“Setelah melahirkan, ibu dan bayi dirumah saja sampai 40 hari. Belum boleh keluar rumah karena ada mahluk halus.”
4.3.3. Informan Ketiga
Informan penelitian yang ke 3 berusia 25 tahun, baru melahirkan anak kedua dengan jenis persalinan spontan dibantu oleh bidan dan didampingi dukun kampung.
Pendikan informan SMP dan tidak bekerja IRT. Saat diwawancarai informan sedang mengalami masa nifas hari ke 20. Informan dirawat oleh ibu kandung dan ibu
mertua. Berikut hasil wawancara kepada informan ke 3 tentang 9 topik pertanyaan yang berkaitan dengan perawatan ibu setelah melahirkan:
a. Penggunaan Minyak Makan dan Kapur Sirih Mamalasan Aol Alek Lanafangi
Menurut informan ke 3, setelah melahirkan ibu minum air jeruk nipis dicampur kunyit, untuk obat luka dalam perut, kapur sirih dioleskan di perut supaya
ibu hangat dan 2 sendok minyak makan dioleskan dipungung mencegah kulit ibu terbakar saat diperapian. Tujuannya adalah agar ibu cepat sehat dan darah kotornya
keluar semua. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Jeruk nipis dicampur kunyit diminum, kapur sirih dioleskan diperut. Terus
minyak makan dioleskan di punggung. Supaya ibu cepat sehat dan darah kotornya keluar semua. Kalau minyak makan dioleskan di punggung supaya
punggung ibu tidak terbakar”. Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti
dibawah ini: “Kapur sirih dan jeruk nipis diminumkan, untuk mengobati luka dalam perut.
Punggung ibu dikasih minyak dan garam untuk mencegah kulit terbakar karena tidur dekat api”.
Universitas Sumatera Utara
b. Mandi Air Daun-daunan Rumek Uek Bolong-Bolong
Menurut informan, setelah melahirkan ibu dimandikan dukun dengan air rebusan daun kunyit, daun jeruk nipis, dan daun pandan. Tujuannya adalah supaya
badan sehat dan segar. Hal ini sesuai dengan pernyatan seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan ibu dimandikan dukun dengan air rebusan daun kunyit,
daun jeruk nipis, dan daun pandan supaya badan sehat dan segar”. Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti
dibawah ini: “Ibu mandi air daun pandan, daun kunyit, daun jeruk nipis. Manfaatnya
untuk menghilangkan sakit dalam tulang. Ibu mandi air daun-daunan terus- menerus sampai 1 minggu. Ibu mandi setiap 2 hari supaya sehat”.
c. Pakai Gurita Mamahai Gurito
Menurut informan, setelah melahirkan ibu pakai gurita. Sebelumnya perut ibu diolesi dengan campuran air jeruk nipis, kunyit, dan kapur sirih. Ibu menggunakan
gurita supaya perut ibu tidak besar dan digunakan selama 10 hari.
“Ibu pakai gurita setelah perut ibu diolesi dengan campuran air jeruk nipis, kunyit, dan kapur sirih. Ibu menggunakan gurita supaya perut ibu tidak besar
dan digunakan selama 10 hari”.
Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini:
“Ibu juga menggunakan gurita, setelah kunyit yang ditumbuk dioleskan di perut. Gurita digunakan selama 10 hari”
d. Penggunaan Batu Hangat Bulanching, Manenden
Menurut informan, setelah melahirkan ibu menggunakan batu hangat digunakan dengan cara digosokkan diperut untuk melancarkan keluarnya darah kotor,
Universitas Sumatera Utara
agar darah tidak membeku dan mencegah darah putih naik ke kepala. Batu hangat digunakan selama 7 hari. Jika ibu tidak menggunakan batu hangat, maka ibu bisa
sakit, demam, bahkan bisa meninggal. Hal ini sesuai dengan peryataan informan seperti dibawah ini:
“Batu hangat digunakan untuk melancarkan keluarnya darah kotor, agar darah tidak membeku dan mencegah darah putih naik ke kepala. Digunakan
selama 7 hari. Jika ibu tidak menggunakan batu hangat, maka ibu bisa sakit, demam, bahkan bisa meninggal”.
Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti
dibawah ini: “Ibu pakai batu hangat agar darah kotornya keluar itulah manfaatnya yang
paling penting. Batu hangat digunakan segera setelah melahirkan 7- 44 hari. Bila batu dingin ganti lagi dengan batu lain yang sebelumnya sudah dihangatkan jadi
batu hangat harus disediakan 3 buah digunakan silih berganti. Tujuannya mengencerkan darah kental dan mencegah darah putih naik ke kepala dan
mencegah pening.”
e. Pengasapan Naite
Menurut informan, setelah melahirkan ibu dimandikan dan langsung diasapkan. Tujuannya agar ibu sehat, berkeringat, dan untuk menjauhkan mahluk-
mahluk halus. Pengasapan dilakukan selama 1- 10 hari. Pengasapan dilakukan selama siang dan malam, dan bayinya juga ikut bersama ibu. Pengasapan dilakukan di dapur,
dengan menggunakan tungku kayu. Untuk mencegah ibu bolak-balik ke kamar untuk menyusui, maka bayi ikut dipindahkan ke dapur. Selama masa pengasapan Ibu dan
bayi tidur di dapur, di dekat api. Efek buruknya pada bayi tidak ada. Selama masa pengasapan ibu tidak boleh ditinggal sendirian, jika terpaksa harus ditinggal maka
harus diletakkan besi sebagai penggantinya ditempat tidur untuk mencegah ibu
Universitas Sumatera Utara
kesurupan. Tujuan pengasapan adalah untuk kesehatan ibu dan bayi, ibu akan hangat, mencegah ibu sakit kepala, dan untuk mengusir mahluk halus.
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan ibu dimandikan dan langsung diasapkan. Tujuannya
agar ibu sehat, berkeringat, dan untuk menjauhkan mahluk-mahluk halus. Pengasapan dilakukan selama 1- 10 hari. Pengasapan dilakukan selama
siang dan malam, dan bayinya juga ikut bersama ibu”. Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti
dibawah ini: “Pengasapan dilakukan siang dan malam dan harus ada yang menjaga.
Kalau ditinggalkan ibu bisa kesurupan, maka bila ditinggalkan sebaiknya letakkan besi seperti pisau dari besi di tempat tidur. Apapun besinya boleh,
yang penting ada. Manfaat pengasapan supaya badan ibu hangat, dan supaya darah kotor keluar lancar. Manfaat pengasapan untuk menjaga kesehatan si
Ibu dan si anak”.
f. Makanan Ikan, Sayur, dan Buah-buahan An-An Bak Afu-AfuNai, Bolong-
Bolong, Buah-Buahan Menurut informan setelah melahirkan ibu makan bubur agar ASI cepat keluar
dan makan telur rebus sebagai pengganti ikan jika ikan yang dibolehkan untuk dimakan sehabis melahirkan tidak tersedia.
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini: “Setelah melahirkan, ibu makan bubur dan telur. Ibu makan bubur supaya
cepat keluar air susu ibu”. Hal ini dikuatkan kader, dukun dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini:
“Setelah melahirkan, dalam 1 minggu pertama ibu makan bubur nasi, lebih enak pulut dimasak sampai lembut pakai santan. Manfaatnya supaya ASI
banyak dan cepat keluar”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut informan, setelah melahirkan ibu bisa makan ikan gabui tapi tidak bisa makan ikan karang, misalnya kerapu, kepiting, cumi-cumi, gurita, udang, atau
lobster dan daging apa saja. karena dianggap akan jadi racun dalam tubuh mengakibatkan darah ibu menjadi beku, dan sakit perut. Sebulan setelah melahirkan
baru ibu boleh makan cabe karena cabe dapat menyebabkan sakit perut. Santan juga tidak boleh di makan karena dapat menyebabkan darah kotor keluar tidak lancar. Hal
ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini: ”Ibu nifas bisa makan ikan gabui tapi tidak bisa makan ikan karang,
misalnya kerapu, kepiting, cumi-cumi, gurita, udang, atau lobster. Ibu juga tidak boleh makan daging, karena dianggap akan jadi racun dalam tubuh
mengakibatkan darah ibu menjadi beku, dan sakit perut. 1 bulan setelah melahirkan baru ibu boleh makan cabe dan santan”.
Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini:
“Ibu nifas bisa makan ikan tamban dan ikan gabui biasanya dibakar dan direbus. Tapi ibu tidak boleh makan ikan marang, cumi-cumi, udang, kerapu,
lobster, pari, dan gurita. Daging dan santan juga tidak boleh”.
Menurut informan, setelah melahirkan ibu tidak boleh makan sayur kangkung, daun genjer, dan sayur pakis, karena bergetah dan menjalar. Karena dapat
menyebabkan ibu mengantuk, wajah dan seluruh tubuh ibu akan bengkak-bengkak. Tapi bisa makan sayur daun ubi, sayur bayam, dan sayur daun katuk. Karena sayur ini
tidak berbahaya bagi ibu. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini:
“Ibu nifas tidak boleh makan sayur kangkung, daun genjer, dan sayur pakis, karena bergetah dan menjalar. Tapi bisa makan sayur daun ubi, sayur
bayam, dan sayur daun katuk”.
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini:
“Sayur yang boleh dimakan ibu nifas adalah sayur daun ubi. Kangkung tidak boleh karena tumbuhnya menjalar dan bisa bikin ngantuk nanti sehingga ibu
banyak tidur dan wajah dan tubuh menjadi bengkak-bengkak. Santan juga tidak boleh, karena mengakibatkan darah kotor tidak lancar keluarnya”.
Menurut informan, seelah melahirkan ibu hanya boleh makan buah pisang
saja karena selalu ada di kampung. Kalau buah timun dan pepaya tidak boleh dimakan karena dingin dan bisa mengakibatkan tekanan darah turun. Hal ini sesuai
dengan pernyataan seperti dibawah ini: “Ibu nifas hanya boleh makan buah pisang saja karena selalu ada di
kampung. Kalau buah timun dan pepaya tidak boleh dimakan karena dingin”. Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti
dibawah ini: “Ibu nifas selama 1 bulan tidak boleh makan buah yang dingin seperti timun,
pepaya, nenas, kelapa muda, durian, kecuali kalau sudah dimasak. Kalau dimakan, si ibu bisa diare”.
g. Obat Kampung Jamu Don Hampong
Menurut informan, setelah melahirkan ibu minum obat kampung yang terdiri dari campuran kunyit, jeruk nipis, daun pepaya, daun langgiong, daun bahong-bahong
bae, daun lagundi, pala, merica, bawang putih, dan ditambahkan garam. Diminum 1 kali dalam 2 hari selama 7-10 hari 3 x minum. Obat kampung bermanfaat untuk
obat luka dalam perut, supaya darah kotor keluarnya lancar dan untuk menjarangkan anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
“Selama masa nifas ibu minum obat kampung campuran kunyit, jeruk nipis daun pepaya, daun langgiong, daun bahong-bahong bae, daun lagundi, pala,
merica, bawang putih, dan ditambahkan garam. Diminum 1 kali dalam 2 hari selama 7-10 hari 3 x minum. Bermanfaat untuk obat luka dalam supaya
darah kotoran keluar lancar dan untuk menjarangkan anak”.
Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti dibawah ini
“Ibu nifas minum obat kampung berupa air rebusan campuran daun lagundi, daun bahong-bahong bae, daun pepaya, air jeruk nipis, lada hitam, bawang
putih ditambahkan garam. Manfaatnya supaya ibu tidak demam. Diminum selama 3-7 hari tergantung keadaan kesehatan si ibu”.
h. Kusuk Manyawe
Menurut informan, setelah melahirkan ibu harus dikusuk, supaya ibu cepat sehat dan untuk memulihkan tenaga ibu. Ibu dikusuk setiap 2 hari sekali selama 10
hari, setelahnya ibu makan sirih atau malangak. Malangak dimakan sebanyak 3 kali, pertama dimakan sampai habis, terus ke 2 sampai habis, terus ke 3 sampai habis.
Yang pertama dimakan didekat bekas menghidupkan api. Abu dibersihkan dan diletakkan goni diatasnya. Setelah itu ibu duduk di atas goni sambil makan sirih.
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini. ”Setelah melahirkan ibu harus dikusuk, supaya ibu cepat sehat dan untuk
memulihkan tenaga. Ibu dikusuk setiap 2 hari sekali selama 10 hari, setelahnya ibu makan sirih atau malangak. Malangak dimakan sebanyak 3
kali, pertama dimakan sampai habis, terus kedua sampai habis, terus ke tiga sampai habis. Yang pertama dimakan didekat bekas menghidupkan api abu
tadi diawaskan dan diletakkan goni dan kita duduk disitu sambil makan sirih”.
Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti
dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
“Ibu nifas dikusuk seluruh badannya, sekali dua hari selama 1 minggu 3 kali kusuk. Saat dikusuk, rahim ibu juga diraba untuk mengetahui bengkaknya
rahim. Jika ibu merasa sakit, maka kusuk terus dilakukan hingga 10 hari sekali setiap 2 atau 3 hari”.
i. Larangan Keluar Rumah Pantangan Kaluar Lumah
Selama dalam masa nifas, ibu tidak diperbolehkan keluar rumah karena ibu dan bayinya dapat diganggu oleh mahluk halus. Bayi masih sangat lemah, sehingga
mudah diganggu oleh mahluk halus. Sedangkan ibu nifas, karena masih mengeluarkan darah nifas, mahluk halus menyukai darah nifas. Jika darah nifas ibu
menetes, maka dapat dijilat oleh mahluk halus sehingga ibu bisa kesurupan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti dibawah ini:
“Setelah 40 hari, baru ibu sama bayi boleh keluar rumah. Kalau belum 40 hari, belum boleh keluar rumah. Nanti diganggu oleh mahluk halus.”
Pernyataan ini dikuatkan oleh kader, dukun, dan tokoh masyarakat seperti
dibawah ini: “Selama 40 hari, ibu sama bayinya tidak boleh keluar rumah, karena bayi itu
masih lemah, nanti diganggu setan,bayinya suka menangis. Kalau ibunya karena masih ada darah yang keluar, mahluk halus suka sama darah kotor
ibu.”
4.3.4. Informan Keempat