Informan Kedua Hasil Wawancara tentang Perawatan Ibu setelah Melahirkan

“Selama 40 hari, ibu sama bayinya tidak boleh keluar rumah, karena bayi itu masih lemah, nanti diganggu setan, bayinya suka menangis. Kalau ibunya karena masih ada darah yang keluar, mahluk halus suka sama darah kotor ibu.”

4.3.2. Informan Kedua

Informan penelitian yang kedua berusia 25 tahun, baru melahirkan anak kedua dengan jenis persalinan spontan dibantu oleh bidan dan dukun kampung. Pendikan informan SMP dan tidak bekerja IRT. Saat diwawancarai informan sedang mengalami masa nifas hari ke delapan. Informan dirawat oleh ibu kandung dan ibu mertua. Berikut hasil wawancara kepada informan pertama tentang 9 topik pertanyaan yang berkaitan dengan perawatan ibu setelah melahirkan: a. Penggunaan Minyak Makan dan Kapur Sirih Mamalasan Aol Alek Lanafangi Menurut informan kedua, setelah melahirkan punggung ibu dioleskan dengan minyak makan sebanyak 2 sendok dan diperut dioleskan dengan kapur sirih. Tujuannya agar darah putih tidak naik ke kepala, tidak masuk angin, mengobati sakit tulang, dan ibu jadi hangat. Jika darah putih naik ke kepala, maka ibu akan sakit kepala bahkan ibu bisa meninggal. Sebelum minyak makan dan kapur sirih dioleskan, terlebih dahulu minyak makan yang dicampur dengan garam dan kapur sirih yang dicampur dengan air jeruk nipis dibacakan doa oleh dukun. Doanya yaitu “kunna yana wardah ibrahim” Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Supaya hangat, tidak masuk angin. Sesudah melahirkan, dioleskan minyak makan sama kapur sirih di perut. Supaya tidak naik darah putih. Kalau tidak dioleskan kapur sirih maka darah putih ibu akan naik ke kepala”. Universitas Sumatera Utara Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarkat. Seperti dibawah ini: “Selesai mandi perut ibu diolesi minyak makan campur garam dan juga diolesi dengan kapur sirih ditambah jeruk nipis supaya ibu tidak demam. Sebelum mengoleskan minyak makan dan garam dibacakan doa terlebih dahulu yaitu “kunna yana wardah ibrahim”. Tujuannya agar kotoran tidak naik ke kepala. Kapur sirih juga bermanfaat untuk pengobatan dalam tulang”. . b. Mandi Air Daun-daunan Rumek Uek Bolong-Bolong Menurut informan, setelah melahirkan ibu mandi air daun-daunan yang terdiri dari daun kunyit, daun pandan, dan daun jeruk nipis yang direbus dan dicampurkan ke dalam air mandi ibu. Mandi air daun-daunan ini dilakukan selama 1 minggu dan setiap 2 hari. Tujuanya agar ibu segar, sehat, dan menghilangkan sakit dalam tulang. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan ibu mandi air daun pandan, daun kunyit, dan daun jeruk nipis dimasak dicampur dengan air dingin untuk mandi ibu. Supaya ibu cepat sehat dan segar badannya”. Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini: “Ibu mandi air rebusan daun-daunan yang terdiri dari daun pandan, daun kunyit, dan daun jeruk nipis. Manfaatnya untuk menghilangkan sakit dalam tulang. Ibu mandi air daun-daunan terus-menerus sampai 1 minggu. Ibu mandi setiap 2 hari supaya sehat”. c. Pakai Gurita Mamahai Gurito Menurut informan, setelah melahirkan ibu menggunakan gurita selama 1 minggu sampai 1 bulan untuk mengurangi rasa sakit dalam perut. Kalau ada luka pada jalan lahir ibu tetap memakai gurita karena luka sudah dijahit. Tujuan Universitas Sumatera Utara penggunaan gurita adalah agar ibu terlihat langsing seperti sebelum hamil, tidak banyak makan dan minum, dan mengurangi sakit punggung. Hal ini sesuai dengan peryataan informan seperti dibawah ini: “Ibu memakai gurita selama 1 minggu sampai 1 bulan untuk mengurangi rasa sakit dalam perut. Kalau ada luka pada jalan lahir, ibu tetap memakai gurita karena luka sudah dijahit”. Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun dan tokoh masyarakat yaitu: “Ibu pakai gurita agar perutnya bisa kecil dan mengurangi rasa sakit di punggung. Ibu minum tidak boleh banyak misalkan ibu minta 2 gelas, cukup diberi 1 gelas saja agar ibu tidak bolak balik turun dari tempat tidur ke kamar mandi untuk BAK Buang Air Kecil dan agar darah nifas tidak menetes”. d. Penggunaan Batu Hangat BulanchingManenden Menurut informan, setelah melahirkan ibu menggunakan batu hangat. Setelah ibu selesai mandi, dan tidur di dekat perapian pengasapan maka ibu juga menggunakan batu hangat. Batu hangat dibungkus dalam kain dan digunakan dengan cara menggosokkan ke perut. Batu hangat digunakan secara bergantian. Jika batu yang pertama digunakan, maka diganti dengan batu yang lain yang masih hangat. Batu hangat digunakan selama 7- 44 hari. Jika dalam 7 hari, ibu masih merasakan perutnya kurang sehat maka ibu dapat menggunakannya terus-menerus sampai 44 hari. Tujuan menggunakan batu hangat adalah agar darah dalam rahim tidak beku, sehingga darah kotor keluar semua, mencegah ibu sakit kepala dan mencegah naiknya darah putih ke kepala . Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini” “Batu panas atau batu hangat dibungkus dalam kain dan digunakan dengan cara menggosokkan ke perut ibu supaya darah dalam rahim tidak beku, dan selalu keluar”. Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun dan tokoh masyarakat yaitu: “Ibu pakai batu hangat agar darah kotornya keluar itulah manfaatnya yang paling penting. Batu hangat digunakan segera setelah melahirkan 7- 44 hari. Bila batu dingin ganti lagi dengan batu lain yang sebelumnya sudah dihangatkan jadi batu hangat harus disediakan 3 buah digunakan silih berganti. Tujuannya mengencerkan darah kental dan mencegah darah putih naik ke kepala dan mencegah pening”. e. Pengasapan Naite Menurut informan, setelah melahirkan ibu dirawat dengan pengasapan bertujuan supaya ibu merasa hangat, tidak sakit-sakitan, tidak naik darah putih ke kepala, iblis tidak mendekat dan ibu cepat sembuh. Pengasapan dilakukan di dapur, dengan menggunakan tungku kayu. Pengasapan dilakukan selama 10 hari dan selama 24 jam. Untuk mencegah ibu bolak-balik ke kamar untuk menyusui, maka bayi ikut dipindahkan ke dapur. Selama masa pengasapan Ibu dan bayi tidur di dapur, di dekat api. Efek buruknya pada bayi tidak ada. Selama masa pengasapan ibu tidak boleh ditinggal sendirian, jika terpaksa harus ditinggal maka harus diletakkan besi sebagai penggantinya ditempat tidur untuk mencegah ibu kesurupan. Tujuan pengasapan adalah untuk kesehatan ibu dan bayi, ibu akan hangat, mencegah ibu sakit kepala, dan untuk mengusir mahluk halus. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini: “Pengasapan bertujuan supaya ibu merasa hangat, tidak sakit-sakitan, tidak naik darah putih ke kepala, iblis tidak mendekat dan ibu cepat sembuh. Pengasapan dilakukan selama 10 hari”. Hal ini dikuatkan oleh kader, dukun dan tokoh masyarakat yaitu “Pengasapan dilakukan siang dan malam dan harus ada yang menjaga. Kalau ditinggalkan ibu bisa kesurupan, maka bila ditinggalkan sebaiknya letakkan besi seperti pisau dari besi di tempat tidur. Apapun besinya boleh, yang penting ada. Manfaat pengasapan supaya badan ibu hangat, dan supaya darah kotor keluar lancar. Pengasapan dilakukan 10 hari.” f. Makanan Ikan, Sayur, dan Buah-buahanAn-an Bak Afu-afu Nai, Bolong- bolong, Buah-Buahan Menurut informan setelah melahirkan ibu diberi makan bubur selama 3-7 hari. Karena perut ibu belum kuat dan supaya air susu ibu banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan ibu makan bubur selama 3-7 hari. Karena perut ibu belum kuat dan supaya air susu ibu banyak”. Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan, dalam 1 minggu pertama ibu makan bubur nasi, lebih enak pulut dimasak sampai lembut pakai santan. Manfaatnya supaya ASI banyak dan cepat keluar”. Selama masa nifas ibu mempunyai pantangan makan ikan, sayur dan buah- buahan. Setelah melahirkan ibu hanya dibolehkan makan ikan gabui, ikan tamban, dan ikan tongkol. Masyarakat berpendapat bahwa ikan tersebut tidak mengandung racun yang dapat membahayakan kesehatan ibu. Ikan yang boleh dimakan ibu Universitas Sumatera Utara dimasak dengan cara direbus atau dibakar. Jika ikan digulai dengan santan maka wajah dan seluruh tubuh ibu akan bengkak-bengkak. Ibu juga tidak boleh makan cabe, karena dapat menyebabkan ibu dan bayi diare. Ikan yang dipantangkan tidak boleh dimakan yaitu ikan karang seperti kerapu, kepiting, udang, lobster, dan cumi-cumi. Semua jenis ikan tersebut tidak boleh dimakan karena mengandung racun yang dapat menyebabkan wajah dan seluruh tubuh ibu bengkak-bengkak. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan ibu belum bisa makan ikan karang seperti kerapu, cumi- cumi, kepiting, gurita, udang, atau lobster. Karena termasuk ikan yang berbisa. Kalau dimakan wajah dan tubuh ibu bisa bengkak-bengkak. Ikan yang bisa dimakan seperti gabui, tongkol, tamban atau ikan gembung biasanya dibakar dan direbus jangan digulai dan belum boleh makan cabe”. Pernyataan ini di kuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat yang menyatakan seperti dibawah ini: “Ibu nifas tidak boleh makan ikan karang seperti kerapu, gurita, cumi-cumi, marang, udang dan ikan berbisa. Tapi bisa makan ikan gabui, tongkol, tamban, dan ikan sungai. Kalau ibu makan ikan yang berbisa, bisa menyebabkan sakit pada tulang. Selama 3-4 hari ibu tidak boleh makan gulai santan dan cabe”. Selama masa nifas ibu juga tidak boleh makan cabe karena dapat menyebabkan bayi diare, begitu pula dengan santan juga tidak boleh dimakan ibu karena dapat menganggu proses pengeluaran darah kotor. Begitu pula dengan sayuran, tidak semua sayuran dapat dimakan oleh ibu. Sayur yang dapat dimakan ibu yaitu sayur daun ubi dan daun katuk karena sayur ini tidak mengandung racun yang dapat membuat ibu mengantuk. Jenis sayur yang tidak Universitas Sumatera Utara dapat dimakan ibu yaitu sayur kangkung, semua sayur yang menjalar dan sayur yang ada getahya. Jenis sayuran ini tidak boleh dimakan karena dapat membuat ibu mengantuk dan selalu ingin tidur. Jika ibu sering tidur dapat menyebabkan wajah dan seluruh tubuh ibu jadi bengkak. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Ibu nifas boleh makan daun ubi, daun katuk yang direbus dan tidak boleh digulai santan. Ibu tidak boleh makan sayur kangkung, dan sayur yang menjalar karena sama dengan ikan juga berbisa”. Pernyataan ini di kuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat yang menyatakan seperti dibawah ini: “Sayur yang boleh dimakan ibu nifas adalah sayur daun ubi dan daun katuk. Kangkung tidak boleh dimakan karena tumbuhnya menjalar dan bisa bikin ngantuk nanti sehingga ibu banyak tidur dan wajah dan tubuh menjadi bengkak-bengkak. Santan juga tidak boleh, karena mengakibatkan darah kotor tidak lancar keluarnya.” Begitu pula dengan jenis buah-buahan, tidak semua jenis buah dapat dimakan oleh ibu. Ibu dipantangkan makan buah selama 1 bulan. Jenis buah yang dapat dimakan ibu yaitu hanya buah pisang saja karena pisang tidak mengandung racun yang dapat menyebabkan ibu dingin dan diare. Disamping rasanya tidak asam juga tidak termasuk buah yang dingin. Buah-buahan yang dingin yaitu: pepaya dan timun. Ibu juga tidak boleh makan durian, karena buahnya berduri. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Ibu nifas boleh makan buah pisang, tapi tidak boleh makan buah durian karena berduri, timun dan pepaya juga tidak boleh dimakan karena dingin”. Universitas Sumatera Utara Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa: ”Ibu nifas selama 1 bulan tidak boleh makan buah yang dingin seperti timun, pepaya, nenas, kelapa muda, durian, kecuali kalau sudah dimasak. Kalau dimakan, si ibu bisa diare”. g. Obat Kampung JamuDon Hampong Menurut informan, setelah melahirkan ibu minum obat kampung jamu yang terbuat dari campuran kunyit, daun pepaya, daun lagundi, dan daun bahong-bahong bae. Diminum 1 kali dalam 2 hari selama seminggu 3 x minum. Bermanfaat untuk obat luka dalam perut, mencegah ibu sakit, agar darah kotor keluarnya lancar dan untuk menjarangkan kehamilan. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Ibu nifas minum jamu yang terbuat dari campuran kunyit, daun pepaya, daun lagundi, dan daun bahong-bahong bae. Diminum 1 kali dalam 2 hari selama seminggu 3 x minum agar tidak cepat beranak, obat luka dalam perut dan mengeluarkan darah kotor”. Pernyataan ini di kuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini: “Ibu nifas minum obat kampung berupa air rebusan campuran daun lagundi, daun bahong-bahong bae, daun pepaya, air jeruk nipis, lada hitam, bawang putih ditambahkan garam. Manfaatnya supaya ibu tidak demam. Diminum selama 3-7 hari tergantung keadaan kesehatan si ibu”. h. Kusuk Manyawe Menurut informan, setelah melahirkan ibu dikusuk untuk menaikkan perut, meraba rahim, masih bengkak atau sudah layu, untuk mencegah ibu cepat hamil. Kusuk dilakukan setiap 2 hari selama 1 minggu 3 kali kusuk. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Ibu nifas dikusuk untuk menaikkan perut, meraba rahim apa masih bengkak atau sudah layu mengecil, untuk mencegah ibu cepat beranak. Kusuk dilakukan setiap 2 hari selama 1 minggu 3 kali kusuk”. Peryataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini: “Ibu nifas dikusuk seluruh badannya, sekali dua hari selama 1 minggu 3 kali kusuk. Saat dikusuk, rahim ibu juga diraba untuk mengetahui bengkaknya rahim. Jika ibu merasa sakit, maka kusuk terus dilakukan hingga 10 hari. Ibu dikusuk setiap 2 atau 3 hari”. i. Larangan keluar rumah Pantangan Kaluar Lumah Selama dalam masa nifas, ibu tidak diperbolehkan keluar rumah karena ibu dan bayinya dapat diganggu oleh mahluk halus. Bayi masih sangat lemah, sehingga mudah diganggu oleh mahluk halus. Sedangkan ibu nifas, karena masih mengeluarkan darah nifas, mahluk halus menyukai darah nifas. Jika darah nifas ibu menetes, maka dapat dijilat oleh mahluk halus sehingga ibu bisa kesurupan. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan ibu dan bayi hanya dirumah saja sampai 40 hari belum boleh keluar. Nanti diganggu mahluk halus.” Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan, ibu dan bayi dirumah saja sampai 40 hari tidak boleh keluar rumah, takut diganggu oleh mahluk halus kalau sudah 40 hari baru bisa keluar rumah.” Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini: Universitas Sumatera Utara “Setelah melahirkan, ibu dan bayi dirumah saja sampai 40 hari. Belum boleh keluar rumah karena ada mahluk halus.”

4.3.3. Informan Ketiga