dijajaran Ditjen pajak sebenarnya sudah dilakukan tahun 1992. Namun pengembangan yang pesat terjadi mulai tahun 2001 seiring dengan program
modernisasi DJP dan sampai sekarang telah disempurnakan. DJP telah melakukan beberapa reformasi perpajakan dan modernisasi administrasi
perpajakan yang mengacu pada cetak biru. Secara bertahap Sistem Informasi Perpajakan SIP akan dikembangkan kepada Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak SI-DJP.
Pada awalnya SIP yang sudah ada akan dimodifikasi terlebih dahulu, sehingga dapat diaplikasikan dengan kebutuhan struktur organisasi yang baru
yaitu awalnya sistem yang berorientasi ke jenis pajak kemudian dimodifikasi kepada sistem yang berorientasi ke fungsi struktur organisasi. Selanjutnya SIP
modifikasi ini akan digantikan dengan SI-DJP yang menggunakan data base yang tersentralisasi untuk mendukung seluruh kegiatan. Dalam sistem ini
diterapkan manajemen kasus case management dan alur kerja workflow Tim KPP Madya Jakarta Selatan, 2007:34. Melalui sistem manajemen kasus,
setiap kasus didistribusikan kepada para pegawai dan dimonitor oleh sistem. Sistem alur kerja menghubungkan suatu tugas dengan tugas lainnya sampai
tugas-tugas tersebut selesai, dengan SIP setiap wajib pajak dapat diawasi secara terus menerus melalui sistem akuntansi wajib pajak tax payer
accounting yistem
yang menyediakan data pembayaran pajak dan kewajiban perpajakan dari setiap wajib pajak. Sistem ini memiliki beberapa modul
administrasi perpajakan Tim KPP Madya Jakarta Selatan, 2007:34 Sistem manajemen kasus atau alur kerja yang diterapkan dalam SIP
dimulai dengan penerimaan masukan input berupa data registrasi, data pembayaran pajak, data e-SPT, permohonan Wajib Pajak dan surat-surat
masuk lainnya. Selanjutnya SIP akan menghasilkan kasus yang didapat dari permohonan, surat-surat dan hasil perbandingan data misalnya data
pembayaran pajak dengan data e-SPT. Semua kasus yang dihasilkan tersebut didaftar dalam sistem termasuk saat diterimanya penugasan dan
penyelesaiannya. Kasus-kasus tersebut akan didistribusikan secara otomatis ke masing-masing pegawai yang terkait dan akan diselesaikan menurut skala
prioritas yang telah ditetapkan. Perkembangan penyelesaian dari masing- masing kasus dapat dimonitor melalui sistem ini Tim KPP Madya Jakarta
Selatan, 2007:34.
F. Pelaksanaan Sistem Informasi Pajak
DJP mengembangkan aplikasi knowledge base untuk mendukung kelancaran tugas help deskcall center pada Kantor Pelayanan Pajak.
knowledge base berisi kumpulan ketentuan perpajakan yang komprehensif dan
diorganisir dalam file komputer yang mudah diakses serta disusun dalam bentuk tanya jawab standar QA Standard, penjelasan singkat dan
flowchart. Diharapkan knowledge base akan mampu menjawab seluruh
pertanyaan yang mungkin diajukan oleh wajib pajak. Pengembangan
knowledge base di beberapa kanwil yang berisi petunjuk praktis tentang
beberapa permasalahan di bidang perpajakan yang dapat dijadikan pedoman oleh fiskus dalam menjawab pertanyaan dari wajib pajak Tim KPP Madya
Jakarta Selatan, 2007:32. Aplikasi baru yang diterapkan Direktorat Jenderal Pajak yaitu:
1. Situs intranet Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan sarana komunikasi internal Ditjen Pajak dan sekaligus pintu masuk menuju
program aplikasi PK-PM dan MP3. 2. Program aplikasi PK-PM yang berfungsi untuk menyandingkan Faktur
Pajak Masukan PKP Pembeli dengan Faktur Pajak Keluaran PKP Penjual. 3. Program aplikasi kriteria seleksi sebagai sarana pemilihan pemeriksaan
pajak berdasarkan tingkat resiko. 4. Program Aplikasi Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak MP3
yang berfungsi untuk memonitor dan mengawasi penerimaan pajak secara on-line
http:www.pajak.go.id. Program aplikasi e-registration e-reg, sistem pendaftaran wajib pajak
memperoleh NPWP secara online. Program aplikasi e-filing, sistem menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak SPT secara on-line. Program
aplikasi e-SPT yang merupakan sarana bagi wajib pajak untuk dapat menyampaikan SPT melalui media elektronik. Secara bertahap, pelaporan
kewajiban perpajakan yang dilakukan Wajib Pajak akan dikembangkan menuju ke arah pelaporan secara elektronik yang dikenal dengan e-SPT
aplikasinya disediakan secara gratis. Data untuk e-SPT ditransfer ke dalam SIP segera setelah diterima dan divalidasi di TPT. Data ini akan dibukukan
secara otomatis ke dalam rekening wajib pajak yang bersangkutan. Surat pemberitahuan SPT dengan menggunakan media komputer e-SPT adalah
SPT beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronikdengan menggunakan media komputer ke KPP dimana wajib pajak
terdaftar. Aplikasi e-SPT merupakan aplikasi yang diberikan secara cuma- cuma oleh Dirjen Pajak kepada WP.Dengan menggunakan aplikasi e-SPT
wajib pajak merekam, memelihara, dan mengenerate data digital SPT serta mencetak SPT beserta lampirannya
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Kep- 383Pj2002
. Cara pelaporan e-SPT adalah sebagai berikut :
1. Wajib pajak melakukan investasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya.
2. Wajib pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data perpajakan yang akan dilaporkan, yaitu antara lain :
a. Data identitas wajib pajak pemotongpemungut dan identitas wajib pajak yang dipotongdipungut seperti NPWP, nama, alamat, kode pos,
nama KPP, pejabat penandatangan, kota, format nomor bukti potongpungut, nomor awal bukti potongpungut, kode kurs mata uang
yang digunakan.
b. Bukti pemotonganpemungutan Pajak. c. Faktur pajak.
d. Data perpajakan yang terkandung dalam SPT.
e. Data Surat Setoran Pajak SSP seperti: masa pajak, tahun pajak, tanggal setor, NTPP, kode MAPKJS dan jumlah pembayaran pajak.
3. Wajib pajak yang telah memiliki sistem administrasi keuanganperpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki wajib
pajak ke dalam aplikasi e-SPT dengan mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi e-SPT.
4. Wajib pajak
mencetak bukti
pemotonganpemungutan dengan
menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong.
5. Wajib pajak mencetak formulir induk SPT masa PPh danSPT masa PPN danSPT tahunan PPh menggunakan aplikasi e-SPT.
6. Wajib pajak menandatangani formulir induk SPT masa PPh danSPT masa PPN danSPT tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT.
7. Wajib pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi e- SPT dan disimpan dalam media komputer disket, CD, dan sebagainya.
8. Wajib pajak melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik ke KPP dengan membawa formulir induk SPT masa PPh danSPT masa PPN
danSPT tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam media komputer sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
9. Wajib pajak melaporkan SPT secara elektronik ke KPP dengan membawa formulir induk SPT masa PPh danSPT masa PPN danSPT tahunan PPh
hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dengan membawa berita acara serah terima informasi SPT yang dikirim secara elektronik sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
G. Masa Kerja Pemeriksa Pajak