Pengertian Nilai Karakter PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERNILAI KARAKTER PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN (STUDI DI SMK NEGERI 16 JAKARTA)

dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat dan sifatnya berlangsung sepanjang hayat ”. 5 Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan social cultural dapat dikelompokkan dalam: 1 olah hati spiritual emotional development 2 olah pikir intelektual development 3 olah raga dan kinestetik physical kinesthetic development 4 olah rasa dan karsa affective creativity development. Proses tersebut secara holistic dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi. 6 Hal yang paling mendasar dalam suatu proses pendidikan adalah membentuk karakter peserta didik yang terlibat secara aktif dalam proses tersebut. Sering kita jumpai pendapat bahwa pendidikan karakter identik sebagai ruh dari sebuah pendidikan. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU No. 20 tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. “Tanpa pendidikan karakter di dalamnya, proses pendidikan tidak lebih hanya sekedar pelatihan kecerdasan intelektual atau hanya semacam mengasah otak bagi para peserta didik di sekolah ”. 7 Ironis apabila hal ini terjadi secara terus-menerus, karena akan membentuk peserta didik yang 5 Agus Wibowo. Pendidikan Karakter; Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009 hlm 44. 6 Ibid, hlm 47. 7 Akmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter, Jogjakarta:Arruz Media, 2011, hlm 65. mempunyai kecerdasan secara akademis, namun tidak diimbangi dengan kepribadian berakhlak mulia. “Pembentukan karakter adalah proses membangun dari bahan mentah menjadi cetakan yang sesuai dengan bakatnya masing-masing ”. 8 Perlu disadari bahwa peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda. Mereka juga dikaruniai potensi yang beraneka ragam sebagai sebuah anugerah dari Sang Khaliq. Oleh karena itu, pembangunan karakter diperlukan untuk menanamkan cita-cita untuk membentuk karakter kuat dalam menghadapi kehidupannya.

2. Macam-Macam Nilai Karakter

Setiap satuan pendidikan mengambil nilai inti yang akan dikembangkan di sekolah masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat visi dan misi sekolah, tradisi budaya di sekeliling, keinginan warga sekolah, kehendak para pemegang kepentingan di sekolah, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Adapun nilai-nilai karakter inti yang perlu dikembangkan adalah a Agama, b Pancasila c Budaya d Tujuan Pendidikan Nasional. a. Agama: Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara implisit, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama. b. Pancasila: Negara kesatuan republik indonesia ditegakkan atas prinsip- prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut pancasila. 8 Fatchul Muin, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik Praktik, Jogjakarta:Arruz Media, 2011, hlm 296. 12 Pancasila terdapat pada pembukaan uud 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam uud 1945. Artinya, nilai- nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara. c. Budaya: Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. d. Tujuan Pendidikan Nasional: Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkanlah berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, merupakan sumber yang paling pokok dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. 9 Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan karakter adalah: 1. Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 9 Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, Jakarta:Kemendiknas, 2010. 5. Kerja keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri: Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8. Demokratis: Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa ingin tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. 10. Semangat kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta tanah air: Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 17. Peduli lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 18. Tanggung Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 10 10 Ibid.

Dokumen yang terkait

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA (Studi Kasus Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya dan Karakter Kreatifitas Dan Kemandirian Pada Siswa (Studi Kasus Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Pada Siswa K

0 3 10

PENDAHULUAN Karakter Kreatifitas Dan Kemandirian Pada Siswa (Studi Kasus Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 8 Surakarta).

0 3 9

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI 9 Implementasi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Di SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2

0 3 14

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK Implementasi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Di SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 16

PENDAHULUAN Implementasi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Di SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 6

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Praktik Kewirausahaan Di SMK Negeri 6 Surakarta.

0 0 17

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA Pengelolaan Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif di SMK Negeri 3 Surakarta.

0 2 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA Pengelolaan Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif di SMK Negeri 3 Surakarta.

0 3 20

Analisis pelaksanaan pendidikan karakter di sma negeri 3 semarang (studi pada kelompok mata pelajaran ips) COVER

0 0 16

MATA PELAJARAN HITUNG DAGANG (STUDI PADA SMK NEGERI 14 JAKARTA)

0 1 8