Hasil Indentifikasi Biaya Produksi Tebu Hasil Identifikasi Pendapatan

5.2. Hasil Indentifikasi Biaya Produksi Tebu

Berdasarkan pada hasil pengambilan data melalui kuisioner, biaya-biaya produksi gula meliputi; sewa lahan, tenaga kerja langsung, bibit bahan langsung, biaya tanam, biaya sulam, biaya pupuk, biaya tebang angkut, biaya overhead produksi variabel. Identifikasi masing-masing biaya untuk usahatani tebu secara umum sebagai berikut ; 1. Biaya sewa lahan; biaya sewa lahan baik milik sendiri maupun lahan milik orang lain dihitung sama. Biaya sewa lahan dihitung dalam jangka waktu satu tahun masa produksi tebu. Lahan milik sendiri biaya sewanya juga dinilai berdasarkan letak perkecamatan dan yang berlaku di wilayah kecamatan tersebut. 2. Biaya tenaga kerja langsung; meliputi biaya pemeliharaan cemplong, obor patri, beset dan biaya pengairan. 3. Biaya bibit bahan langsung; biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan bibit. 4. Biaya tanam; biaya yang dikeluarkan dalam proses menanam bibit tebu. 5. Biaya sulam; biaya yang dikeluarkan untuk menyulam bibit yang tidak tumbuh. 6. Biaya tebang angkut; biaya yang dikeluarkan pada saat proses panen tebu. Biaya ini meliputi biaya penebangan dan pengangkutan tebu dari lahan diangkut menuju pabrik gula. 7. Biaya overhead produksi variabel; biaya yang digunakan untuk memproduksi tebu menjadi gula. Biaya ini dikeluarkan petani melalui proses bagi hasil.

5.3. Hasil Identifikasi Pendapatan

Petani tebu rakyat yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat APTR PG Soedhono memperoleh pendapatan dari dua sumber. Yaitu: 1. Dari bagi hasil gula Bagi hasil gula untuk petani tergatung dari besar rendemen tebu yang dihasilkan. Tebu petani yang rendemennya 6, maka nilai bagi hasil gula yang diperoleh sebesar 66 persen untuk petani dan 34 persen untuk pabrik gula. Sedangkan untuk tebu petani yang rendemennya 6 maka nilai bagi hasil gula yang diperoleh sebesar 66 persen untuk petani dan 34 persen untuk pabrik gula kelebihan rendemen 6 persen 70 persen bagi petani dan 30 persen bagi pabrik. Harga tebu yang disepakati untuk masa giling tahun 2005 harga dasar sebesar RP 4.000,00. Rumusan pendapatan dari bagi hasil gula; Jika rendemen 6 = besar rendemen x 66 persen x tebu Kw x Harga gula Jika rendemen 6 = [besar rendemen x 66 persen + {kelebihan rendemen 6 persen x 70 persen x tebu kw}tebu Kw] x Harga gula. 2. Dari bagi hasil tetes Tetes adalah produk sampingan dari proses produksi tebu menjadi gula. Tetes dalam industri dapat dimanfaatkan untuk bahan dasar penyedap rasa dan spirtus. Bagi hasil yang disepakati untuk petani adalah sebesar 2,5 Kg tetes per Kwintal tebu yang dihasilkan. Harga tetes yang disepakati adalah sebesar Rp 400,00. Rumusan pendapatan dari bagi hasil tetes; pendapatan tetes = hasil tebu Kwintal x 2,5 x Rp 400,00 Pendapatan dari bagi hasil gula dan bagi hasil tetes antara petani dan pabrik. Petani dapat memperhitungkan besaran pendapatannya. Dari hasil pendapatan yang ada lampiran 1, bahwa kentungan tertinggi yaitu pada Bapak Edi Sukamto yang menggarap lahan seluas 45 ha di kecamatan Pitu, dengan pendapatan Rp 952.200.000,00 dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 735.975.000,00. Sehingga, Pak Edi Sukamto tersebut mendapatkan keuntungan bersih Rp 261.225.000,00. Sedangkan keuntungan terendah pada Bapak Slamet yang menggarap lahan 5 ha di Kecamatan Ngawi dengan pendapatan Rp 50.529.000,00 dengan biaya sebesar Rp 71.750.000,00 kerugiannya mencapai Rp 21.230.000,00.

5.4. Hasil Penghitungan Harga Pokok Produksi Tebu dan Gula Tebu Rakyat