variabel dengan konstruk variabel yang lain sehingga dapat diketahui butir-butir pertanyaan variabel mana yang paling banyak tidak valid.
Uji Realibilitas keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuisioner. Selanjutnya hasil penelitian yang reliable,
bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Menghitung reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Reliabilitas suatu
konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha dari 0.60 Malhotra,1996:305.
Rumusnya adalah:
r 11
= [ k ] [ 1 – ² b ]
[ k – 1 ] [ ² t ] r1 1
= Reliabilitas instrument k
= Banyaknya butir pertanyaan ² t
= Varians total ² b = Jumlah varians butir
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, atau skala lima tingkatan yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, kondisi dan persepsi tentang fenomena sosial. Metode yang sering digunakan ini dikembangkan oleh Rensis Likert. Dalam
penelitian ini pengukurannya akan digolongkan ke dalam lima kategori, yaitu:
Tabel 3.1 Metode Skala dan Pengukurannya
Sangat Setuju
SS Setuju
S Ragu
R Tidak Setuju
TS Sangat Tidak
Setuju STS
5 4
3 2
1
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui variabel dependen, variabel independen, atau keduanya dalam model regresi mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Deteksi ini dapat diketahui
dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Hipotesis pengujiannya sebagai berikut:
Ha : Memenuhi asumsi normalitas Ho : Tidak memenuhi asumsi normalitas
Dasar pengambilan keputusan yaitu: 1 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas berarti Ha ditolak dan Ho diterima. Singgih Santoso, 2000:212.
b. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas multiko. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat problem
multikolinieritas multiko. Hipotesis pengujiannya sebagai berikut: Ha : Tidak terdapat problem multikolinieritas multiko
Ho : Terdapat problem multikolinieritas multiko Dasar pengambilan keputusan yaitu:
1 Model regresi yang tidak terdapat problem multikolinieritas
multiko berarti Ha diterima dan Ho ditolak adalah sebagai berikut:
a Besaran VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance
• Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 • Mempunyai angka Tolerance mendekati angka 1
Catatan: Tolerance = 1 VIF atau VIF = 1 Tolerance b Besaran korelasi antar variabel independen.
Koefisien korelasi antar variabel independen lemah dibawah 0,5
2 Model regresi yang terdapat problem multikolinieritas multiko berarti Ha ditolak dan Ho diterima adalah sebagai berikut:
a Besaran VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance
• Mempunyai nilai VIF jauh dari angka 1
• Mempunyai angka Tolerance jauh dari angka 1
Catatan: Tolerance = 1VIF atau VIF = 1Tolerance b
Besaran korelasi antar variabel independen. Koefisien korelasi antar variabel independen kuat
diatas 0,5 Singgih Santoso, 2000:203.
c. Heteroskedastisitas