Uji Normalitas Dengan Pendekatan Histogram Uji Normalitas Dengan Pendekatan Grafik Kesimpulan

63

a. Uji Normalitas Dengan Pendekatan Histogram

Sumber: Pengolahan data SPSS 2015 Gambar 4.1 Normalitas Histogram Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram diatas menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.

b. Uji Normalitas Dengan Pendekatan Grafik

Pendekatan lainnya yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah Pendekatan Grafik. Pendekatan Grafik yang digunakan adalah Normality Probability Plot. 64 Pada Gambar 4.2 dapat dilihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. Sumber: Pengolahan data SPSS 2015 Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada di sekitar sumbu diagonal dari grafik.

c. Uji Normalitas Dengan Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov

Uji Normalitas dengan pendekatan statistik Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji apakah data secara statistik telah berdistribusi secara normal atau mendekati normal. Pada Tabel 4.2 berikut dapat dilihat hasil uji normalitas dengan pendekatan statistik Kolmogorov-Smirnov. 65 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .20226064 Most Extreme Differences Absolute .112 Positive .112 Negative -.072 Kolmogorov-Smirnov Z .868 Asymp. Sig. 2-tailed .439 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan pendekatan Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,439 0,05 dengan demikian variabel residual berdistribusi normal dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,868 1,97 yang artinya tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiris atau dengan kata lain data dikatakan normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Untuk melihat ada tidaknya Heteroskedastisitas pada model yang digunakan, dilakukan dengan Uji Heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik Scatter Plot dan pendekatan statistik Glejser. 66 a. Uji Heteroskedastisitas Dengan Pendekatan Grafik Scatter Plot Sumber: Pengolahan data SPSS 2015 Gambar 4.4 Grafik Scatter Plot Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas pada Gambar 4.3, diketahui bahwa titik-titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heteroskedastisitas. b. Uji Heteroskedastisitas Dengan Pendekatan Statistik Glejser Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .122 .026 4.667 .000 ROE .181 .162 .356 1.123 .266 NPM .391 .205 .310 1.913 .061 MVABVA -.016 .011 -.403 -1.415 .163 CAPMVA -.043 .127 -.045 -.343 .733 a. Dependent Variable: absut Sumber: Pengolahan SPSS 2015 67 Hasil uji heteroskedastisitas dengan pendekatan statistik Glejser menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel ROE X 1 sebesar 0,266 0,05, tingkat signifikansi variabel NPM X 2 sebesar 0,0610,05, tingkat signifikansi variabel MVABVA X 3 sebesar 0,1630,05, dan tingkat signifikansi variabel CAPMVA X 4 sebesar 0,7330,05. Dengan demikian terlihat bahwa tidak satu pun variabel independen yang signifikan secara statistik sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolonearitas Uji Multikolonearitas pada penelitian ini digunakan untuk melihat ada tidaknya gejala multikolonearitas antar variabel independen. Pada Tabel 4.4 berikut dapat dilihat hasil Uji Multikolonearitas dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 ROE .150 6.645 NPM .574 1.741 MVABVA .186 5.365 CAPMVA .892 1.121 a. Dependent Variable: DPR Sumber: Pengolahan SPSS 2015 Pada Tabel 4.4 disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adanya gejala multikolonearitas antar variabel independen. Hal ini dapat diketahui dari nilai tolerance dan nilai VIF. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel ROE X 1 adalah sebesar 0,150 0,1 68 dengan nilai VIF sebesar 6,645 10, nilai tolerance variabel NPM X 2 sebesar 0,574 dengan nilai VIF sebesar 1,74110, nilai tolerance variabel MVABVA X 3 sebesar 0,186 dengan nilai VIF sebesar 5,365 10 dan nilai tolerance variabel CAPMVA X 4 sebesar 0,892 dengan nilai VIF sebesar 1,121 10. Dengan demikian sesuai dengan kriteria pengujian jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka data tidak mengalami multikolonearitas.

4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel ROE X 1 , variabel NPM X 2 , variabel MVABVA X 3 dan variabel CAPMVA X 4 terhadap variabel DPR Y. Hasil perhitungan koefisien Regresi Linear Berganda dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .219 .050 4.417 .000 ROE .677 .306 .597 2.211 .031 NPM .197 .388 .070 .509 .613 MVABVA -.002 .021 -.018 -.075 .940 CAPMVA -.055 .240 -.025 -.228 .821 a. Dependent Variable: DPR Sumber: Pengolahan SPSS 2015 Hasil analisis regresi linear berganda Tabel 4.5 diperoleh persamaan sebagai berikut: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 - b 3 X 3 - b 4 X 4 + e Y= 0,219 + 0,677 X 1 + 0,197 X 2 - 0,002X 3 - 0,055X 4 + e 69 Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi linear berganda dapat diketahui bahwa: 1. Konstanta a = 0,219 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas ROE, NPM, MVABVA, dan CAPMVA = 0 maka DPR Y akan sebesar 0,219. 2. Koefisien regresi variabel ROE sebesar 0,677 menunjukkan bahwa variabel ROE memiliki pengaruh yang positif atau searah terhadap DPR Y. Dengan kata lain, jika ROE meningkat, maka DPR akan meningkat sebesar 0,677. 3. Koefisien regresi variabel NPM sebesar 0,197 menunjukkan bahwa variabel pendanaan memiliki pengaruh yang positif atau searah terhadap DPR. Dengan kata lain, jika variabel NPM meningkat, maka DPR akan meningkat sebesar 0,197. 4. Koefisien regresi variabel MVABVA sebesar -0,002 menunjukkan bahwa variabel MVABVA memiliki pengaruh yang negatif atau tidak searah terhadap DPR. Dengan kata lain, jika variabel MVABVA meningkat, maka DPR akan menurun sebesar 0,002. 5. Koefisien regresi variabel CAPMVA sebesar -0,055 menunjukkan bahwa variabel CAPMVA memiliki pengaruh yang negatif atau tidak searah terhadap DPR. Jika nilai CAPMVA meningkat maka DPR akan menurun sebesar 0,055.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan meliputi Uji Signifikansi Simultan Uji F, Uji Signifikansi Parsial Uji t, dan Uji Koefisien Determinasi R 2 . 70

4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Hasil Uji signifikansi simultan Uji F menunjukkan pengaruh variabel bebas yang terdiri dari ROE, NPM, MVABVA, dan CAPMVA secara bersama- sama terhadap variabel terikat yaitu DPR. Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.589 4 .397 9.054 .000 a Residual 2.414 55 .044 Total 4.003 59 a. Predictors: Constant, CAPMVA, NPM, MVABVA, ROE b. Dependent Variable: DPR Sumber: Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 9,054 dan nilai F tabel pada alpha 5 adalah 2,53. Dengan demikian nilai F hitung 9,054 F tabel 2,53, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05 Dengan demikian secara bersama-sama atau simultan variabel ROE X 1 , variabel NPM X 2 , variabel MVABVA X 3 dan variabel CAPMVA X 4 berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR Y. Maka berdasarkan kriteria pengujian hipotesis H a diterima atau H ditolak.

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Hasil Uji signifikansi parsial Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: 71 Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .219 .050 4.417 .000 ROE .677 .306 .597 2.211 .031 NPM .197 .388 .070 .509 .613 MVABVA -.002 .021 -.018 -.075 .940 CAPMVA -.055 .240 -.025 -.228 .821 a. Dependent Variable: DPR Sumber: Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji signifikansi parsial Uji t maka diperoleh persamaan sebagai berikut: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 - b 3 X 3 - b 4 X 4 + e Y= 0,219 + 0,677 X 1 + 0,197 X 2 - 0,002X 3 - 0,055X 4 + e Hasil persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel ROE X 1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai DPR Y. Hal ini terlihat dari nilai t hitung sebesar 2,211 t tabel 1,671 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 0,05. Dengan demikian maka H a diterima atau H ditolak. 2. Variabel NPM X 2 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai DPR Y. Hal ini terlihat dari nilai t hitung 0,509 t tabel 1,671 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,613 0,05. Dengan demikian, maka H diterima atau H a ditolak. 3. Variabel MVABVA X 3 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR Y. Hal ini terlihat dari nilai t hitung -0,075 t tabel 1,671 dengan tingkat 72 signifikansi sebesar 0,940 0,05. Dengan demikian, maka H diterima atau H a ditolak. 4. Variabel CAPMVA X 4 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR Y. Hal ini terlihat dari nilai t hitung 0,228 t tabel 1,671 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,821 0,05. Dengan demikian, maka H diterima atau H a ditolak.

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi R

2 Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model dalam menjelaskan variabel terikat. Hasil Uji Koefisien Determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .630 a .397 .353 .20948650 a. Predictors: Constant, CAPMVA, NPM, MVABVA, ROE b. Dependent Variable: DPR Sumber: Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji koefisien determinasi terlihat bahwa nilai adjusted R Square adalah sebesar 0,353. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Dividend Payout Ratio 35,3 dapat dijelaskan oleh variabel ROE, NPM, MVABVA, dan CAPMVA sedangkan sisanya sebesar 64,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. 73 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Berdasarkan pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa variabel Return on Assets ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan atau penurunan yang terjadi pada ROE searah dengan peningkatan atau penurunan yang terjadi pada DPR. Ketika nilai ROE meningkat, maka DPR akan mengalami peningkatan demikian sebaliknya. Return on Assets merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan semakin tinggi rasionya menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan semakin baik. Tinggi rendahnya nilai ROE secara langsung berdampak pada kebijakan dividen perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ROE yang tinggi cenderung membagikan dividen tunai yang tinggi pula demikian sebaliknya. Hal ini tentunya karena tinggi atau rendahnya jumlah dividen yang dibagikan akan sangat tergantung pada tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan jika perusahaan tidak mampu menghasilkan laba atau meningkatkan keuntungan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk membagikan dividen bagi para pemegang saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston 2006: 108 yang menyatakan bahwa perusahaan yang 74 memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli 2007 yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekawati 2012 yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

4.3.2 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Dividend Payout Ratio

Hasil pengujian secara parsial Uji t terlihat bahwa Net Profit Margin NPM berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Net Profit Margin memiliki nilai koefisien yang bernilai positif atau searah dengan Dividend Payout Ratio, tetapi tidak memberikan dampak atau pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun nilai Net Profit Margin meningkat, namun tidak mampu mendorong meningkatnya pembayaran dividen kas oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Hal ini karena secara umum nilai Net Profit Margin rata-rata perusahaan manufaktur di tahun 2013 tidak begitu tinggi, rata-rata hanya sebesar 9,93 sehingga tidak mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Selain hal tersebut, nilai Net Profit Margin hanya menjelaskan tentang laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan penjualan perusahaan sehingga rasio Net Profit Margin kurang mampu 75 menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan maka meskipun rasio Net Profit Margin bernilai positif, namun tidak serta merta mendorong manajemen perusahaan untuk membagikan dividen kas yang lebih tinggi bagi para pemegang saham.

4.3.3 Pengaruh Market to Book Value of Assets Terhadap Dividend Payout Ratio

Market to Book Value of Assets MVABVA merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur Investment Opportunity Set pada perusahaan dengan memperhitungkan berbagai faktor penting seperti jumlah aktiva, jumlah ekuitas, harga saham dan jumlah saham yang beredar dengan memperhitungkan berbagai faktor tersebut akan lebih memberikan gambaran peluang investasi karena rasio ini menjelaskan gabungan antara aset ditempat dengan kesempatan investasi karena kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan akan sangat terkait dengan jumlah aset yang dimiliki. Kesempatan investasi Investment Opportunity Set merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembayaran dividen. Apabila suatu perusahaan memiliki kesempatan investasi yang tinggi, hal ini berarti aliran kas bebas dalam perusahaan atau laba yang dihasilkan sebagian besar akan digunakan untuk mendanai investasi yang menguntungkan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan diterima pemegang saham. Hasil pengujian secara parsial Uji t terlihat bahwa Market to Book Value of Assets MVABVA berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Market to Book 76 Value of Assets MVABVA bernilai negatif, namun tidak berdampak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Kondisi ini dimungkinkan karena perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia umumnya memiliki rasio Market to Book Value of Assets yang tidak begitu tinggi sehingga aliran kas untuk investasi tidak begitu besar. Selain hal tersebut, perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia umumnya dimungkinkan menggunakan pendanaan eksternal untuk kegiatan investasinya. Jika menggunakan pendanaan internal, maka akan semakin banyak laba yang ditahan sehingga dividen rendah sedangkan jika menggunakan pendanaan eksternal, maka laba yang diperoleh di tahun 2013 tidak banyak terpakai untuk investasi dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Cash Dividend. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli 2007 yang menyatakan bahwa adanya pengaruh negatif antara Investment Opportunity Set dengan kebijakan dividen.

4.3.4 Pengaruh Capital Expenditure to Market Value of Assets Terhadap

Dividend Payout Ratio Rasio Capital Expenditure to Market Value of Assets digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Dengan demikian jika investasi yang dilakukan tinggi maka akan berdampak pada kebijakan dividen. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa 77 Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada perusahaan manufaktur tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Capital Expenditure to Market Value of Assets bernilai negatif, namun tidak berdampak pada menurunnya pembayaran dividen secara signifikan. Hal ini dimungkinkan karena nilai CAPMVA pada perusahaan-perusahaan manufaktur di tahun 2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara umum tidak mengalami peningkatan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Artinya, investasi yang dilakukan perusahaan pada aset tetap tidak begitu tinggi hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan manufaktur tidak banyak melakukan ekspansi ditahun 2013 sehingga laba yang diperoleh perusahaan tidak banyak digunakan untuk investasi pada aset tetap maka laba yang diperoleh tetap dapat dibagikan pada pemegang saham, dengan demikian Capital Expenditure to Market Value of Assets tidak berdampak signifikan pada Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur tahun 2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekawati 2012 yang menyatakan bahwa Capital Expenditure to Market Value of Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout Ratio. 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengujian secara simultan Uji F menunjukkan bahwa Return on Equity ROE, Net Profit Margin NPM, Market to Book Value of Assets MVABVA, dan Capital Expenditure to Market Value of Assets CAPMVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. 2. Pengujian secara parsial Return on Equity ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. 3. Pengujian secara parsial, Net Profit Margin NPM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan- perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. 4. Pengujian secara parsial, Market to Book Value of Assets MVABVA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. 79 5. Pengujian secara parsial, Capital Expenditure to Market Value of Assets CAPMVA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013.

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

1 62 99

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 10

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 2

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 13

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 18

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 4

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 7