Persepsi Konsumen TINJUAN PUSTAKA

ditetapkan, metode-metode rekruetmen, pelatihan, pemotivasian, dan penilaian kinerja karyawan tidak dapat dipandang semata-mata sebagai keputusan personalia, semua itu juga merupakan keputusan bauran pemasaran yang penting Tjiptono: 2004: 31. f. Physical evidence Karakteristik jasa intangible menyebabkan pelanggan tidak bisa menilai kualitas suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengantisipasinya, penyedia jasa menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa, semisal brosur, interior ruangan, seragam, dan lain sebagainya Tjiptono: 2004: 31. g. Process Dalam usaha jasa manajemen pemasaran dan manajemen produksi sulit untuk dibedakan karena prosesnya yang seringkali dilakukan bersamaan. Semakin tinggi kontak produsen dengan pelanggan, kedudukan bauran proses pada produksi semakin tinggi perannya. h. Costomer service Layanan konsumen dalam industri jasa juga menempati posisi yang penting dalam hubungannya dengan konsumen. Karena itu layanan konsumen pada kebanyakan industri jasa bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian produksi namun juga desain produk dan personalia Tjiptono: 2004: 31.

2.6 Persepsi Konsumen

Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli dasar berupa cahaya, warna, dan suara diseleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan Solomon, 1996. Sedangkan Parasuraman menyebutkan bahwa persepsi adalah penilaian konsumen atas produk atau jasa yang didasari oleh adanya anggapan atau perasaan pelanggan yang tercermin dari sikap konsumen. Persepsi bersifat subyektif karena persepsi setiap individu terhadap obyek akan berbeda satu sama lain. Persepsi yang dibentuk oleh seorang individu dipengaruhi oleh isi memori dan pengalaman masa lalu yang tersimpan dalam memori. Proses persepsi diawali melalui proses seleksi perceptual, yaitu persepsi yang terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada berbagai informasi yang ada di dalam memori yang dimilikinya. Sebelum seleksi persepsi terjadi, stimulus harus mendapat perhatian terlebih dahulu dari konsumen. Dua proses yan terjadi dalam proses seleksi ini meliputi perhatian dan persepsi selektif. Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Proses perhatian secara sengaja terjadi apabila konsumen memiliki keterlibatan tinggi terhadap produk atau jasa. Sedangkan proses perhatian tidak sengaja terjadi ketika konsumen dipaparkan stimulus berupa hal-hal yang dapat menarik perhatian konsumen. Secara otomatis proses ini memberikan respon pada konsumen. Proses pengorganisasian stimuli terjadi setelah konsumen melakukan proses seleksi terhadap stimuli. Dalam proses ini, konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman tersebut Assael, 1998. Artinya, konsumen akan mengintegrasikan terhadap stimulus. Proses terakhir dari persepsi yaitu memberikan interpretasi atas stimuli yang diterima oleh konsumen. Dalam proses ini konsumen membuka kembali berbagai informasi yang terekam dalam memori jangka panjang yang berhubungan dengan stimulus yang diterima.

2.7 Kerangka Konseptual