2.6 Analisis Tindakan Sosial Max Weber Verstehen
Menurut Weber sosiolog mempunyai kelebihan untuk memahami fenomena sosial yang ada di sekitar kita. Kata pemahaman dalam bahasa Jerman
adalah Verstehen. Verstehen paling banyak di kenal dalam penelitian historis. Pemikiran Weber tentang verstehen lebih sering di temukan di kalangan
sejarawan Jerman pada zamannya dan berasal dari bidang yang di kenal dengan hermeneutika. Hermeneutika yang dimaksudkan adalah adanya pendekatan
khusus terhadap
pemahaman dan
penafsiran-penafsiran tulisan
yang dipublikasikan. Tujuannya untuk memahami pemikiran pengarang dan struktur
dasar teks yang dibuat. Weber memperluas gagasannya dari pemahaman teks kepada pemahaman kehidupan sosial:
“Ketika kita sadar bahwa metode historis tidak lain adalah metode interpretasi klasik yang diterapkan pada tindakan-tindakan
ketimbang teks, metode yang bertujuan mengidentifikasi desain
manusia, “makna” di balik peristiwa-peristiwa yang diamati, maka kita tidak akan kesulitan untuk menerima bahwa metode ini pun
dapat diamati, maka kita tidak akan kesulitan untuk menerima bahwa metode ini pun dapat diterapkan pada interaksi manusia
sebagaimana pada aktor individu. Dari sudut pandang ini seluruh sejarah adalah interaksi, yang harus ditafsirkan sebagai rencana
lain dari berbagai aktor Weber dalam Ritzer, 201
2: 126.” Satu kesalahpahaman yang sering terjadi yang menyangkut konsep
verstehen adalah bahwa verstehen hanya dipahami sebagai “intuisi” oleh peneliti, namun Weber menolak gagasan bahwa verstehen hanya melibatkan intuisi.
Menurut Weber, verstehen melibatkan penelitian yang sistematis dan ketat, bukan hanya
sekedar “merasakan” teks atau fenomena sosial. Jadi menurut Weber, verstehen adalah prosedur studi yang rasional. Pernyataan-pernyataan Weber
tentang verstehen sebagai teknik yang bertujuan memahami kebudayaan. Selain itu, verstehen dianggap sebagai penafsiran Weber dengan memusatkan perhatian
pada elemen-elemen k ultural sebagai suatu “makna intersubjektif atau aturan-
aturan yang ditetapkan secara sosial yang menentukan makna tindakan pada masyarakat
tertentu”. Elemen rencana yang menarik perhatian bukanlah jutaan tujuan individu, melainkan elemen norma, institusi, dan lingkungan umum yang
ada dalam rencana-rencana individu tersebut dan harus dijalankan. Lambat laun,
verstehen digunakan sebagai alat untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa pada masyarakat tertentu Ritzer, 2012: 127.
Pada akhirnya, banyak orang berargumen bahwa verstehen melibatkan pendekatan yang mengatakan bahwa untuk memahami tindakan yang dilakukan
sepenuhnya kita harus mengidentifikasi pemahaman tindakan dan mengenali konteks yang melingkupi dan yang digunakan untuk memahami. Penafsiran
verstehen Weber pada konteks budaya selaras dengan teori pada skala besar seperti fungsionalisme struktural, sementara verstehen pada skala individu sesuai
untuk skala kecil seperti interaksionalisme simbolis. Verstehen adalah karya utama Weber dan bukan pernyataan pragmatis tentang metodologi. Fokus Weber
pada konteks budaya dan sosial-struktural dari tindakan membawa pandangan bahwa verstehen adalah alat bagi analisis level makro Ritzer, 2012: 127-128.
Keseluruhan sosiologi Weber, didasarkan pada pemahamannya tentang tindakan sosial. Weber membedakan tindakan dengan perilaku yang murni reaktif.
Dalam pembedaannya Weber menyebut perilaku adalah perilaku otomatis yang tidak melibatkan proses pemikiran. Stimulus datang dan perilaku terjadi dengan
sedikit jeda antara stimulus dengan respon, jadi menurut Weber, perilaku adalah hal yang responsif dan spontan. Dalam hal ini, Weber memusatkan pada tindakan,
bukan perilaku. Perhatian Weber pada tindakan jelas-jelas melibatkan campur tangan proses pemikiran dan tindakan bermakna ditimbulkan oleh pemikiran
tersebut antara terjadinya stimulus dengan respon. Tindakan dikatakan terjadi ketika individu melekatkan makna subyektif pada tindakan mereka Ritzer, 2012:
136. Contoh yang lebih spesifik dari pemikiran Weber tentang tindakan dapat
ditemukan dalam “tindakan ekonomis” yang ia definisikan sebagai berikut: Orientasi sadar dan primer kearah pertimbangan ekonomis
… karena yang dipersoalkan bukanlah keharusan subyektif untuk
melakukan pertimbangan ekonomis, namun keyakinan bahwa hal ini sangat diperlukan” Weber, 19211968: 64 dalam Ritzer 2012:
136. Dalam teori tindakan ini, Weber memfokuskan perhatiannya pada
individu, pola dan regulasi tindakan dan bukan pada kolektivitas. Tindakan ini dalam pengertian orientasi perilaku yang dapat dipahami secara subyektif hanya
hadir sebagai perilaku individu atau beberapa orang saja, bukan kolektiv. Weber berpendapat, untuk beberapa tujuan yang harus dicapai, memperlakukan
kolektivitas pada individu juga penting, namun hanya sebatas sebagai resultan dan mode organisasi dari tindakan individu tertentu, karena semua itu dapat
diperlakukan sebagai agen dalam tindakan yang dipahami secara subyektif. Weber juga tidak dapat mengelak ketika sosiologi tindakan pada akhirnya berkutat pada
individu saja, bukan kolektivitas Ritzer, 2012: 137.
2.7 Semangat Kapitalisme dan Etos Protestan