BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden
Identifikasi responden bertujuan untuk mengetahui gambaran umum petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Pabrik Gula PG
Soedhono. Identifikasi ini meliputi; identifikasi umur, identifikasi tingkat pendidikan, identifikasi asal kecamatan petani dan luas lahan garapan yang di
usahakan petani tebu.
5.1.1. Klasifikasi Umur Responden
Identifikasi untuk mengetahui gambaran umum umur petani yang tergabung dalam APTR PG Soedhono.
Tabel 9. Klasifikasi Umur Responden No Klasifikasi
Umur tahun
Jumlah orang Persentasi persen
1 21 sampai 30
1 3,33
2 31 sampai 40
7 23,33
3 41 sampai 50
16 53,33
4 51 sampai 60
5 16,67
5 61 sampai 1
3,33 JUMLAH 30
100
Sumber : Data primer diolah
Table 9 menunjukkan bahwa petani tebu yang paling banyak mengusahakan usahatani tebu adalah petani yang berumur antara 41 tahun sampai 50 tahun yaitu
sebesar 53,33 persen, sedangkan yang paling sedikit yaitu sekitar 3,33 persen patani yang berumur antara 21 tahun sampai dengan 30 tahun dan yang berumur
antara 61 tahun sampai 70 tahun. Petani dengan umur 31 tahun sampai 49 tahun jumlahnya juga banyak yaitu sekitar 23,33 persen dan untuk petani yang berumur
antara 51 sampai 60 tahun jumlahnya hanya 16,67 persen. Kenyataan ini menunjukkan bahwa petani yang berpangalaman dan yang
masih memiliki tenaga kuat yang masih mau berusahatani tebu. Petani yang belum berpengalaman meskipun tenaganya kuat umur antara 20-30 tahun dan
petani yang berpengalaman tetapi tenaga badannya sudah lemah umur antara 61 tahun ke atas enggan untuk usahatani tebu.
5.1.2. Pendidikan Responden
Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pendidikan petani secara umum yang tergabung dalam APTR PG Soedhono.
Tabel 10. Tingkat Pendidikan Petani Tebu rakyat
No Tingkat Pendidikan Jumlah orang
Persentase persen
1 SD 17
56,67 2 SLTP
4 13,33
3 SLTA 6
20 4 Perguruan
Tinggi 1
3,33 5
Lainnya pesantren dan Scaba TNI AD
2 6,67
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer diolah
Tabel 11 menunjukkan bahwa petani tebu rakyat di Kabupaten Ngawi pada umumnya hanya berpendidikan sekolah dasar yaitu sebesar 56,67 persen.
Sedangkan untuk petani yang berpendidikan sampai perguruan tinggi hanya 3,33 persen. Namun, petani yang berpendidikan SLTA lebih besar jumlahnya dari pada
yang berpendidikan SLTP, yaitu; 20 persen yang berpendidikan SLTA sedangkan SLTP hanya 13,33 persen. Pendidikan lainnya selain SD, SLTP, SLTA, dan
perguruan tinggi 6,67 persen.
5.1.3. Asal Kecamatan Responden
Identifikasi bertujuan untuk mengetahui jumlah petani yang tergabung dalam APTR PG Soedhono pada setiap kecamatan yang ada di kabupaten Ngawi.
Tabel 11. Jumlah Petani Menurut Kecamatan
No Kecamatan Jumlah
Persentase
1 Geneng
6 20
2 Jogorogo
1 3,33
3 Kedunggalar
1 3,33
4 Magetan 2
6,67 5
Mantingan 1
3,33 6
Ngawi 4
13,33 7 Paron
4 13,33
8 Pitu 7
23,33 9
Redjo Mulyo 1
3,33 10 Temboro
1 3,33
11 Tempuran 1
3,33 12 Sragen
1 3,33
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer diolah
Tabel 11 menunjukkan bahwa kecamatan Pitu petani tebu rakyat jumlahnya paling banyak yaitu sebesar 23,33 persen, sedangkan kecamatan Geneng dimana
pabrik gula PG soedhono berada jumlah penani rakyatnya hanya 20 persen. Kecamatan Ngawi dan Paron yang letaknya bertetangga dengan kecamatan
Geneng jumlah petani tebu rakyatnya mencapai 13,33 persen. Letak kecamatan yang jauh dari lokasi pabrik seperti Sragen masuk jawa tengah, Tempuran,
Temboro, Redjo Mulyo, Kedunggalar, dan Jogorogo masing-masing jumlah petani tebu rakyat yang masuk dalam binaan PG Soedhono sebesar 3,33 persen.
Magetan salah satu kecamatan yang masuk wilayah kabupaten Magetan petani tebu rakyatnya sebesar 6,67 persen.
5.1.4. Luas Lahan Garapan
Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara umum luas lahan yang diuasahakan petani untuk usahatani tebu pada petani tebu yang tergabung
dalam APTR PG Soedhono. Tabel 12. Luas Lahan yang Dikelola Petani Tebu Rakyat
No Luas lahan Ha
Jumlah orang Persentase
1 0 luas lahan 5
21 70
2 5 luas lahan 10
4 13,33
3 10 luas
lahan 15 3
10 4
15 luas lahan 20 1
1 5
Luas lahan 20 1
1 Jumlah 30
100
Sumber : Data primer diolah
Tabel 12 menunjukkan bahwa petani tebu rakyat PG Soedhono yang menggarap lahan 5 Hektar mencapai jumlah 70 persen. Ini berarti mayoritas
petani tebu rakyat yang menggarap lahan 5 hektar atau yang lebih rendah jumlahnya paling besar. Untuk petani yang menggarap lahan dengan luas antara
lebih dari 5 Hektar sampai 10 Hektar dan luas lahan lebih dari 10 Hektar sampai 15 Hektare jumlahnya sekitar 13,33 persen dan 10 persen. Sedangkan luas lahan
yang di atas 15 Hektar sampai 20 Hektar dan di atas 20 Hektar masing-masing jumlah petaninya hanya 3,33 persen.
5.2. Hasil Indentifikasi Biaya Produksi Tebu