Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Uji Asumsi Klasik

38 51 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP 15 Agustus 1990 52 Wismilak Intimakmur, Tbk WIIM 18 Desember 2012 53 Kalbe Farma, Tbk KLBF 30 Juli 1991 54 Darya-Varia Laboratoria, Tbk DVLA 11 Nopember 1994 55 Kimia Farma Persero, Tbk KAEF 04 Juli 2001 56 Tempo Scan Pacific, Tbk TSPC 17 Juni 1994 57 Merck, Tbk MERK 23 Juli 1981 58 Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk SQBB 29 Maret 1983 59 Mandom Indonesia, Tbk TCID 23 September 1993 60 Unilever Indonesia , Tbk UNVR 11 Januari 1982 Sumber: www.idx.co.id 2015

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperolehdikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Data ini bisa diperoleh dari media internet, jurnal dan buku-buku referensi.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan studi dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui informasi dari tulisan ilmiah, jurnal, artikel ataupun internet yang memiliki relevansi dengan objek penelitian yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang ada di lapangan.

3.8 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model analisis data yang digunakan. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas Ghozali, 2005: 54- 59. 39 1. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik Kolmogorv-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Kriteria pengujian menggunakan uji non-parametrik Kolmogorv-Smirnov: a. Jika angka signifikan uji Kolmogorv-Smirnov 0,05 maka data dinyatakan normal b. Jika angka signifikansi Kolmogorv-Smirnov 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel-variabel saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. 40 Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel adalah nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor VIF dengan pedoman sebagai berikut: a. Jika Variance Inflation Factor VIF 5 maka artinya terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas. b. Jika Variance Inflation Factor VIF 5 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians sama dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Pengambilan keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 41

3.9 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

1 62 99

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 10

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 2

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 13

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 18

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 4

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 7