Makna Pembelajaran Bernilai Karakter
Hal berbeda disampaikan oleh Nana Sudjana, yang mengartikan bahwa “mengajar adalah proses mengatur atau mengorganisasi lingkungan sebaik-
baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau
bantuan kepada anak didik dalam melaksanakan proses pembelajaran”.
16
Sebagai sebuah proses, mengajar mengarahkan anak didik dalam melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan lingkungan masyarakat
yang berbeda-beda. Maka perlu kejelian dari seorang guru dalam mengajarkan anak didiknya, agar proses ini dapat berjalan dengan baik.
Menurut Raka Joni , “mengajar adalah menyediakan kondisi optimal
yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat
membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi ”.
17
Jadi, dapat disimpulkan dari berbagai pendapat tersebut diatas bahwa mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh guru yang bersifat
kompleks. Proses yang dilakukan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Lebih dari itu, banyak kegiatan maupun
tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya.
Dengan mengajar juga diupayakan untuk mengantarkan peserta didik menuju tingkat kedewasaan tertentu, baik dari segi ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan perubahan tingkah laku, melalui proses internalisasi nilai- nilai pada dirinya sehingga akan lahir sikap yang baik.
16
Syaiful Bari Djamarah Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1996 cet ke-2, hal 39
17
Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009 cet ke-1, hlm 54
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan pendidik kepada peserta didik, kegiatan ini tidak hanya sebatas pembekalan ilmu pengetahuan
saja namun juga dituntut untuk mampu mengembangkan minat dan bakat peserta didik, serta membentuk karakter peserta didik.
Pada umumnya yang memiliki peran dominan dalam menyukseskan kegiatan belajar mengajar adalah guru, sedangkan siswa berperan lebih pasif,
atau lebih banyak menerima informasi dari guru. Namun, seiring berkembangnya zaman paradigma mengenai pembelajaranpun banyak
memberikan nuansa baru yang lebih bervariatif. Istilah pembelajaran adalah
“terjemahan dari instruction, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika serikat. Istilah ini banyak
dipengaruhi oleh aliran Psikologi-Kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan
”.
18
Keberadaan siswa menjadi aktor penting dalam sebuah pembelajaran. Hal ini dikarenakan bahwa siswa yang perlu
mengekplorasi potensi yang dimiliki, sehingga segala kemampuan siswa yang sebenarnya dapat dimunculkan.
Pembelajaran juga diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi
yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang
ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
19
Sebagai suatu proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau siswa saja, namun guru dan siswa
18
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pengajaran Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2004 cet ke-1, hlm 27.
19
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pengajaran Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2004 cet ke-1, hlm 26.
18
secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Peran guru dalam proses pembelajaran lebih banyak dimaknai
sebagai fasilitator supaya anak mengalami proses belajar. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai
dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama.
Pembelajaran tidak hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran saja, namun merupakan suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa
adalah organisme yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja. Mereka miliki minat dan bakat yang
berbeda-beda. Mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Itulah sebabnya proses pembelajaran adalah proses yang kompleks, yang harus
memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Pembelajaran dalam konsep pendidikan karakter didefinisikan sebagai
sebuah kegiatan yang mengarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkandirujuk pada suatu nilai.
20
Dalam definisi tersebut terdapat dua kegiatan sebagai sebuah identitas pembelajarn
dalam pendidikan karakter, yaitu penguatan dan pengembangan perilaku. Penguatan adalah respon yang diberikan guru, baik bersifat verbal
maupun nonverbal untuk mendorong peserta didik mengadakan pengulangan suatu tindakan tertentu. Sedangkan pengembangan perilaku merupakan
sebuah proses menyesuaikan perilaku anak terhadap situasi dan kondisi yang tengah dihadapi berdasarkan pengalaman anak. Dalam proses inilah terjadi
proses anak belajar suatu nilai. Ketika proses ini berulang dan terasa nyaman dalam diri anak, maka dapat dipastikan bahwa anak akan memiliki karakter
dari nilai yang diperkuat melalui proses belajar.
20
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung:PT. Remaja Rosda Karya, hlm. 110.