belanja untuk memelihara dan keperluan pendidikan
anak-anaknya itu, sesuai dengan kedudukan suami. Kewajiban memberi nafkah anak harus terus menerus sampai anak baliq dan berakal serta mempunyai
31 penghasilan, apabila bercerai dua orang suami istri sedangkan mereka mempunyai
anak yang belum mumayyiz, maka istrilah yang lebih berhak untuk mendidik dan merawat anak itu, sampai anak itu memahami kemaslahatan dirinya, meskipun
anak tersebut ditinggalkan bersama ibunya, tetapi belanjanya tetap wajib dipikul oleh bapaknya.
Sabda Rasullah SAW. “seorang perempuan telah datang mengadu halnya kepada Rasululah
SAW perempuan itu berkata : saya telah diceraikan oleh suami saya, dan anak saya akan diceraikan dari saya. Kata rasullah kepada perempuan itu : engkaulah
yang lebih berhak untuk mendidik anakmu selama engkau belum kawin dengan orang lain
”. H.R.Abu Daud dan Hakim.
30
Apabila suami istri yang bercerai mempunyai anak maka yang akan memelihara anak itu hendaklah dirembukkan dengan sebaik-baiknya. Kalau perlu
Pengadilan dapat memberikan putusannya, yang harus dijadikan dasar pikiran antara lain adalah, siapakah di antara keduanya yang pemeliharaan akan paling
menguntungkan bagi anak tersebut. Kewajiban orang tua dan anak menurut UU Perkawinan dan KHI yaitu
kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baik, kewajiban tersebut sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban
tersebut berlaku terus meskipun antara kedua orang tua putus.
30
Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, h.131.
32 Dalam KHI pasal 105, dijelaskan bahwa pemeliharaan anak belum
mumayiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, untuk anak yang sudah mumayiz hak pengasuhan diserahkan kepada anak tersebut. Untuk memilih di
antara ayah atau ibunya, selain itu biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.
2. Akibat Terhadap Hubungan Suami Istri