19
2. Dasar Hukum Perceraian
Pada prinsipnya pernikahan dalam agama Islam mengadung dasar kelanggengan, namun pada prateknya dalam menjalankan kehidupan rumah
tangga terkadang terjadi ketidakcocokan di antara masing-masing kedua belah pihak. Kondisi tersebut bila dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan dampak
yang negatif dan sulit untuk mewujudkan kehidupan yang sakinah, mawaddah, waramah. Untuk mengatasi dampak yang buruk itu, Islam memberikan solusi
yang terakhir dig unakan, yaitu dengan cara melalui “thalaq” adapun dasar hukum
talak dinyatakan dalam beberapa surat di antaranya sebagai berikut: a.
Q.S. Thalaq ayat 1:
Artinya: Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat menghadapi
iddahnya yang wajar dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah
mereka dan janganlah mereka diizinkan ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah,
Maka Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
20 kamu tidak mengetahui barangkali Allah Mengadakan sesudah itu
sesuatu hal yang baru. b.
Q.S Al-Baqarah ayat 231:
Artinya: Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara yang maruf, atau
ceraikanlah mereka dengan cara yang maruf pula. janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian
kamu Menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, Maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. janganlah
kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu Yaitu Al
kitab dan Al Hikmah As Sunnah. Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah kepada Allah
serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
21 Pada dasarnya talak merupakan yang tidak disukai oleh Allah SWT,
Sesuatu perbuatan yang halal yang paling dibenci oleh Allah adalah talak Perceraian.
Talak tidak selalu dibenci sebagaimana yang dikemukakan, tergantung dalam situasi dan kondisi tertentu talak tidak tercela bahkan bisa berubah menjadi
langkah yang baik. Terlebih lagi jika mempertahankan rumah tangganya akan menimbulkan permusuhan dan menanamkan kebencian antara keduanya bahkan
antar kerabat mereka. Sedangkan ikhtiar untuk perdamaian tidak menemukan titik tentu, sehingga tidak ada jalan lain selain talak perceraian menjadi alternatif
akhir yang ditempuh sebagai jalan terbaik. Meskipun talak dianggap dapat menjadi jalan yang terbaik, hal ini tidak
boleh seenaknya dalam menjatuhkan, karena akan menimbulkan suatu akibat hukum. Karena menurut ajaran Islam perceraian diakui setelah pertimbangan-
pertimbangan secara matang, serta dengan alasan-alasan yang bersifat darurat atau sangat mendesak.
B. Macam-Macam Perceraian