52 Pada dasarnya orang tua bertanggung jawab atas pemeliharan anak-anaknya,
baik orang tua dalam keadaan rukun maupun dalam keadaan bercerai. Para ulama menetapkan bahwa pemeliharaan anak itu wajib, sebagaimana wajib memelihara
selama berada dalam ikatan perkawinan.
C. Syarat-Syarat Hadhanah
Melaksanakan tugas hadhanah bukanlah suatu tugas yang mudah karena bukan saja memelihara dengan memenuhi kebutuhan jasmani anak saja akan tetapi
pendidikan atau moral anakpun menjadi tanggung jawab pelaksana hadhanah itu sendiri. Karena itu tidak sembarangan orang yang dapat melaksanakan hadhanah. Ada
kriteria atau syarat-syarat ini tidak terpenuhi satu saja maka gugurlah kebolehan menyelenggarakan hadhanahnya.
47
Adapun syarat-syarat ialah sebagai berikut: 1.
Berakal sehat. Bagi orang yang kurang akal dan gila, keduanya tidak boleh menangani hadhanah karena mereka ini tidak dapat mengurusi dirinya sendiri.
Karena itu, ia tidak boleh disertai tugas mengurusi orang lain. Sebab orang yang tidak punya apa-apa tentu dapat memberi apa-apa kepada orang lain.
2. Sudah dewasa. Orang yang belum dewasa tidak akan mampu melakukan tugas
yang berat itu, oleh karenanya belum dikenai kewajiban dan tindakan yang dilakukannya itu belum dinyatakan memenuhi persyaratan.
3. Mampu mendidik. Orang buta, sakit menular, atau sakit yang melemahkan
jasmaninya tidak boleh menjadi pengasuh untuk mengurus kepentingan anak
47
Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, h. 179.
53 kecil, juga tidak berusia lanjut yang bahksan ia sendiri perlu diurus, bukan orang
yang meninggalkan urusan rumahnya sehingga merugikan anak kecil yang diurusnya.
4. Amanah dan berbudi. Orang yang curang tidak aman bagi anak kecil, dan ia tidak
dapat dipercaya untuk bisa menunaikan kewajibannya dengan baik. Terlebih lagi, nantinya si anak dapat meniru atau berkelakuan yang tidak baik.
5. Beragama Islam. Disyaratkan oleh kalangan mazhab syafi’iyah dan hanabilah.
Oleh karena itu bagi seorang kafir tidak ada hak untuk mengasuh anak yang muslim, karena ditakutkan akan membahayakan aqidah anak tersebut.
Sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nisa ayat 141
Artinya : “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang
kafir untuk memusnahkan orang- orang yang beriman.”
Hal ini dikarenakan hadhanah merupakan masalah perwalian, sedangkan Allah tidak membolehkan orang mukmin di bawah perwalian orang kafir. Kriteria
Islam disini juga termasuk sifat adil yang harus terdapat pada seorang pengasuh. Adil dalam arti mampu menjalankan agama secara benar, dengan meninggalkan
dosa besar dan menjauhi dosa kecil. Kebalikan dari adil dalam hal ini adalah fasik yaitu tidak konsisten dalam beragaman.
48
6. Ibunya belum kawin lagi, jika si ibu belum kawin lagi dengan laki-laki lain, hak
hadhanahnya hilang. Akan tetapi, kalau ia kawin dengan laki-laki yang masih
48
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan dalam Islam di Indonesia, anatara Fikih Munakahat dan UU Perkawinan, h.329.
54 dekat kerabatannya dengan anak kecil tersebut, seperti paman dari ayahnya, hak
hadhanahnya tidak hilang.
49
Para ulama sependapat bahwa, dalam hal mengasuh anak disyaratkan orang yang mengasuh harus berakal sehat, bisa dipercaya, suci diri, bukan pelaku maksiat,
bukan penari, bukan peminum khamr, serta tidak mengabaikan anak yang diasuhnya. Tujuan dari keharusan adanya sifat-sifat tersebut di atas adalah untuk memelihara dan
menjamin kesehatan anak dan pertumbuhan moralnya.
50
Bila kedua orang tua si anak masih lengkap dan memenuhi syarat maka, yang paling berhak melakukan hadhanah atas anak adalah ibu. Alasannya adalah ibu lebih
memiliki rasa kasihsayang yang dibandingkan dengan ayah, sedangkan dalam usia yang sangat muda itu lebih dibutuhkan kasihsayang bila anak berada dalam asuhan
ibu, maka segala biaya yang diperlukan untuk itu tetap berada dibawah tanggung jawab si ayah. Hal ini sudah merupakan pendapat yang disepakati oleh ulama.
51
D. Pihak-Pihak Yang Berhak Dalam Hadhanah