menguntungkan bagi
mereka karena mereka dapat berjualan
didaerah tempat
diadakannya Ritual adat Tari Seblang untuk
mendapatkan hasil yang bisa dibilang
menguntungkan bagi
mereka dengan berjualan di area pementasan dilaksanakan.
3.
Koriāah 2006
Dinamika Tari Gandrung
Tarian Gandrung yang ada saat ini bukannya menjadi suatu tarian
adat tetapi sudah mulai berubah menjadi suatu tontonan untuk
kepentingan wisata.
Pada dasarnya tarian Gandrung yang
mengacu pada tari Seblang ini tidak memiliki waktu dan penari
tertentu untuk pementasannya. Maka dari itu tarian Gandrung
bisa dilakukan
diberbagai kesempatan.
Bahkan tari
Gandrung saat ini sudah menjadi konsumsi semua kalangan dan
lingkungan karena tari Gandrung saat ini sudah dijadikan sebagai
salah satu icon dari Indonesia di kancah dunia.
4. Arif
Stiawan 2010
Nilai dan
Makna Upacara Endhog-
endhogan Upacara
Endhog- endhoganmerupakan tradisi yang
dilakukan oleh masyarakat Desa Macan Putih sebagai bentuk rasa
Masyarakat Using
syukur terhadap Tuhan yang telah memberikan
anugerah dan
keselamatan sekaligus sebagai rangkaian
acara peringatan
kelahiran Nabi Muhammad yang diselenggarakan
setiap akhir
Bulan Maulud
Kalender Hijriyah. Upacara ini sudah
dilaksanakan turun temurun setiap tahunnya. Ketika upacara ini tidak
dilakukan maka dianggap suatu pengingkaran terhadap komitmen
kultural sehingga menjadi suatu yang salah. Seiring perkembangan
waktu, ada beberapa hal yang mempengaruhi pelaksanaan teknis
acara Endhog-endhogan
ini diantaranya
adalah kebijakan
pemerintah daerah, modernisasi, masuknya budaya asing telah
mengubah upacara
yang seharusnya sakral ini menjadi
upacara yang dapat diterima dikalangan
masyarakat luas
dengan sedikit unsur modernisasi didalamnya. Upacara Endhog-
endhogan yang
dilaksanakan setiap
tahun dan
bertepatan dengan
kelahiran Nabi
Muhammad ini sudah sangat berbeda
dari tahun-tahun
sebelumnya. Perbedaan ini terjadi karena
adanya kebijakan
pemerintah daerah, modernisasi dan masuknya budaya asing pada
masyarakat Desa Macan Putih ini.
5. Mahmudah
Indrawati 2005
Fungsi Upacara Adat
Kebo- keboan di Desa
Alasmalang Dalam
penelitiannya tersebut
menjelaskan bahwa
dalam pelaksanaan upacara Kebo-keboan
ini terdapat suatu kegiatan Ider Bumi. Ider Bumi sendiri adalah
salah satu rangkaian upacara yang didalamnya
terdapat manusia
yang didandani sedemikian rupa hingga mirip kerbau. Upacara
Kebo-keboan ini sudah ada sejak zaman Belanda dan merupakan
warisan leluhur
masyarakat Alasmalang. Upacara adat Kebo-
keboan ini dilaksanakan dengan tujuan
untuk menolak
bala. Tradisi ini dilaksanakan sebagai
sarana untuk mensucikan kembali penduduk Dusun Krajan Desa
Alasmalang dari perbuatan tercela yang dilakukan baik disengaja
maupun tidak disengaja. Jadi masyarakat
secara sadar
melaksanakan upacara adat Kebo- keboan ini dan mengetahui tujuan
dari upacara adat tersebut yaitu membersihkan
dusun dari
marabahaya. Upacara
Kebo- keboan ini merupakan upacara
bersih dusun yang melibatkan seluruh
masyarakat setempat.
Upacara tersebut
mempunyai fungsi sosial bagi masyarakat
setempat. Serta dengan adanya mitos yang terdapat pada Upacara
Kebo-keboan dapat memberikan semangat
kerja dikalangan
masyarakat Using setempat.
6. Chynthya